Disusun Oleh
NIM :11222084
1. Definisi
lebih. CKD pada anak memiliki gambaran klinis yang spesifik dan sangat
dampak pada masa dewasa pasien. CKD juga memiliki dampak yang
2016)
2. Klasifikasi
CKD umumnya
7
8
(Susianti, 2019).
3. Etiologi
tubulus ginjal)
g. Nefropati toksik
populasi dewasa. Penyebab CKD paling sering terjadi pada anak, seperti
penyebab lain yang cukup jarang terjadi seperti penyakit ginjal terkait
tersebut. HSP di perantarai oleh IgA di pembuluh darah kecil pada ginjal
(Bernstein, 2017). Penelitian Kim et.al., (2021) dari total 186 pasien anak
dengan HSP terdapat 67 anak atau 36% mengalami gangguan pada ginjal
4. Manifestasi Klinik
dibedakan menjadi dua tahap yaitu pada stadium awal dan stadium akhir.
adalah napas berat dan dalam, gejala yang jelas dari asidosis
tamponade perikardial.
footdrop
infertilitas
5. Patofisiologi
atau hipotesa nefron utuh, yang mengatakan bahwa bila nefron terserang
penyakit, maka seluruh intinya akan hancur, tetapi sisa nefron yang
Uremia akan muncul bila bagian nefron yang rusak semakin banyak
lagi. Nefron yang masih normal atau utuh akan melakukan adaptasi
6. Pemeriksaan Penunjang
c. Hiponatremi
menurunnya diuresis.
e. Phospat maninggi
f. Hipoalbuminemia
protein.
h. Hipertrigliserida
i. Asidosis metabolik
bagian dari satu kesatuan nefron. Ketika nefron rusak, perfusi ginjal
7. Penatalaksanaan
a. Terapi Nonfarmakologi
1) Dialisis
besi.
hemodialisis.
bikarbonat.
2) Transplantasi Ginjal
dan luka.
16
b. Terapi Farmakologi
1) Anemia
(Hb) dalam darah, yaitu kurang dari 13,5 g/dl pada pria dan 12
g/dl pada wanita. Pada pasien CKD, kekurangan zat besi adalah
2) Asidosis Metabolik
amonia di
17
asetat dapat diberikan. 2-6 gram kalsium karbonat per hari, dan
pada 20 mmol/l.
3) Edema
keseimbangan
18
8. Komplikasi
optimal jika fungsi ginjal hanya 50% atau bahkan kurang dari itu.
lain yang khas dari anemia akan mulai muncul (Nurbadriyah, 2021).
dirangsang oleh
20
2021).
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Meliputi nama lengkat, tempat tinggal, umur, tempat lahir, asal suku
1) Keluhan utama
adanya
21
penyakitnya.
2) Makanan/Cairan
gusi/lidah
22
3) Eliminasi
4) Aktivitas/istirahat
malam hari).
6) Pola Kognitif-Persepsi
8) Pola Seksualitas/reproduksi
b) Role/peran
diderita
c) Identity/Identitas diri
memiliki potensi.
d) Self-esteem/Harga diri
e) Self-ideal/Ideal diri
Faktor stres, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada
perubahan kepribadian.
24
d. Pemeriksaan fisik
meningkat, TD meningkat
2) Kepala
3) Pernapasan
4) Sirkulasi
5) Neurosensori
6) Nyeri/kenyamanan
berhati-hati/distraksi, gelisah.
7) Keamanan
sendi.
2. Diagnosa Keperawatan
e. Resiko perfusi renal tidak efektif d.d faktor resiko disfungsi ginjal
3. Perencanaan Keperawatan
Terapeutik: Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama;
batasi asupan cairan dan garam; tinggikan kepala tempat tidur 30-40°
di rumah.
nutrisi membaik
untuk
30
perlu
aktivitas meningkat
melakukan aktivitas
kelelahan
asupan makanan
e. Resiko perfusi renal tidak efektif d.d faktor resiko disfungsi ginjal
renal meningkat
jalur IV, jika perlu; pasang kateter urin untuk menilai produksi urin,
4. Implementasi Keperawatan
sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik
5. Evaluasi Keperawatan
formatif
34
tindakan.
telah diberikan. Metode yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini
ditetapkan.
ditetapkan.
dengan tujuan dan criteria hasil yang telah ditetapkan dan atau
Penurunan laju Renin meningkat Proteinuria Penurunan fungsi ginjal Kreatinin dan
glomerulus
BUN serum ↑
Angiotensinogen Hipoportein/ Produksi
Ginjal tak mampu → Angiotensin I Hipoalbuminaria eritroprotein ↓ Sindrom uremia
mengencerkan urin
secara maksimal ACE→
Sel kekurangan Pembentukan Mual, muntah
Angiotensin I protein eirtrosit ↓
Produk urin turun → Angiotensin II
dan kepekatan Nafsu makan ↓
Sistem imun Anemia
urin meningkat
Vasokontriksi menurun
pembuluh darah Defisit Nutrisi
Lemah, lelah, letih (D.0019)
Urin yang keluar Resiko Infeksi
sedikit (Oliguria) Tekanan darah ↑ (D.0142) SLKI: Status Nutrisi
Intoleransi Aktivitas SIKI: Manajemen Nutrisi
SLKI: Tingkat Infeksi (D.0056)
Distensi
SIKI: Pencegahan Infeksi
kandung kemih SLKI: Toleransi
36 Aktivitas SIKI:
Manajemen Energi
37
LANJUTAN…
Distensi Ginjal tak mampu Tekanan darah ↑
Hipoportein/ Sindrom uremia
kandung kemih mengencerkan urin Hipoalbuminar
secara maksimal Penurunan Curah Jantung (D.0011)
SLKI: Curah Jantung SIKI: Perawatan Jantung
Perubah
Retensi urin Tekana an warna
↑ Na dan K
n