Disusun Oleh:
Supervisor Pembimbing :
dr. Waode Sri Nikmatiah, Sp.KFR.K.R (K), AIFO-K
ii
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................6
2.1 ICF.......................................................................................................................7
2.2.2 Epidemiologi..............................................................................................14
3
2.2.7 Diagnosis....................................................................................................25
Daftar Pustaka....................................................................................................23
4
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri kronis adalah salah satu sumber penderitaan manusia yang paling mahal dan
lazim, terutama di, tetapi tidak terbatas pada, masyarakat industri modern. Low back pain
biasanya dianggap sebagai nyeri, ketegangan otot atau kekakuan yang terlokalisasi di bawah
batas kosta dan di atas lipatan gluteal inferior, dengan atau tanpa linu panggul (nyeri
menjalar ke kaki dari punggung bawah). Hampir setiap orang mengalami episode nyeri
punggung bawah yang singkat dan akut selama hidup mereka. Meskipun banyak orang
dengan nyeri punggung sembuh dalam 1 tahun, beberapa akan berkembang menjadi kondisi
kronis dengan nyeri yang berfluktuasi atau menetap dengan intensitas rendah atau sedang,
terganggu oleh periode tanpa nyeri atau eksaserbasi nyeri (Vlaeyen et al.,2018).
Hal-hal yang dapat mempengaruhi timbulnya LBP adalah kebiasaan duduk, bekerja
membungkuk dalam waktu yang relatif lama, mengangkat dan mengangkut beban dengan
sikap yang tidak ergonomis, vertebra yang tidak normal, atau akibat penyakit tertentu seperti
penyakit degeneratif. Faktor lain yang berhubungan dengan kejadian LBP meliputi
karakteristik individu misalnya usia, jenis kelamin, body mass index (BMI), tinggi badan,
Low back pain (LBP) merupakan salah satu kondisi kesehatan yang paling umum
dengan biaya perawatan yang relatif mahal. LBP juga termasuk dalam kondisi
biopsikososial yang kompleks, penerapan model medis untuk menggambarkan LBP tidak
hanya dari segi medis, namun secara komprehensif dari segi disabilitasnya dapat
6
International Classification atau ICF, dapat digunakan sebagai alat komunikasi antar sektor,
tidak hanya kesehatan, sarana umum, kebijakab, pendidikan, ketenagakerjaan, dan lain-lain,
agar populasi dengan disabilitas dapat diberikan sarana dan fasilitas yang sesuai dengan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
disabilitasi pada tingkat individu dan populasi. ICF pertama kali disahkan oleh
191 negara anggota WHO pada World Health Assembly ke- 54 yang
diselenggarakan pada 22 Mei 2001, dimana ICF digunakan sebagai standar untuk
mengukur kesehatan dan disabilitas. ICF pada dasarnya serupa dengan ICD
dan sektor, misalnya edukasi, transportasi, kesehatan, dan komunitas serta dapat
bidang terkait, hasil, determinan, dan perubahan dalam status kesehatan dan
fungsi;
8
pengguna yang berbeda, seperti pekerja kesehatan, peneliti, pembuat
kebijakan, dan
9
masyarakat, termasuk orang dengan disabilitas;
yang sistematis.
ICF telah diterima sebagai salah satu klasifikasi sosial oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa serta dapat menjadi alat yang tepat untuk pelaksanaan mandat
hak asasi manusia. Oleh karena itu, ICF memberikan kerangka kerja berharga
orang tanpa memandang kondisi kesehatan dan dalam semua konteks fisik,
sosial, dan budaya. ICF dapat mencapai ini dan mengakui bahwa siapa pun dapat
mengalami disabilitas. Hal ini menyangkut fungsi dan disabilitas semua orang,
dan tidak dirancang, juga tidak seharusnya digunakan, untuk memberi label pada
disabilitas, tidak ada perbedaan eksplisit atau implisit antara kondisi kesehatan
yang berbeda, baik 'mental' atau 'fisik'. Dengan kata lain, disabilitas tidak
kesehatan ke fungsi, ini menempatkan semua kondisi kesehatan pada tingkat yang
1
sama, memungkinkan
1
perbandingan dengan menggunakan metrik yang sama. Lebih lanjut, ini
klasifikasi dapat digunakan untuk mencatat aspek positif dan negatif dari fungsi
dan disabilitas.
mencakup beragam hal, mulai dari faktor fisik (seperti iklim, medan, atau desain
bangunan) hingga faktor sosial (seperti sikap, institusi, dan hukum). Interaksi
berkaitan dengan:
a. Fungsi dan anatomi tubuh, serta gangguan yang terjadi (fungsi pada tingkat
tubuh);
b. Aktivitas individu (fungsi pada tingkat individu) dan batasan aktivitas yang
dialami;
masyarakat);
1
d. Faktor lingkungan yang memengaruhi (dan apakah faktor tersebut menjadi
1
fasilitator atau penghambat).
dinamis antara kondisi kesehatannya, faktor lingkungan, dan faktor personal. Ini
penting dan salah satunya dapat berinteraksi dengan yang lain. Faktor lingkungan
diintervensi.
dalam Gambar 1, saat ini mereka tidak diklasifikasikan dalam ICF. Faktor-faktor
pengumpulan data.
ICF dapat memberikan atau menjadi dasar profil deskriptif pola fungsi
individu, bukan jawaban 'ya' atau 'tidak' apakah seseorang mengalami disabilitas.
'disabilitas' tergantung pada tujuan yang ada. Pengukuran individu, survei, dan
aplikasi lainnya harus didasarkan pada pemahaman ini serta pengetahuan bahwa
ada banyak dimensi disabilitas, dan mungkin ada banyak sudut pandang yang
1
pengukuran dan perkiraan yang berbeda pada tingkat individu atau populasi.
1
Tabel 1.1 menjabarkan mengenai definisi komponen ICF yang terdiri dari
kondisi kesehatan, anatomi dan fungsi tubuh, aktivitas, partisipasi serta faktor
Anatomi tubuh : Bagian anatomi dari badan seperti organ, beserta komponennya
Gangguan : Masalah baik dari segi fungsi ataupun anatomis tubuh yang sifatnya
Faktor lingkungan : Lingkungan fisik, sosial, dan sikap dimana seseorang hidup dan
Functioning/fungsi : Istilah umum yang merujuk pada fungsi tubuh, anatomi tubuh,
aktivitas, dan partisipasi. Istilah ini mencerminkan aspek positif atau aspek netral dari
interaksi antara kondisi kesehatan seseorang dan faktor kontekstual individu (faktor
1
Disability/disabilitas : Istilah umum yang merujuk pada gangguan, limitasi aktivitas,
dan restriksi partisipasi. Istilah ini mencerminkan aspek negatif dari interaksi antara
kondisi kesehatan seseorang dan faktor kontekstual individu (faktor lingkungan dan
personal).
Tabel 1.1 Definisi Komponen ICF (WHO, 2021)
terkait gerakan
1
Struktur kardiovaskular, imunologi, Sikap
reproduktif
1
2.1.5. Contoh dan Aplikasi ICF
dengan adanya sistem klasifikasi yang menggunakan konsep dan bahasa yang
konsisten maka,
1
ICF dapat digunakan sebagai perbandingan data, penyediaan informasi, dan
2
pengetahuan. Dengan adanya satu kesepakatan mengenai definisi dari disabilitas
diharapkan dapat memberikan hasil yang baik bagi anggota komunitas dengan
disabilitas, serta menambah kualitas data yang konsisten dari berbagai sumber,
yang kemudian jika dilengkapi dengan klasifikasi ICF yang menggambarkan fungsi
dan disabilitas berkaitan dengan masalah kesehatan yang dialami seseorang, maka
ICD-10 dan ICF menyediakan gambaran yang lebih berarti dan lengkap mengenai
- Penggunaan ICF dalam sistem registrasi dan jaminan sosial penduduk Amerika Latin
- Dalam penggunaan klinis, ICF dapat digunakan sebagai kerangka kerja dalam
2
2.2 Low Back Pain
Low back pain merupakan gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai
didefinisikan berdasarkan lokasinya, yaitu di antara costa XII dan lipatan gluteal.
Nyeri ini seringkali disertai dengan nyeri pada salah satu maupun kedua kaki dan
seringkali berkomorbid dengan kondisi lain seperti keadaan psikologis, sosial dan
Low back pain mencakup spektrum berbagai jenis nyeri, yaitu nyeri
nosiseptif, nyeri neuropatik (radikular) yang menjalar ke kaki, dan dalam beberapa
kasus, nyeri nosiseptik, yang disebabkan oleh penguatan nyeri di SSP, sering kali
jatuh pada low back pain non-spesifik. Subtipe nyeri ini seringkali tumpang
tindih (misalnya, pasien dengan herniasi diskus yang mengalami nyeri punggung
dapat mengalami nyeri radikular dan gejala difus di luar pola patoanatomi)
(Knezevic, 2021).
Low back pain (LBP) merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi di
masyarakat. Dari tahun 1990 hingga 2017, LBP selalu menjadi masalah global.
Diperkirakan sekitar 7,5% dari total populasi mengalami LBP (Wu A et al.,
2020). Sekitar 50 – 80% dari setiap individu pernah mengalami NPB selama
2
prevalence rata-rata 30%. Di Indonesia diperkirakan 40% penduduk pulau Jawa
2
Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita nyeri pinggang, prevalensi
pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6% (P. Meilani et.al., 2015)
LBP pada semua kelompok umur dari tahun 1990 hingga 2017. Meskipun
prevalensi LBP meningkat seiring bertambahnya usia hingga 80-89 tahun, jumlah
penderita LBP terbesar secara global saat ini dalam kelompok usia 50-54 tahun.
dan peningkatan populasi, namun mungkin ada faktor lain yang berkontribusi
umunya tersusun oleh 26 tulang yang masing masing terbagi menjadi 5 regio
coccygeus. Pada orang dewasa umumnya memiliki tinggi sekitar 76 cm, dimana
Sudut yang terbentuk antara bagian yang paling caudal dari vertebrae lumbalis
pada kepala, gelang bahu, ektremitas atas, dan dinding toraks serta melalui
pilar utama tubuh. Di dalam rongganya terletak medula spinalis, radix nervi
spinales dan lapisan penutup meningen, yang dilindungi oleh kolumna vertebralis.
Struktur kolumna ini fleksibel karena kolumna ini bersegmen segmen dan
2
tersusun atas vertebra, sendi
2
sendi dan bantalan fibrocartilage yang disebut diskus intervertebralis (Netter,
pula sebagai peredam kejut. Diskus ini terbentuk oleh annulus fibrosus yang
Tepi atas dan bawah melekat pada "end plate" vertebra, sedemikian rupa hingga
2
memperkuat persendian di columna vertebralis region lumbal meliputi
2
Ligamentum longutidunale anterior, Ligamentum longitudinale posterior,
Low back pain dapat disebabkan oleh karena kondisi infeksi, kondisi
autoimunitas (Tabel 1). Dari berbagai etiologi tersebut, penyebab tersering low
back pain adalah penyebab mekanik seperti trauma pada vertebra, diskus maupun
back pain antara lain aktivitas fisik yang berlebihan dalam jangka waktu yang
panjang, stres dan ansietas, mengangkat beban berat secara regular, overweight
Hipertrofi facet
Infeksi vertebra
Osteomielitis vertebralis
Septic disk
2
Meningitis
Lumbar arachnoiditis
Trauma
Whiplash Injury
Penyakit metabolis
Osteoporosis
Kongenital/perkembangan
Spondilolisis
Penyebab lain
intervertebralis akibat usia merupakan penyebab utama low back pain pada lanjut
usia. Degerasi diskus umum terjadi pada wanita berusia 60 tahun atau lebih dan
stenosis canalis vertebra lumbal yang merupakan degenerasi terkait usia dari
2
rentan mengalami LBP dan osteoporosis. Berkurangnya massa tulang pada
akibat patah tulang osteoporosis muncul secara tiba-tiba dan parah. Fraktur
biasanya sembuh, dan rasa sakitnya berkurang dalam 2 atau 3 bulan (Wong et al.,
A. Degenerasi diskus
dari anulus fibrosus luar dan nukleus pulposus dalam. Diskus intervertebralis
karakteristik nyeri yang timbul yaitu nyeri diskogenik dapat meluas ke kaki
bagian atas dan kadang- kadang bagian bawah pada pola non-kulit
3
B. Radicular Pain
Low back pain yang meluas ke kaki, biasanya di bawah lutut (nyeri
3
radikuler), dapat terjadi akibat kompresi radiks saraf mekanik dan iritasi
kimiawi dari berbagai mediator inflamasi yang keluar dari diskus akibat
proses degenerasi. Tidak seperti nyeri alih dari sendi, otot, dan diskus, nyeri
adalah penyebab paling umum dari nyeri radikular, namun pada usia >60
tahun, penyebab tersering dari LBP adalah stenosis vertebra, paling sering
terjadi pada L4-L5 dan dapat terjadi akibat hipertrofi facet joint dan
diagnosis radiologis, dan tidak semua orang dengan stenosis dan herniasi
C. Facet arthropathy
intervertebralis, maka sendi ini juga berperan dalam menahan beban tubuh.
Nyeri facet joint pada daerah lumbal memiliki presentasi yang bervariasi;
aspek pinggul, panggul, dan lateral paha atas, yang berbeda dengan nyeri
yang dirasakan di aspek lateral atau posterior paha yang diamati dengan
3
level yang lebih rendah. Zygapophyseal joint L4-L5 dan L5-S1 yang paling
3
dapat menimbulkan gejala pseudoradikular yang meluas ke tungkai bawah
D. Nyeri myofasia
Otot, fasia, dan ligamen juga dapat menjadi sumber nyeri. Otot yang
berpotensi berkontribusi terhadap low back pain yaitu otot intrinsik yang
merupakan bagian integral dari kekakuan dan fungsi vertebra yang normal,
dan low back pain kronis dapat dikaitkan secara paradoks dengan atrofi dan
Patologi otot merupakan sumber low back pain yang sering salah
berlebihan, cedera regangan akut atau robekan, dan spasme otot difus atau
dorsal maupun ventral, dan kapsul sendi di bagian anterior, sepertiga bagian
bawah dari sacroiliac junction. Meskipun nyeri sacroiliac joint paling sering
muncul di bokong, lebih dari dua pertiga individu akan mengalami nyeri
3
bawah lutut. Ligamen maupun kapsul fibrosa dipenuhi dengan nosiseptor
yang
3
dapat menjadi sumber nyeri. Pada pasien lanjut usia, patologi intra-artikular
F. Spondiloarthropati
joint dan sacroiliac joint, manifestasi vertebra lainnya meliputi entesitis dan
A. Anamnesis
kausa dari nyeri tidak dapat diketahui pada saat pasien pertama kali datang.
Terdapat beberapa karakteristik low back pain yang harus digali, seperti
• Karakteristik nyeri (terbakar, perih, nyeri tumpul, kekebasan, dan rasa seperti
3
tersengat listrik)
menginisiasi nyeri
• Red flag (nyeri dada, demam dan penurunan berat badan yang tidak dapat
back pain yang spesifik yang disebabkan oleh kondisi-kondisi seperti fraktur
kauda equina seringkali datang dengan red flags. Pasien yang dicurigai
memiliki sindroma kauda equina harus dirujuk ke spesialis bedah saraf dengan
3
segera, namun pada
3
pasien dengan kecurigaan abses maupun kanker masih dapat dilakukan
al., 2021)
Inspeksi
3
kemudian menuju ke area yang terasa paling nyeri. Ketika meraba
4
kolumna vertebralis perlu dicari kemungkinan adanya deviasi lateral
atau antero-posterior.
thoracolumbal.
dan proprioseptif, pada tes sensorik nyeri digunakan jarum steril, vibrasi
4
sistem saraf pusat ataupun sistem saraf perifer, dimana lesi pada
4
muncul sebagai gangguan sensoris, radikulopati memberikan gambaran
4
pengujian kekuatan, manuver provokatif, dan penilaian neurologis
positif jika muncul nyeri menjalar di bawah lutut (Berry et al., 2019;
Casiano, 2021)
4
1 Lacak aktivasi otot, seperti kedutan, tanpa mencapai
rentang gerak penuh
2 Aktivasi otot dengan gravitasi dihilangkan, mencapai
rentang gerak penuh
3 Aktivasi otot melawan gravitasi, rentang gerak penuh
4 Aktivasi otot melawan beberapa resistensi, rentang
gerak penuh
5 Aktivasi otot melawan resistensi penuh pemeriksa,
rentang gerak penuh
Tabel 2.2 Interpretasi manual muscle test (Naqvi & Sherman,2021)
Tes Patrick atau tes FABER (fleksi, abduksi dan eksternal rotasi)
Satu lutut ditekuk 90°, dan kaki sisi yang terkena diistirahatkan pada
sisi tempat lutut berada tertekuk. Pada titik ini, nyeri di bokong
4
positif jika timbul rasa nyeri pada garis sendi sakroiliaka dapat berarti
terdapat
4
suatu keadaan patologis (arthritis), baik berupa nyeri yang menjalar
• Sicard test
dilakukan adalah pada modified Sicard test adalah bila sudut fleksi
• Gaenslen Test
memberikan tekanan kuat pada lutut yang tertekuk, dan tekanan balik
diulang pada sisi yang berlawanan. Tes dianggap positif jika pasien
2021)
D. Pemeriksaan Penunjang
4
Laboratorium
4
Evaluasi laboratorium dapat dilakukan jika ditemukan red flag.
itu, darah rutin (CBC) dan kultur darah dapat membantu dalam
Radiografi
4
punggung bawah gagal sembuh dalam satu hingga dua
5
bulan, MRI dianggap sebagai baku emas dalam mengevaluasi nyeri
Tujuan dari terapi nyeri pinggang bawah adalah untuk menghilangkan nyeri,
meningkatkan fungsi hidup pasien serta disabilitas yang dapat ditimbulkan oleh
kondisi ini. Seluruh modalitas terapi harus didasari dengan rekomendasi untuk
tidak melakukan bed rest, tetap aktif dan melakukan aktivitas sehari-hari seperti
fisik yang direkomendasikan untuk nyeri pinggang bawah adalah dengan durasi
perburukan disabilitas. Tidak ada rekomendasi khusus terkait latihan fisik ini
manipulasi spinal atau mobilisasi spinal, masase dan akupunktur. Modalitas fisik
lain seperti ultrasonografi, TENS, dan lain-lain juga secara umum tidak
5
mindfulness-based stress reduction juga
5
direkomendasikan dilakukan pada pasien dengan nyeri pinggang bawah persisten
maupun pada pasien dengan nyeri radikular yang tidak merespon dengan baik
adalah NSAID yang dapat digunakan pada pasien nyeri pinggang bawah akut,
hepar dan cardiorenal. Relaksan otot skeletal seperti diazepam, baclofen dan
Tabel 3.1 menyediakan kode ICD 10 berkaitan dengan masalah dan kondisi nyeri
punggung bawah, serta pada tabel 3.2 tertera kode ICF fungsi tubuh, anatomis tubuh,
aktivitas, dan partisipasi yang berkaitan dengan nyeri punggung bawah (Delitto et al.,
2023)
Kode ICD 10
Acute and Subacute Low Lumbosacral
Back Pain with Mobility M99.0 segmental/somatic
Deficits dysfunction
Acute, Subacute, and
Chronic Low Back Pain
M53.2 Spinal instabilities
with Movement
Coordination Impairments
5
M40.3 Flatback syndrome
Other specified
Acute Low Back Pain
intervertebral disc
with Related (Referred)
M51.2 displacement (lumbago
Lower Extremity Pain
due to displacement of
intervertebral disc)
Lumbar radiculopathy
Acute, Subacute, and M54.1
(neuritis or radiculitis)
Chronic Low Back Pain
Lumbago with sciatica
with Radiating Pain M54.4
5
b7101 Mobilitas beberapa sendi
Aktivitas dan
d4108 Membungkuk
Partisipasi
5
Kode ICF (Nyeri punggung bawah subakut diserti gangguan mobilitas)
Aktivitas dan
d4108 Membungkuk
partisipasi
5
s7601 Otot-otot trunkus
vertebralis
keluhan utama nyeri punggung bawah yang telah ia alami selama 28 tahun
terakhir, nyeri punggung bawah ini muncul tiba-tiba dan bersifat progresif,
namun nyeri terasa sama 3 tahun terakhir, dengan pengukuran skala nyeri
berdasarkan numeric rating scale pada saat pemeriksaan yaitu 5/10, jika dalam
kondisi paling nyeri dapat mencapai 10/10, dan 3/10 disaat terbaiknya.
memburuk pada sore/malam hari, pasien juga mengeluhkan 50% dari tidurnya
terganggu akibat nyeri punggung bawah yang ia alami. Hal yang dapat
memperingan nyeri seperti saat pasien dipijat, terapi panas, dan konsumsi obat
anti nyeri ibuprofen. Gejala yang berkaitan berupa rasa nyeri pada otot-otot
5
paraspinal yang disertai nyeri
5
dengan karakteristik berdenyut yang menjalar dari lateral pinggang menuju paha
bagian depan, pasien juga mengeluhkan adanya rasa kebas pada kedua kakinya
dengan dosis 2x150 mg, lisinopril 1x10 mg dan hidroklortiazide (1x25 mg)
berkebun, pasien ingin bisa mengerjakan pekerjaan dan hobinya dengan tingkt
nyeri 4/10
hasil 18/50 dan Beck Depression Index (BDI) 8/63 mengindikasikan bahwa
pasien memiliki gejala depresif yang minimal, selain itu berdasarkan Fear
5
penilaian gerakan berjalan, tercatat bahwa terdapat pengurangan ekstensi
pinggul pada fase terminal stance di kedua sisi. Refleks patellar +1 pada kedua
sisi, dan refleks Achilles tidak dapat diinduksi. Fungsi miotomal dan
sisi kiri saat melakukan fleksi, gerak Ekstensi, miring ke kanan dan kiri tidak
menimbulkan nyeri. Pada saat dilakukan SLR timbul nyeri baik kanan kiri
dalam posisi 60°. Hasil pemeriksaan manual muscle test menunjukkan bahwa
kekuatan otot gluteus medius bilateral 3/5 dan kekuatan otot gluteus maximus
pasien dalam bidang pekerjaan, serta rekreasi dan waktu luang. Sehingga
fungsi, dan penurunan mobilitas sendi yang lebih parah, tabel 3.3 menjabarkan
komponen ICF dari fungsi dan anatomis tubuh, limitasi aktivitas, dan restriksi
partisipasi yang dialami pasien pada kasus diatas (Rundell et al., 2009).
6
Fungsi dan anatomis
Aktivitas Partisipasi
tubuh
Perspektif Nyeri punggung yang Tidak bisa
Mengangkat beban
pasien menjalar hingga paha berkebun
Penurunan
Rasa Kebas Membungkuk
aktivitas
Duduk selama 30 menit Tidur terganggu
Perspektif 1. Penurunan fungsi
1. Mengangkat dan 1. Pekerjaan
Rehabilitasi dan kekuatan otot
membawa objek (d430) (d850)
Medik (b730)
2. Penurunan 2. Rekreasi dan
2. Mempertahankan posisi
mobilitas fungsi sendi waktu luang
tubuh (d410)
(b710) (d920)
3. Gait pattern (b770)
Faktor konstektual
- Wanita, 53 tahun
Personal
- Perilaku menghindari aktivitas fisik diluar pekerjaan
Pendukung :
- Desain bangunan dan teknologi bangunan untuk penggunaan pribadi
Lingkungan (e155)
- Produk dan teknologi dalam pekerjaan (e135)
- Sistem, layanan, dan kebijakan ketenagakerjaan (e5950)
Tabel 3.3 Komponen ICF Sesuai Kasus (Rundell et al., 2009)
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Low back pain merupakan gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai
gluteal. Low back pain dapat disebabkan oleh karena kondisi infeksi, kondisi
dan autoimunitas. Dari berbagai etiologi tersebut, penyebab tersering low back
pain adalah penyebab mekanik seperti trauma pada vertebra, diskus maupun
6
struktur dan fungsi tubuh serta pembatasan aktivitas. Intervensi yang
6
Daftar Pustaka
Buchbinder R, Hoy D. Global low back pain prevalence and years lived with
disability from 1990 to 2017: estimates from the Global Burden of Disease
Gaya LL. Pengaruh Aktivitas Olahraga, Kebiasaan Merokok dan Frekuensi Duduk
Statis dengan Kejadian Low back pain. Jurnal Agromed Unila. 2015; 2(2):
186- 189
Pergolizzi, J. V., Jr, & LeQuang, J. A. (2020). Rehabilitation for Low Back Pain: A
Narrative Review for Managing Pain and Improving Function in Acute and
https://doi.org/10.1007/s40122-020-00149-5
Shahrokhi M, Asuncion RMD. Neurologic Exam. [Updated 2023 Jan 16]. In:
management of acute and chronic low back pain using the World Health
6
Wong AYL, Karppinen 2,3, Samartzis D. low back pain in older adults: risk
de Souza, I.M.B.; Merini, L.R.; Ramos, L.A.V.; Pássaro, A.d.C.; França, J.I.D.;
Marques, A.P. Prevalence of Low back pain and Associated Factors in Older
activity for the treatment of chronic low back pain in elderly patients: a
KM. Management of geriatric low back pain with tai chi. Journal of Geriatric
Gaya LL. Pengaruh Aktivitas Olahraga, Kebiasaan Merokok dan Frekuensi Duduk
Statis dengan Kejadian Low back pain. Jurnal Agromed Unila. 2015; 2(2):
186- 189
Cahya SA, santoso WM, Husna M, Munir B, Kurniawan SN. Low back pain. Journal
Knezevic NN, Candida KD, Vlaeyen JWS, Zundert JV, Cohen SP. Low back pain.
DeLisa's physical medicine & rehabilitation 5th ed. Wolters Kluwer. 2010:
850- 859
10. Netter, Frank H. Atlas of human anatomy 25th edition. Jakarta: EGC,. 2014
6
Yamamoto H. Low back pain due to degenerative disease in elderly patients.
Casiano ve, dydyk am, varacallo m. Back pain. (2021). In: statpearls [internet].
from:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/nbk538173/
Delitto, A., George, S. Z., Van Dillen, L., Whitman, J. M., Sowa, G., Shekelle, P.,
https://doi.org/10.2519/jospt.2012.42.4.A1
Airaksinen O, Brox JI, Cedraschi C, et al. Chapter 4. European guidelines for the
management of chronic nonspecific low back pain. Eur Spine J. 2006;15 suppl
Albaladejo C, Kovacs FM, Royuela A, del Pino R, Zamora J. The efficacy of a short
education program and a short physiotherapy program for treating low back
criteria for the classification and reporting of osteoarthritis of the hip. Arthritis
6
Rheum. 1991;34:505-514.
predictive value of the clinical trunk muscle endurance tests in low back pain.
org/10.1177/0269215507076353
Foster NE, Anema JR, Cherkin D, Chou R, Cohen SP, Gross DP, et al. Prevention
Shahdevi NK, Made AHS, Sri BR, Masruroh R. Complex Regional Pain Syndrome