Anda di halaman 1dari 4

Definisi Isim Maushul

Secara bahasa, kata Maushul berasal dari kata “‫ ”وصل – يوصل‬yang artinya menghubungkan atau
menyambungkan. Lafadz Maushul sendiri merupakan isim maf’ul, sehingga isim maushul
artinya isim yang disambung. Sementara, secara istilah, isim maushul adalah:

‫اسم موصل هو اسم اليتّم معناه اّال بجملة او شبه جملة تذكر بعده تسّم ي صلة الموصل‬

“Isim Maushul adalah isim yang tidak memberikan makna yang sempurna kecuali dengan
jumlah atau syibhul jumlah yang disebutkan setelah. Ini disebut sebagai silatul maushul.”

Anggota Isim Maushul


1. Isim Maushul Mukhtash

Isim maushul mukhtash merupakan isim maushul yang jelas penunjukannya dan dibatasi hanya
untuk lafadz tertentu.

Disebut mukhtash (khusus) karena setiap lafadznya memiliki bentuk berbeda. Ada yang untuk
mufrad, mutsanna, dan jamak, baik itu yang berupa kategori mudzakkar maupun muannats. Isim-
isim tersebut, antara lain:

‫ اللواتي‬,‫ الَّالِئي‬,‫الاَّل ِتي‬/ ‫اَّلِذ ْيَن‬، ‫ اُألَلى‬، ‫الَّلَتْيِن‬/ ‫ الَّلَتاِن‬، ‫ الَّلَذ ْيِن‬/ ‫ الَّلَذ اِن‬، ‫ اَّلِتي‬/‫اَّلِذ ي‬

 Alladzi (‫ )اَّلِذ ي‬Khusus untuk bentuk mufrad mudzakar, baik berakal maupun tidak. Dia
dihukumi mabni sukun. Contoh:

‫َر أْيُت اَّلِذ ي َج َلَس َعلى الُك ْر ِس ي اَّلِذ ي أَم اَم الُم َدِّر ِس‬

“Aku melihat dia (yang) duduk diatas kursi (yang kursi tersebut) didepan Guru”.

 Allati (‫ )اَّلِتي‬Khusus untuk bentuk mufradah muannats, baik berakal maupun tidak. Ia
dihukumi mabni sukun. Contoh:

‫َر أْيُت اَّلِتي َو َقَفْت َأَم اَم الَّس يارِة اَّلِتي أَم اَم الَم ْد َر َسِة‬

“Aku melihat orang cewek (yang) berdiri didepan mobil (yang mobil itu) di depan sekolah”

 Alladzani ( ‫ )الَّلَذ اِن‬Khusus untuk bentuk mutsanna mudzakar, baik berakal maupun tidak.

Ia dihukumi seperti i’rab mutsanna yaitu rafa’ dengan alif, nashab dan Jar dengan ya’i. Contoh:

‫َج اَء الَّطاِلَباِن الَّلَذ اِن َنَج َح ا ِفي االْم ِتَح اِن‬

“Telah datang dua orang siswa laki (yang) lulus dalam ujian”
‫َر أْيُت الَّطاِلَبْيِن الَّلَذ ْيِن َنَج َح ا ِفي االْم ِتَح اِن‬

“Aku melihat dua orang siswa laki (yang) lulus dalam ujian”

 Alladzani ( ‫ )الَّلَتاِن‬khusus untuk bentuk mutsana muannats, baik berakal maupun tidak.

Ia dihukumi seperti i’rab mutsanna yaitu rafa’ dengan alif, nashab dan Jar dengan ya’i. Contoh:

‫َفاَز ْت الَّطاِلَبَتاِن الَّلَتاِن َشاَر َك َتا ِفي ُم َس اَبَقِة ِتَالَوِة القرآن‬

“Dua siswi (yang) ikut lomba tilawah al-Qur’an telah menang”

‫َر أْيُت الَّطاِلَبَتْيِن الَّلَتْيِن َفاَزَتا ِفي ُم َس اَبَقِة ِتَالَوِة القرآن‬

“Aku melihat Dua siswi (yang) telah menang dalam lomba tilawah al-Qur,an”

 Alulaa (‫ )اُألَلى‬Khusus untuk bentuk Jamak, baik mudzakkar/muannats, berakal maupun


tidak.

Ia dihukumi mabni sukun. Contoh:

‫َسَعَد ِني الّطالُب اُألَلى َنَج ُح ْو ا ِفي االمِتَح اِن‬

“Para siswa (yang) lulus ujian membuatku bahagia”

‫َسَعَد ْتِني الَّطالَباُت اُألَلى َنَج ْح َن ِفي االمِتَح اِن‬

“Para siswi (yang) lulus ujian membuatku bahagia.”

 Alladzina ( ‫ )اَّلِذ ْيَن‬Khusus untuk bentuk Jamak mudzakar berakal.

Ia dihukumi mabni fathah. Contoh:

‫إَّن اَّلِذ ْيَن َيْفَهُم ْو َن َهذا الَّدْر َس َقِلْيُلْو َن‬

“Orang-orang yang memahami pelajaran ini sedikit”

 Allaatii, Allaaii, Allawaaii (‫ الَّلَو اِتي‬,‫ الَّالِئي‬,‫ )الاَّل ِتي‬Khusus untuk Jamak Muannats, baik
berakal maupun tidak.

Ia dihukumi mabni sukun. Contoh:

‫ الَّلَو اِتي َنَج ْح َن ِفي االمِتَح اِن َم ْن الَم َداِرِس الُم ْخ َتِلَفِة‬/ ‫ الَّالِئي‬/‫الَّطاِلَباُت الاَّل ِتي‬

“Para Siswi(yang) lulus ujian berasal dari berbagai sekolah.”


2. Isim Maushul Musytarak

Kebalikan dari isim maushul muktash, isim maushul musytarak merupakn bentuk isim maushul
yang umum.

Semua bentuk lafadz yang ada, baik itu, mufrad, mutsanna dan jamak, juga baik itu isim yang
aqil atau ghairu aqil, maka isim maushul musytarak tidak akan berubah.

Adapun isim-isim maushul musytarak, antara lain:

‫ َأّي‬/ ‫ َذ ا‬/ ‫ َم ا‬/ ‫َم ْن‬

 Man ( ‫ )َم ْن‬Digunakan untuk semua bentuk (Mufrad Mudzakkar/Muannats, Mutsanna


Mudzakkar/Muannats, Jamak Mudzakar/Muannats).

Pada umumnya hanya digunakan untuk berakal. Ia dihukumi mabni sukun. Contoh:

‫َع َر ْفُت َم ْن َنَج َح‬

‫َع َر ْفُت َم ْن َنَج َح ا‬

“Aku tahu (Siapa) (Dia laki, Dia berdua, Dia Cewe, Mereka laki, Mereka Cewe) yang lulus”

 Man (‫ )َم ا‬Digunakan untuk semua perubahan sama persis seperti ‫َم ْن‬. Namun, pada
umumnya digunakan untuk tidak berakal. Ia dihukumi mabni sukun.

Contoh Maa untuk tidak berakal:

‫َأْع َج َبِني َم ا َقالُه َخ الٌد‬

‫َأْع َج َبِني َم ا َقالُه َخ الٌد َو َز ْيٌد‬

“(Sesuatu) yang dikatakan ( Kholid, Nurah, Para siswa/siswi telah membuatku kagum”.

Maa ‫ ما‬disini mengandung arti makna “sesuatu yang dikatakan” (tidak berakal)

Contoh Maa untuk berakal:

‫ إّني َنَذ ْر ُت َلَك ما في بطني ُم َح ّر رًا َفَتَقَّبْل ِم ني‬: ‫قوله‬

Maa ‫ ما‬pada Ayat diatas mengandung makna “orang” (berakal)

 Dza (‫ )َذ ا‬Digunakan untuk semua perubahan sama persis seperti ‫ َم ْن‬dan ‫ ما‬untuk
berakal dan tidak berakal. Ia dihukumi mabni sukun

Contoh: Dza untuk berakal


‫َم ْن َذ ا َنَج َح ؟‬

“Siapa dia laki (yang) telah lulus?”

‫َم ْن َذ ا َنَج َح ا ؟‬

“Siapa dua orang laki-laki (yang) telah lulus?”

Contoh: Dza untuk tidak berakal

‫َم اَذ ا َقاَلُه َخ الٌد ؟‬

“Apa (yang) kholid katakan?”

‫َم اَذ ا َقاَلُه َخ الٌد و َز ْيٌد ؟‬

“Apa (yang) kholid dan Zaid katakan?”

 Ayyun ( ‫ )أّي‬Digunakan untuk semua perubahan seperti kawanya diatas. Isim maushul
yang ini dihukumi mu’rab (berubah harakat akhir). Contohnya:

‫َأْع ِط ِه َأَّي ُم ْح َتاٍج‬

“Berikan dia (apa) yang dibutuhkan”

‫ُاْنُصْر أًّيا ُهَو ُم ْح َتاٌج‬

“Tolonglah (apa) yang dia butuhkan”

Sebelum lanjut ke jenis isim lain, ada baiknya kamu mengenal jenis-jenis isim terlebih dahulu.
Apa aja sih? Yuk simak artikel Ini Dia Jenis-Jenis Isim Dalam Bahasa Arab yang Harus Kamu
Tahu!

Anda mungkin juga menyukai