Anda di halaman 1dari 12

METODE UNJUK KERJA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Asesmen Pendidikan


Dosen Pengampu : Uswatun Hasanah, S. Psi., M. Si

Disusun Oleh Kelompok 10


1. Fika Fiona (2227222011)
2. Bahrulloh (2227222001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUAFI
(STAI MUAFI) SAMPANG
2023
KATA PENGANTAR

Saya dengan senang hati mempersembahkan kata pengantar ini sebagai


bagian dari makalah yang membahas metode unjuk kerja. Makalah ini disusun
dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang
pentingnya metode unjuk kerja dalam dunia bisnis dan organisasi.
Metode unjuk kerja, atau yang sering disebut juga sebagai metode evaluasi
kinerja, merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mengukur dan
menganalisis sejauh mana seseorang, tim, atau organisasi mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Metode ini melibatkan pengumpulan data kuantitatif dan
kualitatif, serta analisis terhadap hasil yang diperoleh, sehingga dapat memberikan
gambaran yang objektif mengenai kinerja yang telah dicapai.
Dalam era yang penuh persaingan seperti saat ini, metode unjuk kerja
menjadi sangat relevan karena memberikan informasi yang berharga bagi
manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat dalam meningkatkan efisiensi,
efektivitas, dan produktivitas. Metode ini juga dapat membantu dalam identifikasi
area yang membutuhkan perbaikan, pelacakan kemajuan, dan pengukuran hasil
dari tindakan yang diimplementasikan.
Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan secara rinci tentang berbagai
metode unjuk kerja yang umum digunakan, seperti Balanced Scorecard, Key
Performance Indicators (KPIs), Metode 360 Derajat, dan sebagainya. Kami juga
akan membahas manfaat dan tantangan yang terkait dengan penerapan metode
unjuk kerja, serta memberikan contoh studi kasus yang menggambarkan
implementasi yang sukses.

Sampang, 08 Juli 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah............................................................................4

1.3 Tujuan Masalah................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN.....................................................................................5

2.1 Definisi Metode Unjuk Kerja...........................................................5

2.2 Sejarah dan Perkembangan Metode Unjuk Kerja............................6

2.3 Tujuan dan Manfaat Metode Unjuk Kerja.......................................7

BAB III : PENUTUP..............................................................................................9

3. 1 Kesimpulan......................................................................................9

2.2 Saran.................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 10

ii
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia bisnis dan organisasi modern, pencapaian kinerja yang


optimal menjadi salah satu faktor kunci untuk mencapai kesuksesan dan
keunggulan kompetitif. Untuk itu, diperlukan suatu pendekatan yang sistematis
dan terukur untuk mengukur, menganalisis, dan meningkatkan kinerja individu,
tim, dan organisasi secara keseluruhan. Inilah yang menjadi dasar adanya metode
unjuk kerja.
Metode unjuk kerja, juga dikenal sebagai metode evaluasi kinerja, merupakan
suatu pendekatan yang digunakan untuk mengukur dan menganalisis sejauh mana
suatu entitas mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode ini melibatkan
pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif, serta analisis terhadap hasil yang
diperoleh, sehingga dapat memberikan gambaran yang objektif mengenai kinerja
yang telah dicapai.
Penerapan metode unjuk kerja memiliki dampak yang signifikan dalam
menginformasikan manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat dalam
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Metode ini memungkinkan
identifikasi area yang membutuhkan perbaikan, pelacakan kemajuan, dan
pengukuran hasil dari tindakan yang diimplementasikan.

3
4

B. Rumusan Masalah

1. Definisi Metode Unjuk Kerja?

2. Sejarah dan Perkembangan Metode Unjuk Kerja?

3. Tujuan dan Manfaat Metode Unjuk Kerja?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui Definisi Metode Unjuk Kerja

2. Mengetahui Sejarah dan Perkembangan Metode Unjuk Kerja

3. Mengetahui Tujuan dan Manfaat Metode Unjuk Kerja

4
5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Metode Unjuk Kerja

Metode unjuk kerja, yang juga dikenal sebagai metode evaluasi kinerja,
adalah suatu pendekatan sistematis yang digunakan untuk mengukur,
menganalisis, dan meningkatkan kinerja individu, tim, atau organisasi. Metode ini
melibatkan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif, serta analisis terhadap
hasil yang diperoleh, dengan tujuan memberikan gambaran yang obyektif tentang
sejauh mana entitas tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Penerapan metode unjuk kerja melibatkan identifikasi dan penggunaan indikator
kinerja yang relevan dan terukur untuk mengukur pencapaian tujuan. Indikator
kinerja ini dapat berupa angka-angka, persentase, rasio, atau parameter lain yang
dapat digunakan sebagai ukuran objektif untuk membandingkan kinerja aktual
dengan target yang telah ditetapkan.
Selain pengukuran kinerja, metode unjuk kerja juga melibatkan analisis
dan evaluasi terhadap data yang dikumpulkan. Analisis ini bertujuan untuk
mengidentifikasi tren, pola, dan hubungan yang dapat memberikan wawasan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja. Evaluasi kinerja dilakukan
untuk menilai sejauh mana pencapaian kinerja sesuai dengan harapan dan untuk
mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan.
Metode unjuk kerja juga melibatkan proses pelaporan dan pemantauan yang
sistematis. Pelaporan yang jelas dan terukur digunakan untuk
mengkomunikasikan hasil evaluasi kinerja kepada pemangku kepentingan yang
relevan, seperti manajemen, pemilik bisnis, atau tim terkait. Pemantauan
dilakukan untuk memastikan kelancaran implementasi tindakan perbaikan dan
untuk memastikan bahwa kinerja terus dipantau secara berkelanjutan.
Dengan menggunakan metode unjuk kerja, organisasi dapat memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan
tercapai dan memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang faktor-faktor yang

5
6

mempengaruhi kinerja. Dengan pemahaman ini, organisasi dapat mengambil


tindakan yang tepat untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas,
serta mencapai keunggulan kompetitif dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.

2.2 Sejarah dan Perkembangan Metode Unjuk Kerja

Metode unjuk kerja telah mengalami perkembangan yang signifikan


seiring dengan evolusi konsep manajemen dan kebutuhan organisasi untuk
memantau dan meningkatkan kinerja. Berikut adalah gambaran singkat tentang
sejarah dan perkembangan metode unjuk kerja:
1. Awal Mula:
Pada awalnya, konsep pengukuran kinerja lebih fokus pada aspek
finansial, seperti pengukuran pendapatan, laba, dan return on investment
(ROI). Pendekatan ini cenderung hanya melihat hasil keuangan tanpa
memperhatikan faktor-faktor non-keuangan yang juga berkontribusi terhadap
kinerja organisasi.
2. Balanced Scorecard:
Perkembangan penting dalam metode unjuk kerja terjadi pada tahun
1990-an dengan diperkenalkannya Balanced Scorecard oleh Robert Kaplan
dan David Norton. Balanced Scorecard adalah pendekatan yang mengukur
kinerja organisasi berdasarkan empat perspektif yang seimbang: keuangan,
pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Pendekatan
ini memperluas pengukuran kinerja dengan memasukkan faktor-faktor non-
keuangan yang penting.
3. Penekanan pada KPIs:
Selanjutnya, terjadi peningkatan fokus pada penggunaan Key
Performance Indicators (KPIs) sebagai indikator kritis untuk mengukur kinerja
organisasi, tim, atau individu. KPIs adalah ukuran yang terkait langsung
dengan tujuan strategis yang telah ditetapkan dan membantu dalam
pemantauan pencapaian tujuan tersebut.

6
7

4. Metode 360 Derajat:


Metode 360 Derajat mulai digunakan sebagai pendekatan unjuk kerja
yang komprehensif. Metode ini melibatkan pengumpulan umpan balik dari
berbagai pihak terkait, termasuk atasan, rekan kerja, bawahan, dan bahkan
pelanggan. Pendekatan ini memberikan sudut pandang yang lebih luas dalam
mengevaluasi kinerja seseorang dan membantu dalam pengembangan pribadi
dan profesional.
5. Penerapan Lean dan Six Sigma:
Metode Lean dan Six Sigma juga telah digunakan dalam metode unjuk
kerja untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas kinerja. Metode Lean
bertujuan untuk menghilangkan pemborosan dan meningkatkan aliran kerja,
sementara Six Sigma berfokus pada pengurangan variabilitas dan peningkatan
kualitas.
Perkembangan teknologi informasi dan digital juga telah memberikan
kontribusi besar dalam perkembangan metode unjuk kerja. Penggunaan perangkat
lunak kinerja, platform kolaborasi, dan sistem manajemen kinerja telah
memfasilitasi pengumpulan data, analisis, pelaporan, dan pemantauan yang lebih
efisien.

2.3 Tujuan dan Manfaat Metode Unjuk Kerja

Metode unjuk kerja memiliki tujuan dan manfaat yang penting bagi
organisasi. Berikut adalah penjelasan mengenai tujuan dan manfaat utama dari
penerapan metode unjuk kerja:
Tujuan Metode Unjuk Kerja:
1. Mengukur Kinerja:
Tujuan utama metode unjuk kerja adalah untuk mengukur kinerja individu,
tim, atau organisasi secara obyektif. Dengan mengumpulkan data dan
informasi terkait kinerja, metode ini membantu dalam menentukan sejauh
mana tujuan yang telah ditetapkan telah dicapai.

7
8

2. Menganalisis dan Mengevaluasi Kinerja:


Metode unjuk kerja juga bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi
hasil kinerja yang telah diukur. Dengan melibatkan proses analisis dan evaluasi,
metode ini membantu dalam mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
tantangan yang terkait dengan kinerja yang diamati.
3. Identifikasi Area Perbaikan:
Salah satu tujuan penting metode unjuk kerja adalah untuk
mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan. Dengan melihat hasil
evaluasi kinerja, organisasi dapat mengidentifikasi proses, kebijakan, atau praktik
yang mungkin tidak efisien atau tidak efektif. Hal ini memungkinkan organisasi
untuk mengambil tindakan yang tepat guna meningkatkan kinerja mereka.
4. Pelacakan Kemajuan:
Metode unjuk kerja membantu dalam melacak kemajuan pencapaian
tujuan dan target yang telah ditetapkan. Dengan pengukuran dan evaluasi yang
berkala, organisasi dapat memonitor perkembangan kinerja mereka seiring waktu.
Hal ini memungkinkan pengambilan tindakan yang cepat dan penyesuaian strategi
jika diperlukan.
Manfaat Metode Unjuk Kerja:
1. Pengambilan Keputusan yang Tepat:
Metode unjuk kerja memberikan informasi yang objektif dan terukur
kepada manajemen dalam pengambilan keputusan. Data dan analisis kinerja
membantu manajemen untuk membuat keputusan yang berdasarkan fakta,
memprioritaskan sumber daya, dan menentukan arah yang tepat untuk mencapai
tujuan organisasi.
2. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas:
Metode unjuk kerja membantu organisasi untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan hambatan yang menghambat efisiensi dan produktivitas. Dengan
mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan, organisasi dapat
mengimplementasikan tindakan perbaikan yang spesifik untuk meningkatkan
efisiensi operasional dan produktivitas.
3. Peningkatan Kualitas Kinerja:

8
9

Dengan menganalisis dan mengevaluasi kinerja secara terus-menerus,


metode unjuk kerja membantu organisasi dalam meningkatkan kualitas kinerja
mereka. Dengan mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang ada,
organisasi dapat meningkatkan kualitas produk atau layanan yang mereka berikan
kepada pelanggan.
4. Pemantauan dan Akuntabilitas:
Metode unjuk kerja memungkinkan pemantauan yang terus-menerus
terhadap kinerja individu, tim, atau organisasi. Hal ini menciptakan tingkat
akuntabilitas yang lebih tinggi dan meningkatkan tanggung jawab atas pencapaian
tujuan. Pemantauan yang terus-menerus juga memungkinkan tindakan perbaikan
yang cepat jika kinerja tidak sesuai dengan harapan.
5. Pengembangan dan Peningkatan Kapabilitas:
Metode unjuk kerja juga dapat digunakan sebagai alat pengembangan
karyawan dan peningkatan kapabilitas individu. Dengan melihat hasil evaluasi
kinerja, organisasi dapat mengidentifikasi kebutuhan pelatihan atau
pengembangan untuk membantu karyawan meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan mereka.

9
10

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Metode unjuk kerja, yang juga dikenal sebagai metode evaluasi kinerja, adalah
suatu pendekatan sistematis yang digunakan untuk mengukur, menganalisis, dan
meningkatkan kinerja individu, tim, atau organisasi.
Metode ini melibatkan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif, serta analisis
terhadap hasil yang diperoleh, dengan tujuan memberikan gambaran yang
obyektif tentang sejauh mana entitas tersebut mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Penerapan metode unjuk kerja melibatkan identifikasi dan penggunaan
indikator kinerja yang relevan dan terukur untuk mengukur pencapaian tujuan.
Dengan menggunakan metode unjuk kerja, organisasi dapat memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan
tercapai dan memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja.
Sejarah dan Perkembangan Metode Unjuk Kerja Metode unjuk kerja telah
mengalami perkembangan yang signifikan seiring dengan evolusi konsep
manajemen dan kebutuhan organisasi untuk memantau dan meningkatkan kinerja.
Penerapan Lean dan Six Sigma: Metode Lean dan Six Sigma juga telah digunakan
dalam metode unjuk kerja untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas kinerja.
Tujuan dan Manfaat Metode Unjuk Kerja Metode unjuk kerja memiliki tujuan dan
manfaat yang penting bagi organisasi.
Menganalisis dan Mengevaluasi Kinerja: Metode unjuk kerja juga bertujuan untuk
menganalisis dan mengevaluasi hasil kinerja yang telah diukur.
Dengan melibatkan proses analisis dan evaluasi, metode ini membantu dalam
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang terkait
dengan kinerja yang diamati.

10
11

DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1996). The Balanced Scorecard: Translating

Strategy into Action. Harvard Business School Press.

Neely, A., Adams, C., & Kennerley, M. (2002). The Performance Prism: The

Scorecard for Measuring and Managing Business Success. Prentice Hall.

Armstrong, M., & Baron, A. (2005). Managing Performance: Performance

Management in Action. CIPD Publishing.

Roberts, P. W., & Berger, R. (2013). Performance Measurement and

Management: A Strategic Approach to Management Accounting. Financial

Times/Prentice Hall.

Lee, C., Cheng, C., & Yeung, A. C. (2006). An empirical study of the balanced

scorecard in Hong Kong industries. International Journal of Management, 23(4),

807-818.

11

Anda mungkin juga menyukai