Anda di halaman 1dari 4

HUKUM PERUSAHAAN

TUGAS 2 HKUM 4303

Soal :
A memiliki usaha perseroangan penjualan keripik kentang dengan 3 orang pegawai, yaitu B
dan C di bagian produksi, D di bagian pengadaan bahan baku, manajemen dan keuangan di
rumahnya. Sedangkan A, selain sebagai pemilik dan penyedia modal, dirinya aktif
memasarkan produk. Setelah 2 tahun, usaha keripik kentang berkembang dengan pesat dan
memiliki pegawai 100 orang. A bisa membeli tanah di samping rumahnya untuk membangun
pabrik produksi keripik kentang dan kantor operasional. A kemudian memutuskan
mendirikan sebuah PT untuk usaha keripik kentang tersebut agar makin berkembang dan
menamai keripik kentangnya dengan nama XITATO. Saat menghadap ke notaris, dirinya
diberitahu jika PT harus didirikan paling tidak oleh 2 orang.

A kemudian membawa istrinya E, kakak kandungnya F dan anak kandungnya G untuk


menghadap notaris dan menjadi pemegang saham dalam PT. X dengan komposisi
kepemilikan saham sebagai berikut: A 70%, E 10%, F 10% dan G 10%. Dalam Anggaran Dasar
Rumah Tangga, A meminta notaris menuliskan bahwa A berperan sebagai Direktur dan E, F,
G bertindak sebagai Dewan Komisaris. Saat itu, A memiliki modal usaha sebesar
Rp.1.000.000.000,00 dan pinjaman dari Bank M sebesar Rp. 1.000.000.000,00. Pinjaman ini
diberikan dengan jaminan tanah dan bangunan pabrik.

Setelah 5 tahun berlalu, PT. X mengalami penurunan penjualan XITATO karena tidak adanya
inovasi produk dan teknik pemasaran yang sesuai perkembangan jaman, sehingga XITATO
kalah saing dengan keripik kentang lainnya. PT. X tidak bisa membayar hutang kepada Bank
M dan supplier kentang N. PT.X kemudian menawarkan kerjasama dengan anda sebagai
pemilik perusahaan berbagai macam makanan ringan untuk melakukan restrukturisasi
perusahaan. Anda yang melihat produk XITATO dapat menjadi produk unggulan tertarik
untuk menyelamatkan PT. X.

Pertanyaan:
a. Apa jenis restrukturisasi yang akan anda pilih untuk PT.X? Pilih yang paling baik dan
menguntungkan bagi PT. X dan perusahaan anda! Jelaskan alasan anda memilih jenis
restrukturisasi tersebut dan apa kelebihannya!

Jawab :

Jenis restrukturisasi yang paling baik dan menguntungkan untuk PT.X dapat bervariasi
tergantung pada situasi dan kebutuhan perusahaan. Namun, salah satu jenis restrukturisasi
yang sering digunakan adalah restrukturisasi keuangan. Restrukturisasi keuangan melibatkan
perubahan dalam struktur modal perusahaan untuk mengatasi masalah keuangan yang ada.

Alasan memilih restrukturisasi keuangan adalah karena kelebihannya yang signifikan.


Beberapa kelebihan restrukturisasi keuangan antara lain:
a) Mengurangi Beban Utang: Restrukturisasi keuangan dapat membantu mengurangi
beban utang perusahaan dengan mengubah jadwal pembayaran utang,
menegosiasikan suku bunga yang lebih rendah, atau mengonversi utang menjadi
ekuitas.
b) Meningkatkan Likuiditas: Dengan mengurangi beban utang, restrukturisasi keuangan
dapat meningkatkan likuiditas perusahaan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk
memiliki lebih banyak dana yang tersedia untuk operasional sehari-hari atau investasi
jangka panjang.

c) Mengoptimalkan Struktur Modal: Restrukturisasi keuangan dapat membantu


perusahaan mengoptimalkan struktur modalnya dengan mengurangi rasio utang
terhadap ekuitas. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi
risiko keuangan.

d) Menghindari Kebangkrutan: Restrukturisasi keuangan dapat membantu perusahaan


menghindari kebangkrutan dengan mengatasi masalah keuangan yang mendasarinya.
Dengan mengurangi beban utang dan meningkatkan likuiditas, perusahaan dapat
memperbaiki kesehatan keuangan dan mempertahankan kelangsungan
operasionalnya.

b. Bagaimana tahapan yang akan dilakukan dalam melakukan jenis restrukturisasi perusahaan
yang anda pilih tersebut!

Jawab :
Tahapan dalam melakukan restrukturisasi keuangan perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Evaluasi Keuangan: Langkah pertama adalah melakukan evaluasi menyeluruh


terhadap keuangan perusahaan. Ini melibatkan analisis terhadap struktur modal,
beban utang, arus kas, dan kinerja keuangan secara keseluruhan. Tujuan dari evaluasi
ini adalah untuk mengidentifikasi masalah keuangan yang perlu diatasi.

2. Perencanaan: Setelah masalah keuangan diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah


merencanakan restrukturisasi keuangan. Ini melibatkan pengembangan strategi dan
rencana tindakan yang spesifik untuk mengatasi masalah yang ada. Perencanaan
harus mempertimbangkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.

3. Negosiasi: Tahap ini melibatkan negosiasi dengan para kreditor, pemegang saham,
dan pihak terkait lainnya. Tujuannya adalah untuk mencapai kesepakatan yang
menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat. Negosiasi dapat melibatkan
restrukturisasi jadwal pembayaran utang, perubahan suku bunga, atau konversi
utang menjadi ekuitas.

4. Implementasi: Setelah kesepakatan dicapai, langkah selanjutnya adalah


mengimplementasikan restrukturisasi keuangan. Ini melibatkan pelaksanaan tindakan
yang telah direncanakan, seperti pembayaran utang yang direstrukturisasi,
pengubahan struktur modal, atau perubahan kebijakan keuangan.
5. Monitoring dan Evaluasi: Tahap terakhir adalah monitoring dan evaluasi terhadap
hasil restrukturisasi keuangan. Ini melibatkan pemantauan kinerja keuangan
perusahaan setelah restrukturisasi dilakukan. Jika diperlukan, perubahan tambahan
atau penyesuaian dapat dilakukan untuk memastikan keberhasilan restrukturisasi.

c. Mana saja pengaturan dalam UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang
menunjukkan adanya hubungan antara Pemegang Saham dengan Perseroan yang berkaitan
dengan Prinsip Akuntabilitas? Jelaskan!

Jawab :
Prinsip akuntabilitasadalah merupakan pelaksanaan pertanggungjawaban dimana dalam
kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang terkait harus mampu mempertanggungjawabkan
pelaksanaan kewenangan yang diberikan di bidang tugasnya.

Pasal 156
1. Dalam rangka pelaksanaan dan perkembangan Undang- Undang ini dibentuk tim ahli
pemantauan hukum Perseroan.
2. Keanggotaan tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsur: a.pemerintah;
b.pakar/akademisi; c.profesi; dan d.dunia usaha
3. Tim ahli berwenang mengkaji akta pendirian dan perubahan anggaran dasar yang
diperoleh atas inisiatif sendiri dari tim atau atas permintaan pihak yang berkepentingan,
serta memberikan pendapat atas hasil kajian tersebut kepada Menteri.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewenangan, susunan organisasi dan tata kerja tim ahli
diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 98
1. Direksi mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan.
2. Dalam hal anggota Direksi terdiri lebih dari 1 (satu) orang, yang berwenang mewakili
Perseroan adalah setiap anggota Direksi, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar.
3. Kewenangan Direksi untuk mewakili Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah tidak terbatas dan tidak bersyarat, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang
ini, anggaran dasar, atau keputusan RUPS.
4. Keputusan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak boleh bertentangan dengan
ketentuan Undang- Undang ini dan/atau anggaran dasar Perseroan.

Pasal 96
1. Ketentuan tentang besarnya gaji dan tunjangan anggota Direksi ditetapkan berdasarkan
keputusan RUPS.
2. Kewenangan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilimpahkan kepada
Dewan Komisaris.
3. Dalam hal kewenangan RUPS dilimpahkan kepada Dewan Komisaris sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), besarnya gaji dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris.
Pasal 39
1. RUPS dapat menyerahkan kewenangan kepada Dewan Komisaris guna menyetujui
pelaksanaan keputusan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 untuk jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun.
2. Penyerahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap kali dapat
diperpanjang untuk jangka waktu yang sama.
3. Penyerahan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sewaktu-waktu dapat
ditarik kembali oleh RUPS.

Pasal 152
1. Likuidator bertanggung jawab kepada RUPS atau pengadilan yang mengangkatnya atas
likuidasi Perseroan yang dilakukan.
2. Kurator bertanggung jawab kepada hakim pengawas atas likuidasi Perseroan yang
dilakukan.
3. Likuidator wajib memberitahukan kepada Menteri dan mengumumkan hasil akhir proses
likuidasi dalam Surat Kabar setelah RUPS memberikan pelunasan dan pembebasan
kepada likuidator atau setelah pengadilan menerima pertanggungjawaban likuidator
yang ditunjuknya.
4. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku juga bagi kurator yang
pertanggungjawabannya telah diterima oleh hakim pengawas.
5. Menteri mencatat berakhirnya status badan hukum Perseroan dan menghapus nama
Perseroan dari daftar Perseroan, setelah ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dan ayat (4) dipenuhi.
6. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berlaku juga bagi berakhirnya status
badan hukum Perseroan karena Penggabungan, Peleburan, atau Pemisahan.
7. Pemberitahuan dan pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)
dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
pertanggungjawaban likuidator atau kurator diterima oleh RUPS, pengadilan atau hakim
pengawas.
8. Menteri mengumumkan berakhirnya status badan hukum Perseroan dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai