Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Data world healthy organization (WHO) pada tahun 2012 angka

kematian bayi (AKB) di dunia tahun 2012 sebesar 49/1000 kelahiran hidup,

high risk infant atau faktor bayi yang mempertinggi resiko kematian

perinatal atau neonatal salah satunya adalah ikterus neonatorum atau ikterus

yang menyebabkan penyebab kematian neonatal sekitar 20-40% dari

seluruh persalinan. Berdasarkan data Survey Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup.

Kematian neonatus terbanyak di Indonesia disebabkan oleh asfiksia (37%),

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan prematuritas (34%), sepsis (12%),

hipotermi (7%), ikterus neonatorum (6%), postmatur (3%) dan kelainan

kongenital (1%) per 1.000 kelahiran hidup

Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah pada

sebagian neonates, ikterus akan di temukan pada minggu pertama dalam

kehidupannya. Di kemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada

60% bayi cukup bulan dan 80% pada bayi kurang bulan. Ikterus ini pada

sebagian lagi mungkin bersifat patologik yang dapat menimbulkan

gangguan menetap atau menyebabkan kematian, karenanya setiap bayi

dengan ikterus harus mendapat perhatian terutama bila ikterus di temukan

dalam 24 jam pertama kehidupan bayi. Proses hemolisis darah, infeksi berat,

ikterus yang berlangsung lebih dari satu minggu serta bilirubin direk lebih

1
dari1 mg/dl juga keadaan yang menunjukan kemungkinan adanya ikterus

patologik.

Menurut data yang di peroleh di ruangan Neonatal Intensive Care Unit

(NICU) di RSUD dr Ahmad Diponegoro didapatkan angka kejadian ikterus

neonatorum dalam 3 bulan terakhir atau selama tahun 2019 yaitu berjumlah

15 pasien dari total 74 pasien (15%) dan yang terbanyak terdapat pada bulan

maret 2019. Dalam keadaan tersebut penatalaksanaan harus di lakukan

sebaik-baiknya agar akibat buruk ikterus dapat di hindarkan.

B. RUMUSAN MASALAH

1) Apa definisi dari hiperbilirubinemia?

2) Apa penyebab terjadinya hiperbilirubinemia pada bayi?

3) Apa saja tanda dan gejala bayi yang mengalami hiperbilirubinemia?

4) Bagaimana proses terjadinya penyakit hiperbilirubinemia pada bayi?

5) Bagaimana penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi?

6) Bagaimana asuhan keperawatan pada bayi yang mengalami

hiperbilirubinemia?

C. TUJUAN

A. Tujuan umum

Tujuan dari dibentuknya makalah ini adalah untuk

pemahaman perawat RSUD dr Ahmad Diponegoro mengenai

pentingnya mengetahui Asuhan Keperawatan pada bayi yang

mengalami Hiperbilirubinemia terutama bagi perawat NICU&PICU

dan perawat perinatologi.

B. Tujuan Khusus

2
1. Perawat RSUD dr Ahmad Diponegoro mengetahui definisi dari

hiperbilirubinemia

2. Perawat RSUD dr Ahmad Diponegoro mengetahui penyebab

terjadinya hiperbilirubinemia pada bayi

3. Perawat RSUD dr Ahmad Diponegoro mengetahui tanda dan

gejala bayi yang mengalami hiperbilirubinemia

4. Perawat RSUD dr Ahmad Diponegoro mengetahui proses

terjadinya penyakit hiperbilirubinemia pada bayi

5. Perawat RSUD dr Ahmad Diponegoro mengetahui

penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi

6. Perawat RSUD dr Ahmad Diponegoro mengetahui asuhan

keperawatan pada bayi yang mengalami hiperbilirubinemia

D. MANFAAT

Diharapkan setelah nursing sharing perawat dapat memiliki

pengalaman dan gambaran dalam memberikan asuhan keperawatan pada

bayi hiperbilirubinemia.

Anda mungkin juga menyukai