Anda di halaman 1dari 27

JAMA’AH

ISLAMIYAH
KELOMPOK 6:
Mar’atus Soleha (03010221012)
Nadya Salsabillah Hazya (03040221116)
Diaz Abeyasa Q.A. (03040221092)
01
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
o Akar gerakan radikalisme di Indonesia dapat diselidiki dengan baik dengan melihat
hubungan gerakan Islam radikal lainnya yang telah ada sebelumnya.
o Konsep negara Islam telah menjadi perbincangan menjelang kemerdekaan Indonesia.
Sejak sidang BPUPKI, golongan Islam bersikukuh untuk menjadikan Indonesia sebagai
negara Islam. Gerakan Darul Islam yang dirintis oleh Kartosuwiryo pada tahun 1950-an
memiliki akar pemikiran untuk membuat Negara Islam Indonesia. Pemikiran ini telah
mendorong sejumlah gerakan, kelompok dan organisasi di Indonesia untuk
mewujudkan hal tersebut.
o Kemudian, disusul gerakan terorisme pada masa orde baru, yaitu Komando Jihad yang
melakukan pembajakan pesawat dan melakukan peledakan Candi Borobudur.
o Hingga pasca reformasi, terjadi aksi teror Bom Bali pada tahun 2002 yang memicu
munculnya aksi bom bunuh diri lainnya di Indonesia. Kelompok Islam radikal ini dikenal
sebagai Jamaah Islamiyah (JI). JI dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab
dengan aksi teror di Indonesia.
02
Sejarah dan
Perkembangan JI
Sejarah Jamaah Islamiyah
● Jamaah Islamiyah (JI) adalah organisasi teroris Asia Tenggara yang berbasis di
Indonesia.
● Jamaah Islamiyah diambil dari bahasa Arab yang memiliki arti “kumpulan Islam”.
Dirintis oleh Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir di Malaysia pada tahun
1993.
● Nama Jamaah Islamiyah diambil dari nama organisasi Jamaah Islamiyah Mesir dan
usulan dari Sungkar untuk mengembangkan NII pada tahun 1970-an.
● Tahun 1976, Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir menjadi bagian dari Darul
Islam yang bertujuan mendirikan NII.
● Akhir tahun 1987, DI mengangkat Ajengan Abdullah Masduki sebagai pemimpin
baru DI. Sungkar diangkat menjadi Kuasa Usaha Komandemen Tertinggi (KUKT)
● Awal 1990-an, terjadi konflik antara Masduki dan Sungkar. Masduki menganut
ajaran thariqat (Sufistik) yang dianggap menyimpang oleh paham Salafi Jihadi.
● 1992, Sungkar dan teman-temannya memutuskan untuk keluar dari DI. Persitiwa ini
dikenal sebagai peristiwa infishol (perpecahan)
Sejarah Jamaah Islamiyah (2)
● Abdullah Sungkar bersama Abu Bakar Ba’asyir, Thoriqudin (Hamzah) dan lainnya
membuat JI yang bermazhab Salafi dengan tujuan menegakkan syariat Islam lewat
jalan jihad fisabilillah, meniru bentuk salafi jihad Mesir.
● Setelah keluar dari DI, Sungkar dan Abu Bakar melarikan diri dari aparat dan pergi
ke Malaysia.
● JI bertujuan untuk membentuk Daulah Islamiyah Nusantara yang diawali dengan
membentuk NII.
● Menurut sebagian peneliti, perkumpulan JI telah dimulai sejak tahun 1970-an, ketika
Sungkar dan Ba’asyir mendirikan Pondok Pesantren al-Mukmin atau Pondok Ngruki
di Solo.
● Setelah meresmikan JI, Sungkar mengirim orang kepercayaan untuk mendatangi
orang-orang DI. Bertujuan untuk mengajak mereka bergabung dengan JI.
Perkembangan Jamaah Islamiyah
Berdasarkan Majalah Tempo, berikut jejak Jamaah Islamiyah berdasarkan hasil laporan
Siney Jones:
● Tahun 1983, Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir dibawa ke pengadilan Sukoharjo,
dengan tuduhan melakukan subversif karena menolak asas tunggal Pancasila
● Tahun 1990, sejak Abdul Wahid Kadungga masuk gerakan JI semakin radikal.
Berusaha membangun kekhalifahan di Asia Tenggara.
● Tahun 1998, Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir diundang oleh Osama Bin Laden
di Afganistan.
● Tahun 2000-2001, Terjadi ledakan bom di malam Natal.
● Tahun 2002, Pada Bulan Januari, Fathur Rahman al Ghozi ditahan di Filipina, karena
terlibat dengan pengeboman di Manila pada Desember 2000 dan peristiwa pengeboman
di wilayah Filipina lainnya. Abu Jibril a.k.a Muhammad Iqbal bin Abdurrahman
ditangkap di Malaysia.
● 5 Juni 2002, Al-Faruq ditangkap di Bogor dan di serahkan ke Amerika Serikat atas
tuduhan keterkaitan dengan Al-Qaeda.
Perkembangan Jamaah Islamiyah (2)
● Oktober 2002, Amerika Serikat menyebut JI sebagai organisasi teroris. Abu
Bakar Ba’asyir ditangkap polisi dengan tuduhan terlibat dengan bom Natal.
● 12 Oktober 2002, Terjadi bom Bali yang menewaskan 220 orang. Belasan orang
telah diamankan, diantaranya Amrozi, Imam Samudra dan Muchlas.
● 25 Oktober, PBB mengumumkan JI sebagai organisasi teroris ke-88.
● Desember 2002, Terjadi pengeboman di Mall Ratu Indah, Makassar pada malam
Idul Fitri, tiga orang tewas. Berdasarkan pengakuan Suryadi (tersangka),
pengeboman ini ada keterkaitannya dengan Imam Samudra.
● Markas JI ditemukan di Solo dengan berbagai dokumen di dalamnya.
● 24 Desember 2002, Kadungga (menantu Kahar Muzakar) ditangkap di
Balikpapan.
● September 2003, Lima anggota JI mengungkapkan keberadaan JI di hadapan
Amidhan (MUI), Idrus Marham (KNPI) dan Naufal (Front Hizbullah).
● JI dibubarkan pada 2007 melalui keputusan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan.
Struktur Organisasi JI
PEMBAGIAN WILAYAH JI

➢ Struktur organisasi JI mirip sebuah struktur organisasi


Wakalah : brigade militer, yang didesain untuk menghadapi jihad musholah
atau perang di Indonesia.

Saroyah : batalyon 1. Mantiqi I, wilayah: Semenanjung Malaysia dan Singapura.


Pemimpin: Hambali, kemudian setelah ia tertangkap
dipimpin oleh Muchlas (Ali Ghufron). Peranan:
Katibah : kompi menyediakan keperluan ekonomi untuk operasi JI;
2. Mantiqi II, wilayah: sebagian besar wilayah Indonesia,
kecuali Kalimantan, Sulawesi, Ambon dan Papua.
Kidras : peleton Pemimpin: Abdullah Anshori (Abu Fatih). Peranan: sasaran
jihad;
3. Mantiqi III, wilayah: Mindanao, Sabah Malaysia dan
Fiah : regu Sulawesi. pemimpin: Imron Baihaqi (Mustopa). Peranan:
latihan ketenteraan;
4. Mantiqi IV, wilayah: Papua dan Australia, pemimpin: Abdul
Rahim, peranan: mengumpul dana.
Perpecahan Jamaah Islamiyah

● Faksi Ideologis, yaitu tetap berada dalam khittah PUPJI yang berbentuk Dakwah
dan Jihad, dengan pola gerakan bawah tanah.
● Faksi Moderat, dengan pola organisasi legal dan terbuka, tidak berafiliasi dengan
partai, memperjuangkan tegaknya syariat melalui Pemilu. Bentuk gerakan ini
melalui Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dengan basis anggota heterogen yang
dipimpin Abu Bakar Ba’asyir.
● JI Faksi liar, radikal dan ekstrim, yaitu yang terlibat dalam aksi kekerasan bom
Kedubes Filipina, Bom Natal 2000, Bom Bali I dan Bom Marriot I di bawah arahan
Hambali dan Zulkarnaen.
03

Tokoh Gerakan JI
Abdullah Sungkar
• Lahir : tahun 1937, di Solo, Jawa Tengah. Pendapat lain mengatakan lahir di Klaten.
• Ayahnya : Abdullah Sungkar (keturunan Yaman)
• Pendidikan: - SD Al-Irsyad
- SMP Modern Islamic School
- SMA Muhammadiyah C Solo
• Wafat : November 1999

• Tahun 1963, bertemu dengan Abu Bakar Ba’asyir


• Tahun 1967, mengadakan dakwah melalui Radio Dakwah Islam ABC (Al-Irsyad Broadcasting
Commission) bersama Abu Bakar Ba’asyir
• Tahun 1972, Turut mendirikan Pondok Pesantren Ngruki (pesantren al-Mukmin), di Solo bersama Abu
Bakar Ba’asyir
• Tahun 1976, bergabung dalam organisasi DI
• Tahun 1978, ditahan bersama Abu Bakr Ba’asyir
• Tahun 1985, lari ke Malaysia karena dituduh menghasut untuk menolak Pancasila yang mengakibatkan
peristiwa Tanjung Priok
• Tahun 1993, mendirikan JI
Abu Bakar Ba’asyir

• Lahir : 17 Agustus 1938, di Jombang


• Ayahnya : Abu Bakar Abud (keturunan Arab)
• Pendidikan: - Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo (1959)
- Universitas al-Irsyad (1963)

• Tahun 1961, ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesia


• Tahun 1972, memimpin pondok pesantren al Mu’min
• Tahun 1976, bergabung organisasi DI
• Tahun 1999, menjadi pemimpin JI menggantikan Abu Sungkar
• Tahun 2002, menjadi ketua Majelis Mujahidin Indonesia (MMI)
04
Pemikiran dan
Gerakan JI
Buku yang dijadikan Rujukan JI

At Thariq ila Jama’ati Muslim (menuju jamiatul Karya Hussain bin Muhammad bin Ali Jabri.
muslimin)

Al Manhaj al Haraki Li Sirah an Nabawiyah (manhaj Karya Syaikh Munir Muhammad al Ghadhban
haraki atau metode pergerakan menurut sejarah
perjuangan nabi)

Mitsa Amal al Islamy/Mitsaq Amal Islami (pedoman Karya Najih Ibrahim, Ashim Abdul Majid, Ishamudin
amal Islam) Darbalah (para tokoh Jamaah Islamiyah Mesir)

o Pedoman Umum Perjuangan Jama’ah Islamiyah (PUPJI)

o MTI (Materi Taklimat Islamiyah): untuk pembinaan anggota JI

o PMIMADA (Pedoman Mengamalkan Islam menurut Al Qur’an dan Assunnah), oleh Abu Bakr Ba’asyir
PRINSIP JI
10 prinsip JI dalam Pedoman Utama Perjuangan Jamaah Islamiyah (PUPJI), dalam bab Ushulul Manhaj al-
Harokiy Li Iqomatuddien:
1) Tujuan kami hanya untuk mencari ridho Allah dengan cara yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya;

2) Akidah kami adalah akidah Ahlussunnah wal Jama’ah ‘ala Minhajus Salafus Shalih;

3) Paham kami, adalah memahami Islam secara utuh yang mengikuti sunnah Nabi dan sunnah Khulafaur Rasyidin;

4) Sasaran kami hanya untuk menghambakan diri kepada Allah dan menegakkan kekhalifahan sesuai dengan manhaj
nubuwah (metode kenabian);
5) Jalan kami, iman, hijrah dan jihad fi sabilillah;
6) Bekal kami adalah takwa dan ilmu, yakin dan tawakkal, Syukur dan sabar, zuhud dan mengutamakan akhirat;
7) Loyalitas kami kepada Allah, Rasulullah, dan orang-orang beriman;

8) Permusuhan kami, syetan, Jin, dan syetan manusia;


9) Perhimpunan kami yaitu untuk satu tujuan berdasarkan satu akidah, dan pemahaman terhadap agama;

10) Pengalaman Islam kami adalah murni dan kaffah, dengan system Jama’ah, kemudian Daulah, kemudian Khilafah.
PEMIKIRAN JI
o JI bermadzhab Salafy yang bertujuan Iqomatudien (menegakkan syariat Islam) melalui jalan jihad
fisabilillah.

o Jihad fi sabilillah, dijelaskan bahwa makna syar’I jihad adalah qital fisabilillah atau perang. Dan Jihad
hukumnya fardhu ‘ain

o Islam tidak mengenal pemisahan antara akidah dan syari’ah. Bagi yang membedakannya dan hanya
mengambil salah satunya, maka ia telah sesat, kafir dan murtad

o Tahkimusy syariah atau penegakan syariat islam merupakan bagian dari rukun iman. Bagi yang
menolaknya dihukumi kafir.

o Indonesia harus diperangi karena dianggap sebagai darul riddah (negeri murtad). Negeri yang dulunya
Islam, namun statusnya berubah menjadi negara murtad, karena Indonesia diperintah oleh penguasa
yang murtad (penguasanya beragama Islam, tapi karena mereka berhukum dengan al qawaaniin
wadi’iyah (syariat buatan manusia)).

o Demokrasi dan Thariqat dianggap sebagai kemusyrikan


Dimanakah letak radikalisme JI?

➢ Ingin mendirikan negara Islam di Asia Tenggara atau


Dawlah Islamiyyah Nusantara;
➢ Indonesia termasuk darur riddah, maka harus diperangi
➢ Indonesia dipimpin oleh penguasa yang murtad
➢ Jihad di Indonesia hukumnya Fardhu ‘ain

Tapi, JI tidak pernah berpikir mengambil alih kekuasaan


dengan kudeta militer. Alasannya karena masyarakatnya
belum siap. Strategi yang dipakai adalah membentuk qoidah
aminah (basis yang aman dari kekuatan musuh).
GERAKAN JI
Program persiapan jihad JI:

Pembinaan MTI

✓ BINTER Pembinaan Teritorial


Dakwah dan Pesantren

Tarbiyah: Pembinaan agama


✓ BIMPER Pembinaan Personal
Tajnid: Pembinaan Asykari

● JI tidak pernah berpikir mengambil alih kekuasaan dengan kudeta militer. Alasannya karena
masyarakatnya belum siap. Strategi yang dipakai adalah membentuk qoidah aminah (basis yang aman
dari kekuatan musuh).

● Jihad yang dilakukan di Indonesia adalah jihad abnaul haraqah, yaitu jihad yang dilakukan untuk
menyadarkan Masyarakat akan kewajiban menegakkan syariat Islam.
DAKWAH JI
Tabligh Dakwah yang diberikan kepada Masyarakat umum secara luas. Pesertanya tidak dibatasi

Taklim Kegiatan dakwah dalam bentuk kursus-kursus agama yang jumlah pesertanya dibatasi

Dakwah dalam bentuk pengajian tertutup. Diikuti orang-orang yang sudah dikenal dan sudah
Tamrin pernah ikut tabligh dan tahkim. Pesertanya 5-10 orang, diadakan rutin seminggu sekali dan
dibimbing oleh ustadz

Hanya diikuti oleh para peserta pengajian tahap sebelumnya, pengajian tertutup selama satu
Tamhish hingga satu setengah tahun. Bila peserta dianggap memenuhi kriteria dan paham materi MTI,
maka ditawarkan untuk iltizam atau bergabung dengan JI, bila setuju akan dibaiat masuk JI

o Program ini juga dilaksanakan melalui jalur Pendidikan, yaitu pesantren;

o Lingkungan pesantren dijadikan semacam Hukumah Islamiyah Mushoghiroh (miniature pemerintahan islam),
yaitu dikondisikan seperti hidup di negara Islam;

o Tidak semua santri akan direkrut menjadi anggota JI, hanya siswa yang berprestasi dan mempunyai latar
belakang keluarga yang tidak membahayakan JI.
AKSI KEKERASAN JI
• Minggu 28 Mei 2000: satu bom meledak di Gereja GKPI Jalan Jamir Ginting, Padang Bulan, Medan. Bom ini
melukai lebih dari 20 jemaat yang sedang kebaktian.

• Pada 24 Desember 2000: Batalyon Badar meledakkan 25 bom di delapan kota dalam waktu yang hampir
bersamaan. Aksi ini menyebabkan 17 jiwa melayang dan sekitar 120 orang terluka.

• Pada Juli 2001: mereka meledakkan gereja di kompleks Angkatan Darat dan Angkatan Laut di daerah Duren
Sawit, Jakarta Timur. Mereka juga melanjutkan aksinya dengan mengebom Gereja Bethel di Semarang.

• Pada September 2001: mereka merencanakan aksi peledakan di acara kebaktian di Atrium Senen, Jakarta
Pusat, namun aksi ini gagal karena bom yang meledak sebelum waktunya.

• 12 Oktober 2002: pengeboman di pusat hiburan, Bali. Korban: 202 orang

• 23 Oktober 2002: JI secara resmi dimasukkan ke dalam organisasi teroris oleh PBB

• 5 Agustus 2003: pengeboman di Hotel J.W. Marriot, Jakarta. Korban: 12 orang

• 9 September 2004: pengeboman di depan pejabat Kedutaan Australia, Jakarta.


BOM BALI I

Hambali dkk Mantiqi I bersiap


Bekerjasama dengan Al Qaeda,
melakukan penyerangan Rapat membahas rancana serangan,
Mansour Jabarah datang ke Malaysia
terhadap Amerika dan di Solo. Tokoh: Dulmatin, Amrozi,
untuk berdiskusi dengan Hambali
sekutunya di Asia Tenggara. Mukhlas dan Imam Samudera
berkaitan dengan rencana serangan

September 2001 Mei 2002

11 Oktober 2002 5 November 2002


Semua persiapan selesai. Bom 12 Oktober 2002 Amrozi diciduk polisi. Setelah itu,
mobil yang memuat bahan peledak satu per satu polisi berhasil
Bom meledak di Sari Club, Paddy's Café
satu ton, bom rompi yang diisi lima menangkap para pelaku,
dan di Konsulat Amerika
kg TNT, dan bom motor yang termasuk Imam Samudera, Ali
Korban: Sekitar 509 orang. 185 kehilangan
memuat lima kg TNT sudah siap. Ghufron, Ali Imron dan Mubarok.
nyawa. Lebih dari 324 orang terluka.
Darimanakah sumber dana JI?

Bekerjasama dengan Kompak (Komite Penanggulangan Krisis),


01 organisasi sosial yang berada di bawah DDII (Dewan Dakwah
Islamiyah Indonesia).

Membuat semacam yayasan amal bernama Al Ihsan untuk


02 menggalang dana masyarakat muslim Malaysia untuk
membantu umat Islam di sana.

Melakukan aksi perampokan (fa’i) untuk mencari dana pada


03 saat penyerangan di Bali. Mereka merampok sebuah toko
emas di Serang, Banten.
05
KESIMPULAN
Tidak semua anggota JI setuju dengan jalan kekerasan. Menurut Ali
Imron, bahkan mayoritas alumni Afghanistan dan alumni Moro
tidak menyetujuinya. Salah satunya karena aksi kekerasan dan
terorisme merupakan hal yang dilarang oleh ajaran Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
• Abbas, Nasir. Membongkar Jamaah Islamiyah. Jakarta: Penerbit Grafindo Khazanah Ilmu. 2005.
• Solahudin. NII Sampai JI Salafy Jihadisme di Indonesia. Jakarta: Komunitas Bambu. 2011.

Jurnal:
• Abbas, Nasir. “Jemaah Islamiyah; Profil Organisasi dan Penyelewengan Terhadap Ajaran Islam”. Jurnal
Ilmiah Hubungan Internasional. 5.2. 2009.
• Chaidar, Al. “Pemetaan Kelompok Islam Radikal dan Islam Fundamentalis di Indonesia”. Aceh:
Universitas Malikussaleh.
• Mubarak, M. Zaki. “Dari NII ke ISIS Transformasi Ideologi dan Gerakan dalam Islam Radikal di
Indonesia Kontemporer”. Episteme. 10.1. 2015.
• Syamsudin, M. Hasan. “Titik Temu Fundamentalisme, Radikalisme, dan Terorisme Gerakan Jamaah
Islmiyah (JI) (Studi Kasus Bom Bali I)”. Politea: Jurnal Pemikiran Politik Islam. 4.2. 2021.
• Yusoff, Zulkifli Haji Mohd, dan Fikri Mahmud. “Gerakan Teroris dalam Masyarakat Islam: Analisis
Terhadap Gerakan Jemaah Islamiyah (JI)”. Jurnal Ushuluddin. 21. 2005.

Anda mungkin juga menyukai