Anda di halaman 1dari 17

Lesson Learned Penanganan

Kasus MonkeyPox di DKI Jakarta


Dr. Dwi Oktavia M,Epid.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
Penemuan Kasus terduga pertama th 2023

• Tanggal 12 Oktober 2023, Dokter Poli HIV dan IMS


Puskesmas menerima pasien dengan gambaran kulit
vesiculopustular di beberapa bagian tubuh dengan
jumlah lesi yang sedikit
• Dokter menduga kemungkinan MonkeyPox
• Langsung memberitahukan kepada petugas Surveilans
Puskesmas dan langsung dilanjutkan info kepada
Surveilans Suku Dinas Kesehatan Kota Dinas
Kesehatan Provinsi
• Langsung dilakukan wawancara menggunakan form
PE dan pengambilan specimen serta rujukan
specimen ke BKPK Kemenkes RI. Spesimen langsung
dikirim hari yang sama.
Rangkuman Timeline Kasus MPox yang ditemukan di
DKI Jakarta Tahun 2023 s.d 22 Oktober 2023
(Catt : Setiap warna menunjukkan kasus berbeda)

Ags 31 Ags 11 Sep 18 Sep 29 Sep 10 Okt 12 Okt


(P) (Onset) (P) (P) (Onset (P) (Onset
) )

1 Sep 1 Okt 22 Okt

• Jumlah pasien : 7 orang


• Rentang usia : 26 – 32 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki 2 Okt 13 Okt 14 Okt
(Onset (Onset (Onset
• Pekerjaan : Pekerja pabrik pebisnis
karyawan kantor (swasta, PNS) ) ) )

P = Pajanan 1 Okt 22 Okt


Gambaran Gejala Pasien
7 7

5 5

4 4 4

3 3 3 3

2 2 2

1 1 1 1
Apa yang harus disiapkan?
1. Jangan abai
2. Apakah dokter di faskes sudah mengenal tanda dan gejala MP?
3. Tenaga yang mampu mengambil specimen, Kemana specimen pasien dikirim?
Apa saja pemeriksaan untuk kemungkinan penyakit lain yang perlu dilakukan?
4. Tim surveilans yang mampu melakukan investigasi kasus pada semua level
5. Apakah APD tersedia? Bagaimana logistic lainnya?
6. Bagaimana kebijakan isolasi pasien? Sudah siapkah fasilitas untuk isolasi?
7. Edukasi kepada publik secara umum dan di populasi kunci
8. Libatkan klinisi sebagai konsultan untuk penanganan kasus
9. Persiapan vaksinasi
10. Koordinasi dan Follow up
1. Jangan abai

• Walaupun belum ada


kasus terlaporkan di
wilayah kita, bisa jadi
karena tidak
terdeteksi
• Untuk daerah yang
perekonomian cukup
baik, mobilitas
penduduk tinggi,
banyak hotspot →
daerah potensial
ditemukan kasus
2. Apakah dokter di faskes sudah mengenal
tanda dan gejala MP?
• Segera lakukan pertemuan daring/luring dengan semua faskes pemerintah
dan swasta untuk mengingatkan Kembali gambaran klinis, pemeriksaan
penunjang, terapi, investigasi kasus/tracing dan isolasi
• Dokter dan tim surveilans di faskes harus siap dengan form PE, langsung
gali info Riwayat seksual, pasangan, selama 21 hari terakhir (masa
inkubasi)
• Layanan poli HIV dan IMS sangat besar potensi menemukan kasus
• Sosialisasikan juga kepada organisasi profesi yang mungkin menemukan
pasien di lapangan (contoh : Dokter Spesialis penyakit dalam, dokter
Spesialis Kulit dan Kelamin)
• Bangun jejaring dengan faskes di wilayah, agar jika menemukan terduga
segera dilaporkan
3. Tenaga yang mampu mengambil specimen, Kemana
specimen pasien dikirim? Apa saja pemeriksaan untuk
kemungkinan penyakit lain yang perlu dilakukan?

• Siapkan kemampuan pengambilan specimen dan pengepakan s.d


pengiriman spesimen
• Swab lesi
• Swab orofaring
• Pemeriksaan perlu dilakukan juga → HIV, Sifilis
• Sebaiknya semua Puskesmas dan RS mampu melakukan swab
4. Tim surveilans yang mampu melakukan
investigasi kasus pada semua level

• Latih tenaga surveilans untuk trampil menggali pertanyaan


• Pelajari karakteristik Monkey Pox, masa inkubasi, masa infeksius
• Tracing pada kontak erat
• Info menggali kontak seksual bisa kerja sama dengan dokter yang
menangani pasien
• Kelengkapan data dan informasi
5. Apakah APD tersedia? Bagaimana logistik
lainnya?

• Jenis APD yang digunakan → yang tepat dan tidak berlebihan


• Obat-obatan → untuk Mpox (simtomatis), HIV (ARV), Sifilis (Benzatin
Penisilin)
6. Bagaimana kebijakan isolasi pasien? Sudah
siapkah fasilitas untuk isolasi?

• Kondisi paling ideal menjamin kepatuhan isolasi → rawat di tempat


isolasi (RS)
• Pasien rawan tidak patuh → karena isolasi lama (2-4 minggu)
7. Edukasi kepada publik secara umum dan di
populasi kunci

• Membuat sosialisasi untuk public secara umum → Masyarakat


khawatir tertular
• Komunitas / LSM yang bergerak pada populasi kunci bisa
memberikan edukasi yang lebih spesifik dan memberikan
pendampingan untuk pasien dan kontak erat
• Pesan kunci untuk public
• PHBS
• Memakai masker
• Kesehatan reproduksi
• Tidak berganti pasangan
8. Libatkan klinisi sebagai konsultan untuk
penanganan kasus

• Penemuan kasus bisa ditemukan di semua faskes


• Libatkan institusi FK atau organisasi profesi untuk membuat tim
konsultan dalam penanganan pasien, contoh : dokter Spesialis
penyakit dalam dan Spesialis Kulit.
9. Persiapan vaksinasi

• Bagaimana menjangkau sasaran vaksin


• Pemilihan layanan vaksinasi
• Rantai dingin vaksin → Vaksin harus disimpan dalam suhu -25 s.d -
15oC dan setelah keluar dari suhu tersebut hanya bisa dipakai s.d
12 jam
10. Koordinasi dan Follow up

• Hasil Investigasi harus di update dan disatukan dalam database


yang baik
• Penting untuk menyediakan petugas yang melakukan update data
dan analisis
• Laporkan perkembangan situasi kepada pimpinan daerah
Take home messages

• Saat ini kasus-kasus Monkey pox yang ditemukan kemungkinan besar


masih terbatas pada populasi kunci tertentu, sehingga kemampuan yang
baik dalam menemukan kasus dan melakukan isolasi dapat menghambat
penyebaran ke populasi umum
• Faktor risiko pajanan perlu digali sejak menemukan pasien terduga
pertama kali, termasuk data lengkap kontak seksual, baik pasangan
tetap maupun tidak tetap.
• Pengalaman dari penanganan Covid, kemampuan menemukan pasien,
perawatan isolasi, persiapan laboratorium yang mampu memeriksa dan
kerja sama seluruh sektor menjadi kapasitas yang perlu dipertahankan
untuk antisipasi penyakit new emerging / re-emerging disease di
kemudian hari
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai