Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KALIMAT TAUHID &

MACAM MACAM KALIMAT TAUHID

MK. AIK

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7:

1. Ayu dewi putri 2384202003

2. Fadia putriana 2384202002

3. Ravina 2384202011

DOSEN PENGAMPU: FIRMAN FERIZA, M.Pd

PTOGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MUHAMMADIYAH KOTA PAGARALAM

TAHUN AJARAN

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kalimat tauhid & Macam
macam tauhid ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Firman
Feriza, M.Pd pada bidang studi Pendidikan Matematika mata kuliah AIK 1. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kalimat tahuid & Macam macam tauhid
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Firman Feriza, M.Pd selaku dosen
bidang studi Pendidikan Matematika mata kuliah AIK 1 yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang saya tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pagar Alam, 29 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman depan...................................................................................................................i

Kata pengantar..................................................................................................................ii

Daftar isi............................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan...........................................................................................................1

A. Latar belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................................................1
C. Batasan masalah.....................................................................................................1
D. Tujuan penulisan...................................................................................................2

BAB II Pembahasan..........................................................................................................3

A. Makna Kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬...........................................................................3


B. Keistimewaan Kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬...............................................................4
C. Syarat dan Rukun Kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬........................................................5
D. Jenis-jenis Tauhid..................................................................................................6

BAB III Penutup................................................................................................................9

A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Kritik & Saran.......................................................................................................9

Daftar pustaka..................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Permasalahan dalam Tauhid adalah permasalahan vital yang ada dalam ajaran
Islam, karena mengandung begitu penting maknanya. Tauhid menjadi hal paling prinsip
dalam Islam yang memiliki kedudukan teratas dalam keimanan seseorang kepada Allah
SWT. Hal ini dikarenakan syarat segala amalan setiap insane kepada Allah SWT adalah
dengan sempurnanya tauhid.

Persoalan Tauhid telah dibawa dari masa Nabi ke Nabi selanjutnya, karena tujuan
dari adanya ajaran ini agar manusia menyembah hanya kepada Allah SWT. Sehingga,
tidak membuka celah sedikitpun bagi orang-orang yang hendak melakukan tipu daya.
Karena dengan tauhid yang mantap, dengan keimanan yang sempurna segala ranjau yang
telah dipersiapkan setan tidak akan mampu menjerat manusia taat ini.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Apa makna kalimat Tauhid ‫?الاله االهللا‬

2. Bagaimana keistimewaan kalimat Tauhid ‫?الاله االهللا‬

3. Bagaimana syarat dan rukun kalimat Tauhid ‫?الاله االهللا‬

4. Apa saja macam macam tauhid?

C. Batasan masalah

Makalah ini membatasi penjelasan mancakup: Kalimat tauhid & macam-macam tauhid

D. Tujuan

Adapun tujuannya, yakni:

1. Untuk memahami makna kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬,

iv
2. Untuk mengetahui keistimewaan kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬, dan

3. Untuk mengetahui syarat dan rukun kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬.

4. Untuk mengetahui macam macam tauhid

BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬

Kalimat Tauhid telah dikemukakan dalam Al-Qur`an lebih dari 30 kali sebagaimana
dapat disimak dalam surat Al-Baqarah, Al-Imran, An-Nisa, Al-An`am, At-Taubah, Yunus,
Hud, Ar-Ra`du, Ibrahim, An-Nahl, Taa-haa, Al-Anbiya, Al-Mu`minu, An-Naml dan yang

v
lainnya. Hal itu memberikan keyakinan dan bukti nyata bahwa masalah Tauhid dalam
ajaran samawi (Islam) adalah ajaran inti dari ajaran Allah SWT.

Kalimat Tauhid yang agung ‫ الاله االهللا‬yakni ‘Tiada Tuhan Selain Allah’ memiliki arti
yang sangat dalam dan luas. Seorang hamba tidak mungkin akan dapat beramal sesuai
yang dikehendaki olehnya, kecuali setelah ia benar-benar memahami makna yang
terkandung didalamnya sehingga ia beramal atas dasar kalimat Tauhid ini dengan sadar.

Allah SWT berfirman.

‫ۚ ُهَّللا اَل ِإَٰل َه ِإاَّل ُهَو اْلَح ُّي اْلَقُّيوُم‬

Artinya: “Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya)” (Q.S Al-Baqarah: 255).

Kata ‫ االله‬menurut bahasa adalah ‫ المعبود‬yakni ‘yang disembah’, terambil dari kata ‫اله‬
‫ يأله االهة‬yang bermakna‫ عبد يعبد عبادة‬yakni ‘menyembah’. Kata ‫ االله‬mengikuti pola kata ‫فعال‬
yang bermakna, ‫ مفعول‬yakni ‫ معبود‬yang disembah.1

Sedangkan ‫ االله‬menurut syara’: yaitu Tuhan satu-satu-Nya yang berhak disembah.


Sebab hanya Dia sajalah yang memiliki sifat-sifat ketuhanan sebagai sifat-sifat mutlak
yang selaras dengan keagungan dan kebesaran-Nya yang tidak akan pernah dapat diraih,
oleh siapapun, kecuali hanya oleh Dia sendiri. Dialah Allah pencipta segala sesuatu, tidak
ada Tuhan selain Dia ‘Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakana
dengan ketinggian yang sebesar-besarnya’. Oleh karena itu, maka yang harus disembah itu
tidak lain hanya Allah yang Maha Suci dan Maha Tinggi.2

Sementara itu, lafadz ‫ هللا‬adalah ‘Isim Alam’ (kata benda khusus) bagi Dzat Tuhan
Yang Maha Suci seperti yang telah diketahui, yakni Isim Alam mutlak yang paling
difinitif. Dialah Allah yang berhak dan harus disembah, dimana segala bentuk ibadah dan
pengabdian dalam situasi dan kondisi bagaimanapun juga harus tetap hanya diperuntukkan
bagi-Nya.3

1
Dr. Syarif Hamdan Rajih Madinah Al-Munawwarah, Kalimat Tauhid Laa Ilaaha Illallah Muhammad
Rasulullah, 2001, hlm. 10
2
Ibid.
3
Ibid.

vi
Jadi, makna ‫ الاله االهللا‬adalah peniadaan seluruh yang disembah selain Allah SWT
dan merupakan penetapan bahwa menyembah itu hanya diperuntukkan kepada dan bagi
Allah saja. Maka dengan demikian, makna dari ‫ الاله االهللا‬adalah peniadaan dan penetapan,
yakni meniadakan Tuhan selain Allah SWT dan menetapkan bahwa Tuhan itu hanya Dia.

B. Keistimewaan Kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬

Kesempurnaan Tauhid yang dimiliki oleh seseorang, akan membawa kepada jalan
yang lurus dan Allah SWT akan senantiasa selalu melindungi dan menjamin
keselamatannya baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena sebab itu, Kalimat Tauhid
memiliki keistimewaan yang sangat besar dan luar biasa.

Syekh Muhammad At-Tamimi dalam kitab Tauhid mengemukakan bahwa `Ubadah


bin Ash-Shamit, mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa bersyahadat
bahwa tidak ada sesembahan yang hak selain Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, dan
Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan bersyahadat bahwa Isa hamba Allah dan
Rasul-Nya dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam serta ruh dari pada-
Nya dan bersyahadat pula bahwa surge adalah benar adanya, maka Allah pasti
memasukkannya ke dalam syurga betapapun amal yang telah diperbuatnya” (HR Bukhari
dan Muslim)4.

Banyak nash yang meriwayatkan dan menjelaskan keutamaan atau keistimewaan kalimat
Tauhid, diantaranya sebagai berikut.

Diriwayatkan dari Abu Sa`id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Musa
berkata, ‘Ya Tuhanku, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk berdzikir dan berdoa kepada-
Mu’. Allah berfirman, ‘Hai Musa, katakanlah ‫’الاله االهللا‬. Musa berkata lagi, ‘Ya Tuhanku,
semua hamba-Mu mengucapkan ini’. Allah pun berfirman, ‘Hai Musa, Andaikata ketujuh
langit dan penghuninya, selain Aku, serta ketujuh bumi diletakkan pada daun timbangan,
sedang ‫ الاله االهللا‬diletakkan pada daun timbangan lain, maka ‫ الاله االهللا‬niscaya lebih berat
timbangannya’.” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim dengan menyatakan bahwa hadits ini
shahih).

4
Download dari blog Adinda Praditya, (E-Book Kitab Tauhid Karya Syekh Muhammad At-Tamimi), 2004, hlm.
20.

vii
At-Tirmidzi meriwayatkan hadits, yang dinyatakan hasan, dari Anas, aku
mendengar Rasulullah bersabda, “Allah berfirman, ‘Hai anak Adam, seandainya kamu
dating-Ku dengan dosa sepenuh jagad. Sedangkan kamu ketika mati tidak dalam keadaan
syirik sedikitpun kepada-Ku, niscaya akan Aku berikan kepadamu ampunan sepenuh
jagad pula’.”

Allah SWT berfirman.

]٦:٨٢[ ‫اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َلْم َيْلِبُسوا ِإيَم اَنُهم ِبُظْلٍم ُأوَٰل ِئَك َلُهُم اَأْلْم ُن َو ُهم ُّم ْهَتُد وَن‬

Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu orang-orang
yang mendapat petunjuk.” (Q.S Al-An`am).5

C. Syarat dan Rukun Kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬

Pada dasarnya kalimat Tauhid yang merupakan salah satu rukun Islam yaitu dalam
koridor syahadat, memiliki syarat dan rukun yang harus dicapai untuk menyempurnakan
keimanan kepada Allah SWT.

1.Syarat Kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬

Syarat merupakan aspek penting dalam perwujudan tercapainya sesuatu hal. Dalam hal ini
ada tujuh syarat, yakni6:

a. Mengetahui, maksudnya adalah mengetahui makna kalimat Tauhid ‫ الاله االهللا‬secara


peniadaan maupun penetapan. Sesuai dengan Q.S Muhammad: 19.

b. Yakin, maksudnya adalah hati meyakini dan membenarkan kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬.
Sesuai dengan Q.S Al-Hujurat: 5.

c. Ikhlas. Sesuai dengan Q.S Al-Bayyinah: 5.

d. Benar, maksudnya adalah hendaknya pernyataan beriman itu bukan sekedar basa-basi,
sehingga yang bersangkutan benar-benar meyakini bahwa segala yang terkandung di
5
Al-Qur`anul Kariim.
6
Dr. Syarif Hamdan Rajih Madinah Al-Munawwarah, Kalimat Tauhid Laa Ilaaha Illallah Muhammad
Rasulullah, 2001, hlm. 30.

viii
dalam Al-Qur`an dan segala yang disampaikan oleh Rasulullah SAW benar adanya.
Sesuai dengan Q.S Az-Zumar: 33.

e. Cinta, maksudnya adalah hendaknya Allah SWT lebih dicintai daripada yang lain
dengan total dan sepenuh hati. Sesuai dengan Q.S Al-Maidah: 54.

f. Berserah diri kepada Allah SWT baik lahir maupun bathin. Sesuai dengan Q.S Luqman:
22.

g. Menerima, yaitu tidak menolak apa yang dikehendaki oleh makna yang terkandung
dibalik kalimat Tauhid ‫ الاله االهللا‬sebagaiman telah digariskan oleh Allah Yang Maha
Bijaksana. Sesuai dengan Q.S Ash-Shaffat: 35-37.

2. Rukun Kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, rukun ini berkaitan dengan pembahasan makna
kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬. Rukun kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬, yakni7:

a. Meniadakan, maksudnya adalah meniadakan yang lain seluruhnya hanya untuk


menyembah, mengabdi dan berserah diri kepada Allah. Dengan benar-benar memurnikan
peribadatan kepada-Nya.

b. Menetapkan, maksudnya adalah menetapkan Allah sebagai raja diatas raja, Maha dari
segala Maha

D.Jenis-jenis Tauhid

Tauhid terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid
asma wa sifat. Pembagian ketiganya mengacu pada Al-Qur'an surah An Nas.

1. Tauhid Rububiyah

Tauhid rububiyah adalah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta, pemilik,
dan pengendali alam raya. Dia dapat menghidupkan dan mematikan dengan takdir-Nya
serta dapat mengendalikan seluruh alam semesta dengan sunah-sunah-Nya.8

7
Ibid. hlm. 29
8
Syaikh Sholih Al Fauzan, Aqidatu Tauhid, hal. 15-16

ix
Memahami tauhid rububiyah bertujuan agar manusia mengakui tentang keagungan Allah
SWT atas semua makhluk yang diciptakan-Nya. Allah SWT berfirman dalam surah Al
Mu'minun ayat 86-87:

٨٧ - ‫ َسَيُقْو ُلْو َن ِهّٰلِلۗ ُقْل َاَفاَل َتَّتُقْو َن‬٨٦ - ‫ُقْل َم ْن َّرُّب الَّسٰم ٰو ِت الَّسْبِع َو َر ُّب اْلَع ْر ِش اْلَعِظ ْيِم‬

Artinya: "Katakanlah, "Siapakah Tuhan yang memiliki langit yang tujuh dan yang
memiliki 'Arsy yang agung?" Mereka akan menjawab, "(Milik) Allah." Katakanlah,
"Maka mengapa kamu tidak bertakwa?"

2. Tauhid Uluhiyah

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah SWT dalam mengerjakan ibadah, seperti salat,
puasa, zakat, berkurban, berserah diri, dan berharap pada-Nya.

Tauhid jenis ini bertujuan agar manusia mengetahui bahwa hanya Allah SWT semata
yang berhak disembah dengan benar. Sehingga, hal ini menjadikan manusia tunduk, taat,
dan mengikuti perintah-Nya.9

Ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang tauhid uluhiyah termaktub dalam surah An
Nahl ayat 36.

ۗ‫َو َلَقْد َبَع ْثَنا ِفْي ُك ِّل ُاَّمٍة َّرُسْو اًل َاِن اْع ُبُدوا َهّٰللا َو اْج َتِنُبوا الَّطاُغ ْو َۚت َفِم ْنُهْم َّم ْن َهَدى ُهّٰللا َوِم ْنُهْم َّم ْن َح َّقْت َع َلْيِه الَّض ٰل َلُة‬
٣٦ - ‫َفِس ْيُرْو ا ِفى اَاْلْر ِض َفاْنُظُرْو ا َكْيَف َك اَن َعاِقَبُة اْلُم َك ِّذ ِبْيَن‬

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk
menyerukan), "Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut", kemudian di antara mereka ada
yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka
berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang
mendustakan (rasul-rasul)."

3. Tauhid Asma wa Sifat

Tauhid asma wa sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah SWT dan sifat-Nya,
sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an dan sunnah rasul-Nya.

9
Syaikh Sholih Al Fauzan, Aqidatu Tauhid, hal 36

x
Mempelajari tauhid yang artinya beriman kepada nama Allah dan sifat-Nya ini bertujuan
untuk mengetahui bahwa apa yang Allah SWT sifatkan untuk dirinya adalah benar (haq)
dan mutlak10. Allah SWT berfirman:

٨ - ‫ُهّٰللَا ٓاَل ِاٰل َه ِااَّل ُهَۗو َلُه اَاْلْس َم ۤا ُء اْلُحْس ٰن ى‬

Artinya: "(Dialah) Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang mempunyai nama-nama yang
terbaik." (QS. Taha: 8).

Peranan Tauhid dalam Kehidupan

Untuk memberikan pemahaman lebih jauh mengenai tauhid, berikut fungsi dan peranan
tauhid atau akidah sebagaimana dijelaskan Zainul Bahri dalam buku Pendidikan Tauhid
dalam Perspektif Konstitusi.

1. Menuntun dan mengemban dasar ketuhanan yang dimiliki manusia sejak lahir.

2. Memberi ketenangan dan ketentraman jiwa. Dalam hal ini, agama sebagai kebutuhan
fitrah akan menuntut dan mendorong manusia untuk terus mencari atau mendalaminya.

3. Menjadi pedoman hidup yang pasti. Meyakini Tuhan akan memberikan arahan dan
pedoman yang pasti dalam kehidupan manusia

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kalimat Tauhid ‫الاله االهللا‬, yang mempunyai kedudukan paling penting dalam aqidah
seseorang kepada Allah SWT, menjadikannya salah satu kunci mendapat kemenangan dari
Allah SWT. Kesempurnaan iman, hanya akan didapat dengan meninggalkan dan tidak
mendekati perbuatan syirik sekecil apapun itu. Hal ini dikarenakan Allah SWT sangat
membenci para pelaku syirik dan menginformasikan kepada hamba-Nya bahwa ‘sesungguhnya
syirik adalah kezaliman yang amat besar’.

10
Muhammad bin Kholifah At Tamimi, Mu’taqod Ahlu Sunnah Wal Jama’ah fi Tauhidil
Asma wa Sifat, hal 31-34

xi
Untuk mencapai kesempurnaan tersebut pula, seseorang harus mampu mencapai dan
memenuhi syarat dan rukunnya. Semoga kitalah yang senantiasa termasuk orang-orang yang
berusaha menyempurnakan keimanan kepada Allah SWT. Sebagai wujud cinta kepada Allah
SWT.

B. Kritik dan Saran

Makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, karena mungkin masih banyak kesalahan-
kesalahan yang terjadi, baik dari penulisan kata, ejaan, paragraf dan lain-lain. Hal itu
dikarenakan kurangnya pengetahuan dan keahlian penulis sendiri dalam hal ini.

Oleh karenanya, untuk dapat menutupi hal itu penulis berharap adanya apresiasi yang
diberikan dari pembaca berupa kritik dan saran yang bersifat membangun. Dengan adanya hal
seperti itu, penulis akan mampu melakukan perbaikan terus menerus.

xii
DAFTAR PUSTAKA

Al-Munawwarah, Syarif Hamdan Rajih Madinah. (2001). Kalimat Tauhid laa Ilaaha Illallah
Muhammad Rasulullah. Jakarta: Kalam Mulia.

Al-Qur`anul Kariim.

Praditya, Adinda. 2004. Ebook Kitab Tauhi Karya Syekh Muhammad At-Tamimi.

Syaikh Sholih Al Fauzan, Aqidatu Tauhid

xiii

Anda mungkin juga menyukai