Anda di halaman 1dari 10

PERMASALAHAN MENGENAI PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN

PUTUSAN NOMOR 336/PDT.G/2009/PN.JKT.PDT Jo.


556/PDT/2011/PT.DKI Jo. 995 K/ PDT/ 2015

Diajukan sebagai Tugas Kelompok dalam Mata Kuliah Aspek Hukum Waralaba

Oleh :

FARINDARTI GUNTINA (8051901009)


CICILIA RETNO AYUNINGTYAS (8051901010)
FINTANIA VELLINDA (8051901011)

Dosen :
Dr. Pan Lindawaty Suherman Sewu, S.H.,M.Hum

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

PASCA SARJANA

2020
PERMASALAHAN MENGENAI PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN
PUTUSAN NOMOR 336/PDT.G/2009/PN.JKT.PDT Jo.
556/PDT/2011/PT.DKI Jo. 995 K/ PDT/ 2015

 Permasalahan :

a. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 336/ PDT.G/2009/PN.


Jkt.Pst tertanggal 27 Agustus 2009

Para Pihak :

1) PT. STAR ABADI RATU INDONESIA sebagai PENGGUGAT


2) SUBANDI sebagai TERGUGAT

Duduk perkara :

1) Bahwa antara PENGGUGAT dan TERGUGAT sepakat untuk melakukan


kerjasama franchise di bidang kecantikan yaitu Sari Salon dan Day Spa
berdasarkan Akta Perjanjijan Kerjasama Waralaba SARI Nomor 01 tertanggal
21 Juni 2007 yang dibuat dihadapan Notaris Faizal Irawan, S.H. (untuk
selanjutnya disebut “Perjanjian Waralaba SARI”) yang mana PENGGUGAT
selaku Franchisor dan TERGUGAT selaku Franchisee.

2) Bahwa sekitar bulan Juni 2007 sebelum Perjanjian Waralaba SARI dibuat
TERGUGAT telah membuka, menjalankan dan mengelola Franchise Sari
Salon dan Day Spa di 2 unit ruko yang terletak di Jl. Makaliwe Raya NO, 40
CJD, Grogol, Jakarta Barat.

3) Bahwa sekitar bulan maret 2008 TERGUGAT secara sepihak dan tanpa
sepengetahuan PENGGUGAT baik secara lisan maupun tulisan ternyata telah
mengurangi, memperkecil dan mempergunakan fasilitas Sari Salon dan Day
Spa untuk kepentingan lain dengan cara merubah ruang yang semula
digunakan untuk ruang perawatan kecantikan menjadi tempat ruang usaha
percetekan/usaha lainnya serta mempergunakan area parkir bagi
kepentingan lain di luar usaha salon

4) Bahwa atas hal tersebut, dengan itikad baik PENGGUGAT telah menegur
TERGUGAT baik secara lisan maupun tertulis agar TERGUGAT tidak
memperkecil, mengurangi dan mempergunakan fasilitas Sari Salon dan Day
Spa untuk kepentingan lain selain untuk kepentingan Sari Salon dan Day Spa
sebagaimana Pasal 16 ayat 3 Perjanjian Waralaba SARI.

5) Bahwa PENGGUGAT juga telah mengirimkan somasi kepada TERGUGAT


untuk menaati ketentuan Pasal 16 ayat 3 Perjanjian Waralaba SARI, namun
TERGUGAT juga mengirimkan somasi kepada PENGGUGAT yang intinya
meminta agar Perjanjian Waralaba SARI untuk diputus/dibatalkan sekaligus

1
akan menutup Sari Salon dan Day Spa karena keuntungan yang tidak
memadai.

6) Bahwa disamping itu yang mana menurut TERGUGAT, PENGGUGAT telah


melakukan ingkar janji (wanprestasi) karena sampai dengan gugatan ini
diajukan PENGGUGAT belum memberikan prospektus waralaba sehingga
mengakibatkan TERGUGAT tidak dapat mengetahui sejauh mana legalitas
dan bonafiditas PENGGUGAT termasuk dengan prosepktus keuangannya.

7) Bahwa nyatanya menurut TERGUGAT dalam menjalankan usaha Sari Salon


dan Day Spa TERGUGAT tidak memperoleh keuntungan dalam menjalani
usahanya dan atas hal tersebut TERGUGAT terpaksa untuk mengurangi
ruang usaha guna memperkecil kerugian TERGUGAT. Hal ini juga
disebabkan karena pengelolaan Sari Salon dan Day Spa sepenuhnya berada
pada PENGGUGAT.

Isi Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 336/Pdt.G/2009/PN. Jkt. Pst
tertanggal 19 April 2010 :

Dalam Eksepsi :

1. Menolak Eksepsi Tergugat

Dalam Konpensi :

2. Mengabulkan Gugatan Penggugat sebagian;

3. Menyatakan Akta No. 01 tanggal 21 Juni 2007 tentang Perjanjian Kerjasama


Waralaba “SARI” (Star Abadi Ratu Indonesia) yang dibuat oleh Notaris Faizal
Irawan, SH adalah sah;

4. Menyatakan Tergugat telah melakukan perbuatan Wanprestasi terhadap


Akta No. 01 tertanggal 21 Juni 2007 yang dibuat oleh Notaris Faizal Irawan,
SH;

5. Menghukum Tergugat untuk membayar denda/penalty kepada Penggugat


sebesasr Rp. 500.000.000,- (lima ratus ribu rupiah)

Dalam Rekonpensi :

- Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya

Dalam Konpensi dan Rekonpensi :

- Menghukum Tergugat Konpensi/Penggugat Rekonpensi untuk membayar


biaya yang timbul dalam perkara ini yang hingga kini diperhitungkan sebesar
Rp. 161.000,- (serratus enam puluh satu ribu rupiah).

b. Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor 556/PDT/2011/PT.DKI

Para Pihak :

2
1) SUBANDI sebagai PEMBANDING/TERGUGAT
2) PT. STAR ABADI RATU INDONESIA sebagai TERBANDING/PENGGUGAT

Duduk Perkara:

 Bahwa untuk putusan banding dalam perkara ini, tidak ditemukan putusan
lengkapnya. Namun apabila memperhatikan halaman 25 alinea kedua
Putusan Kasasi Nomor 995 K/PDT/2015 tertanggal 23 Oktober 2015
disebutkan “.................... pertimbangan Judex Facti dalam hal ini putusan
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat .................“. Artinya bahwa putusan Pengadilan Tinggi DKI
Jakarta menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

c. Putusan Mahkamah Agung Nomor 995 K/PDT/2015 tertanggal 23 Oktober


2015

Para Pihak:

1) SUBANDI sebagai PEMOHON KASASI/


PEMBANDING/TERGUGAT
2) PT. STAR ABADI RATU INDONESIA sebagai TERMOHON KASASI/
TERBANDING/PENGGUGAT

Duduk Perkara :

1) Bahwa terhadap Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor


556/PDT/2011/PT.DKI Subandi selaku PEMOHON KASASI telah
mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 22 Maret 2012 sebagaimana
memori kasasinya yang diterima oleh kepaniteraan pengadilan negeri pada
tanggal 03 April 2012.

2) Bahwa adapun alasan PEMOHON KASASI mengajukan upaya hukum kasasi


yaitu :

a. Alasan Pertama :

 Bahwa menurut PEMOHON KASASI dalam perkara a quo


TERMOHON KASASI telah terlebih dahulu ingkar janji (wanprestasi)
yang mana TERMOHON KASASI berjanji akan memberikan performa
keuangan sebagai kewajiban yang harus dipenuhi oleh PEMOHON
KASASI. Menurut TERMOHON KASASI, PEMOHON KASASI tidak
memiliki performa keuangan sejak awal, dan atas hal tersebut
akhirnya menyebabkan PEMOHON KASASI mengalami kerugian
yang terus menerus dan terpaksa untuk melakukan pemutusan
Perjanjian Waralaba SARI karena PEMOHON KASASI tidak
mengetahui bagaimana rencana bisnis dari TERMOHON KASASI.

b. Alasan Kedua :

3
 Bahwa yang menjadi permasalahan menurut PEMOHON KASASI
apakah Perjanjian Waralaba SARI yang dibuat di hadapan Notaris
Faizal Irawan, S.H. adalah sesuai dengan Undang – Undang Nomor
30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan apakah TERMOHON
KASASI telah melaksanakan kewajibannya sebagaimana Perjanjian
Waralaba SARI dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007
tentang Waralaba ?

 Bahwa berdasarkan Pasal 40 ayat 3 dan ayat 4 Undang – Undang


Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris pada intinya
menyatakan bahwa seorang saksi harus dikenalkan oleh notaris atau
diperkenalkan oleh notaris atau diterangkan identitas dan
kewenangannya kepada notaris yang mana hal ini harus dinyatakan
secara tegas dalam akta. Menurut PEMOHON KASASI dalam
Perjanjian Waralaba SARI tidak dicantumkan penjelasan mengenai
kewenangan dari saksi yang mana saksi – saksi tersebut adalah
kuasa hukum dari TERMOHON KASASI, akibatnya akta tersebut
menjadi tidak seimbang. Sehingga Perjanjian Waralaba SARI yang
dibuat dihadapan Notaris Faizal Irawan, S.H. adalah tidak memenuhi
ketentuan dalam Pasal 40 ayat 3 dan ayat 4 Undang – Undang
Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan mengakibatkan
perjanjian tersebut hanya sebagai akta di bawah tangan.

 Bahwa PEMOHON KASASI menyadari bahwa performa keuangan


yang seharusnya diberikan oleh TERMOHON KASASI pada awal
Perjanjian Waralaba SARI sebagaimana tercantum dalam Pasal 1
ayat 13 nyataya tidak pernah diberikan oleh TERMOHON KASASI
kepada PEMOHON KASASI. Akhirnya sejak awal PEMOHON
KASASI tidak memiliki gambaran yang jelas mengenai usaha Sari
Salon dan Day Spa yang akhirnya mengakibatkan PEMOHON
KASASI tidak mengetahui bagaimana omzet yang harus dicapai oleh
Sari Salon dan Day Spa agar dapat menghasilkan keuntungan dalam
berusaha. Apabila usaha ini diterusakan selama 5 tahun (sesuai
dengan Perjanjian Waralaba SARI) maka PEMOHON KASASI akan
mengalami kerugian terus menerus dan tidak akan memperoleh
keuntungan yang diharapkan. Atas hal tersebut membuat
PEMOHON KASASI untuk memutus Perjanjian Waralaba SARI.

 Bahwa berdasarkan Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 42


Tahun 2007 tentang Waralaba TERMOHON KASASI memiliki
kewajiban untuk mendaftarkan prosepektusnya agar dapat
mengetahui mengenai legalitas dan bonadifiditas dari pemberi
waralaba untuk menciptakan transparansi informasi usaha yang
dapat dimanfaatkan secara optimal. Lebih lanjut dalam Pasal 7
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba
diatur bahwa Pemberi Waralaba harus memberikan prospektus

4
kepada calon penerima waralaba saat memberikan penawaran. Atas
hal tersebut PEMOHON KASASI belum pernah menerima
prospektus dari TERMOHON KASASI, sehingga PEMOHON KASASI
tidak mengetahui sejauh mana legalitas dan bonadifiditas
TERMOHON KASASI.

Isi Putusan Mahkamah Agung Nomor 995 K/PDT/2015 tertanggal 23 Oktober


2015 :

1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi SUBANDI tersebut;

2. Menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat/Pembanding untuk membayar biaya


perkara dalam tingkat kasasi ini sejumlah Rp. 500.000,- (lima ratus ribu
rupiah).

 Pembahasan/Analisa :

I. Mengenai Akta Perjanjijan Kerjasama Waralaba SARI Nomor 01 tertanggal 21


Juni 2007 yang dibuat dihadapan Notaris Faizal Irawan, S.H.

a. Bahwa berdasarkan uraian di atas, antara PT. STAR ABADI RATU


INDONESIA (untuk selanjutnya disebut dengan “PT. SARI”) selaku franchisor
dan SUBANDI selaku franchisee sepakat untuk menjalin kerjasama franchise
dibidang kecantikan berupa Sari Salon dan Day Spa berdasarkan Akta
Perjanjian Kerjasama Waralaba SARI Nomor 01 tertanggal 21 Junir 2007
(untuk selanjutnya disebut “Perjanjian Waralaba SARI”)

b. Bahwa apabila memperhatikan bukti yang diajukan oleh PT. SARI (P-1)
yaitu Perjanjian Waralaba SARI dan memperhatikan pertimbangan majelis
hakim pada Putusan Nomor 336/Pdt.G/2009/PN. Jkt.Pst tertanggal 19 April
2010 halaman 36 alinea pertama yaitu :

“Menimbang, bahwa Penggugat mendalilkan dalam gugatannya bahwa


antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi hubungan hukum yang
dituangkan dalama Akta No. 01 tanggal 21 Juni 2007 yang dibuat oleh Notaris
Faizal Irawan, S.H. tentang Perjanjian Kerjasama Waralaba SARI (Star Abadi
Ratu Indonesia), vide bukti P-1 sehingga dengan demikian perjanjian yang
dituangkan dalam Akta No. 01 tanggal 21 Juni 2007, Notaris Faizal
Irawan, S.H. adalah mengikat baik kepada Penggugat maupun Tergugat
adalah salah dan berlaku sebagai undang – undang bagi para pihak”

Lalu apabila memperhatikan pertimbangan majelis hakim pada Putusan


Nomor 336/Pdt.G/2009/PN. Jkt.Pst tertanggal 19 April 2010 halaman 37
alinea kedua yaitu :

“Menimbang, bahwa setelah majelis meneliti materi perjanjian Kerjasama


Waralaba ‘SARI” yang dituangkan dalam Akta No. 01 tanggal 21 Juni 2007,
Majelis Hakim berpendapat bahwa Perjanjian/Kerjasama Waralaba “SARI”

5
yang dituangkan dalam Akta No. 01 yang dibuat oleh Notaris Faizal Irawan,
S.H. tanggal 21 Juni 2007 telah memenuhi syarat sahnya perjanjian
sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, sehingga dengan
demikian perjanjian tersebut berlaku sebagai undang – undang dan
mengiakt para pihak yakni Penggugat dan Tergugat”

Berdasarkan uraian diatas, Perjanjian Kerjasama Waralaba SARI yang dibuat


antara PT. SARI dan SUBANDI adalah telah memenuhi unsur – unsur sahnya
suatu perjanjiannya sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 1320
KUHPerdata dan Pasal 1338 KUHPerdata, dan oleh karena itu para pihak
wajib untuk menaati dan melaksanakan Perjanjian Waralaba SARI dan
berlaku sebagai undang – undang bagi para pihak.

c. Bahwa nyatanya, SUBANDI selaku franchisee tidak dapat melaksanakan


kewajibannya dengan mengurangi, memperkecil dan mempergunakan
fasilitas Sari Salon dan Day Spa untuk kepentingan lain dengan cara merubah
ruang yang semula digunakan untuk ruang perawatan kecantikan menjadi
tempat ruang usaha percetekan/usaha lainnya serta mempergunakan area
parkir bagi kepentingan lain di luar usaha salon. Hal ini pun diakui oleh
SUBANDI.

d. Bahwa berdasarkan uraian diatas, dengan tidak dipenuhinya isi Perjanjian


Waralaba SARI oleh SUBANDI, maka tindakan SUBANDI tersebut dapat
dinyatakan ingkar janji/ wanprestasi. Adapun yang dimaksud dengan
wanprestasi adalah suatu keadaan yang dikarenakan kelalaian atau
kesalahannya, Debitur tidak dapat memenuhi prestasi seperti yang telah
ditentukan dalam perjanjian (Nindyo Pramono, Hukum Komersil, Cet. 1, Hal.
221, Jakarta Pusat Penerbit: UT, 2003)

Sedangkan menurut Subekti dalam bukunya yang berjudul Hukum Perjanjian,


Jakarta: Intermasa, Tahun 1985, bentuk wanprestasi ada empat macam
yaitu:-

- Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan;


- Melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak sebagaimana dijanjik-
annya;
- Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat;
- Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.

II. Mengenai Pemutusan/Pembatalan Akta Perjanjijan Kerjasama Waralaba SARI


Nomor 01 tertanggal 21 Juni 2007 yang dibuat dihadapan Notaris Faizal Irawan,
S.H secara sepihak oleh SUBANDI

a. Bahwa permasalahan dalam perkara a quo SUBANDI meninginkan Perjanjian


Waralaba SARI untuk diputus/dibatalkan karena menurutnya PT. SARI telah
melakukan perbuatan ingkar janji/wanprestasi karena sejak awal perjanjian
tidak pernah memberikan prospektus dan performa keuangan yang akhirnya

6
SUBANDI tidak mengetahui bagaimana usaha Sari Salon dan Day Spa milik
PT. SARI berikut dengan bagaimana keuntungan yang akan diperoleh dalam
menjalankan usaha Sari Salon dan Day Spa.

b. Bahwa atas hal tersebut akhirnya SUBANDI mengirimkan surat tertanggal 08


Mei 2009 kepada PT. SARI yang intinya ingin memutus/membatalkan
Perjanjian Waralaba SARI karena tidak adanya keuntungan yang memadai
sebagaimana Bukti dari Pt. sari (P-3).

c. Bahwa berdasarkan Pasal 1266 KUHPerdata yaitu :

“Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan yang timbal


balik, andai kata salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. Dalam hal
demikian persetujuan tidak batal demi hukum, tetapi pembatalan harus
dimintakan kepada Pengadilan. Permintaan ini juga harus dilakukan,
meskipun syarat batal mengenai tidak dipenuhinya kewajiban
dinyatakan di dalam persetujuan. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam
persetujuan, maka Hakim dengan melihat keadaan, atas permintaan tergugat,
leluasa memberikan suatu jangka waktu untuk memenuhi kewajiban, tetapi
jangka waktu itu tidak boleh lebih dan satu bulan.”

Berdasarkan Pasal 1266 KUHPerdata, secara hukum pembatalan perjanjian


harus dimintakan kepada pengadilan kecuali jika para pihak menyepakati
untuk mengakhiri perjanjian tanpa adanya putusan pengadilan terlebih
dahulu. Apabila tidak diatur mengenai pembatalan perjanjian tanpa adanya
putusan pengadilan maka menjadi mutlak bahwa pembatalan tersebut harus
dilakukan dengan mengajukan gugatan di pengadilan.

d. Bahwa berdasarkan uraian di atas, apabila SUBANDI ingin membatalkan


Perjanjian Waralaba SARI tidak semata – mata hanya mengirimkan surat
secara sepihak kepada PT. SARI , melainkan dengan mengajukan gugatan ke
pangadilan atau dengan kesepakatan antara para pihak. Terlebih lagi
mengenai hal ini majelis hakim dalam putusannya baik di tingkat pengadilan
negeri sampai dengan kasasi/mahkamah agung tidak memberikan
pertimbangan mengenai hal ini hanya sebatas menyatakan bahwa Perjanjian
Waralaba SARI yang dibuat antara PT. SARI dan SUBANDI adalah telah
memenuhi unsur dari Pasal 1320 KUHPerdata dan Pasal 1338 KUHPerdata.

III. Mengenai tidak diberikannya Prospektu dan Performa Keuangan oleh PT. SARI
selaku Franchisor kepada SUBANDI selaku Franchisee.

a. Berdasarkan Pasal 7 ayat 1 Undang – Undang Nomor 42 Tahun 2007 tentang


Waralaba yaitu :

“Pemberi Waralaba harus memberikan prospektus penawaran waralaba


kepada calon Penerima Waralaba pada saat melakukan penawaran”

Lebih lanjut berdasarkan Pasal 10 ayat 1 Undang – Undang Nomor 42 Tahun


2007 tentang Waralaba yaitu :
7
“Pemberi Waralaba wajib mendaftarkan prospektus penawaran waralaba
sebelum membuat perjanjian waralaba dengan Penerima Waralaba”

b. Bahwa apabila memperhatikan Jawaban SUBANDI dalam Putusan


Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 336/Pdt.G/2009/PN. Jkt.Pst
tertanggal 19 April 2010 halaman 11 poin 16 yaitu :

“Bahwa sampai saat ini TERGUGAT belum pernah menerima prospektus dari
PENGGUGAT. Sehingga TERGUGAT tidak tahu sejauh mana legalitas dan
bonafiditas PENGGUGAT”

c. Bahwa apabila memperhatikan ketentuan dalam Pasal 7 ayat 1 jo Pasal 10


ayat 1 Undang – Undang Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba dan juga
memperhatikan bukti – bukti yang diajukan oleh PT. SARI (Bukti P-1 sampai
dengan Bukti P-4) dalam perkara a quo, dapat dikatakan PT. SARI tidak
dapat membuktikan bahwa ia telah memberikan prospektusnya kepada
SUBANDI untuk dipelajari mengenai bagaimana usaha kecantikan Sari Salon
dan Day Spa yang dijalankan oleh PT. SARI sekaligus memperlajari
bagaimana laporan keuangannya termasuk keuntungan yang akan diperoleh
dan tentunya hal ini bertentangan dengan Pasal 7 ayat 1 jo Pasal 10 ayat 1
Undang – Undang Nomor 42 Tahun 2007 tentang Waralaba.

Justru sebaliknya SUBANDI selaku franchisee sepakat untuk menjalin


kerjasama dibidang kecantikan yaitu Sari Salon dan Day Spa dengan PT.
SARI tanpa mengetahui terlebih dahulu bagaimana rancangan bisnis yang
akan ia dijalankan termasuk dengan keuntungan yang diperoleh, dan
akhirnya menurut SUBANDI ia mengalami kerugian terus – menerus dan
ingin untuk memutus/membatalkan Perjanjian Waralaba SARI secara
sepihak.

8
9

Anda mungkin juga menyukai