Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA ARAB

INNA WA AKHOWATUHA

Dosen Pengampu:
Bapak Rusmani, S.Ag. M.H.I.”

Disusun oleh:
Raga Bahira Albantani 1233050065
Ade Lukman Firmansyah 1233050077
Dimas Gibran Satrio Utomo 1233050081
Rayhan Ade Dwiyana 1233050086
Naufal Albara Safadar 1233050100
M. Aldo Dellano 1233050107
Aldiputra Rabani 1233050108
Fahmi Nuraziz Awaludin 1233050111

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM


PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

1
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, dzat yang
memberi segala bentuk akal pikiran dan kenikmatan, yang mana atas rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“Inna Wa Akhowatuha Dalam Kitab Jurumiyah, Imrithi, Dan Alfiyah” dan
makalah ini di tujukan untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen
pengampu.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada
para penyedia materi baik melalui buku, jurnal maupun melalui artikel-artikel
yang tersedia pada website di internet. Rasa terima kasih kami tak lupa penulis
ucapkan kepada Bapak Rusmani, S.Ag. M.H.I selaku dosen mata kuliah Bahasa
Arab yang senantiasa membimbing kami.
Penulis mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat
kata kata, istilah ataupun nama yang terdapat kesalahan ucap atau tulis,
dikarenakan kami masih dalam tahap pembelajaran. Apabila terdapat kritik
maupun saran sangat dipersilahkan dan penulis akan menerimanya dengan pikiran
terbuka, karena sejatinya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. semoga pada
masa mendatang makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi dan bermanfaat bagi
pembacanya.

Bandung, Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................3

2.1 Definisi Inna wa Akhwatuha.....................................................................3

2.2 Fungsi Inna wa Akhwatuha.......................................................................3

2.3 Anggota Inna wa Akhwatuha....................................................................4

2.4 Contoh Inna wa Akhwatuha......................................................................5

BAB III....................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Arab dikenal dengan tata bahasanya yang kaya dan kompleks.
Dalam studi tata bahasa Arab, salah satu konsep yang memiliki kedalaman
filosofis dan signifikansi penting adalah "Inna wa Akhowatuhā" (‫ا‬,,‫)إّن وأخواته‬.
Pembahasan ini merupakan bagian integral dalam struktur kalimat Arab,
mengandung kekhasan dan kekompleksan tersendiri dalam penggunaannya.
Asal-usul "Inna wa Akhowatuhā" dapat ditelusuri hingga periode klasik
dan pengembangan sastra Arab yang menggambarkan keindahan serta keunikan
bahasa Arab. Kitab-kitab klasik, seperti "Kitab Jurumiyyah", "Kitab Imrithi", dan
"Kitab Alfiyah", menjadi bukti penting dalam menjelaskan dan mengajarkan
konsep ini kepada para pelajar bahasa Arab sejak berabad-abad yang lalu.
Pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap "Inna wa Akhowatuhā"
menjadi landasan esensial dalam memahami tata bahasa Arab yang benar dan
sastra Arab yang indah. Konsep ini bukan hanya merupakan aturan gramatikal
semata, tetapi juga membawa implikasi dalam ekspresi sastra, puisi, prosa, dan
berbagai aspek komunikasi dalam bahasa Arab.
Dalam konteks pengajaran bahasa Arab, pemahaman yang kuat terhadap
konsep "Inna wa Akhowatuhā" merupakan tonggak utama dalam pembelajaran
dan pengajaran tata bahasa kepada para pembelajar yang berusaha memahami
bahasa Arab secara mendalam.
Melalui eksplorasi mendalam tentang "Inna wa Akhowatuhā", makalah ini
bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih komprehensif tentang
kegunaan, peran, dan relevansi konsep ini dalam kerangka bahasa Arab modern.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Inna wa Akhwatuha?
2. Apa saja anggota Inna wa Akhwatuha?
3. Apa fungsi Inna wa Akhwatuha?
4. Apa saja contoh Inna wa Akhwatuha?
2

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, berikut adalah tujuan penulisan
makalah:
1. Untuk mengetahui apa itu Inna wa Akhwatuha.
2. Untuk mengetahui apa saja anggota Inna wa Akhwatuha.
3. Untuk mengetahui apa fungsi Inna wa Akhwatuha.
4. Untuk mengetahui apa saja contoh Inna wa Akhwatuha.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Inna wa Akhwatuha

Inna Wa Akhwatuha (huruf inna dan saudara-saudaranya) adalah


sekelompok huruf atau kata depan yang biasanya ditambahkan sebelum isim.
Apabila inna dan saudaranya masuk dalam jumlah ismiyah, hukum I’rabnya
dengan menashabkan mubtada’ dan juga merafa’kan khabar.

Inna ( ‫ )ِإَّن‬disebut juga sebagai harfu taukidin ( ‫ )َح ْر ُف َتْو ِك ٍد‬atau huruf
penegasan/ penekanan. Huruf inna dan saudaranya hanya dimasukan pada jumlah
ismiyyah.

Inna ( ‫ )ِإَّن‬merupakan harfu nashbin ( ‫ )َح ْر ُف َنْص ٍب‬atau huruf yang mengubah
isim inna menjadi manshub. Khabbar Inna ( ‫ )ِإَّن‬adalah marfu, kata ini berarti
sesungguhnya, bahwasanya, betul-betul, benar-benar.

2.2 Fungsi Inna wa Akhwatuha

Mari kita lihat langsung materinya di dalam teks kitab Jurumiyah berikut
ini:

‫َو َأَّم ا ِإَّن َو َأَخ َو اُتَها َفِإَّنَها َتْنِص ُب االْس َم َو َتْر َفُع اْلَخ َبَر‬

“Adapun inna dan saudara-saudaranya, maka sesungguhnya ia menashobkan


isim dan merofa’kan khobar.”

Jadi, yang tadinya mubtada dalam keadaan rofa, jika kemasukkan inna dan
saudaranya, akan menjadi nashob. Sedangkan khobarnya inna, tetap dalam
keadaan rofa’. Contohnya, susunan mubtada khobar asalnya:

‫اْلُم ْس ِلُم َاُخ اْلُم ْس ِلِم‬

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya.”

Jika pada susunan mubtada khobar tersebut dimasuki inna, maka akan
menjadi:

‫ِاَّن اْلُم ْس ِلَم َاُخ اْلُم ْس ِلِم اْلُم ْس ِلَم‬

yang tadinya mubtada, menjadi isimnya inna, dibaca nashob, tandanya


dengan fathah, karena dia adalah isim mufrod. Sementara ‫ َاُخ اْلُم ْس ِلِم‬tetap dibaca
rofa’, menjadi khobarnya inna.
4

2.3 Anggota Inna wa Akhwatuha

Dalam menjalankan fungsinya, isim inna memiliki saudara sehingga


disebut Inna Wa Akhwatuha atau dalam Bahasa Indonesia berarti inna dan
saudaranya. Huruf inna dan saudaranya ada 6 jenis, berikut adalah anggota-
anggotanya sebagaimana dijelaskan dalam kitab jurumiyah:

‫ َو َم ا َأْش َبَه‬، ‫ َو َلْيَت َع ْم ًرا َش اِخ ٌص‬، ‫ ِإَّن َزْيًدا َقاِئٌم‬:‫ َتُقوُل‬،‫ َو َلَع َّل‬، ‫ َو َلْيَت‬، ‫ َو َك َأَّن‬، ‫ َو َلِكَّن‬، ‫ َو َأَّن‬، ‫ ِإَّن‬: ‫َو ِهَي‬
‫ َو َلَع َّل ِللَّتَر ِج ي َو الَّتَو ُقِع‬،‫ َو َلْيَت ِللَّتَم ِّني‬،‫ َو َك َأَّن ِللَّتْش ِبيِه‬، ‫ َو َلِكَّن ِلاِل ْس ِتْد َر اِك‬، ‫ َو َم ْعَنى ِإَّن َو َأَّن ِللَّتْو ِكيِد‬،‫َذ ِلَك‬.

“Inna wa akhawatuha yaitu: ‫ َلَع َّل‬، ‫ َلْيَت‬، ‫ َك َأَّن‬، ‫ َلِكَّن‬، ‫ َأَّن‬، ‫ِإَّن‬, kamu katakan ‫ َو َلْيَت‬، ‫ِإَّن َزْيًدا َقاِئٌم‬
‫َع ْم ًرا َش اِخ ٌص‬, dan yang serupa dengannya. Makna inna dan anna adalah untuk
taukid (penguat), lakinna untuk istidrok (susulan), kanna untuk tasybih
(penyerupaan), laita untuk tamanni (perandaian), dan la’alla untuk taraji dan
tawaqu’ (harapan baik).”

Mari lihat penjelasan lebih lanjut mengenai anggota-anggota dari inna wa


akhwatuha di bawah ini:

1. Inna ( ‫)ِإَّن‬

Makna Inna yaitu sesungguhnya. Berfungsi untuk menguatkan suatu


perkataan (taukid). Dengan menggunakan inna, suatu perkataan jadi lebih jelas
penekanannya. Contohnya di dalam Al Quran surat Yasin ayat 3:
‫ِاَّنَك َلِم َن اْلُم ْر َس ِلْيَۙن‬

“Sungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul.”

Dhomir ‫ َك‬di sini, berkedudukan i’rob nashob, karena menjadi isimnya


Inna. Dhomir sendiri merupakan isim mabni sehingga tanda i’robnya tidak
tampak.

2. Anna ( ‫)َأَّن‬

Anna artinya “bahwa sesungguhnya”. Berfungsi sebagai penguat atau


penekananan juga. Contohnya dalam kalimat syahadat:

‫َو َاْش َهُد َاَّن ُمَحَّم ًدا َر ُسْو ُل ِهللا‬

“Dan aku bersaksi, bahwa sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah.”

‫ ُمَحَّم ًدا‬dibaca nashob, tandanya berupa fathah, karena merupakan isim


mufrod, dan menjadi isimnya anna.

3. Lakinna ( ‫)َلِكَّن‬

Lakinna artinya “akan tetapi”. Berfungsi untuk menyangkal perkataan


sebelumnya. Contohnya di dalam surat Al Baqarah ayat 102:
5

‫َو َم ا َكَفَر ُس َلْيٰم ُن َو ٰل ِكَّن الَّش ٰي ِط ْيَن َكَفُرْو ا‬

“Sulaiman itu tidak kafir, akan tetapi setan-setan itulah yang kafir.”

‫ الَّش ٰي ِط ْيَن‬menjadi isim dari lakinna, sehingga dibaca nashob, tanda


nashabnya dengan fathah, karena merupakan jamak taksir.

4. Ka’anna ( ‫)َك َأَّن‬

Ka’anna artinya “seakan-akan”. Contohnya di dalam Al Quran surat As-


Shaf ayat 4:

‫َك َاَّنُهْم ُبْنَياٌن َّم ْر ُصْو ٌص‬

“Seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”

‫ ُهْم‬adalah isim dhomir yang menjadi isimnya kanna, fi mahalli nashab.

5. Laita ( ‫)َلْيَت‬

Laita artinya kiranya / seandainya, tapi untuk sesuatu yang tidak mungkin.
Contohnya di dalam Al Quran surat Al Haqqah ayat 27:
‫ٰي َلْيَتَها َكاَنِت اْلَقاِضَيَۚة‬

“Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu.”

Dhamir ha, berkedudukan nashab, karena menjadi isim dari laita.

6. La’alla (‫)َلَع َّل‬

La’alla berarti semoga, agar, boleh jadi. La’alla merupakan harapan.


Contohnya di dalam Al Quran surat Al Ahzab ayat 63:

‫َو َم ا ُيْد ِرْيَك َلَع َّل الَّساَع َة َتُك ْو ُن َقِرْيًبا‬

“Dan tahukah engkau, boleh jadi hari Kiamat itu sudah dekat waktunya.”

‫ الَّساَع َة‬menjadi isim dari la’alla, sehingga dii’rabi nashab. Nah, kurang lebih
itulah contoh inna wa akhwatuha dalam Al Quran lengkap dengan surat dan
ayatnya.

2.4 Contoh Inna wa Akhwatuha

Contoh isim Inna Wa Akhwatuha ada banyak di dalam Al-Quran. Berikut


beberapa contoh penggunaan inna ( ‫ )ِإَّن‬dalam surah Al-Quran.

 QS Al-Baqarah: 148 ( ‫)ِإَّن َهَّللا َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر‬


 QS Al-Baqarah: 115 ( ‫)ِإَّن َهَّللا َو اِس ٌع َع ِليٌم‬
6

 QS Al-Baqarah: 153 ( ‫)ِإَّن َهَّللا َم َع الَّصاِبِريَن‬


 QS Al-Baqarah: 182 ( ‫)ِإَّن َهَّللا َغ ُفوٌر َر ِح يٌم‬
 QS Al-Baqarah: 77 ( ‫)َأَّن َهَّللا َيْع َلُم َم ا ُيِس ُّر وَن َو َم ا ُيْع ِلُنوَن‬
 QS Al-Baqarah: 165 ( ‫)َأَّن اْلُقَّو َة ِهَّلِل َجِم يًعا َو َأَّن َهَّللا َش ِد يُد اْلَع َذ اِب‬

Contoh lain dan penjelasannya

Kalimat asal tanpa inna: ( ‫)اِإل ْس اَل ُم ِد ْيُن الَّساَل ِم‬

 Harakat akhir pada (‫ ) االسالم‬berupa dhommah karena rafa’, inilah


yang disebut mubtada’
 Harakat akhir pada (‫ ) دين السالم‬berupa dhommah karena mufra dalam
keadaan kabar (tetapi khabar saja bukan khabar inna)

Setelah menggunakan inna menjadi ( ‫)ِإَّن اِإل ْس اَل َم ِد ْيُن الَّساَل ِم‬

 Harakat akhir pada (‫ ) االسالم‬berubah menjadi fathah karena mufrad


dalam kondisi nashob, inilah yang disebut sebagai isin inna.
 Harakat akhir pada (‫ ) دين السالم‬berubah menjadi dhommah karena
mufrad dalam kondisi rafa’, inilah yang disebut sebagai khabar inna.

Contoh penggunaan Inna Wa Akhwatuha untuk masing-masing saudara


inna:

1. Contoh kalimat menggunakan inna ( ‫ )ِإَّن‬bermakna taukid atau sesungguhnya

 (‫ )ِإَّن ُمَحَّم ًدا َر ُسْو ُل ِهللا‬artinya “Sesungguhnya Muhammad adalah utusan


Allah”
 ( ‫ )ِإَّن اْلَحَياَة ِج َهاٌد‬artinya “Sesungguhnya hidup itu adalah jihad”
 ( ‫ )ِإَّن الَّطاِلِبْيَن َداِخ ُلْو َن اْلَفْص ِل‬artinya “Sesungguhnya murid-murid itu masuk
ke dalam kelas”
 ( ‫ )ِإَّن الَّطاِلَبَتْيِن َنِش ْيَطَتاِن‬artinya “Sesungguhnya 2 murid (perempuan) itu
rajin”

2. Contoh kalimat menggunakan anna ( ‫ )َأَّن‬bermakna taukid atau sesungguhnya

 (‫ )َع ِلْم ُت َأَّن اْلَع َم َل ِعَباَد ٌة‬artinya “Saya tahu bahwa bekerja adalah ibadah”
 (‫ )َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َّرُس ْو ُل ِهللا‬artinya “Aku bersaksi bahwa sungguh
Muhammad adalah utusan Allah”

3. Contoh kalimat menggunakan kanna ( ‫ )َك َأَّن‬bermakna tasybih atau seolah-olah

 (‫ )َك َأَّن اْلِقَّط َنِم ٌر‬artinya “Seolah-olah kucing itu harimau”


 ( ‫ )َك َأَّن اْلَع ْيَنْيِن ِم َن الَّنِم ِر َناٌر ِفي ُظَلِم اَّللْيِل‬artinya “Seolah-olah kedua matanya
dari api dalam kegelapan dalam”
 ( ‫ )َك َأَّن َخ اِلًدا َأَس ٌد‬artinya “Seolah-olah Khalid itu seekor singa”

4. Contoh kalimat menggunakan lakinna ( ‫ )َلِكَّن‬bermakna istidrak atau tetapi


7

 ( ‫ )ُهَو َطِو ْيٌل َلِكَّنُه َضِع ْيٌف‬artinya “Dia tinggi tetapi lemah”
 (‫ )َع ِلي َغ ِنٌّي َلِكَّن ُأْخ َتُه َفِقْيَر ٌة‬artinya “Ali kaya tetapi saudarinya fakir”

5. Contoh kalimat menggunakan laita ( ‫ )َلْيَت‬bermakna tamanni atau kiranya

 ( ‫ )َلْيَت اِإْل ْمِتَح اَن َس ْهٌل‬artinya “Kiranya ujian itu mudah”


 (‫ )َلْيَت الَّطْيَر َس اِقٌط ِاَلى َيِد ي‬artinya “Kiranya burung itu jatuh ke tanganku”

6. Contoh kalimat menggunakan laala ( ‫ )َلَع َّل‬bermakna tarajji atau mudah-mudahan

 ( ‫ )َلَع َّل اَأْلْو اَل َد اَل ِع ُبْو َن ِفي الَّساَحِة‬artinya “Mudah-mudahan anak laki-laki itu
bermain di halaman”
 ( ‫ )َلَع َّل َج ْع َف َر َن اِج ٌح ِفي اِإْل ْمِتَح اِن‬artinya “Mudah-mudahan Jafar berhasil
dalam ujiannya”
 (‫ )َلَع َّل اْلُمَس اِفَر ْيِن َر اِج َع اِن ِفي َو ْقٍت َق ِرْيٍب‬artinya “Mudah-mudahan 2 orang
musafit itu kembali dalam waktu dekat

Inna dan saudaranya akan menashabkan mubtada’ serta merafa’kan


khabar. Namun fungsi tersebut batal apabila inna dan saudaranya tersambung
dengan huruf zaidah (‫ )ما‬atau tambahan seperti contoh berikut.

 Penggunaan inna ( ‫ )ِإَّن‬tanpa huruf (‫ )ما‬zaidah: (‫ )إَّن اْلُم ْؤ ِمِنْيَن ِإْخ َو ٌة‬artinya
“Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara”. Isim (mubtada’) pada
kalimat ini beri’rab mansub dengan huruf ya ( ‫ )ْي‬karena termasuk dalam
isim jamak mudzakkar salim.
 Penggunaan inna ( ‫ )ِإَّن‬dengan huruf (‫ )ما‬zaidah: (‫ )إَّنَم ا اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن ِإْخ َو ٌة‬artinya
“Sesungguhnya orang mukmin itu bersaudara”. Pada isim (mubtada’) pada
kalimat ini beri’rab marfu dengan tanda wau ( ‫ )ْو‬karena termasuk dalam
kategori isim jamak mudzakkar salim.

Contoh I’rab untuk Inna dan saudaranya

‫ حرف توكيد ونصب ينصب اإلسم يرفع الخبر‬: ‫ِإَّن‬

Inna: huruf taukid dan nashab, fungsi menashabkan isim dan merafa’kan khabar

‫ اسم إن منصوب وعالمة نصبه الفتحة‬: ‫الطالب‬

Ath thaliba: isim inna manshub dengan alamat nashab berupa fathah

‫ خبر إن مرفوع وعالمة رفعه الضمة‬: ‫ناجح‬

Najihun: khabar inna marfu’ dengan alamat rafa’ berupa dhommah


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Melalui pemaparan mengenai konsep "Inna wa Akhowatuhā" (‫)إّن وأخواتها‬


dalam tata bahasa Arab, makalah ini telah memberikan gambaran yang
komprehensif tentang asal-usul, fungsi, anggota, serta contoh penggunaan dari
konsep ini.

Sebagai bagian integral dari struktur kalimat Arab, "Inna wa Akhowatuhā"


telah menjadi landasan penting dalam pemahaman tata bahasa Arab yang benar
serta dalam pengembangan sastra Arab yang indah. Kitab-kitab klasik, seperti
"Kitab Jurumiyyah", "Kitab Imrithi", dan "Kitab Alfiyah", telah menjadi sumber
penting dalam menjelaskan dan mengajarkan konsep ini kepada para pelajar
bahasa Arab selama berabad-abad.

Definisi "Inna wa Akhowatuhā" menyoroti fungsinya dalam menashabkan


isim dan merafa'kan khabar, serta kemampuannya dalam memodifikasi tata
bahasa Arab, menambahkan kekayaan makna, dan penekanan dalam ekspresi
bahasa. Berbagai anggota seperti Inna ( ‫)ِإَّن‬, Anna ( ‫)َأَّن‬, Lakinna ( ‫)َلِكَّن‬, Ka'anna ( ‫)َك َأَّن‬,
Laita ( ‫)َلْيَت‬, dan La'alla ( ‫ )َلَع َّل‬memiliki peran serta fungsi yang khas dalam
memperkaya struktur kalimat Arab.

Contoh-contoh penggunaan Inna wa Akhowatuhā dalam Al-Quran dan


dalam kalimat-kalimat sehari-hari memberikan gambaran yang lebih nyata
mengenai penggunaannya dalam konteks yang berbeda, baik sebagai penguat,
penyataan, penegasan, penyangkalan, atau pernyataan khayal.

Pemahaman yang mendalam tentang konsep ini tidak hanya penting dalam
konteks tata bahasa Arab, tetapi juga dalam pengajaran dan pemahaman yang
lebih mendalam tentang sastra Arab serta ekspresi komunikasi dalam bahasa
Arab.

Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam


kepada pembaca tentang konsep "Inna wa Akhowatuhā" dan relevansinya dalam
dunia bahasa Arab modern serta menjadi landasan bagi studi lebih lanjut tentang
struktur bahasa Arab dan kayaan ekspresinya.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Amriti, S. Y. (2018). Nazham al-Imriti. Dar al-Fikr.

Al-Sanhaji, M. (2015). Matan al-Ajurumiyyah. (Edisi ke-2). Dar al-Minhaj.

Ibn Malik, M. (2019). Alfiyah Ibn Malik. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah.

Khoiri. “Pengertian Dan Contoh Inna Wa Akhwatuha,” 2021.


https://www.khoiri.com/2021/02/fungsi-dan-contoh-inna-wa-akhowatuha-
inna-dan-saudaranya.html.

Team, KreasiAds. “Isim Inna Wa Akhwatuha: Penjelasan, Fungsi, Anggota, Ciri,


Rumus Dan Contohnya,” 2022. https://annajah.co.id/isim-inna-wa-
akhwatuha-penjelasan/.

Wicaksana, Hermanto. “Inna Wa Akhwatuha Dan Contohnya, Pada Isim Maupun


Khobar,” 2023. https://www.pinhome.id/blog/inna-wa-akhwatuha-dan-
contohnya/.

Anda mungkin juga menyukai