Anda di halaman 1dari 18

Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT


(TKKS) DARI PABRIK KELAPA SAWIT
SEBAGAI PUPUK ORGANIK (KOMPOS)

Disusun oleh:

DWI JAYANTI
NISN. 9991447539

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KABUPATEN MUKOMUKO
SMK NEGERI 02 MUKOMUKO KABUPATEN MUKOMUKO
TAHUN 2015
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

ABSTRAK

Karya ilmiah ini berjudul Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS)
Pabrik Kelapa Sawit PT KSM bagi Petani di Sawit disekitarnya.Tujuan penulis
adalah bagaimana cara memanfaatkan TKKS menjadi pupuk yang ramah
lingkungan.Manfaat bagi pembaca adalah member informasi kepada petani
bagaimana cara membuat pupuk Kompos dari TKKS, pemerintah daerah dan
pabbrik kelapa sawit agar mengolah kompos dalam seskla besar kecuali
membantu petani sawit juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Manfaat
lain bagi petani sawit dapat memperoleh pupuk yang murah, mudah dibuat, dan
ramah lingkungan.

Kata kunci : pemanfaatan, TKKS, pupuk Kompos

ii
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

LEMBAR PENGESAHAN

Karya ilmiah ini telah disahkan oleh:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Zaituni, SP Mistitin Meilansari, SP


NIP.19801102 201407 1 002 NIP. 19720504 200502 2 001

Mengetahui

Kepala Sekolah

Harya Fitriyani, M.Pd


NIP. 19711119 199210 2 001

iii

KATA PENGANTAR
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan

anugrahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah yang berjudul

:” Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit dari Pabrik Kelapa Sawit Sebagai

Pupuk Organik (Kompos)”.

Karya ilmiah ini kami susun dalam rangka mengikuti Lomba Kompetensi

Siswa SMK, Inovasi Pengembangan Iptek Spektakuler Propensi Bengkulu yang

Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Tingkat Nasional XXIII bagi

siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seluruh Indonesia adalah sebagai

wujud nyata salah satu upaya dalam pengembangan sumber daya manusia yang

dilakukan oleh Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah..

Akhir kata, kami ucapkan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita

semua dan kami selaku penyusun dan bagi pembaca kami minta maaf jika terjadi

kesalahan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Lubuk Pinang, Mei 2015

Penulis

iv

DAFTAR ISI
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

HALAMAN

JUDUL ........................................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................iv

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................................1

B. Tujuan .......................................................................................................4

C. Manfaat .....................................................................................................4

B II. METODOLOGI

A. Bahan/Alat.................................................................................................5

B. Cara Pembuatan ........................................................................................5

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keunggulan Teknologi Pengomposan TKKS...........................................8

B. Analisis Biaya Produksi ............................................................................9

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..............................................................................................11

B. Saran ........................................................................................................11

PENUTUP .....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................13

BAB I
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Kelapa sawit merupakan produk perkebunan andalan bagi Kabupaten

Mukomuko.Kebun kelapa sawit dikelola oleh penduduk, perusahan swasta,

dan perusahaan asing (PMA).Ada beberapa alasan mengapa masyarakat lebih

banyak berkebun sawit, adalah berkebun sawit lebih menguntungkan dari pada

tanaman yang lain. Alasan yang lain adalah tersedianya lahan kosong yang

cukup luas untuk perkebunan sawit, bahkan lahan persawahanpun dijadikan

kebun sawit oleh masyarakat.

Mukomuko memiliki 7 pabrik sawit ada 5 dari 7 pabrik kelapa sawit

(PKS) atau crude palm oil (CPO) yang menerima hasil panen petani sawit di

daerah ini, di antaranya PT Mukomuko Indah Lestari (MMIL), PT Bumi

Mentari Karya (BMK), PT Karya Sawit Indomas (KSM), dan PT Sapta

Sentosa Jaya Abadi (SSJA) Sedangkan, 2 PKS dan CPO milik PT Agro Muko

dan satu milik PT Daria Dharma Pratama memiliki lahan perkebunan dan

memproses tandan buah segar (TBS) milik perusahaan sendiri. Kebun sawit

yang belum mengasilkan seluas 37.191,25 haktare . Sesuai dengan pendataan

dinas terkait pada 2009, kemungkinan besar kebun petani itu akan

menghasilkan TBS yang selanjutnya di jual kepada PKS. Jika terjadi

penambahan luas panen petani yang mencapai puluhan haktare tersebut,

kemungkinan perlu juga dilakukan penambahan tiga CPO lagi supaya PKS

yang ada tidak kewalahan menampung hasil panen, selain harga tetap tinggi.

(http:/www.investor.co.id)
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

Salah satu Pabrik Kelapa Sawit yang ada di Kabupaten Mukomuko adalah

PT Karya Sawit Indomas ( KSM). Pabrik tersebut terletak di Kecamatan

Lubuk Pinang, menampung hasil sawit petani di Kecamatan Lubuk Pinang, IV

Koto, Air Manjunto dan sekitarnya, bahkan dari sawit petani propensi

Sumatera Barat. Pabrik Kelapa sawit PT KSM mempunyai kapasitas produksi

60 ton//jam. Dalam sehari mesin bekerja selama 20 jam, sehingga dalam

sehari mesin dapat mengolah Tandan Buah Segar (TBS) 1.200 ton. Dalam

pengolahan kelapa sawit dihasilakan limbah cair, padat, dan gas. Limbah cair

adalah air condesol terdiri dari heave phase dan bunga rebusan. Limbah padat

terdiri dari cangkang sawit, solid, dan Tandan Kosong Kelapa Sawit. Limbah

gas berupa gas CO2 dan metan.

Menurut asisten laboratorium Bapak Pengky Limbah padat yang

dihasilkan oleh Pabrik Kelapa Sawit PT KSM adalah 22 % dari kapasitas

produksi. Cangkang kelapa sawit 7% x TBS, solid 3% x TBS, dan Tandan

Kosong Kelapa Sawit 12% x TBS. Dalam sehari mesin dapat mengolah 1.200

ton TBS, sehingga dalam sehari PKS PT KSM menghasilkan cangkang 84

ton, solid 36 ton, dan Tandan Kosong Kelapa Sawit 144 ton. Dalam satu bulan

TKKS yang dihasikan PKS PT KSM sebesar 4320 ton, dan dalam setahun

dihasikan 51.840 ton TKKS. Limbah tersebut kalau tidak dimanfaatkan dapat

mencemari lingkungan di sekitarnya.

Gb.1.1 Foto TKKS yang menggunung di PKS PT KSM Lubuk Pinang


Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

Luas perkebunan rakyat di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu,


akan didata ulang oleh Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan
Kehutanan setempat. Ini dilakukan untuk memastikan luas kebun masyarakat
secara pasti di daerah ini.
“Berdasarkan data lama luas perkebunan rakyat di daerah ini mencapai
103.000 hektare, tapi sekarang luasnya sudah bertambah karena masyarakat
yang membuka kebun baru juga bertambah,” kata Kabid Perkebunan Dinas
Pertanian, Peternakan, Perkebunan, dan Kehutanan (DP3K) Kabupaten
Mukomuko, Budi Yanto kepada Antara di Mukomuko, Sabtu (8/6).
Hasil panen sawit dapat meningkat bila kebun sawit dirawat dengan baik.

Salah satu faktor penting dalam budi daya yang dapat menunjang keberhasilan

hidup tanaman adalah masalah pemupukan. (Saifudin S, 1985). Pupuk adalah

setiap bahan yang diberikan pada tanah atau disempropkan pada tanaman
4
dengan maksud menambah unsure hara yang diperlukan tanaman. Unsur hara

yang dibutuhkan terdiri atas unsur nitrogen (N), fosfor (P), Kalium (K), Sulfur

(S), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) Dari keenam unsur tersebut yang sangat

penting untuk tanaman adalah nitrogen, fosfor, dan Kalium, sehingga

diperlukan pupuk Nitrogen, pupuk pospat, dan pupuk Kalium dalam jumlah

yang besar untuk meningkatkan produksi sawit.

Bagi petani sawit yang mempunyai modal besar tidak ada masalah dalam

pemupukan walaupun harga pupuk mahal. Bagi petani sawit yang modalnya
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

kecil pemupukan menjadi masalah, disebakan karena harga pupuk mahal,

belum sebanding dengan harga sawit yang tidak stabil, sehingga kebun

sawitnya tidak dipupuk. Kebun sawit yang tidak dirawat produksinya tidak

meningkat, bahkan kadang-kadang pada saat tertentu pohon sawit mengalami

trek yaitu tidak menghasilkan buah.

B. Tujuan.

Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah:

1. Mengolah TKKS menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan.

2. Mengolah TKKS menjadi olahan pupuk organik yang dikelola petani

sawit melalui kelompok-kelompok tani.

C. Manfaat.

Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah:

1. Memberikan informasi ilmu pengetahuan kepada masyarakat tentang cara

membuat pupuk kompos dari TKKS.

2. Memberikan informasi kepada Pemerintah Daerah Mukomuko agar dapat

bekerja sama dengan PKS PT KSM untuk mengolah TKKS menjadi

kompos yang mempunyai nilai ekonomis.

3. Petani sawit mendapatkan pupuk yang murah, ramah lingkungan, sehingga

produksi sawit meningkat, dengan demikian kesejahteraan petani juga

akan meningkat.

BAB II

METODOLOGI
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

A. Bahan/Alat
Bahan:
1. Tandan Kosong Kelapa Sawit.
2. EM4
Alat:
1. Parang
2. Cangkul
3. Plastik tebal
4. Termometer
B. Cara Pembuatan.
Ada beberapa tahap dalam pembuatan kompos dari TKKS yaitu:
1. Pencacahan TKKS.
TKKS perlu dicacah dengan tujuan untuk memperkecil ukuran TKKS dan
memperluas permukaan TKKS. Pencacahan dapat menggunakan parang
atau mesin pencacah TKKS. Mesin pencacah dapat memperkecil ukuran
TKKS menjadi 5 cm. Kadar air TKKS dapat berkurang setelah
pencacahan. Diperlukan kadar air 47 % agar TKKS dapat dijadikan
kompos.
Gb. 2.1. Foto Mesin Pencacah TKKS

7
6
2. Memberi EM4 pengomposan.
TKKS yang telah dicacah ditumpuk memanjang di atas lantai semen
dengan ukuran lebar 2,5 meter dan tinggi 1m setelah itu kita beri aktivator
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

pengomposan. Aktivator pengomposan merupakan mikroorganisme yang


dapat mempercepat proses pengomposan. Aktivator yang sering digunakan
adalah EM4, karena mengandung bakteri Trichoderma Harzianum yang
mempunyai kemampuan besar mendegrasi TKKS. Aktivator tersebut
dicampur merata ke dalam TKKS. Agar pengomposan berhasil dengan
baik kadar air TKKS adalah 60 %, bila kekurangan air pengomposan tidak
sempurna karena mikroba kekurangan air dan kelembaban tidak
maksimum. Apabila kadar air terlalu tinggi, oksigen yang ada di dalam
TKKS sedikit, sehingga proses pengomposan akan terjadi dalam kondisi
anaerob.
3. Menutup TKKS yang telah diberi EM4 dengan plastik yang tebal. Proses
pengomposan berlangsung selama 1,5 bulan.
Gb. 2.2 TKKS yang ditutup dengan plastic tebal

4. Pemanenan kompos.
Setelah masa inkubasi 1,5 bulan kompos sudah dapat dipanen. Ciri-ciri
kompos yang sudah matang adalah sebagai berikut: 8
a. Terjadi perubahan warna menjadi coklat kehitaman.
b. Suhu sudah turun mendekati suhu pada awal proses pengomposan.
c. Jika diremas, TKKS mudah hancur atau putus seratnya.
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

5. Kompos yang sudah jadi disimpan ke tempat penampungan sementara


kompos.
6. Pengeringan dan penanambahan unsur hara pada kompos.
Untuk menurunkan kadar air kompos dapat dilakukan dengan cara
pengeringan sehingga kadar air kompos menjadi 20% s.d. 30 %.
Pengeringan dilakukan dengan cara menjemur kompos di bawah sinar
matahari. Bagi petani sawit yang mempunyai modal besar dapat
mengeringkan kompos dengan mesin pengering.
Unsur hara di dalam kompos dapat diperkaya dengan cara mencampur
kompos dengan abu TKKS, rock phosphate, dan dolomite. Kandungan
unsure hara pada kompos adalah N, P, dan K.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

A. Keunggulan Teknologi Pengomposan TKKS.


Pada proses pengomposan TKKS tidak menggunakan bahan kimia,
sehingga tidak ada pencemaran atau pulusi. Pada proses ini tidak dihasilkan
limbah, maka teknologi ini adalah ramah lingkungan. Dalam proses
pengomposan digunakan bakteri sebagai aktivator. Ada beberapa aktivator
yang dijual di pasaran yaitu EM4, OrgaDec, Acticom, Biopos.
Digunakan activator EM4 karena mengandung bakteri fotosintetik, bakteri
asam laktat, actinomicetes, ragi dan jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik
membentuk zat-zat bermanfaat yang menghasilkan asam amino, asam nukleat
dan zat-zat bioaktif yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk
mengikat nitrogen dari udara, Actinomicetes menghasilkan zat anti mikroba
dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik . yang mempunyai
kemampuan besar dalam mendegrasi TKKS.
Kompos yang dihasilkan dari TKKS termasuk pupuk organik. Pupuk
organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik yang
didegradasikan secara organik. Menurut Pinus Lingga (2001), ada kelebihan
pupuk organik ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Memperbaiki struktur tanah.
2. Menaikkan daya serap tanah terhadap air.
3. Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah.
4. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman.
Kompos TKKS dapat dibuat oleh siapapun, karena tidak menggunakan
teknologi yang rumit. Untuk pembuatan kompos TKKS dalam jumlah yang
besar memerlukan alat bantu yaitu mesin pemotong TKKS dan mesin
pengering.
Kandungan unsur hara pada kompos adalah N. P, dan K unsur ini sangat
dibutuhkan dalam kehidupan tananaman. Harga pupuk kompos lebih murah
dari pada harga pupuk organik. Dengan menggunakan kompos TKKS petani
sawit dapat menghemat untuk membeli pupuk organik, sehingga kesejahteraan
petani sawit akan meningkat.
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

B. Analis Biaya Produksi.


1. Analisis produksi kompos dari TKKS.
HPP (harga pokok produksi) kompos TKKS yang diolah dengan
menggunakan EM4 adalah Rp.200/kg. Pabrik Kelapa Sawit PT KSM dalam
setahun dapat menghasikan TKKS sebesar 51.840 ton. Kompos yang
dihasilkan sebesar 65 % x 51.840 ton. = 33.696 ton. Harga pokok produksi
51.840.000 kg x Rp. 200/kg = Rp. 10.368.000.000 Apabila 1kg kompos dijual
dengan harga Rp. 500 maka akan diperoleh harga jual 33.696.000 ton x Rp.
500/Kg = Rp. 16.848.000.000. Jadi keuntungan kompos TKKS dalam setahun
adalah Rp. 16.848.000.000 – Rp. 10.368.000.000 = Rp. 6.480.000.000
2. Penggunannan pupuk anorganik dibandingkan dengan pupuk kompos dari
TKKS, Pemumpukan 1 hektar pohon kelapa sawit dengan menggunakan urea
1 hektar terdiri dari 125 batang sawit
Tiap batang sawit memerlukan 1,5 kg urea.
Kebutuhan pupuk urea dalam I hektar 125 x 1,5 kg = 187,5 kg
Harga 1 kg Rp. 110.000/50 = Rp. 2.200
Biaya pemupukan 1 Ha kelapa sawit = 187,5kg x Rp.2.200/kg = Rp.412.500
Pemupukan 1 hektar sawit dengan kompos TKKS.
1 Ha terdiri dari 125 batang sawit, Tiap batang sawit memerlukan 3 kg
kompos. Kebutuhan pupuk urea dalam I hektar 125 x 3 kg = 375 kg
Harga 1 kg kompos = Rp. 500
Biaya pemupukan 1 hektar kelapa sawit = 375 kg x Rp.500/kg=Rp.187.500
Jadi selisih pemakaian pupuk anorganik dan kompos TKKS adalah Rp.
412.500 – Rp. 187.500 = Rp. 225.000

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

A. Kesimpulan.
1. TKKS dapat dimanfaatkan untuk membuat pupuk kompos, sehingga
TKKS tidak mencemari lingkungan.
2. Kompos TKKS dapat dibuat secara mudah dan sederhana.
3. Pembuatan kompos TKKS dalam jumlah yang besar diperlukan peralatan
penunjang yaitu alat pencacah TKKS dan alat pengering.
4. Kandungan unsur hara pada kompos TKKS dapat ditambah dengan EM4,
abu TTKS,rock pospat, dan dolomite.
5. Kompos TKKS sangat berguna untuk menjaga kesuburan tanah dan ramah
lingkungan.
6. Penggunaan pupuk kompos TKKS dapat menghemat pemakaian pupuk
anorganik.
B. Saran.
1. Petani sawit disaran untuk memupuk kebun sawitnya dengan kompos
TKKS, karena dapat dibuat sendiri dengan mudah, harganya murah,
menjaga kesuburan tanah, ramah lingkungan dan dapat menghemat
pemakaian pupuk anorganik
2. Pemerintah Kabupaten Mukomuko dimohon untuk bekerjasama dengan

Pabrik Kelapa Sawit PT KSK untuk memproduksi kompos TKKS dalam

jumlah besar, dan kompos tersebut dijual kepada petani sawit melalui

kelompok tani dengan harga yang terjangkau, sehingga kesejahteraan

petani sawit dapat meningkat.

11

PENUTUP
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

Pembuatan kompos dari TKKS dapat mengurangi polusi limbah padat pabrik

kelapa sawit. Pembuatan kompos dari TKKS sangat sederhana menggunakan

mikroorganisme sehingga tidak menghasilkan limbah. Pupuk ini sangat

dianjurkan dipakai oleh petani kelapa sawit karena dapat menyuburkan tanah,

harga murah, dan ramah lingkungan. Pupuk kompos TKKS dapat ditambah

unsure hara dengan menambah abu TKKS, rock phosphate, dan dolomit. Pupuk

ini dapat menghemat pemakaian pupuk anorganik. Pupuk kompos TKKS dapat

diproduksi pada skala besar, karena mempunyai nilai ekonomi yang menggiurkan.

Penulis banyak mengucapkan terimakasi kepada semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan penulisan karya IPTEK ini, yaitu:

1. Menejer Pabrik Kelapa sawit PT KSM Kecamatan Lubuk Pinang

Kabupaten Mukomuko yang telah member izin kepada kami untuk

Observasi di PKS PT KSM.

2. Asisten Laboratoratorium PKS PT KSM yang banyak memberikan data

dan ilmu kepada kami.

3. Kepala Sekolah SMK Negeri 02 Mukomuko yang telah mendukung dalam

penyelesaian karya ini.

4. Bapak Zaituni, SP. Mistitin Meilansari, SP. yang telah membimbing kami

dalam menyelesaikan karya ini.

5. Semua guru, karyawan, dan siswa SMK Negeri 02 yang telah memberikan

saran dan pendapat kpada kami.

12

DAFTAR PUSTAKA
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

Berita antara Sabtu 8/6/2012


Bahruddin (1996). Pemanfaatan Limbah fly Ash Pabrik Kelapa Sawit sebagai
Filler Subtitusi untuk Material Karet Alam Termosit.
Dwiyatmo Kus. (2007). Pencemaran Lingkungan dan Penangannya. Yogyakarta:
PT Citra Aji Pratama
http://www.investor.co.id
http://isroi.wordpress.com
Lingga P dan Martono. (2001). Petunjuk Penggunaan Pupuk ( edisi revisi ),
Depok: PT Penebar Swadaya

13
Dwi Jayanti Siswi SMK N 02 Mukomuko 2015

Anda mungkin juga menyukai