Anda di halaman 1dari 5

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Peternaka ayam layer yang dikunjungi adalah peternakan ayam skala kecil milik

perorangan dengan jumlah kepemilikian berkisar 3 ribu ekor. Model kandang adalah

kandang panggung terbuka dimana kondisi sanitasi dan biosecurity kandang pada

umumnya kurang. Sampel ayam layer diperoleh dari sentra peternakan ayam layer di

Kec. Mapilli.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan nekropsi


4.2 Organ Epikrise Diagnosa PA
Keadaan Umum Luar
Kulit dan bulu Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Mukosa Mata Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Lubang kumlah Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Subkutis
Perlemakan Tidak ada lemak Tidak ada lemak
Otot Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan

Traktus Respiratorius
Kantung hawa Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Sinus hidung Eksudat Kataral Sinusitits
Koane Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Laring Tidak ada Kelainan Tidak ada kelainan
Trakhea Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Paru-paru Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Traktus Digestivus
Rongga mulut Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Lidah Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Esofagus Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Tembolok Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Proventrikulus Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Gizzard Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Usus Halus Sisa pakan tak tercerna Enteritis Kataralis
Maldigesti
Usus Besar Sisa pakan tak tercerna Enteritis Kataralis
Maldigesti
Sekum Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Seka tonsil Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Empedu Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Pankreas Tidak ada kelainan Tiadak ada kelainan
Hati Hati pucat Degenerasi Hati
Radang granuloma Hepatitis granulomatus
Traktus Sirkulatorius
Jantung pucat Tidak ada kelainan
Pembuluh darah Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Sistem Limforetikuler
Thymus Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Limpa bengkak Newcastle Disease
Bursa Faricius Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Traktus Urogenitalia
Ginjal Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Ureter Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Testikel Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Ovarium Tidak berproduksi Umur ayam sudah tua
Oviduct - -

Diagnosa : Infeksi Saluran Pernapasan atas, Aspergillosis dan Runting Stunting


Syndrome
Diagnosa banding : ILT dan ND
Anamnese yang didapat dari lapangan adalah ayam yang dinekropsi ayam berumur 2

tahun dan mengalami kekerdilan. Berdasarkan keterangan pemilik, ayam tersebut pernah

vaksinasi. Pada pemeriksaan keadaan umum luar tidak ditemukan adanya kelainan pada kulit dan

bulu, mukosa mata, dan lubang kumlah. Amoniak yang tinggi dapat menyebabkan mengganggu

kesehatan dan performa ayam , kerusakan sistem pernafasan, pertumbuhan bobot badan yang

rendah dan penurunan konsumsi pakan (Ritz et al. 2004).

Pada pemeriksaan traktus respiratorius ditemukan adanya beberapa kelainan. Bagian

sinus hidung mengalami sinusitis karena terdapat eksudat kataralis ayam yang dinekropsi.

Sinusitis yang terjadi dapat disebabkan karena kandungan amoniak yang tinggi pada kandang.

Pada bagian khoane ditemukan adanya eksudat kataralis, hal ini menunjukkan bahwa telah

terjadi perdangan pada khoane atau rhinitis. Berdasarkan kelainan tersebut menandakan bahwa

telah terjadi infeksi pada saluran pernafasan atas. Terdapat beberapa penyakit yang dapat

menginfeksi saluran pernafasan atas yakni Chronic Respiratory Disease (CRD) dan Infectious

Coryza atau snot menurut Shankar (2008),

CRD merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycoplasma gallisepticum.

Gejala klinis yang timbul yakni adanya sekresi kataral dari hidung, batuk, terdengar suara saat

bernafas, dan sering terjadi kebengkakan pada muka karena akumulasi eksudat pada sinus

hidung. Lesio yang muncul pada penyakit CRD yakni munculnya kelainan pada saluran

pernafasan atas berupa eksudat kataralis yang ditemukan pada sinus hidung, trakhea, bronkus

dan kantung udara (Shane 2005).


Sedangkan, menurut Shane (2005), Infectious Coryza atau Snot merupakan penyakit

unggas yang menyerang sistem pernafasan dan disebabkan oleh bakteri Hemophilus gallinarum.

Gejala yang muncul adalah adanya eksudat kataral yang muncul dari hidung dan sinus

infraorbital terlihat membengkak karena akumulasi eksudat, ayam mengalami kesulitan bernafas,

dan kerdil akibat pertumbuhan yang terhambat.

Gambar 1. Kebengkakan pada daerah muka akibat


akumulasi eksudat pada sinus

Pemeriksaan traktus digestivus ditemukan adanya kelainan pada proventrikulus yang


mengalami penebalan dan terdapat eksudat kataral pada dinekropsi. Selain itu pada usus halus
dan usus besar ditemukan adanya sisa pakan dalam bentuk yang masih kasar. Hal ini menandai
bahwa ayam mengalami maldigesti. Pakan tidak tercerna dengan baik karena adanya kerusakan
pada proventrikulus. Proventrikulus menghasilkan enzim pepsin yang berguna membantu
pencernaan protein dan hydrocloric acid yang disekresi oleh sel glanular. Sekresi enzim bekerja
dan mengalir ke ventrikulus. Ventrikulus berfungsi memecah pakan mengajadi lebih kecil
(Muljowati 1999).

Sedangkan, pankreas berfungsi menghasilkan enzim amilase, lipase dan protease yang
berfungsi dalam pencernaan. Atropi pankreas akan menyebabkan turunnya produksi enzim-
enzim pencernaan tersebut. Penurunan enzim ini dapat mengganggu absorbsi dan proses
pencernaan makanan sehingga akan menyebabkan maldigesti pada ayam. Malabsorbsi ini
merupakan salah satu penyebab kekerdilan pada ayam (Aburto 2010). Proventrikulitis dan atropi
pankreas yang menyebabkan kekerdilan ini merupakan salah kelainan patologi yang ditemukan
pada kasus Runting Stunting Syndrome (RSS). Penyakit ini disebabkan oleh reovirus dengan
gejala klinis berupa penurunan laju pertumbuhan dan kelainan pada tungkai bulu primer yang
sering disebut helicopter diseases (Tabbu 2000).

Pada hati ditemukan adanya kelainan berupa kepucatan. Hati diduga mengalami
degenerasi. Degenerasi pada hati dapat terjadi karena adanya akumulasi lemak pada hepatosit.
Salah satu penyebab akumulasi ini adalah malabsorbsi karena tubuh mengalami gangguan
penyerapan pakan sehingga terjadi defesiensi nutrisi. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan
mobilisasi trigliserida ke dalam hati sehingga akan terjadi akuulasi lemak pada hati (Maclachan
dan Cullen 2007).

Gambar 2. Kepucatan di organ hati ayam

Anda mungkin juga menyukai