SKL 2
A. Metode Penanaman Aqidah pada Masa Nabi
Terhadap para Sahabat yang mengikuti Nabi, Nabi menanamkan satu corak ajaran aqidah
sebagaimana yang diajarkan melalui wahyu, yaitu mempercayai ketuahanan Allah yang maha
Esa, kerosulan Nabi Muhammad, beserta ajaran yang dibawanya yang beliau terima melaluui
wahyu,, para malaikat memiliki tugas-tugas tertentu, serta kehidupan akhir berupa surge dan
neraka berserta keyakinan akan adanya qodho dan qodar, Nabi juga mengingatkan kepada par
sahabat,agar tidak terjadi adanya perbedaan dan perdebatan, doktrin aqidah ini agar para sahabat
dan pengikut Nabi Muhammad menaati secara penuh terhadap ajaran yang telah dibawanya.
B. Faktor timbulnya Aliran kalam dalam Islam
Internal
Adanya pemahaman dan penafsiran yang berbeda didalam islam
Adanya perbedaan pemahaman dalam menafsirkan ayat Al-Quran dan Hadits
Adanya kepentingan golongan dan politik, (Khowarij)
Adanya perbedaan budaya
Eksternal
Akibat adanya pengaruh dari luar Islam
Akibat terjemahan filsafat diluar islam, (yunani kuno) hal ini dikarenakan akan berdampak pada
keyakinan dalam islam yang mempelajari filsafat bila tidak berada pada pondasi yang tepat
C. Pengaruh perluasan Wilayah Islam terhadap kemunculan aliran-alran kalam
B. Doktrin-doktrin khowarij
o Doktrin politik
o Kholifah atau imam dipilih secara bebas oleh seluruh umat muslim
o Kholifah tidak harus dari keturunan arab
o Kholifah ali dianggap menyeleweng sebagai kolifah setelah terjadinya tahkim
o Muawiyah dan utusan-utusan dalam tahkim juga dianggap menyeleweng dan
menjadi kafir
o Doktrin teologi
o Seorang yang berdosa tidak dianggap lagi muslim dan halal dibunuh
o Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung kedalam golongan mereka
o Seseorang harus menghindar dari pemimpin yang menyeleweng
o Doktrin social
o Amar ma’ruf nahi mungkar
o Memalingkan ayat-ayat alquran yang tampak mutasyabihat
o Qur’an adalah makhluk
o Manusia babas menentukan perbuatannya, bukan dari tuhan
Syiah sab’iyah
o Para pengikutnya percaya bahwa islam dibangun oleh 7 pilar, pilar tersebut adl
iman, toharoh, sholat, Puasa, haji dan jihad
o Imam harus dari keturunan ali melalui perkawinannya dengan Fatimah yang
kemudian dikenal dengan ahlil bait
o Pengikut mukhtar Ats Tsaqofi mempropagandakan bahwa keimaman harus dari
keturunan ali melalui pernikahannya dengan seorang wanita dari bani hanifah
o Imam harus berdasarkan penunjukkan atau nash (keterangan)
o Keimaman jatuh pada anak tertua
Syiah Ghulat
o Tanasukh
o Bada’
o Raj’ah
o Tasbih
Syiah Zaidiyah
o Berbeda dengan aliran syiah lainya, mereka menolak pendapat bahwa imam itu
mewarisi nabi Muhammad dan telah ditentukan nama dan orangnya, tapi hanya
ditentukan ciri-cirinya saja
o Selain menolak doktrin tentang kekuatan adkodrati para imam, mereka juga
menghindari sifat ke ilahian para imam.
o Pelaku dosa besar akan kekal di neraka sebelum mereka bertaubat dengan taubat
yang sebenarnya
o Mereka menolak doktrin nikah mut’ah dan taqiyah
o Dalam bidang ibadah, aliran ini tetap menggunakan doktrin yang sama dengan
aliran syiah lainnya
H. Imam-imam Syiah
Syiah Istna asyariyah : Ali bin abi Tholib, Hasan bin ali, Husein bin ali,Ali Zainal abidin,
Muahammad Albaqir, Abdulloh Ja’far Shodiq, Musa Al kadzim, Ali Ar-Ridho,
Muhammad Al Jawwad, Ali Al hadi, Hasan Al Askari, dan Al Mahdi sebagai imam
keduabelas
Syiah sab’iyah : Ali bin abi Tholib, Hasan bin ali, Husein bin ali,Ali Zainal abidin,
Muahammad Albaqir, Abdulloh Ja’far Shodiq, Ismail bin ja’far.
I. Tokoh-tokoh Aliran jabariyah
Moderat : Al Husain bin Muhammad An-Najr, Dirar bin amr
Ekstim : Jaham bin sufyan, Ja’ad bin Dirham
J. Ayat yang menjadi dasar aliran jabariyah
a. QS ash-Shaffat: 96
ََوهَّللا ُ خَ لَقَ ُك ْم َو َما تَ ْع َملون
ُ
Artinya: “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".
b. QS al-Anfal: 17
فَلَ ْم تَ ْقتُلُوهُ ْم َولَ ِك َّن هَّللا َ قَتَلَهُ ْم َو َما َر َميْتَ ِإ ْذ َر َميْتَ َولَ ِك َّن هَّللا َ َر َمى َولِيُ ْبلِ َي ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِم ْنهُ بَال ًء َح َسنًا ِإ َّن هَّللا َ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم
Artinya: “Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi
Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu
melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk
membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin,
dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.”
c. QS al-Insan: 30
َو َما تَ َشاءُونَ ِإال َأ ْن يَ َشا َء هَّللا ُ ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َعلِي ًما َح ِكي ًما
Artinya : “Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
K. Tokoh-tokoh Qodariyah
Ma’bad al jauhari dan Ghailan Ad Dimasyqi
L. Pandangan Qodariyah terhadap kekuasaan manusia
o Manusia berkuasa atas perbuatannya sendiri
o Segala tingkaah laku manusia didasarkan atas kehendaknya sendiri
o Manusia memiliki takdir yang tidak dapat diubah
M. Tokoh utama Aliran Mu’tazilah
Wasil bin Atho’, Abu Huzil Al Allaf, Al Jubba’I,An-Nazam, Al Jahiz, Mu’ammar bin
Abbad, Bisyir al mu’tamir, Abu Musa Al Mudror, Hisyam bin Amr al futawi
N. Asal-usul nama Mu’tazilah
Mu’tazailah berasal dari kata I’tazala, yang berarti berpisah, memisahkan diri, nama ini
diberikan oleh Hasan Al Bashri kepada Wasil bin atho karena telah memisahkan diri dari
pengajian gurunya tersebut karena perbedaan pendapat mengenai pelaku dosa besar
O. Pokok Ajaran Mu’tazilah
Ada lima pokok ajaran Mu’tazilah, diantaranya
Tauhid(MengEsakan Allah), Al Wa’du wal Wa’id (janji dan ancaman), Manzilah baina
Manzilatain, Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
P. Konsep Manzilah Baina Manzilatain
Menurut pandangan Mu’tazilah orang islam yang mengerjakan dosa besar yang sampai matinya belum
taubat, orang itu di hukumi tidak kafir dan tidak pula mukmin, tetapi diantara keduanya. Mereka itu
dinamakan orangg fasiq, jadi mereka di tempatkan di suatu tempat diantara keduanya.
Q. Tokoh Utama Aliran Asy’ariyah
Abu Al Hasan Ali Al Asy’ari
Tokoh pengembang Aliran Asy’ariyah: Al Baqilani, Al Juwaini, Al Ghozali, As Sanusi
R. Ajaran-ajaran dalam aliran Asyariyah
Dapat melihat Allah Di akhirat
Pandangan al-Asy’ari tentang melihat Tuhan, ia mengatakan bahwa setiap yang ada, pasti
dapat dilihat. Oleh karena Tuhan ada, maka Ia dapat dilihat. Ini dapat diketahui dari
wahyunya bahwa orang-orang mukmin akan melihat-Nya di hari kiamat nanti,
sebagaimana firman-Nya yang berbunyi:
SKL 4
SKL 5
Aliran Asyariyyah
Menurut aliran asy’ariyah, paham kewajiban Tuhan berbuat baik dan terbaik bagi manusia
ash-shalah wa al-ashlah Tuhan tidak berkewajiban berbuat baik dan terbaik bagi manusia.
Dengan demkian, aliran asy’ariyah tidak menerima paham Tuhan mempunyai kewajiban.
Tuhan dapat berbuat sekehendak hatinya terhadap makhluk.
Aliran Maturidiyah
Mengenai perbuatan Allah ini, terdapat perbedaan pandangan antara maturidiyah samarkand
dan maturidiah Bukhara.
Aliran maturidiyah samarkand, yang juga memberikan batas pada kekuasaan dan kehendak
mutlak Tuhan, berpendapat bahwa perbuatan Tuhan hanyalah menyangkut hal-hal yang baik
saja. Dengan demikian, juga pemikiran rasul dipandang maturidiyah samarkand sebagai
kewajiban Tuhan.
Adapun maturidiyah bukhara memiliki pandangan yang sama dengan asy’ariyah mengenai
paham bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban namun, sebagaimana di jelaska oleh
badzawi, Tuhan pasti menempati janjinya, seperti memberi upah kepada orang yang berbuat
baik, walaupun Tuhan mungkin saja membatalkan ancaman bagi orang yang berbuat dosa
besar adapun pandangan muturidiyah bukhara tentang pengiriman rasul, sesuai dengan
paham mereka tentang kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, tidaklah bersifat wajib dan
hanya bersifat mungkin saja.
G. Pandangan Maturidiyyah tentang kalamullah
kalamullah itu berdiri dengan dzat Allah dan ia merupakan sifat dari sifat-sifat yang bersatu
dengan Dzat Allah yang Azali bersama azalinya dzat Allah yang tidak tersusun dari huruf-
huruf dan kalimah, karena huruf dan kalimah itu temporal (hadits), sedang sesuatu yang
temporal itu tidak bisa berdiri dengan azali yang wajib adanya. Hal yang baru adalah aradh
(iuran) dan aradh tidak berdiri dengan dzat Allah. Maturidi menyifati Al quran dengan baru
(Hadits) tetapi tidak menyifatinya sebagai makhluk.
H. Pandangan Aliran-aliran kalam tentang sifat-sifat Tuhan
bagi Mu’tazillah tidak lain adalah Zat Allah sendiri.
Untuk menyucikan keesaan Tuhan, golongan Mu’tazillah menafi’kan sifat-sifat bagi Tuhan.
Dengan cara demikian, golongan Mu’tazilah mengklaim dirinya sebagai golongan Ahlut
tauhid Wal ‘Adil. Allah itu benar-benar Esa tanpa ditambah apa-apa.
Menurut Al Asy’ariyyah Tuhan mempunyai sifat. Menurut al-Asy’ari sendiri tidak dapat di ingkari
bahwa Tuhan mempunyai sifat karena perbuatan-perbuatanya, disamping menyatakan Tuhan
mengetahui, menghendaki, berkuasa, dan sebagainya juga menyatakan bahwa Tuhan mempunyai
pengetahuan, kemauan, dan daya.
Menurut Aliran maturidiyyah mengatakan bahwa pembicaraan tentang sifat harus
didasarkan atas pengakuan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat-Nya sejak zaman azaly,
tanpa pemisahan antara sifat-sifat zat, seperti qadrat dan sifat-sifat yang berhubungan
dengan Af’al seperti menciptakan, menghidupkan dan lain-lain. Sifat-sifat tersebut menurut
golongan maturidiyah tidak boleh diperbincangkan apakah hakikat zat atau bukan.
SKL 6
A. Pokok-pokok pikiran kalam Muhammad Abduh
Kedudukan Akal dan Fungsi Wahyu
Ada dua persoalan pokok yang menjadi fokus utama pemikiran Abduh, sebagaimana
diakuinya sendiri, yaitu: Membebaskan akal pemikiran dari belenggu-
belenggu taqlid yang menghambat perkembangan pengetahuan agama sebagai mana
haknya salaf al-ummah (ulama sebelum abad ke-3 Hijriah), sebelum timbulnya
perpecahan yakni memahami langsung dari sumber pokoknya, Al-Qur’an.
Kebebasan Manusia dan Fatalisme
Bagi Abduh, disamping mempunyai daya pikir, manusia juga mempunyai kebebasan
memilih, yang merupakan sifat dasar alami yang ada dalam diri manusia.
Sifat-Sifat Tuhan
Dalam Risalah, ia menyebut sifat-sifat Tuhan. Adapun mengenai sifat itu termasuk asensi
Tuhan atau yang lain? Ia menjelaskan bahwa hal itu terletak di luar kemampuan menusia.
sungguhpun demikian, Harun Nasution melihat bahwa Abduh cenderung kepada
pendapat bahwa sifat termasuk asensi Tuhan walaupun tidak secara tegas
mengatakannya.
Kehendak Mutlak Tuhan
Karena yakin akan kebebasan dan kemampuan manusia, Abduh melihat bahwa Tuhan
tidak bersifat mutlak. Tuhan telah membatasi kehendak mutlak-Nya dengan memberi
kebebasan dan kesanggupan kepada manusia dalam mengwujudkan perbuatan -
perbuatannya.
Keadilan Tuhan
Karena memberi daya besar kepada akal dan kebebasan manusia, Abduh mempunyai
kecenderungan untuk memahami dan meninjau alam ini bukan hanya dari segi kehendak
mutlak tuhan, tetapi juga dari segi pandangan dan kepentingan manusia.
Antrofomorfisme
Karena Tuhan termasuk kedalam alam rohani, rasio tidak dapat menerima faham bahwa
Tuhan mempunyai sifat-sifat Jasmani.
Melihat Tuhan
Muhammad Abduh tidak menjelaskan pendapatnya apakah Tuhan yang bersifat rohan itu
dapat dilihat oleh manusia dengan mata kepalanya dihari perhitungan kelak? Ia hanya
menyebutkan bahwa orang yang percaya pada tanzih (keyakinan bahwa tidak ada
suatupun dari mahluk yang menyerupai tuhan) sepakat mengatakan bahwa Tuhan tak
dapat digambarkan ataupun dijelaskan dengan kata-kata. Kesanggupan melihat Tuhan
dianugerahkan hanya kepada orang-orang tertentu diakhirat.
Perbuatan Tuhan
Karena pendapat ada perbuatan tuhan yang wajib, Abduh sefaham
dengan Mu’tazilah dalam mengatakan bahwa wajib bagi tuhan untuk berbuat apa yang
terbaik buat manusia.