Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan 6

Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility


Deasy Sandya, S.E., M.M.

A. Deskripsi Modul
Tujuan utama pendirian perusahaan untuk memperoleh keuntungan dan keberlanjutan
usaha. Perolehan keuntungan tergambarkan dalam bentuk penerimaan dalam dividen bagi para
pemegang saham. Namun dewasa ini tanggungjawab perusahaan bukan hanya semata-mata
untuk memberi kepuasan bagi para pemegang saham, tetapi termasuk bertanggungjawab
untuk memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Kepedulian
pada lingkungan sekitar secara lebih luas diistilahkan dengan Corporate Social Responsibility
(CSR).
Pengkajian tentang Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini menjadi bagian yang
paling hangat dibicarakan diberbagai tempat, baik di forum formal dan informal. Bahkan PBB
dengan Global Compact-nya terlibat aktif membahas dan mendukung CSR sebagai upaya turut
menciptakan kemaslahatan masyarakat dunia. Oleh karena itu, dalam pertemuan ini, akan
khusus dibahas tentang CSR dan berbagai keterkaitannya.

B. Kegiatan belajar

B.1. Tujuan Kegiatan

Setelah mempalajari bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami dan


menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan:
• Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)
• Perusahaan dan Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR)
• Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) bagi Perusahaan
• Indikator keberhasilan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Model Penerapan di
Indonesia
• Beberapa Permasalahan dalam Bidang Corporate Social Responsibility (CSR) secara
umum
B.2. Uraian Materi Belajar

Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk
berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan
tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian
terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. Secara konseptual, CSR adalah sebuah
pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis
mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders)
berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan (Nuryana, 2005) artinya pihak perusahaan
harus melihat jika CSR bukan program pemaksaan tapi bentuk rasa kesetiakawanan terhadap
sesama umat manusia, yaitu membantu melepaskan pihak-pihak dari berbagai kesulitan yang
mendera mereka. Dan efeknya nanti bagi perusahaan itu juga.

Perusahaan dan Prinsip Corporate Social Responsilbility (CSR)

Definisi formal dari tanggungjawab sosial (social responsibility) adalah kewajiban


manajemen untuk membuat pilihan dan mengambil tindakan yang berperan dalam mewujudkan
kesejahteraan dan masyarakat. Kewajiban tersebut dapat berbentuk perhatian perusahaan
pada masyarakat sekeliling maupun tanggungjawab pada pemerintah dalam bentuk membayar
pajak secara jujur dan tepat waktu.

Tanggungjawab perusahaan pada masyarakat saat ini dikenal dengan istilah CSR
(Corporate Social Responsibility). Pembahasan tentang CSR pada era sekarang ini mulai
meningkat sehubungan dengan banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
akibat tindakan perusahaan. Sebenarnya sudah lama kata CSR ini didengungkan ke
permukaan, namun kurang mendapatkan respon kuat dari publik. Sekitar tahun 1955 seorang
tokoh pemerhati sosial bernama Howard Robert Bowen sudah mengemukakan tentang
perlunya suatu perusahaan memberikan perhatian lebih pada masyarakat sekeliling dimana
perusahaan tersebut berada. Dan ini dipertegas dengan diterbitkannya buku karangan Howard
Robert Bowen yang berjudul Social Responsibilities of The Businessman.

Howard Robert Owen oleh beberapa pihak telah disebut Sebagai penggagas dan
peletak dasar yang begitu gigih memperjuangkan konsep CSR untuk diterapkan. Ide dasar
yang dikemukakan adalah mengenai "kewajiban perusahaan menjalankan usahanya dengan
nilai-nilai dan tujuan yang hendak dicapai masyarakat di perusahaan tersebut beroperasi.

Dengan perkembangna yang begitu pesat itu telah melahirkan 2 (dua) metode
memperlakukan CSR, yaitu:
 Metode Cause Branding, adalah pendekatan Top Down, dalam hal ini perusahaan
menentukan masalah sosial dan lingkungan seperti apa yang perlu dibenahi
 Metode Venture Philanthropy yang merupakan pendekatan Botton Up, di sini
perusahaan membantu berbagai pihak non-profit dalam masyarakat sesuai apa yang
dikehendaki masyarakat.

Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) bagi Perusahaan

Sepintas, program CSR memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Namun, jika kita
lihat lagi, ternyata CSR juga memberikan banyak manfaat bagi perusahaan itu sendiri.
Beberapa manfaat CSR bagi perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Citra Perusahaan


2. Memperkuat “Brand” Perusahaan
3. Mengembangkan Kerja Sama dengan Para Pemangku Kepentingan.
4. Membedakan Perusahaan dengan Pesaingnya.
5. Menghasilkan Inovasi dan Pembelajaran untuk Meningkatkan Pengaruh Perusahaan.
6. Membuka Akses untuk Investasi dan Pembiayaan bagi Perusahaan
7. Meningkatkan Harga Saham

Indikator Keberhasilan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Model


Penerapan di Indonesia

Untuk melihat dan mengukur keberhasilan penerapan CSR pada suatu perusahaan ada
beberapa indikator yang dapat kita jadikan acuan. Menurut Dody Prayogo ada 5 (lima) indikator
keberhasilan CSR yang dapat dilihat, yaitu:

a. Secara umum, keberhasilan CSR dapat dilihat dari capaian nilai etika yang dikandungnya
yaitu turut menegakkan social justice, sustainability dan equity.

b. Secara social, keberhasilan CSR dapat dinilai dari tinggi rendahnya legitimasi sosial
korporasi di hadapan stakeholder sosialnya.

c. Secara bisnis, keberhasilan CSR dapat dinilai dari meningkatnya nilai saham akibat
peningkatan corporate social image.
d. Secara teknis, keberhasilan CSR dapat dilihat dari capaian program hasil evaluasi teknis
lapangan.

Menurut Saidi dan Abidin (2004:64-65) sedikitnya ada empat model atau pola CSR yang
umumnya diterapkan di Indonesia, yaitu:

a. Keterlibatan langsung
b. Melalui Yayasan atau organisasi social perusahaan
c. Bermitra dengan pihak lain
d. Mendukung atau bergabung dalam konsorsium.

Beberapa Permasalahan dalam Bidang Corporate Social Responsibility (CSR)


Secara Umum

Ada beberapa permasalahan umum yang terjadi yang menyebabkan program CSR tidak
dapat dilaksanakan selama ini dengan baik, yaitu

a. Masih kurangnya pemahaman pihak korporasi dalam melihat keuntungan penerapan CSR
bagi perusahaan.

b. Masih banyak perusahaan tidak mau menjalankan program-program CSR karena melihat
hal tersebut hanya sebagai pengeluaran biaya (cost center)

c. Tekanan dari pihak pemerintah untuk menerapkan CSR belum begitu kuat. Dan itu termasuk
masih lemahnya tekanan dari pihak lembaga swadaya masyarakat (LSM). Dan ini terbukti
dengan tidak adanya sangsi kuat bagi perusahaan yang melanggar ketentuan dari CSR
tersebut.

d. Beberapa perusahaan bahkan dapat dikatakan banyak dari mereka yang masih
menganggap konsep CSR sebagai kosmetik belum dalam arti sesungguhnya.

e. Lebih jauh konsep CSR lebih dilihat sebagai keputusan Yang dilakukan atas dasar bisa
memberi keuntungan pada perusahaan. Seperti harapan bisa menaikkan harga saham
perusahaan, bisa ikut tender proyek, dan Iain-Iain. Sehingga menyebabkan keputusan
penerapan CSR belum melihat pada dampak keuntungan secara jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai