Kel6 Langkah Patient Safety Pada Bayi Dan Balita
Kel6 Langkah Patient Safety Pada Bayi Dan Balita
Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Ibu Hj. Ani Radiati R, S.Pd, M. Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Tasikmalaya
2. Ibu Nunung Mulyani, APP, M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Ibu Dr. Meti Widiya Lestari, SST, M. Keb selaku Ketua Prodi Profesi
Kebidanan
4. Ibu Sinar Pertiwi, SST, MPH selaku Wali Kelas Profesi Kebidanan tahun
2020
5. Ibu Nita Nurvita, SST, M. Keb, selaku dosen mata kuliah Patient Safety
6. Teman-teman dan pihak yang terkait yang ikut membantu menyelesaikan
tugas ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan
pengalaman. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, Terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan .................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................
2.1 Definisi Patient Safety.........................................................................4
2.2 Tujuan Patient Safety...........................................................................5
2.3 Insiden Keselamatan Pasien Anak dan Bayi di Rumah Sakit..............5
2.4 Sistem Pelaporan Insiden Patient Safety.............................................6
2.5 Pelaksanaan Patient Safety..................................................................8
2.6 Sasaran Patient Safety pada Bayi dan Anak........................................9
2.7 Standar Patient Safety..........................................................................16
BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN................................................................
3.1 Kesimpulan..........................................................................................21
3.2 Saran....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
keselamatan pasien sebanyak 145 insiden yang terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) 46%, Kejadian Nyaris Cidera (KNC) 48% serta yang lainnya
6%. Lokasi kejadian tersebut berdasarkan provinsi ditemukan DKI Jakarta
menempati urutan tertinggi yaitu 37,9% diikuti Jawa Tengah 15,9%, DI
Yogyakarta 13,8%, Jawa Timur 11,7%, Sumatra Selatan 6,9%, Jawa Barat 2,8%,
Bali 1,4%, Sulawesi Selatan 0,69%,dan Aceh 0,68%.
Penelitian yang dilakukan oleh Heri Saputro pada tahun 2016 didapatkan
hasil hanya sebanyak 52,8% pasien anak yang didekatkan dengan ruang jaga
perawat (nurse station) dan sebanyak 36,1% ruangan dengan pintu yang terbuka
pada pasien anak dengan risiko tinggi jatuh. Berdasarkan hasil diskusi kelompok
didapatkan kinerja perawat baik terhadap pencegahan risiko jatuh serta kinerja
perawat yang baik, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kejadian jatuh selama
pasien anak berada dalam ruang rawat inap, serta sebagian besar tindakan
pencegahan lain sudah dilakukan oleh perawat dengan baik. Dengan kinerja yang
baik maka akan meningkatkan motivasi dan kepatuhan perawat dalam
pelaksanaan pencegahan risiko jatuh di ruang rawat inap perawatan anak.
2
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui
tentang patient safety pada bayi dan balita.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21
dari tingakan yang tidak benar atau salah dilakukan oleh pelayanan kesehatan
(Wong, 2009).
6
Sakit melakukan pengkajian memberikan umpan balik (feedback) dan solusi atas
laporan secara nasional (Permenkes 1691/Menkes/Per/VIII/2011).
Alur pelaporan insiden kepada Tim Keselamatan Pasien di Rumah Sakit
(Internal):
1) Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD/KTC/KPC) di rumah sakit, wajib
segera ditindaklanjuti (dicegah / ditangani) untuk mengurangi dampak /
akibat yang tidak diharapkan.
2) Setelah ditindaklanjuti, segera membuat laporan insidennya dengan mengisi
Formulir Laporan Insiden pada akhir jam kerja/shift kepada Atasan
langsung. (Paling lambat 2 x 24 jam ); diharapkan jangan menunda laporan.
3) Setelah selesai mengisi laporan, segera menyerahkan kepada Atasan
langsung pelapor. (Atasan langsung disepakati sesuai keputusan
Manajemen : Supervisor/Kepala Bagian/ Instalasi/ Departemen / Unit).
4) Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading risiko
terhadap insiden yang dilaporkan.
5) Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang akan
dilakukan sebagai berikut:
- Grade biru : Investigasi sederhana oleh Atasan langsung, waktu
maksimal 1 minggu.
- Grade hijau : Investigasi sederhana oleh Atasan langsung, waktu
maksimal 2 minggu.
- Grade kuning: Investigasi komprehensif/Analisis akar masalah/RCA
oleh Tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari.
- Grade merah:Investigasi komprehensif/Analisis akar masalah / RCA
oleh Tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari.
6) Setelah selelasi melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi
dan laporan insiden dilaporkan ke Tim KP di RS.
7
7) Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil Investigasi dan Laporan
insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan
(RCA) dengan melakukan Regrading.
8) Untuk grade Kuning / Merah, Tim KP di RS akan melakukan Analisis akar
masalah / Root Cause Analysis (RCA)
9) Setelah melakukan RCA, Tim KP di RS akan membuat laporan dan
Rekomendasi untuk perbaikan serta "Pembelajaran" berupa : Petunjuk /
"Safety alert" untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali.
10) Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direksi
11) Rekomendasi untuk "Perbaikan dan Pembelajaran" diberikan umpan balik
kepada unit kerja terkait serta sosialisasi kepada seluruh unit di Rumah Sakit
12) Unit Kerja membuat analisa kejadian di satuan kerjanya masing – masing
13) Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh Tim KP di RS.
2.5 Pelaksanaan Patient Safety pada Bayi dan Anak di Rumah Sakit
Setiap rumah sakit membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(TKPRS) dengan susunan organisasi sebagai berikut, Ketua: Dokter; Anggota:
Dokter, Dokter Gigi, Perawat, Tenaga Kefarmasian, dan Tenaga Kesehatan
lainnya. Kemudian Rumah Sakit mengembangkan sistem informasi pencatatan
dan pelaporan internal tentang insiden. Setelah adanya pelaporan insiden, Rumah
Sakit melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(KKPRS) secara rahasia. Setelah insiden dilaporkan, Rumah Sakit harus
memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan menerapjan tujuh langkah
menuju keselamatan pasien rumah sakit. Dalam rangka menerapkan Standar
Keselamatan Pasien, rumah melaksanakan 7 (tujuh) langkah menuju keselamatan
pasien rumah yang terdiri dari (Permenkes 1691/Menkes/ Per/VIII/2011):
1) Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2) Memimpin dan mendukung staf
3) Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko
8
4) Mengembangkan sistem pelaporan
5) Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6) Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7) Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien
Kepala Rumah Sakit sebagai pelaksana kegiatan keselamatan menyusun
tugas bagi Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit yaitu sebagai berikut:
1) Mengembangkan program keselamatan pasien di rumah sakit dengan
kekhususan rumah sakit tersebut.
2) Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselam pasien
rumah sakit.
3) Menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi
pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi) tentang program
keselamatan pasien rumah sakit.
4) Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan rumah sakit untuk
melakukan pelatihan internal keselamatan pasien rumah sakit.
5) Melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden mengembangkan
solusi untuk pembelajaran.
6) Memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah dalam rangka
pengambilan kebijakan keselamatan pasien rumah.
7) Membuat laporan kegiatan kepada kepala rumah sakit.
14
Skala Resiko Jatuh Humpty Dumpy untuk Pediatri
15
2.7 Standar Patient Safety
Dalam keselamatan pasien, ditetapkan 7 standar keselamatan pasien, yaitu
sebagai berikut.
1) Hak Pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD
(Kejadian Tidak Diharapkan).
Kriteria:
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan
c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan
yang jelas dan benar kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan
hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk
kemungkinan terjadinya KTD.
2) Mendidik Pasien dan Keluarga
RS harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung
jawab pasien dalam asuhan pasien.
Kriteria:
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dgn
keterlibatan pasien adalah partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di
Rumah Sakit harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan
keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan
pasien. Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat:
a. Memberikan info yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab.
c. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan Rumah Sakit.
16
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
3) Keselamatan Pasien dan Kesinambungan Pelayanan
Rumah Sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi
antar tenaga dan antar unit pelayanan.
Kriteria:
a. Koordinasi pelayanan secara menyeluruh
b. Koordinasi pelayanan disesuaikan kebutuhan pasien dan kelayakan
sumber daya
c. Koordinasi pelayanan mencakup peningkatan komunikasi
d. Komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
4) Penggunaan Metode-metode Peningkatan Kinerja Untuk Melakukan
Evaluasi Dan Program Peningkatan Keselamatan Pasien
Rumah Sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang
ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk
meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
Kriteria:
a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang
baik, sesuai dengan ”Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah
Sakit”.
b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja
c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif
d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis
5) Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien
Kriteria:
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
17
b. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan insiden
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi
d. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan
kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain
dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan
analisis.
e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan
insiden
f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden.
g. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit
dan antar pengelola pelayanan.
h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan.
i. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan
kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah
sakit dan keselamatan pasien
6) Mendidik Staf Tentang Keselamatan Pasien
Kriteria:
a. Memiliki program diklat dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik
keselamatan pasien.
b. Mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
inservice training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan
insiden.
c. Menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork)
guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka
melayani pasien.
7) Komunikasi Merupakan Kunci Bagi Staf Untuk Mencapai Keselamatan
Pasien
18
Kriteria:
a. Disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait
dengan keselamatan pasien.
b. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk
merevisi manajemen informasi yang ada.
19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Insiden keselamatan pasien bayi dan anak yang tidak disengaja yang
berpotensi mengakibatkan cedera, yaitu kejadian tidak diharap kejadian nyaris
cedera, kejadian tidak cedera, dan kejadian potensial cedera. Sama halnya dengan
pasien dewasa pada umumnya, pasien bayi dan anak juga harus tetap
diperhatikan keselamatannya. Terdapat 9 sasaran patient safety diantaranya:
perhatikan nama obat, rupa dan ucapan yang mirip (look-alike, sounds alike,
medication name); pastikan identifikasi pasien; komunikasi secara benar saat
serah terima atau pengoperan pasien; pastikan tindakan yang benar pada tubuh
yang benar; kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated); pastikan akurasi
pemberian obat pada pengalihan pelayanan; hindari salah kateter dan salah
selang (tube); gunakan alat injeksi sekali pakai; dan tingkatkan kebersihan tangan
untuk pencegahan infeksi nosokomial. Pelaksanaan keselamatan pasien pada bayi
dan anak bisa dibilang tidak berbeda dengan pelaksanaan keselamatan pasien
dewasa, yang membedakannya hanya dari cara pengkajian dan intervensi yang
dilakukan.
3.2 Saran
Adapun saran untuk para petugas Kesehatan yang mengaplikasikannya di
lingkungan rumah sakit agar selalu mengutamakan keselamatan pasien
berdasarkan prosedur yang telah di tentukan.
21
DAFTAR PUSTAKA
22