Anda di halaman 1dari 12

PEMBAHASAN

Pengertian Natsr Jahiliyah


An-natsr atau yang lebih kita kenal dengan nama prosa adalah sebuah sastra tulis yang menjadi
bagian dari kesenian.
Beberapa sumber literatur memberikan definisi prosa sebagai berikut :
· Jenis karya sastra yang dibedakan puisi karena tidak terikat oleh kaidah puitika.
· Karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas yang tidak terikat oleh rima dan
irama.
· Perkataan yang tidak diatur oleh wazan-wazan dan qofiyah.
Macam-macam Nasr Jahiliyah beserta contoh-contohnya
Kajian sastra prosa berdasarkan karakteristiknya secara garis besar terbagi menjadi
dua macam, diantaranya :
1. Natsr Al-‘Adiy ( ‫ )النثرالعادي‬adalah sesuatu yang diucapkan seseorang dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Natsr Al-Fanniy/Natsr Al-Adabi adalah sesuatu yang dimaksudkan untuk memberi efek /
pengaruh bagi jiwa pendengarnya.
Berikut ini adalah beberapa jenis prosa yang berkembang pada masa jahiliyah (pra-islam):

1) Khutbah (pidato)

Khutbah adalah ungkapan atau wacana yang ditujukan untuk orang banyak dan khalayak
ramai dalam rangka menjelaskan suatu perkara penting yang dipergunakan untuk mempengaruhi,
memotivasi, mempertahankan pendapat sendiri atau reaksi terhadap pendapat yang lain.

Adapun khotbah pertama yang anda pilih adalah khotbah Qass bin Sa`idah Al-Iyadi yang
disampaikannya di pasar Okaz, dimana cukup banyak orang dari berbagai suku yang berkumpul,
dan berlangsung sebagai berikut:
،‫ ونهار ساج‬، ‫ ليل داج‬، ‫ وكل ما هو آت آت‬،‫ ومن مات فات‬،‫ من عاش مات‬،‫ اسمعوا وعوا‬، ‫أيها الناس‬
‫ إن في‬- ‫ وأنهار مجداة‬، ‫ وأرض مدحاة‬،‫ وجبال رساة‬،‫ وبحار تزخر‬، ‫ ونجوم تزهر‬،‫وسماء ذات أبراج‬
‫ أم‬، ‫ أرضوا بالمقام فأقاموا‬،‫ ما بال الناس يذهبون وال يرجعون‬، ‫ وإن في األرض لعبرا‬، ‫السماء لخبرا‬
‫ وأفضل من دينكم الذي أنتم عليه‬، ‫ إن هلل دينا ً هو أرضى له‬: ‫تركوا فناموا ؟ يقسم قس باهلل قسما ً ال إثم فيه‬
‫ إنكم لتأتون من األمر منكرا‬. :

‫في الذاهبين األولين من القرون لنا بصائر‬

‫للموت ليس لها مصادر‬ ‫ما رأيت موارد؟‬

‫تمضي األكابر واألصاغر‬ ‫ورأيت قومي نحوها‬

‫وال من الباقين غاير‬ ‫ال يرجع الماضي إلي‬

1
‫أيقنت أني ال محالة حيث صار القوم صائر‬

"Wahai manusia, dengarkanlah dan waspadalah, siapa pun yang hidup akan mati, siapa pun yang
mati akan binasa, dan segala sesuatu yang datang akan datang, malam yang gelap, siang yang
tenang, langit dengan rasi bintang, bintang yang berkilauan, dan lautan yang berlimpah, dan
tumpukan gunung, dan sebuah negeri yang disebut, dan sungai-sungai yang saling terhubung ,
sesungguhnya di langit ada kebaikan, dan sesungguhnya di bumi ada pelajaran. dengan orang-
orang yang mereka pergi dan tidak kembali? Apakah mereka puas dengan kedudukannya dan tetap
tinggal, atau mereka meninggalkan sesuatu? Dia bersumpah, tetapi demi Allah, sumpah yang tidak
ada dosanya: sesungguhnya Allah memiliki agama yang diridhai-Nya .Dan itu lebih baik dari
agama yang kamu anut. Anda akan mendekati masalah ini dengan penolakan:

Sesungguhnya pada orang-orang yang telah pergi(mati) terdapat pelajaran

pelajaran apa yang Anda lihat? Kematian tidak memiliki sebab

Dan aku melihat kaumku juga demikian Yang besar dan yang kecil terus berjalan

1
Funun al-natsr al-‘Arabiy al-Qadim. 2000. Jamiah al-Qudsu al-Maftuhah hal.21
Masa lalu tidak akan kembali kepadaku dan tidak jua bisa kuubah waktu yang tersisa

Aku yakin bahwa aku pasti akan mengalami kematian

:‫ فهي خطبة هاني بن قبيصة الشيباني يحرض قومه يوم ذي قار‬، ‫وأما الخطبة الثانية‬

،‫ وإن الصبر من أسباب الظفر‬، ‫ إن الحذر ال يُنجي من القدر‬،‫ هالك معذور خير من ناج فرور‬،‫”يا معشر بكر‬
،‫ أكرم منه في األعجاز والظهور‬، ‫ الطعن في ثغر النحور‬،‫ استقبال الموت خ ير من استدباره‬، ‫المنيّة وال الدنية‬
2
"‫ قاتلوا فما للمنايا من بد‬، ‫با آل بكر‬
"Adapun khutbah yang kedua adalah khutbah Hani bin Qabisah Al-Shaybani yang menghasut
kaumnya pada hari Dhi Qar: Wahai pemuda, binasa karena udzur (perang) lebih baik dari selamat
karena kabur (dari perang). Sungguh ketakutan takkan menyelamatkanmu dari takdir (kematian)
dan kesabaran adalah salah satu penyebab kemenangan, kematian lebih baik daripada kehinaan,
menerima kematian lebih baik dari pada berpaling darinya. Ditikam pada tenggorokan lebih mulia
dari pada orang lemah dan penampakan. Demi keluarga pemuda, berperanglah, karena kematian
tidak ada penggantinya."

Dari kedua khutbah ini, dapat diambil kesimpulan bahwa khutbah pada masa pra Islam pada
umumnya pendek jika disamakan dengan khotbah pada masa setelahnya seperti pada zaman Islam,
zaman Umayyah, dan zaman Abbasiyah. Tampaknya alasan fenomena ini terletak pada kenyataan
bahwa orang-orang Arab pada dasarnya cenderung mengungkapkan ide-ide mereka secara singkat.

2) Wasiat

Wasiat adalah nasihat seseorang yang akan meninggal dunia atau akan berpisah kepada
seseorang yang dicintainya dalam rangka permohonan untuk mengerjakan sesuatu.

Secara sosial didasarkan pada kesatuan suku dan saling ketergantungan. Wasiat ini dapat dibagi
menjadi penggemukan dengan melihat siapa

2
al-natsr al-‘Arabiy al-Qadim. 2000. Jamiah al-Qudsu al-Maftuhah hal.22
Pertama: Wasiat orang-orang arif dan arif kepada kaumnya: Diantaranya adalah Aktsam bin Sayli
dan Qais bin Sa’idah Al-Ayadi. Dan mulut Odian. Salah satu perintah Al-Afwah kepada kaumnya
adalah sabdanya:

‫ فإنهم‬، ‫ وال تشركوهم في سركم‬،‫ وال تأمنوا على أحسابكم من السفهاء‬، ‫ كونوا من الفتن على حذر‬: ‫قوله‬
‫ وإن‬... ‫ وال يراقبون محرما‬، ‫ ال يستحيون من دناءة‬، ‫ وفعلهم عسر‬،‫ كالمهم ذعر‬، ‫كالضأن في رعي تها‬
‫ فإذا اقتادكم أمرؤ‬، ‫ وال حزم بعد الندامة‬، ‫حاريتم فاتخذوهم حشرا ً فيما بينكم فإن النظر قبل اللقاء حزم‬
. ‫ واأليام دول‬،‫ فإن لغد أمرا ً و‬،‫ وتنالوا به المحامد‬،‫فوقّ روه باإلجالل والمناصحة تبلغوا بذلك من العدو‬
‫ فإنها‬، ‫ وإياكم ومجالسة األشرار‬، ‫ وليكن جلساؤكم أهل المروءة والطلب لها‬، ‫فتأهبوا وتصنّعوا لحلولها‬
. ‫ والرفض لهم من أسباب الخير‬، ‫تعقب الضغائن‬

‫ والكبر قائد إلى البغض‬، ‫ فإن العجب كبر‬، ‫ فلينظر كل رجل منكم إلى جهته‬،‫وفي ترك المرء راحة للبدن‬
‫ وتحاموا الذل‬، ‫ واستصلحوا الخلل‬،‫ فإنه المرعى الرخيم‬، ‫واشنأوا البغي‬،

”Waspadalah terhadap godaan rasa takut, dan jangan percaya pada orang yang paling bodoh di
antara kalian, dan janganlah berbagi rahasia kalian dengan mereka, karena mereka adalah orang
yang paling bodoh. Bagaikan domba yang ketakutan, perkataannya penuh ketakutan, perbuatannya
sulit, mereka tidak malu akan kehinaan, jadikanlah mereka satu kelompok di antara kalian, karena
melihat sebelum bertemu adalah tekad, dan tidak ada tekad setelah menyesal. Jika ada yang
memimpin kalian, perlakukan dia dengan hormat dan nasehat yang tulus, agar kamu diberitahu
tentang hal ini dari musuh, dan memperoleh pujian melaluinya, karena sesungguhnya Dia telah
memerintahkan dan, dan sekaranglah saatnya. Maka bersiaplah dan perbaikilah penyelesaiannya,
dan hendaklah teman-temanmu menjadi orang-orang yang ksatria dan mencarinya, dan jangan
duduk bersama orang-orang jahat, karena hal itu mengikuti dendam, dan menolak mereka adalah
tujuan kebaikan. Meninggalkan perbedaan pendapat itu melegakan badan, maka hendaklah setiap
manusia di antara kamu memandang ke arahnya, sebab kesombongan adalah kesombongan, dan
kesombongan itu bisa mendatangkan kebencian, dan janganlah kalian memiliki rasa dengki, maka
sungguh dia adalah padang rumput yang kasar, dan perbaikilah kekurangan, dan hapuslah
kehinaan.
Kedua: Wasiat bapak kepada anak-anaknya, sebagian besar wasiat ini diucapkan oleh para
sahabatnya di akhir hayatnya atau ketika mereka sedang dalam keadaan sejahtera, oleh karena itu
di dalamnya terdapat rangkuman pengalaman-pengalaman mereka yang termasuk dalam hikmah
dan khotbah. Anak-anak seringkali menaati wasiat berikut: Disebutkan bahwa ketika Ma'bad bin
Zurarah ditangkap, saudara laki-lakinya yang haram tidak memimpinnya, yang berpegang teguh
pada perintah ayahnya, antara lain:

‫ ويكون على‬،‫ وال تزيدو بفدائكم على فداء رجل منكم فيدرب بكم ذؤبان العرب‬،‫" ال تؤاكلوا العرب أنفسكم‬
‫أهل بيتكم سنة سبكا ً " وواضح من هذا القول أن زرارة يوصي أوالده أال يدفعوا فدية الملوك إذا أسروا وأن‬
‫ وقد روي أن لقيطا ً لم يخرج عن ذلك عندما طلب‬. ‫ مئة بعير‬: ‫ وهي‬. ‫يكتفوا بدفع الفدية التي يدفعها العامة‬
‫ ولذا مات في األسر‬: ً ‫معبد فدية نفسه وكان موسرا‬

“Jangan melahap dirimu sendiri bersama orang-orang Arab, dan jangan melebihi tebusanmu atas
tebusan seorang laki-laki di antara kamu, sehingga dia menjadikan kamu miskin dan hina , dan
seisi rumahmu mendapat satu tahun pencabulan.” Jelas dari pernyataan Zurara yang menasehati
anak-anaknya. tidak membayar uang tebusan kepada raja jika mereka ditangkap dan puas dengan
membayar uang tebusan yang dibayarkan oleh rakyat jelata. (Jumlah tebusannya sebanyak 100
ekor unta). Diriwayatkan bahwa anak terlantar melaksanakan wasiat tersebut ketika dia diminta
tebusan untuk dirinya sendiri, dan dia ditawan: jika tidak, dia akan mati di penjara.

3) Amtsal

Amtsal(peribahasa) adalah ungkapan atau kalimat-kalimat ringkas yang lahir dari suatu
kejadian kemudian menjadi terkenal dan menjadi pembicaraan orang banyak, hingga menjadi
perumpamaan atau kata-kata tiruan yang bertujuan untuk perbandingan, nasihat, prinsip hidup atau
aturan tingkah laku.
Bangsa Arab mulai membukukan amtsal sejak pertengahan abad pertama hijriyah. Dimulai
oleh Shahar al-Abdi pada masa Muawiyyah ibn Abi Sofyan, kemudian Ubaid ibn Syariyyah. Pada
abad kedua hijriyah penyusunan buku-buku amtsal berkembang pesat, seperti yang ditulis oleh
Mufaddol al-Dabyi. Pada abad ke-3 Abu Ubaid al-Qasim ibn Salam menulis buku amtsal yang
kemudian disyarah Abu Ubaid al-Bakry dalam bukunya Fashl al-maqal fi syarhi Kitab amtsal li
Abi Ubaid al-Qasim ibn Salam.

Amtsal ada yang berbentuk natsr (prosa) dan juga berbentuk nadham. Berikut ini adalah
contoh amtsal jahili dalam bentuk natsr:

”‫“كيف اعاودك وهذا اثر فأسك؟‬

“bagaimana aku bisa kembali mempercayaimu, sedangkan ini adalah bekas kapakmu?”.
Perumpamaan bagi orang yang tidak percaya lagi terhadap orang yang telah mengkhianatinya.
Dan contoh yang lainnya, misalnya:

”‫"ان غدا لناظره قريب‬

“ sesungguhnya besok bagi yang menunggunya sebentar”. Perumpamaan tentang sabar dan
menunggu sesuatu yang diharapkan.

4) Hikmah

Hikmah atau hikam (bentuk jamaknya) adalah ungkapan ringkas dan indah yang
mengandung kebenaran yang dapat diterima dan berisi petunjuk moral. Hikmah biasanya lahir dari
orang-orang yang punya banyak pengalaman, ilmu tinggi dan pengetahuan yang luas.

Diantara contoh hikmah pada masa jahiliyah adalah sebagai berikut:

”‫“مصارع الرجال تحت بروق الطمع‬

“kehancuran seorang laki-laki terletak di bawah kilaunya ketamakan”

"‫"رضا الناس غاية ال تدرك‬


“ridho sesseorang itu sulit diketahui (dalamnya hati, siapa yang tahu?)

5) Saj'u al-Kuhhan (mantra-mantra dukun)

Di masa jahiliyyah terdapat sekelompok orang yang mengaku mengetahui hal gaib, apa
yang terjadi besok, atas pemberitahuan khaddamnya yang berupa jin. Mereka menjadi tempat
kembali ketika kaumnya mempunyai problem.

Mantra-mantra yang mereka ucapkan inilah yang diebut saj’ul kuhhan. Yang biasanya
kalimatnya pendek, kata-katanya asing, ungkapannya berpola, dan diucapkan secara tidak jelas.
Diantara dukun-dukun pada akhir masa jahili adalah Sawad ibn Qarib al-Dawsy, Al-Ma’mur al-
Hari’iy dukun kabilah al-Harist ibn Ka’b, Khunnafar al-Himyari diriwayatkan bahwa dia masuk
Islam setelah bermusyawarah dengan rewangnya syetan syisshar. Dan dukun terhebat dalam
menciptakan sajak adalah salimah ibn Abi Hayat yang dikenal dengan Uzza Salimah, dialah yang
mengucapkan mantra berikut ini:

"‫ لقد نفر المجد بنى العشراء للمجد والسناء‬,‫ واقعة يبقعاء‬,‫ والعقاب والصقعاء‬,‫" واالرض والسماء‬

“Demi bumi, demi langit, demi planet matahari yang menyinari buq’a. telah menang bani Asyro
dengan mendapatkan keagungan dan keluhuran”.

Selain dukun-dukun laki-laki yang telah disebutkan diatas, banyak juga dukun-dukun
perempuan seperti: Sya’tsa, Tsa’diyah, Zarqa’binti Zuhair, Ghaithalah al-Qurasyiyah dan Zabra’.

Tokoh-Tokoh Prosa/Natsr Jahiliyah


Secara garis besar kategorisasi prosa Jahiliyah dibagi menjadi 3 bagian, yaitu khithābah
(orasi), amtsālhikmah (peribahasa-kata-kata bijak) dan saja’ al-Kuhhan (mantra). Berdasarkan hal
itu kategorisasi dan pembahasan tokoh prosa akan mengacu pada klasifikasi ini.
1. Quss ibn Sa’idah Orator (Khātib) Jahiliyah
Menurut kitab al-Waasith fi al-Adab al-Arabi dijelaskan bahwa ada banyak orator yang
populer pada masa Jahiliyah, diantaranya yaitu :
a. Ka’ab ibn Luay kakek ke-7 Nabi Muhammad SAW. Beliau dikenal sebagai orator serba
bisa. Berpidato dalam berbagai urusan terutama dalam menyeru kepada kebaikan
b. Qais ibn Kharijaw ibn Sinan yang menjadi orator pada perang Dahis wa al-Gabra
c. Khuwailid ibn ‘Amr al-Gatfani orator pada perang fijar
d. Quss ibn Sa’idah al-iyadi seorang orator pasar ‘Ukaz
e. Aktsam ibn Shaifi yang menjadi pimpinan para orator yang diutus oleh Nu’man menemui
raja Persia yang Bernama Kisra
f. Hani ibn Qubaishah al-Syaibani orator pada perang Dzi Qār
Diantara tokoh-tokoh diatas, Quss ibn Sa’idah termasuk orator yang popular. Dia merupakan
orator Jahiliyah di segala bidang. Dia banyak dijadikan sebagai contoh atau perumpamaan di
dalam ilmu Balaghah, kata-kata bijak, maupun nasehat-nasehat. Quss termasuk orang yang
berpegang pada agama tauhid dan meyakini adanya hari kebangkitan. Dia juga menyeru Bangsa
Arab untuk menjauhi penyembahan pada berhala-berhala dan mengajak mereka untuk menyembah
Sang pencipta. Ceramah-ceramahnya tersebut dilakukan di tempat-tempat umum dalam berbagai
acara. Sebagian bahkan berpendapat bahwa ia termasuk tokoh pertama yang menyeru pada
kebajikan dan orang yang pertama kali mengatakan dalam pidatonya kata amma ba’du (‫)بعد أما‬. Ia
juga orang yang pertama kali bertelekan atau bersandar pada pedang dan tongkat di saat berpidato.
Masyarakat menjadikannya sebagai hakim dan ia memutuskan berbagai perkara di antara mereka
secara bijak.

2. Aktsam ibn Shaifi Tokoh Amtsāl dan Hikmah


Aktsam ibn Shaifi pada dasarnya merupakan seorang sastrawan yang serba bisa. Dia adalah
seorang penyair, orator dan juga seorang yang bijak. Nama lengkapnya Aktsam ibn Shaifi ibn
Riyah ibn al-Harits ibn Mukhasyin ibn Mu’awiyah dari keturunan Bani Asad ibn Amr ibn Tamim.
Oleh karena itu Dia dikenal dengan nama Aktsam ibn Shaifi al-Tamimi. Ia dikenal sebagai hakim
atau tokoh hikmah tempat bertanya masyarakat pada masa Jahiliyah. Hakim dalam tradisi bangsa
Arab memiliki banyak makna, di antaranya yaitu: hakim, penguasa, kepala, gubernur, ketua, dan
guru. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Aktsam ibn Shaifi adalah seorang
tokoh masyarakat pada masa Jahiliyah yang biasa menjadi hakim atau tempat bertanya dan
memutuskan suatu perkara. Hal ini tentu saja karena ia dianggap sebagai sosok yang bijak. Oleh
sebab itu pula dalam sejarah sastra Arab Jahiliyah, ia dikategorikan ke dalam tokoh hikmah dan
amtsal.
Aktsam ibn Shaifi adalah satu dari enam pemuka Bani Tamim. Diriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW mengenal Aktsam dan sempat mendatanginya namun masyarakat Tamim
menghalanginya. Lalu diutuslah dua orang sebagai delegasi untuk menemui Nabi Muhammad
SAW. Keduanya lalu mendatangi Rasulullah dan kembali dengan membawa angin segar dan
kedamaian pada Aktsam. Aktsampun mengajak kaumnya untuk mengikuti Nabi SAW. Lalu diapun
berangkat untuk menemui Rasulullah SAW, namun sayang dia meninggal dalam perjalanan di usia
190 tahun. Aktsam meninggalkan banyak nasihat-nasihat serta kata-kata bijak selama hidupnya.

3. ‘Uzza Salamah dan Raqqasy al-Tha’iah tokoh saja’ al-Kuhhān (peramal)


Uzza Salamah memiliki nama asli Salamah ibn Asham ibn ‘Amir ibn Tsa’labah ibn Abdillah
ibn Dzubyan, salah satu anak dari al-Harits ibn Sa’ad Hudzaim. Al-Harits ibn Sa’ad Hudzaim
sendiri adalah saudaranya ‘Udzrah yang dikenal sebagai kahin udzri (peramal cinta sejati) atau
peramal bani Udzrah. Bani Udzrah juga dikenal sebagai kabilah berhaluan cinta murni (al-hubb
al-udzri). Ia juga peramal Bani Qudla’ah. Selain dikenal dengan ‘Uzza Salamah, dia juga dipanggil
dengan Ibnu Sawdā. ‘Uzza Salamah dinyatakan sebagai peramal dan pemilik mantra terbaik
(‫)وأسجعهم العرب أكهن‬. Dia biasa dijadikan sebagai tempat penyelesaian perselisihan (hakim) dan
pertikaian. Salah satunya perselisihan yang terjadi antara Abdul Muthalib dan Tsaqif di Dzil
Haram, dan juga pertikaian yang terjadi antara Malik ibn Umailah al-‘Abdari dan ‘Umairah ibn
Hajar al-Khuzai’.
Raqqasy al-Tha’iah adalah kahinah (dukun perempuan) Bani Tha’I. Dia ikut berperang bersama
mereka dan selalu dimintai pendapatnya. Dia sosok yang cerdas dan teguh. Suatu hari Bani Thay
menyerang Iyad ibn Nizar ibn Ma’ad dalam perang (yaum) Rahā Jābir dan Raqqasy ada di antara
mereka. Dalam peperangan tersebut Raqqasy memenangkan pertempuran dan mendapatkan
ghanimah dan tawanan yang di antaranya seorang pemuda yang rupawan. 3

3
Cahya Buana, Sastra Arab Klasik Seri Jahiiyah (Batu: Literasi Nusantara, 2021), h.89-97
Karakteristik Sastra Jahiliyah Secara Umum
Dari segi makna, ciri-ciri puisi jahiliyah adalah sebagai berikut:

 Jujur, penyair mengungkapkan apa yang dirasakannya berdasarkan fakta dan tidak
berlebihan dalam mengungkapkannya.
 Ringkas, susunannya sama sekali bebas dari pengulangan, penjelas atau desakan
 Kesederhanaan, kehidupan badui merupakan faktor yang menciptakan pribadi manusia
yang sederhana demikian juga alam jahiliyyah semua itu mempengaruhi karya puisi
jahiliyah
 Romantis, puisi jahiliyah sangat romantis dalam mengungkapkan jiwa dan perasaan
penyairnya.

Pada umumnya keistimewaan puisi Arab jahili itu corak pemikirannya sangat terbatas
sekali, sesuai dengan corak kehidupan mereka yang sederhana. Hanya saja kebanyakan mereka
bersandarkan pada daya khayal yang ada ditambah dengan pengalaman dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Karena itu, jika hendak menilai keadaan ssuatu syair maka kita tidak dapat terlepass
dari keadaan penyair itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

Beberapa sumber literatur memberikan definisi prosa/nastr sebagai berikut :

 Jenis karya sastra yang dibedakan puisi karena tidak terikat oleh kaidah puitika
 Karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas yang tidak terikat oleh
rima dan irama.
 Perkataan yang tidak diatur oleh wazan-wazan dan qofiyah.
Prosa pada masa jahiliyah dibagi menjadi beberapa macam yaitu : Khutbah (pidato),
Wasiat, amtsal, hikmah, qasas dan saj’ul kuhan.
Karakteristik sastra Jahiliyah secara umum bisa dilihat dari segi makna yaitu Jujur,
Ringkas, sederhana dan Romantis.
DAFTAR PUSAKA

Azizah, D. N. (2020). Karakteristik Prosa dalam Sastra Arab. Tsaqofah dan Tarikh : Jurnal
Kebudayaan dan Sejarah Islam,4(2)

Buana, C. (2021). Sastra Arab Klasik Seri Jahiliyah. Batu: Literasi Nusantara

Dhoif, S. Tarikh al-Adab al-‘Arabiy al-‘Asru al-Jahili. 1960. Kairo: Daar al-Ma’arif

Funun al-natsr al-‘Arabiy al-Qadim. 2000. Jamiah al-Qudsu al-Maftuhah

Kamil, S. (2006) Al-Nasr al-Adabi (Prosa Sastra Arab) Karakteristik, Jenis, dan Unsur-Unsur
Instrinsik. Al-Turas, 12(1)

Anda mungkin juga menyukai