Anda di halaman 1dari 12

SKL 1

A. Pengertian Ilmu Kalam


Secara Bahasa kalam diartikan sebagai pembicaraan, sementara ilmu kalam adl ilmu tentang
pembicaraan yang merujuk pada system pemikiran rasional yang berfungsi untuk
mempertahankan islam dari ancaman dan tantangan dari luar
Imam Ghozali : Ilmu yang bertujuan menjaga aqidah ahlusunnah dari pengaburang yang
dilakukan ahli bid’ah
Ibnu Kholdun : Ilmu yang berisi argument tentang aqidah berdasarkan dalil-dalil aqliyah serta
pembelaan keyakinan salaf dan ahlussunnah terhadap pemikiran menyimpang dan ahli bid’ah
Al-farobi : Disipin ilmu yang membahas dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang
mungkin, mulai dari yang berkaitan dengan masalah dunia hingga persoalan sesudah mati yang
didasarkan pada doktrin islam
B. Nama lain Ilmu Kalam
Disebut ilmu kalam karena persoalan yang paling besar menjadi perselisihan pada awal islam
adalah persoalan kalamullah, apakah termasuk dzat allah yang dihukumi qodim atau ciptaan
allah sehingga dihukumi hadits seperti makhluk lainnya
o Ilmu Tauhid, disebut ilmu tauhid karena tujuannya untuk menetapkan keEsaan Allah dari
segi dzat, sifat, perbuatan-Nya
o Ilmu Ushuluddin, disebut demikian karena kandungan yang dibicarakan mengenai
keyakinan atau keimanan yang merupakan pokok dari agama islma
o Ilmu Aqo’id, disebut demikian karena sasaran utamanya sama dengan ilmu aqo’id, yaitu
menanamkan keyakinan tentang aqidah dan keyakinan islam agar benar-benar tertanam
dalam hati,kemudian menjadi dasat dalam amal perbuatan sehari-hari
o Theologi Islam, Theos = Tuhan, Logos = pengetahuan, yaitu ilmu yang membicarakan
dzat tuhan dari segala aspek.

C. Fungsi Ilmu kalam


Internal
Menjelasakan Aqidah atau keimanan dalam islam secara tepat dan benar
Memberi jawaban atas permasalahan-permasalahan tentang penyimpangan teologis agama lain
yang dapat merusak aaqidah umat islam
Menguatkan landasan keimanan umat islam melalui pendekatan filosofis-logis sehingga
kebenaran islam tidak saja dibenarkan dengan wahyu, tapi juga dapat diterima oleh logika
Eksternal
Menjaga prinsip-prinsip agama islam dari upaya pengaburan yang dilakukan oleh meusuh islam
dan menjelaskan argument terhadap orang-orang yang menentangnya
Memberi petunjuk kebenaran dan menguatkan hujjah kepada orang yang menentang kebenaran
Menjaga prinsip agama dari upaya perongrongan
D. Objek pembahasan ilmu kalam
Dzat dan Sifat Allah
Argumen tentang keyakinan Islam yang berdasarkan dalil aqli
E. Persamaan Ilmu kalam dengan filsafat dan tasawuf
Ilmu Kalam, filsafat dan tasawuf memiliki kemiripan objek kajian, objek kajian ilmu kalam adl
ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, objek kajian filsafat adl masalah
ketuhanan disamping masalah alam, manusia dan segala sesuatu yang ada. Sementara kajian
tasawuf adl Tuhan, yaitu upaya pendekatan kepada-Nya
F. Hubungan Ilmu kalam deng filsafat dan tasawuf
Hubungan Ilmu kalam dan filsafat adl filsafat sebagai ilmu yang membahas tentang
ontology(pengetahuan tentang wujud), aksiologi (pengetahuan tentang nilai), dan
episemologi(pengetahuan tentang dasar ilmu pengetahuan) menggunakan logika dan nalar yang
sama dengan logika di dalam ilmu kalam, ilmu kalam yang membicarakan masalah yang
berkaitan dengan keesaan, wujud, Dzat, Sifat-sifat, kehendak, perintah dan perbuatan Allah yang
semua itu termasuk dalam lapangan filsafat
Hubungan Ilmu kalam dan tasawuf adl tentang konsep dasar iman, islam, dan ihsan,

SKL 2
A. Metode Penanaman Aqidah pada Masa Nabi
Terhadap para Sahabat yang mengikuti Nabi, Nabi menanamkan satu corak ajaran aqidah
sebagaimana yang diajarkan melalui wahyu, yaitu mempercayai ketuahanan Allah yang maha
Esa, kerosulan Nabi Muhammad, beserta ajaran yang dibawanya yang beliau terima melaluui
wahyu,, para malaikat memiliki tugas-tugas tertentu, serta kehidupan akhir berupa surge dan
neraka berserta keyakinan akan adanya qodho dan qodar, Nabi juga mengingatkan kepada par
sahabat,agar tidak terjadi adanya perbedaan dan perdebatan, doktrin aqidah ini agar para sahabat
dan pengikut Nabi Muhammad menaati secara penuh terhadap ajaran yang telah dibawanya.
B. Faktor timbulnya Aliran kalam dalam Islam
Internal
Adanya pemahaman dan penafsiran yang berbeda didalam islam
Adanya perbedaan pemahaman dalam menafsirkan ayat Al-Quran dan Hadits
Adanya kepentingan golongan dan politik, (Khowarij)
Adanya perbedaan budaya

Eksternal
Akibat adanya pengaruh dari luar Islam
Akibat terjemahan filsafat diluar islam, (yunani kuno) hal ini dikarenakan akan berdampak pada
keyakinan dalam islam yang mempelajari filsafat bila tidak berada pada pondasi yang tepat
C. Pengaruh perluasan Wilayah Islam terhadap kemunculan aliran-alran kalam

D. Pengaruh dari penerjemahan terhadap kemunculan aliran kalam


Buku dan kitab asing semakin marak diterjemahkan kedalam bahasa arab, oleh karena itu, maka
meluaslah perkembangan ilmu pengetahuan dikalangan bangsa arab, terutama pada saat periode
bani abbasyiyah,, penerjemahan buku asing seperti pemikiran yunani/filssafat yunani juga
banyak berpengaruh dalam dunia islam, kalam didalam islam pun berfungsi untuk menolak
argument yang datang yang arahnya bukan dari islam itu sendiri,
E. Pengaruh langsung Wafatnya Rosululloh terhadap kemunculan aliran kalam
Pada awalnya Setelah Rosululloh wafat, para sahabat masih meneruskan perjuangan nabi, belum
nampak adanya pembahasan mengenai aqidah secara langsung, baru pada saat akhir
pemerintahan sahabt usman bin affan permasalah dalam islam muncul yang mengakibatkan
munculnya perbedaan pendapat diantara kaum muslim, pada pemerintahan ustman bina affan,
ada beberapa orang yang menganggap pemerintahan tersebut bersifat KKN, yang didalam
pemerintahan itu sendiri terdapat keluarga ustman, yaitu bani umayyah, terjadi pemberontakan
yang mengakibatkan terbunuhnya sahabat utsman yang kemudian jabatan kholifah digantikan
Sahabat ali bin abi tholib, situasi mulai tidak terkenadali saat ada orang yang menuduh ali ikut
dalam pembunuhan ustman, atau setidaknya membiarkan sahabat utsman terbunuh, disisi lain,
muawiyah bin abi sufyan ingin merebut kekuasaan ali, akhirnya terjadilah perang siffin yang
berujung pada arbitrase yang menyatakan bahwa ali bin abi tholib mundur sebagai kholifah dan
muawiyah menjadi penggantinya, beberapa orang yang tidak setuju tentang hal tersebut
menyatakan keluar dari golangan ali, mereka disebut khowarij dan mereka yang membela ali bin
abi tholib akan melahirkan aliran yang bernama syiah, sementara ada golongan yang
menangguhkan penghukuman terhadap pelaku arbitrase, mereka disebut murjiah.Dari situlah
mulai munculnya aliran-aliran kalam.
F. Sikap kaum muslimin awal dalam memahami ayat mutasyabbihat
Pada saat rosululloh masih hidup, para sahabat tidak banyak memiliki perbedaan diantara
mereka, karena permasalahan mereka langsung diadukan kepada rosululloh, begitupula dalam
memahami ayat mutasyabbihat, mereka langsung menanyakan kepada rosululloh tentang maksud
yang terkandung didalam ayat tersebut, baru setelah rosululloh wafat, terjadilah penafsiran ayat
mutasyabbihat yang didalamnya berpengaruh dalam aliran kalam, seperti syiah, khowarij,
murjiah dll, yang memahami ayat mutasyabbihat berdasarkan pemikiran kalam masing-masing.
SKL 3
A. Sejarah munculnya aliran khowarij
Khowarij merupakan kelompok pengikut ali bin abi tholib yang menyatakan diri keluar dari
barisan karena ketidaksepakatan mereka terhadap keputusan ali dalam menerima arbitrase
(tahkim) dalam perang siffin dengan kelompok muawiyah bin abi sufyan perihal persengketaan
kholifah.

B. Doktrin-doktrin khowarij
o Doktrin politik
o Kholifah atau imam dipilih secara bebas oleh seluruh umat muslim
o Kholifah tidak harus dari keturunan arab
o Kholifah ali dianggap menyeleweng sebagai kolifah setelah terjadinya tahkim
o Muawiyah dan utusan-utusan dalam tahkim juga dianggap menyeleweng dan
menjadi kafir
o Doktrin teologi
o Seorang yang berdosa tidak dianggap lagi muslim dan halal dibunuh
o Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung kedalam golongan mereka
o Seseorang harus menghindar dari pemimpin yang menyeleweng
o Doktrin social
o Amar ma’ruf nahi mungkar
o Memalingkan ayat-ayat alquran yang tampak mutasyabihat
o Qur’an adalah makhluk
o Manusia babas menentukan perbuatannya, bukan dari tuhan

C. Asal-usul kata Murjiah


Kata murjiah berasal dari kata arja’a yang artinya menunda. Disebut demikian karena
dalam prinsipnya mereka menunda menyelesaikan persoalan konflik politik antara ali dan
muawiyah.
D. Doktrin-doktrin murjiah
o Menurut W. Montgomery watt diantara doktrin murjiah yaitu
o Penangguhan keputusan terhadapan ali dan muawiyah hingga allah
memutuskannya di akhirat
o Penangguhan ali untuk menduduki rangking ke4 dan peringkat al kholifah
alkhulafaurrosyidin
o Pemberian harapan (giving hope) terhadap orang muslim yang berdosa besar
untuk memperoleh ampunan dan rohmat dari allah
o Menurut abu a’la al maududi doktrin pokok murjiah yaitu
o Iman adl percaya kepada allah dan rosulnya saja. Adapun perbuatan tidak
merupakan suatu keharusan bagi adanya iman
o Dasar keselamatan adl iman semata
E. Tokoh-tokoh Murjiah moderat
Aliran ini dipelopori oleh Hasan bin Muhammad bin 'Ali bin Abi Tholib,
Dan tokoh utama ,murjiah diantaranya: Hasan bin Bilal Muzni, Abu Sallat Samman, dan
Diror bin 'Umar.
F. Pengertian Syiah
Syiah secara bahasa berarti pengikut, pendukung, partai, atau kelompok, sedang secara
istilah adl sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan keagamaannya selalu
merujuk pada keturunan nabi Muhammad SAW atau orang yang disebut ahlil bait. Aliran
ini meyakini bahwa ali bin abi tholib dan keturunannya adl imam-imam para pemimpin
agama dan umat setelah nabi Muhammad.
G. Pokok-pokok ajaran syiah dan sektenya
Syiah Istna asyariyah
o Tauhidun (the devineity)
o Keadilan( the devine Justice)
o Nubuwwah (apostleship)
o Ma’ad (the last day)
o Imamah (the devine guidance)

Syiah sab’iyah
o Para pengikutnya percaya bahwa islam dibangun oleh 7 pilar, pilar tersebut adl
iman, toharoh, sholat, Puasa, haji dan jihad
o Imam harus dari keturunan ali melalui perkawinannya dengan Fatimah yang
kemudian dikenal dengan ahlil bait
o Pengikut mukhtar Ats Tsaqofi mempropagandakan bahwa keimaman harus dari
keturunan ali melalui pernikahannya dengan seorang wanita dari bani hanifah
o Imam harus berdasarkan penunjukkan atau nash (keterangan)
o Keimaman jatuh pada anak tertua

Syiah Ghulat
o Tanasukh
o Bada’
o Raj’ah
o Tasbih

Syiah Zaidiyah
o Berbeda dengan aliran syiah lainya, mereka menolak pendapat bahwa imam itu
mewarisi nabi Muhammad dan telah ditentukan nama dan orangnya, tapi hanya
ditentukan ciri-cirinya saja
o Selain menolak doktrin tentang kekuatan adkodrati para imam, mereka juga
menghindari sifat ke ilahian para imam.
o Pelaku dosa besar akan kekal di neraka sebelum mereka bertaubat dengan taubat
yang sebenarnya
o Mereka menolak doktrin nikah mut’ah dan taqiyah
o Dalam bidang ibadah, aliran ini tetap menggunakan doktrin yang sama dengan
aliran syiah lainnya
H. Imam-imam Syiah
Syiah Istna asyariyah : Ali bin abi Tholib, Hasan bin ali, Husein bin ali,Ali Zainal abidin,
Muahammad Albaqir, Abdulloh Ja’far Shodiq, Musa Al kadzim, Ali Ar-Ridho,
Muhammad Al Jawwad, Ali Al hadi, Hasan Al Askari, dan Al Mahdi sebagai imam
keduabelas
Syiah sab’iyah : Ali bin abi Tholib, Hasan bin ali, Husein bin ali,Ali Zainal abidin,
Muahammad Albaqir, Abdulloh Ja’far Shodiq, Ismail bin ja’far.
I. Tokoh-tokoh Aliran jabariyah
Moderat : Al Husain bin Muhammad An-Najr, Dirar bin amr
Ekstim : Jaham bin sufyan, Ja’ad bin Dirham
J. Ayat yang menjadi dasar aliran jabariyah
a. QS ash-Shaffat: 96
َ‫َوهَّللا ُ خَ لَقَ ُك ْم َو َما تَ ْع َملون‬
ُ
Artinya: “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".
b. QS al-Anfal: 17
‫فَلَ ْم تَ ْقتُلُوهُ ْم َولَ ِك َّن هَّللا َ قَتَلَهُ ْم َو َما َر َميْتَ ِإ ْذ َر َميْتَ َولَ ِك َّن هَّللا َ َر َمى َولِيُ ْبلِ َي ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِم ْنهُ بَال ًء َح َسنًا ِإ َّن هَّللا َ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬
Artinya: “Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi
Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu
melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk
membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin,
dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.”
c. QS al-Insan: 30
‫َو َما تَ َشاءُونَ ِإال َأ ْن يَ َشا َء هَّللا ُ ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َعلِي ًما َح ِكي ًما‬
Artinya : “Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
K. Tokoh-tokoh Qodariyah
Ma’bad al jauhari dan Ghailan Ad Dimasyqi
L. Pandangan Qodariyah terhadap kekuasaan manusia
o Manusia berkuasa atas perbuatannya sendiri
o Segala tingkaah laku manusia didasarkan atas kehendaknya sendiri
o Manusia memiliki takdir yang tidak dapat diubah
M. Tokoh utama Aliran Mu’tazilah
Wasil bin Atho’, Abu Huzil Al Allaf, Al Jubba’I,An-Nazam, Al Jahiz, Mu’ammar bin
Abbad, Bisyir al mu’tamir, Abu Musa Al Mudror, Hisyam bin Amr al futawi
N. Asal-usul nama Mu’tazilah
Mu’tazailah berasal dari kata I’tazala, yang berarti berpisah, memisahkan diri, nama ini
diberikan oleh Hasan Al Bashri kepada Wasil bin atho karena telah memisahkan diri dari
pengajian gurunya tersebut karena perbedaan pendapat mengenai pelaku dosa besar
O. Pokok Ajaran Mu’tazilah
Ada lima pokok ajaran Mu’tazilah, diantaranya
Tauhid(MengEsakan Allah), Al Wa’du wal Wa’id (janji dan ancaman), Manzilah baina
Manzilatain, Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
P. Konsep Manzilah Baina Manzilatain
Menurut pandangan Mu’tazilah orang islam yang mengerjakan dosa besar yang sampai matinya belum
taubat, orang itu di hukumi tidak kafir dan tidak pula mukmin, tetapi diantara keduanya. Mereka itu
dinamakan orangg fasiq, jadi mereka di tempatkan di suatu tempat diantara keduanya.
Q. Tokoh Utama Aliran Asy’ariyah
Abu Al Hasan Ali Al Asy’ari
Tokoh pengembang Aliran Asy’ariyah: Al Baqilani, Al Juwaini, Al Ghozali, As Sanusi
R. Ajaran-ajaran dalam aliran Asyariyah
Dapat melihat Allah Di akhirat
Pandangan al-Asy’ari tentang melihat Tuhan, ia mengatakan bahwa setiap yang ada, pasti
dapat dilihat. Oleh karena Tuhan ada, maka Ia dapat dilihat. Ini dapat diketahui dari
wahyunya bahwa orang-orang mukmin akan melihat-Nya di hari kiamat nanti,
sebagaimana firman-Nya yang berbunyi:

‫ إلى ربها ناظرة‬. ‫ ناضرة‬€‫وجوه يومئذ‬


Di hari itu wajah mereka (yang beriman) akan berseri-seri. Kepada Tuhan, mereka melihat”
(QS al-Qiyamah/75: 22).
Sifat Allah
Dalam ajaran Al-Asy’ari dikenal doktrin wajib al-wujub, yaitu setiap orang Islam wajib beriman
kepada Tuhan yang mempunyai sifat-sifat yang qadim, menganut paham shifatiyah seperti halnya
kaum Salaf,

Al Quran adl Qoul Qodim

Pandangan al-Asy’ari tentang Al-Quran, sangat bertentangan dengan pandangan


al-Muktazilah. Kalau al-Muktazilah mengatakan bahwa Al-Quran adalah hawadits (baru)
karena ia makhluk, maka Al-Asy’ari mengatakannya qadim.

Pandangan al-Asy’ari di atas berdasar pada firman Allah yang berbunyi:


‫إنما قولنا لشئ إذا أرادنه أن نقول له كن فيكون‬
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami
hanya mengatakan kepadanya: "Kun (jadilah)", maka jadilah ia (QS al-Nahl/16: 40) .
S. Tokoh Aliran Maturidiyah
Abu Mansur Al Maturidi, Abu Al Yusr Muhammad Al Badzawi, Al Bayadi
T. Perbuatan Manusia menurut Maturidiyah
Menurut Al-maturidi perbuatan manusia adalah ciptaan Tuhan karena segala sesuatu dalam
wujud ini adalah ciptaan-Nya. Khusus mengenai perbuatan manusia, kebijaksanaan dan keadilan
kehendak Tuhan mengharuskan manusia memiliki kemampuan berbuat( ikhtiar) agar kewajiban-
kewajiban yang di bebankan kepadanya dapat dilaksanakannya.
U. Sifat Tuhan menurut Maturidiyah
Dalam pendapat tentang sifat tuhan aliran maturidiyah terdapat 2 golongan diantaranya:
a.Al-Maturidi Bukhara
Sifat-sifat tuhan kekal melalui kekekalan yang terdapat dalam esensi tuhan itu sendiri
bukan melalui sifat-sifatnya dan mereka tidak mengakui bahwa tuhan itu tidak mengakui
sifat jasmani, dan ayat-ayat alqur’an yang menggambarkan sifat-sifat jasmani haruslah
diberi takwil.
b. Al-Maturidi Samarkand
Golongan ini berpendapat bahwa sifat tuhan bukanlah tuhan tetapi tidak lain dari tuhan.
Dalam pandangan kekekalan Al Qur’an mereka sependapat dengan Bukhara bahwa
alqur’an adalah kekal tidak diciptakan.

SKL 4

A. Masa Kejayaan Mu’tazilah


Masa kejayaan Mu’tazilah adl pada saat Bani Abbasyiyah berkuasa, pada saat itu,
pemerintah menggunakan Mu’tazilah sebagai aliran resmi Negara, yaitu pada
pemerintahan Al Makmun
B. Usaha perluasan Mu’tazilah yang dilakukan Al Makmun
Diantara Usaha perluasan Mu’tazilah yaitu, dengan mengadakan Mihnah, mihnah adl
perlakuan pemerintah Al Makmun yang pemeriksaan kepada Ulama’ pada zaman itu
untuk mengakui sifat kemakhlukan Al Quran, sasarannya kepada para Qodhi Negara,
ulama’ hadits dan ulama lainya.
C. Masa kemunduran Mu’tazilah
Masa kemunduran Mu’tazilah terjadi saat Mihnah berujung pada penyiksaan pada Ulama
yang tidak mengakui kemakhlukan Al Quran, banyak orang yang tidak menyukai dengan
perilaku yang dilakukan Mu’tazilah ini, maka muncullah Aliran-aliran baru yang
kemudian membuat simpati pemerintah dan rakyat terhadap Mu’tazilah mulai memudar.
D. Faktor Mundurnya Mu’tazilah
Pemikiran Rasional dan sikap kekerasan mu’tazilah ini memicu lahirnya aliran-aliran
baru, Mu’tazilah semakin kehilangan umat di satu pihak, di pihak lain keadaan seperti ini
sangat mendongkrak keududkan muhadditsin ke tingkat yang lebih tinggi di mata uamat.
Keadaan semakin parah ketika al mutawakkil pengganti al watsiq membatalkan
mu’tazilah sebagai faham Negara, pada tahun 848 M
E. Faktor penyebab berkembangnya Aliran Asy’ariyyah
Aliran Asy’ariyyah berkembang pesat karena pemikirannya yang sama dengan para
muhadditsin yang menolak faham mu’tazilah, yang menyatakan bahwa Al Quran adl
Makhluk, setelah Al Mutawakkil membatalkan Mu’tazilah sebagai faham Negara, Al
Asy’ariyyah mendapat simpati dari para muhadditsin yang kemudian aliran ini
berkembang pesat.

SKL 5

A. Fungsi akal menurut Mu’tazilah


segala pengetahuan dapat diperoleh dengan perantaraan akal .Kewajiban-kewajiban dapat
diketahui dengan pemikiran yang mendalam ,dengan demikian berterimakasih kepada Tuhan
sebelum turun wahyu adalah wajib.Baik dan jahat diketahui oleh akal ,demikian pula
mengerjakan yang baik dan menjauhi yang buruk wajib pula.
B. Konsep Iman menurut Murjiah
Iman itu hanyalah ma’rifah kepada Allah semata-mata. Adapun perbuatan manusia tidak
dapat merusak iman didalamnya.
C. Konsep Iman menurut Mu’tazilah
Pengertian iman adalah, beriktikad dalam hati dan berikrar dengan lidah serta menjauhkan
diri dari segala dosa
D. Konsep Iman Menurut Ahlussunnah
Iman menurut Ahlussunnah yaitu tasdiq bil qolbi yaitu (membenarkan dengan hati), iqrar
bil lisan(pernyataan dengan lisan), dan amal bil arkan (mengamalkan sesuai dengan
rukunnya).
E. Hukum pelaku dosa besar menurut Khowarij
Semua pelaku dosa besar, menurut semua subsekte Khawarij, kecuali Najdah adalah kafir
dan akan disiksa dineraka selamanya.
Pandangan pelaku dosa besar oleh subsekte khawarij, antara lain:
1) Azariqah, merupakan subsekte Khawarij yang sangat ekstrim, mereka menggunakan
istilah yang lebih mengerikan dari kafir, yaitu musyrik. Adapun pelaku dosa besar dalam
pandangan mereka telah beralih status keimanannya menjadi kafir millah (agama), dan
berarti ia telah keluar dari Islam, mereka kekal di neraka bersama orang-orang kafir lainnya.
2) Najdah, subsekte ini hampir sama dengan Azariqah. Mereka menganggap musyrik kepada
siapapun yang secara continue mengerjakan dosa kecil. Seperti halnya dengan dosa besar
jika tidak dilakukan secara terus menerus maka pelakunya tidak dipandang musyrik, tetapi
hanya kafir.
F. Pandangan Mu’tazilah, Asy’ariyyah dan Maturidiyah tentang perbuatan Tuhan
Aliran Mu’tazilah, sebagai aliran kalam yang bercorak Rasional, berpendapat bahwa
perbuatan tuhan hanya terbatas pada hal-hal yang dikatakan baik. Namun, ini tidak berarti
bahwa tuhan tidak mampu melakukan perbuatan buruk. Tuhan tidak melakukan perbuatan
buruk. Tuhan tidak melakukan perbuatan buruk karena ia mengetahui keburukan dari
perbuatan buruk itu. Di dalam Al-qur’an pun jelas dikatakan bahwa tuhan tidaklah berbuat
zalim. Allah juga memiliki Kewajiban tidak memberikan beban dari luar kemampuan
manusia, Kewajiban Mengirimkan Rasul, Kewajiban Menempati Janji (al-Wa’d) dan
ancaman (al-Wa’d)

Aliran Asyariyyah
Menurut aliran asy’ariyah, paham kewajiban Tuhan berbuat baik dan terbaik bagi manusia
ash-shalah wa al-ashlah Tuhan tidak berkewajiban berbuat baik dan terbaik bagi manusia.
Dengan demkian, aliran asy’ariyah tidak menerima paham Tuhan mempunyai kewajiban.
Tuhan dapat berbuat sekehendak hatinya terhadap makhluk.
Aliran Maturidiyah

Mengenai perbuatan Allah ini, terdapat perbedaan pandangan antara maturidiyah samarkand
dan maturidiah Bukhara.
Aliran maturidiyah samarkand, yang juga memberikan batas pada kekuasaan dan kehendak
mutlak Tuhan, berpendapat bahwa perbuatan Tuhan hanyalah menyangkut hal-hal yang baik
saja. Dengan demikian, juga pemikiran rasul dipandang maturidiyah samarkand sebagai
kewajiban Tuhan.
Adapun maturidiyah bukhara memiliki pandangan yang sama dengan asy’ariyah mengenai
paham bahwa Tuhan tidak mempunyai kewajiban namun, sebagaimana di jelaska oleh
badzawi, Tuhan pasti menempati janjinya, seperti memberi upah kepada orang yang berbuat
baik, walaupun Tuhan mungkin saja membatalkan ancaman bagi orang yang berbuat dosa
besar adapun pandangan muturidiyah bukhara tentang pengiriman rasul, sesuai dengan
paham mereka tentang kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, tidaklah bersifat wajib dan
hanya bersifat mungkin saja.
G. Pandangan Maturidiyyah tentang kalamullah
kalamullah itu berdiri dengan dzat Allah dan ia merupakan sifat dari sifat-sifat yang bersatu
dengan Dzat Allah yang Azali bersama azalinya dzat Allah yang tidak tersusun dari huruf-
huruf dan kalimah, karena huruf dan kalimah itu temporal (hadits), sedang sesuatu yang
temporal itu tidak bisa berdiri dengan azali yang wajib adanya. Hal yang baru adalah aradh
(iuran) dan aradh tidak berdiri dengan dzat Allah. Maturidi menyifati Al quran dengan baru
(Hadits) tetapi tidak menyifatinya sebagai makhluk.
H. Pandangan Aliran-aliran kalam tentang sifat-sifat Tuhan
bagi Mu’tazillah tidak lain adalah Zat Allah sendiri.
Untuk menyucikan keesaan Tuhan, golongan Mu’tazillah menafi’kan sifat-sifat bagi Tuhan.
Dengan cara demikian, golongan Mu’tazilah mengklaim dirinya sebagai golongan Ahlut
tauhid Wal ‘Adil. Allah itu benar-benar Esa tanpa ditambah apa-apa.
Menurut Al Asy’ariyyah Tuhan mempunyai sifat. Menurut al-Asy’ari sendiri tidak dapat di ingkari
bahwa Tuhan mempunyai sifat karena perbuatan-perbuatanya, disamping menyatakan Tuhan
mengetahui, menghendaki, berkuasa, dan sebagainya juga menyatakan bahwa Tuhan mempunyai
pengetahuan, kemauan, dan daya.
Menurut Aliran maturidiyyah mengatakan bahwa pembicaraan tentang sifat harus
didasarkan atas pengakuan bahwa Tuhan mempunyai sifat-sifat-Nya sejak zaman azaly,
tanpa pemisahan antara sifat-sifat zat, seperti qadrat dan sifat-sifat yang berhubungan
dengan Af’al seperti menciptakan, menghidupkan dan lain-lain. Sifat-sifat tersebut menurut
golongan maturidiyah tidak boleh diperbincangkan apakah hakikat zat atau bukan.

SKL 6
A. Pokok-pokok pikiran kalam Muhammad Abduh
Kedudukan Akal dan Fungsi Wahyu
Ada dua persoalan pokok yang menjadi fokus utama pemikiran Abduh, sebagaimana
diakuinya sendiri, yaitu: Membebaskan akal pemikiran dari belenggu-
belenggu taqlid yang menghambat perkembangan pengetahuan agama sebagai mana
haknya salaf al-ummah (ulama sebelum abad ke-3 Hijriah), sebelum timbulnya
perpecahan yakni memahami langsung dari sumber pokoknya, Al-Qur’an.
Kebebasan Manusia dan Fatalisme
Bagi Abduh, disamping mempunyai daya pikir, manusia juga mempunyai kebebasan
memilih, yang merupakan sifat dasar alami yang ada dalam diri manusia.
Sifat-Sifat Tuhan
Dalam Risalah, ia menyebut sifat-sifat Tuhan. Adapun mengenai sifat itu termasuk asensi
Tuhan atau yang lain? Ia menjelaskan bahwa hal itu terletak di luar kemampuan menusia.
sungguhpun demikian, Harun Nasution melihat bahwa Abduh cenderung kepada
pendapat bahwa sifat termasuk asensi Tuhan walaupun tidak secara tegas
mengatakannya.
Kehendak Mutlak Tuhan
Karena yakin akan kebebasan dan kemampuan manusia, Abduh melihat bahwa Tuhan
tidak bersifat mutlak. Tuhan telah membatasi kehendak mutlak-Nya dengan memberi
kebebasan dan kesanggupan kepada manusia dalam mengwujudkan perbuatan -
perbuatannya.
Keadilan Tuhan
Karena memberi daya besar kepada akal dan kebebasan manusia, Abduh mempunyai
kecenderungan untuk memahami dan meninjau alam ini bukan hanya dari segi kehendak
mutlak tuhan, tetapi juga dari segi pandangan dan kepentingan manusia.
Antrofomorfisme
Karena Tuhan termasuk kedalam alam rohani, rasio tidak dapat menerima faham bahwa
Tuhan mempunyai sifat-sifat Jasmani.
Melihat Tuhan
Muhammad Abduh tidak menjelaskan pendapatnya apakah Tuhan yang bersifat rohan itu
dapat dilihat oleh manusia dengan mata kepalanya dihari perhitungan kelak? Ia hanya
menyebutkan bahwa orang yang percaya pada tanzih (keyakinan bahwa tidak ada
suatupun dari mahluk yang menyerupai tuhan) sepakat mengatakan bahwa Tuhan tak
dapat digambarkan ataupun dijelaskan dengan kata-kata. Kesanggupan melihat Tuhan
dianugerahkan hanya kepada orang-orang tertentu diakhirat.
Perbuatan Tuhan
Karena pendapat ada perbuatan tuhan yang wajib, Abduh sefaham
dengan Mu’tazilah dalam mengatakan bahwa wajib bagi tuhan untuk berbuat apa yang
terbaik buat manusia.

B. Pokok-pokok pemikiran kalam Syeikh Akhmad Khan


Sayyid Ahmad Khan mempunyai kesamaan pemikian dengan M.abduh di Mesir, hal ini
dapt terlihat dari ide-ide yang di kemukakannya, terutama tentang akal yang mendapat
penghargaan tinggi dalam pandangan nya. Meskipun demikian sebagai penganut ajaran
islam yang ta’at dan percaya akan wahyu, ia berpendapat bahwa akal bukanlah segala-
galanya dan kekuatan akal pun terbatas. Khan juga mepunyai faham yang sama dengan
faham qadariyah, menurutnya manusia telah di anugrahi tuhan dengan berbagai macam
daya, di antaranya adalah daya berfikir berupa akal, dan daya fisik untuk merealisasikan
kehendaknya . karena kuat nya kepercayaan terhadap hukum alam dan kerasnya
mempertahankan konsep hukum alam, ia di anggap kafir oleh sebahagian ummat Islam.
Bahkan, ketika datang ke India pada tahun 1869, Jamaluddin Al-Afghani menerima
keluhan itu. Sebagai tanggapan atas tuduhan tersebut, Jamaluddin mengarang sebuah
buku yang berjudul Ar-Radd Ad-Dahriyah.Khan menentang keras faham Taklid. Khan
berpendapat bahwa ummat Islam India mundur karena mereka tidak mengikuti
perkembangan zaman. Gaung peradaban Islam klasik masih melenakan mereka sehingga
tidak menyadari bahwa peradaban baru telah timbul di Barat, peradaban baru ini timbul
dengan berdasar pada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan inilah penyebab utama bagi
kemajuan dan kekuatan orang barat.
Selanjutnya, khan mengemukakan bahwa Tuhan telah menetukan tabi’at atau
Nature (Sunnatullah) bagi setiap makhluk nya yang tetap dan tidak pernah berubah.
Menurutnya Islam adalah agama yang paling sesuai dengan hukum alam, karena hukum
alam adalah ciptaan Tuhan dan Al-Qur’an adalah firman nya maka sudah tentu keduanya
seiring sejalan dan tidak ada pertentangan.Ia pun menolak semua yang bertentangan
dengan logika dan hukum alam. Ia hanya mau mengambil al-qur’an sebagai pedoman
bagi ummat Islam, sedangkan yang lain hanya bersifat membantu dan kurang begitu
penting. Adapun alasan nya penolakannya adalah karena hadis berisi moralitas sosial dari
masyarakat Islam pada abad pertama dan kedua sewaktu hadis itu di kumpulkan,
sedangkan hukum Fiqih, menurutnya, berisi moralitas masyarakat berikutnya sampai saat
timbulnya mazhab-mazhab.Sebagai konsekuensi dari penolakan terhadap taklid, khan
memandang perlu di adakkan ijtihad –ijtihad baru untuk menyesuikan pelaksanaan
ajaran-ajaran islam dengan situasi dan kondisi masyarakat yang senantiasa mengalami
perubahan.

Anda mungkin juga menyukai