Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

NYOKE (NYOKLAT KEREN) DENGAN INOVASI DAUN KELOR


(MORINGA) DAN GULA AREN (ARENGA PINNATA)

UNTUK MENGURANGI RESIKO STUNTING

BIDANG KEGIATAN

PKM-KEWIRAUSAHAAN

Oleh :

1. Sulistiawatiningsih (1222007651)

2. Putri Salsabila (1222007561)

3. Shafara Berliana P. (1222007751)

4. Yusup Mahendra (1222007701)

5. Setianingsih (1222007321)

6. Ikpal Hamdan K. (1222007381)

7. Hanifah Sary Z. (1220007021)

UNIVERSITAS PEKALONGAN
KOTA PEKALONGAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Di zaman sekarang banyak anak yang terkena stunting salah satunya karena pola
asuh dari orang tedekat, seperti keluarganya. Stunting adalah gangguan tumbuh
kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi
psikososial yang tidak memadai (World Health Organization,2018). Faktor penyebab
stunting dapat dikelompokan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung. Praktik
pemberian kolostrum dan ASI eksklusif, pola konsumsi,infeksi pada anak menjadi
faktor penyebab yang mempengaruhi status gizidan bisa berdampak stunting.
Sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah akses, ketersediaan bahan
makanan serta sanitasi dan kesehatan lingkungan (Rosha et al., 2020). Sebab stunting
menjadi permasalahan serius dan harus segera ditanggulangi agar stunting bisa
mengalami penurunan dan sesuai anjuran WHO (Kemen PPPA, 2020). Serta
stunting berdampak padaaspek perkembangan anak menjadi tidak optimal. Di masa
mendatang, anak-anak stunting memiliki risiko yang lebih tinggi menderita obesitas.
Selain itu, kapasitas belajar, kerja dan performa anak menjadi tidak optimal.
Jumlah stunting di Indonesia sebesar 30,8%, apabila prevalensi stunting
melebihi 20% maka ditetapkan sebagai masalah kesehatan masyarakat. Menurut
WHO prevalensi stunting lebih dari 20% merupakan masalah gizi masyarakat
kronis. Selain itu di Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang tercatat
memiliki prelevansi stunting tertinggi di Indonesia. Prevalensi stunting di
Kabupaten Blora terbilang tinggi yaitu sebesar 55,06% di tahun 2013,32% di
tahun 2018 dan 30% di tahun 2020 serta merupakan salah satu dari 100–260
kabupaten/kota prioritas penanganan stunting pada tahun 2020. (Slodiaat all.
2022)
Selain di Kabupaten Blora,di daerah Pekalongan juga memiliki kasus
stunting yang tidak sedikit. Angka-angka stunting di Kabupaten Pekalongan
masih cukup tinggi, tercatat pada tahun 2020 dari 10.316 balita yang ditimbang,
sebanyak 1.631 balita atau 15,81%. Meskipun lebih baik dibandingkan tahun
2019 yang tercatat 21,43% balita yang menderita stunting.(Susantiat all. 2022).
Namun angka kejadian gizi buruk di Kota Pekalongan juga mengalami kenaikan
pada tahun 2015.
Di kota Pekalongan ditemukan 29 kasus gizi buruk pada balita, dan menjadi

1
37 kasus pada tahun 2016. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) merupakan
growth channels pada pertumbuhan anak, pertumbuhan ini akan mempengaruhi
status gizi.(Afita,N.2019). Oleh karena itu, pentingnya program gizi yang tepat
agar dapat menyokong dalam pencapaian pertumbuhan dan perkembangan tubuh
yang optimal serta mencapai kualitas performa terbaik pada anak.
Pada penelitian sebelumnya, yang menggunakan formula dari kombinasi daun
kelor dan buah kurma masing-masing memiliki kandungan antioksidan
yang tinggi selain itu penambahan buah kurma akan menambahkan rasa
manis karena rasa daun kelor yang hambar. Tambahan buah kurma juga berguna
sebagai pengganti energi yang hilang karena kandungan gula yang alami dan
mengandung potassium yang bisa memperkuat fungsi otot. Buah kurma kaya
dengan zat antioksidan yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Penelitian sebelumnya menyebutkan buah kurma memiliki kandungan fenol
sebesar 48,64 mg/100gr yang dapat menurunkan kadar antioksidan serta diketahui
bahwa penambahan kurma sebanyak 10gr akan meningkatkan aktivitas antioksidan
rata-rata 36% pada suhu ruang, hingga 49% padas suhu lemari es. Serta menurut
penelitian mendapatkan bahwa penggunaan 10gr buah kurma dengan nilai rendemen
24,233% menghasilkan nilai antioksidan sebesar 9,55±0,53 μg/ml yang termasuk
kedalam golongan antioksidan tinggi.
Menurut Nutrisurvey 10gr buah kurma mengandung 27,9kkal, 0,3 protein, 0,1
lemak dan 7,4 g karbohidrat, dibuktikan juga dalampenelitian yang telah dilakukan
di arab saudi, aktivitasantioksidan ekstrak etanol 80% buah kurma dapat
memberikan nilai IC50 sebesar 84,92 ppm dan menunjukkan angka 600,3
mg/100mg d-cathecin yang berarti bahwa sari buah kurma merupakan zat yang
memiliki antioksidan kuat. Berdasarkan syarat BPOM kandungan energi pada
minuman olahraga adalah >240 kkal/g, kandungan natrium kurma ajwa 15gr/25,48
mg/100g.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti “Inovasi Daun Kelor
Dengan Gula Aren”. Mengacu pada penelitian terdahulu, tujuan penggunaan
kombinasi daun kelor dan gula aren yang dapat mengurangi resiko stuting.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah cokelat daun kelor bisa menjadi peluang usaha?


2. Keunikan apa yang membedakan cokelat ini dengan cokelat di luaran sana?
3. Bagaimana strategi penjualan yang akan dilakukan dalam usaha ini?

2
1.3.Tujuan

Tujuan dalam pelaksanaan program kewirausahaan ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana mengelola produk Cokelat Daun Kelor Dengan Inovasi


Gula Aren dapat menjadi sebuah peluang usaha.

2. Mengetahui bagaimana cara membuat usaha Cokelat Daun Kelor Dengan


Inovasi Gula Aren dapat memiliki suatu keunikan tersendiri.

3. Mengetahui bagaimana strategi memperoleh keuntungan dari hasil penjualan


Cokelat Daun Kelor Dengan Inovasi Daun Kelor ini agar dapat terus
berkelanjutan.

1.4.Luaran

Luaran yang diharapkan dari kegiatan kewirausahaan ini sebagai berikut:


1. Laporan Kemajuan.
2. Laporan Akhir.
3. Artikel Ilmiah.
4. Produk Cokelat Daun Kelor dengan dipadukan Gula Aren

1.5.Manfaat

Manfaat usaha produkCokelat Daun Kelor Dengan Inovasi Gula aren ini dapat
dimaksudkan sebagai berikut :

1. Sebagai pengembangan kreativitas usaha yang telah ada.

2. Sebagai produk alternativ yang bermanfaat untuk mencegah stunting pada


anak dan ibu hamil.

3. Memberikan penghasilan tambahan bagi mahasiswa.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1.Kondisi Umum Lingkungan


Cokelat daun kelor ini adalah cokelat dengan bahan dasar daun
kelor,dimana daun kelor sudah jarang digunakan untuk bahan makanan atau
obat-obatan.Daun kelor tumbuh di daerah dataran tinggi sampai di ketinggian
1.000 mdpl dan banyak digunakan sebagai pembatas lahan atau pagar
dihalaman rumah, ladang bahkan untuk program kehijauan. Daun kelor
merupakan jenis tumbuhan yang dikonsumsi orang Indonesia dan biasanya
diolah menjadi cemilan atau bahan dasar minuman sebagai obat-obatan yang
dapat dijadikan alternatif untuk memperbaiki gizi masyarakat Indonesia.
Daun kelor biasa diolah dengan cara direbus atau diolah menjadi serbuk.
Serbuk daun kelor diolah dengan cara dikeringkan pada suhu 30°C selama 2
hari,setelah kering, masukan daun kelor ke mesin penepung atau
blender.Meskipun daun kelor sudah jarang dikenal namun sampai detik ini
masih banyak masyarakat Indonesia yang membudidayakan daun kelor.
Banyaknya perubahan-perubahan dizaman seperti sekarang ini dimana pola
makan masyarakat di Indonesia lebih sering mengkonsumsi makanan cepat
saji (junk food), sehingga hanya beberapa orang yang masih memanfaatkan
daun kelor sebagai olahan dasar cemilan ataupun obat-obatan.
Maka dari itu peneliti berusaha untuk mengembangkan produk dari daun
kelor agar lebih bermanfaat, karena memang sebenarnya daun kelor ini
mempunyai banyak sekali manfaat yang jarang diketahui oleh anak zaman
sekarang. Salah satu manfaat dari daun kelor yaitu bisa digunakan sebagai
obat alternatif untuk mencegah kanker, menjaga tekanan darah dan dapat
mencegah penyait stunting. Hal ini dipengaruhi karena terdapat kandungan
yang baik untuk kesehatan seperti antioksidan dan berbagai nutrisi lainnya.
Selain itu dengan pembuatan cokelat daun kelor ini mempunyai inovasi yang
berbeda dengan cokelat pada umumnya karena cokelat yang dibuat
ditambahkan serbuk daun kelor dan sebagai pemanisnya menggunakan gula
aren.

4
2.2.Gambaran Umum Produk
Produk cokelat daun kelor dengan inovasi gula aren ini merupakan sebuah
cemilan yang berbahan dasar dari cokelat dan daun kelor. Produk yang akan
dijual dibentuk menjadi bulat seperti bola-bola atau dibentuk menjadi
karakter seperti hewan dan kartun yang kemudian dibungus menggunakan
kertas aluminium foil. Untuk membedakan cokelat ini dari cokelat yang
lainnya yaitu cokelat pada umumnya menggunakan bahan baku berupa biji
buah kakao,mentega,susu cair,gula halus, dan gula pasir. Sedangkan produk
yang kami buat menggunakan bahan berupa cokelat putih bubuk, daun kelor
dan juga gula aren.

Cokelat yang akan kami olah akan kami pertimbangkan manfaatnya yang
diperoleh setelah mengonsumsinya. Selain itu kami juga memperhatikan daya
tarik konsumen agar membeli produk kami. Adapun manfaatnya yang harus
kita perhatikan yaitu dapat berdampak positif untuk kesehatan terutama untuk
mencukupi gizi pada anak dan ibu hamil agar kasus stunting di Jawa tengah
terlebih khusus pada masyarakat di kota Pekalongan dapat berkurang. Kenapa
kita lebih memilih produk dari daun kelor sebagai bahan dasar pembuatan
cokelat karena daun kelor ini memiliki kandungan protein, vitamin, dan
mineral yang tinggi, sehingga dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi
masalah gizi selain itu juga menjadikan cemilan cokelat ini menjadi cemilan
yang sehat, rasa yang unik dan juga enak.

Berikut Analisis Swot Produk Cokelat Kelor

ASPEK
Strenght(Kekuatan) 1. Bahan mudah didapatkan
2. Mengandung protein (19-29 %) serat
(16-29%), lemak, karbohidrat,
mineral,kalsium, magnesium,fosfor,
besi, sulfur, asam oksafat, vitamin A,
vitamin B (koin), vitamin B1
(thiamine) vitamin B2 (fib of lavin)
vitamin B3 vitamin C dan vitamin E
3.Mempunyai khasiat yang lebih sehat
dan menarik berbeda dengan cokelat
pada umumnya.
4. Cemilan cokelat daun kelor memiliki
manfaat bagi kesehatan, dan tentu
aman dikonsumsi untuk anak, remaja
dan juga dewasa.
Weaknes (kekurangan) 1. Produk mudah ditiru
2. Daun mudah membusuk
3. produk gampang cair

5
Opportunity(Peluang) 1. Fasilitas cukup memadai/menjanjikan
2.Potensi bisnis-bisnis budidaya cokelat
daun kelor sangat bagus
3. Peminat cokelatdaun kelor ini cukup
banyak

Threat (Ancaman) Banyaknya persaingan yang menjual


produk dari daun kelor dengan harga
yang jauh lebih murah.

2.3.Analisis Kelayakan Usaha


1. Biaya habis pakai
a. Biaya variable (Variablecost)

Nama Barang Biaya/Hari Biaya/Kemasan


Bubuk daun kelor Rp. 15.000 150
1kg
Gula aren 2kg Rp. 36.000 360
Cokelat putih bubuk Rp. 168.000 1.680
Aluminium foil Rp. 125.000 1.250
Stiker Rp. 50.000 500
Jumlah Harga Rp. 394.000 3.940

Biaya variabel satu bulan = Rp. 394.000 x 8 hari = Rp. 3.152.000


Kapasitas produksi (8 hari aktif)= 62 pcs x 8 hari = 496 pcs

b. Biaya Overhead

Jenis Kebutuhan/Bulan Harga Biaya/Bulan


Satuan
Tabung gas 1 buah per 1 ½ bulan Rp. 23.000 Rp. 23.000
Kuota internet 1/bulan Rp. 50.000 Rp. 50.000
Air mineral 1/galon Rp. 20.000 Rp. 20.000
Listrik dan air 1/bulan Rp. 250.000 Rp. 250.000
Total Rp. 343.000

6
2. Biaya tetap
Jenis Harga
Timbangan Rp. 30.000
Spatula Rp. 24.000
Saringan teh Rp. 7.000
Mangkuk kaca Rp. 50.000
Panci Rp. 64.000
Gelas takar Rp. 10.000
Cetakan karakter Rp. 93.000
Pisau Rp. 10.000
Sendok takar Rp. 11.000
Kompor gas Rp. 298.000
Tabung gas Rp. 200.000
Total Rp. 797.000

3. Biaya total
Biaya total = biaya habis pakai +biaya tetap
= Rp. 3.152.000 +Rp. 343.000 + Rp. 797.000
= Rp. 4.292.000
Biaya produksi/buah = 3.940
Harga jual/buah = 3.940 + (25% x 3.940) = 4.925 = Rp. 5.000
4. Break Event Point
A. BEP Unit
Rumus menghitung BEP unit ini adalah sebagai berikut:
BEP = Biaya tetap : (harga jual per unit - biaya variabel per unit)
BEP = Rp. 797.000 : (4.925 – 3.940) = 810
Jadi pada tingkat volume produksi 810 unit, usaha ini berada pada
titik impas.
B. BEP Rupiah
BEP = Biaya tetap : (kontribusi margin/unit harga/unit)
BEP = Rp. 797.000 : (4.925–3.940) x 4.925 = 3.989.300
Jadi pada tingkat angka penjualan mencapai 3.989.300, jika
berhasil maka sudah balik modal dan bisa menghitung keuntungan
yang diperoleh.

7
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Pelaksana/Cara Pembuatan


a) Siapkan alat dan bahan, yang sudah tercantum diatas.
b) Siapkan gula aren sekitar 2kg, potong-potong gula aren atau disisir
menggunakan pisau, setelah gula aren dipotong, lelehkan gula aren
hingga mencair
c) Siapkan cokelat bubuk. Pada pembuatan Cokelat Daun Kelor dengan
Inovasi gula aren ini, kami menggunakan bahan dasar cokelat bubuk,
penggunaan bisa berupa tumbuhan atau takaran ½ kg lalu cokelat
tersebut dilelehkan dalam mangkok kaca dengan campuran air hangat
sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk hingga mengental.
d) Masukanbubuk daun kelor menggunakan takaran sendok makan atau
sesuai selera, aduk sampai tercampur merata dan homogeny.
e) Setalah cokelat bubuk dan daun kelor tercampur tahap selanjutnya yaitu
mencampurkan gula aren yang sudah disisir tadi, aduk hingga semua
bahan tercampur merata dan homogen.
f) Masukan adonan tersebut kedalam cetakan, tunggu hingga dingin, lalu
masukan dan diamkan selama 25 menit di dalam kulkas.
g) Setelah adonan jadibentuklah menggunakan cetakan cokelat tersebut
menjadi bulat-bulat atau menjadi karakter tertentu.
h) Selanjutnya tahap packing, dengan cokelat yang sudah mengeras kita
bisa bungkus cokelat tersebut menggunakan kertas aluminium foil dan
menempelkan stiker agar terlihat menarik oleh perhatian pembeli.

3.2.Alat
a) Timbangan
b) Spatula
c) Sendok takar
d) Pisau
e) Saringan teh
f) Mangkok kaca
g) Cetakan bulat / karakter

8
3.3.Bahan
a) Cokelat Bubuk Putih
Cokelat merupakan bahan makanan ringan yang berasal dari biji
tanaman kakao. Cokelat bubuk mengandung zat yang disebut dengan
Phenethransmitter yang merupakan Neurotransmitter pada otak yang
berfungsi meningkatkan mood dan sebagai Antidepretionalami.
Kemudian cokelat putih bukan hanya terdiri dari lemak tetapi juga
mengandung karbohidrat dan protein, serta mineral-mineral seperti: zat
besi, fosfor, kalium, krom, magnesium, mangan dan lain-lain (Star,
2006). Cokelat putih paling tidak mengandung 20% minyak cokelat,
14% susu, sekitar 55% gula dan bahan-bahan lainnya (Brown, 2010
dalam Nabila, 2017). Manfaat dari cokelat putih yaitu sebagai berikut :
1) Coklat putih membantu menurunkan berat badan dan membakar
lemak.
2) Makan cokelat putih pagi atau malam hari tidak menyebabkan
berat badan naik.
3) Makan cokelat putih saat malam atau pagi hari bisa
mempengaruhi nafsu makan, tidur, komposisi mikrobiota
(kesehatan usus).
4) Konsumsi cokelat yang tinggi saat pagi hari bisa membantu
membakar lemak serta mengurangi kadar glukosa darah.
5) Konsumsi coklat putih saat sore atau malam hari mengubah
metabolisme istirahat dan olahraga keesokan harinya.

"Temuan kami menyoroti bahwa tidak hanya apa tapi juga kapan anda
makan (coklat putih) bisa mempengaruhi mekanisme fifiologis yang
terlibat dalam pengaturan berat badan," (Dr Frank A.J.L Scheer)

b) Bubuk Daun Kelor (Moringa)


Kelor atau dalam Bahasa latin biasa dikenal dengan nama Moringa
Oleifera merupakan jenis tanaman tropis yang sangat mudah dikenali,
dari ukuran daunnya yang kecil daun kelor memiliki kandungan protein
(19-29%) serat (16-29%) lemak, kerbohidrat, mineral, kalsium,
magnesium, fosfor, besi, sulfur asam, oksalat, Vitamin A, Vitamin B,
Vitamin B1, Vitamin B2, (Riboflavin) Vitamin B, Vitamin C, dan
Vitamin E. Dalam pembuatan Cokelat Daun Kelor 1 sendok makan
atau setara dengan 6 gram.

c) Gula Aren (Arenga Pinnata)


Gula arena atau bisa disebut dengan gula merah adalah gula yang
berasal dari cairan air nira. Manfaat gula aren sudah diketahui dari
zaman dulu, kalori yang terkandung dalam gula aren yaitu 100 gram
377 kalori. Gula aren mengandung Mikronutrien seperti Garam
mineral, Thiamine (vitamin B1), Riboflavin (vitamin B2), Nicotinic

9
Acid (vitamin B3), Pyridoksin (vitamin B6), Cyanocobalamin (vitamin
B12), Ascorbic Acid (Vitamin C). Konsumsi gula per hari untuk anak
2-18 hingga kurang dari 6 sendok teh, apabila gula aren dalam bentuk
cair sama dengan 24 gram per hari.

3.4. Promosi dan Target pasar

Pada tahap ini dilakukan promosi produk cokelat daun kelor dengan
inovasi gula aren sebagai alternatif mengurangi masalah stunting di
masyarakat terutama bagi anak-anak di Kota Pekalongan. Promosi dilakukan
dengan cara membuka promosi secara online dan offline. Untuk target pasar
kami menargetkan pada mahasiswa Universitas Pekalongan dan masyarakat
disekitarnya, dari semua kalangan baik anak-anak, remaja, dewasa hingga
lansia atau orang tua. Setelah kami diskusikan mengenai tahap-tahap untuk
memulai sebuah bisnis usaha diperlukan pemikiran ide jual yang matang
mengenai produk yang akan dikelola, manfaatnya, bahan-bahan yang
diperlukan dan juga memikirkan tentang kelebihan dan kekurangannya.
Kemudian pada tahap akhir yaitu menentukan harga jual, sistem penjualanya,
kepada siapa dan juga target pasar yang tepat agar minuman cokelat dengan
inovasi daun kelor dan gula aren bisa laku terjual. Sistem penjualan yang
kami diskusikan yaitu dengan membagi tugas seperti :

1. Melakukan tahap promosi melalui media sosial seperti Facebook,


Instagram, WhatsApp, dan masih banyak lainnya yang didalamnya
terdapat target pasar yang dapat menarik konsumen. Promosi yang
dilakukan menggunakan sistem Delivery Order (pesan antar)
dalam kurun waktu 1-2 hari sebelum proses pembuatan, agar
konsumen dapat menikmati cokelat dengan kondisi yang fresh
(segar). Dan sistem seperti ini juga menghindari kita dari masalah-
masalah seperti bahan-bahan yang kurang atau habis, alat-alat
masak yang rusak dan berbagai hambatan yang tidak terduga
nantinya. Kemudian apabila adanya konsumen yang berminat
untuk membeli maka konsumen wajib membayar uang muka
setengah dari harga produknya terlebih dahulu, berfungsi
untukmeminimalisir bentuk penipuan atau apabila konsumen
membatalkan pesananannya sehingga dapat mengurangi angka
kerugian.
2. Melakukan sistem jual dengan menawarkan keteman satu kelas
dan juga berkeliling di sekitar kampus Universitas Pekalongan
pada saat jam istirahat.
3. Menitipkan produk jualan ke kafetaria atau kantin yang berada
dikampus, toko-toko, warung kelontong dan tempat-tempat yang
memiliki nilai jual dan juga peminatnya.

10
Untuk harga produk persatuanya adalah Rp. 5.000 untuk ditempatkan di
warung, toko-toko, maupun tempat-tempat yang memiliki banyak peminatnya
dan berlaku juga bagi orang-orang yang berminat untuk menjualnya dengan
cara berkeliling. Tujuannya agar cokelat daun kelor yang kita buat menjadi
cepat laku, selain itu juga memberikan peluang usaha untuk mereka yang
membutuhkan pekerjaan. Keuntungan yang diambil diwarung, toko-toko
ataupun yang berkeliling biasanya dengan cara misalnya dari kami harga
jualnya Rp. 5.000 kemudian mereka akan menjualnya kembali dengan harga
Rp. 5.500 sampai dengan Rp. 6.000. Untuk bentuk cokelat pembeli bisa
requestseperti untuk acara ulangtahun, Valentine, dan lain sebagainya dengan
harga Rp. 45.000 – Rp. 65.000 tergantung dengan ukuran yang dipesan dan
juga tingkat kesulitanya.

Cokelat daun kelor dengan gula aren ini bisa dijual dimanapun dan
kapanpun tetapi agar cokelat daun kelor dapat bertahan 1 sampai dengan 2
minggu alangkah lebih baik disimpan ditempat yang sejuk tidak terpapar
langsung sinar matahari. Sehingga cokelat pun ketika dikonsumsi akan terasa
lebih nikmat dan dapat menghindari hal-hal seperti cokelat nya lumer dan
berubah bentuk atau bahkan dapat mengubah rasanya.

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1.Anggaran Biaya
No Jenispengeluaran Jumlah
1 Peralatan penunjang Rp. 797.000
2 Bahan habis pakai Rp. 3.375.000
3 Perjalanan Rp. 250.000
4 Laporan dokumentasi publikasi Rp. 1.380.000
Total Rp. 6.202.000

11
4.2.Jadwal Kegiatan

Bulan
No. Jenis Kegiatan Person Penanggung-jawab
1 2 3 4

1 Penyusunan laporan & evaluasi Sulistiawatiningsih

2 Produksi & Pemasaran Hanifah S

3 Persiapan alat & persiapan Setianingsih & Shafara B


bahan baku

4 Promosi produk Putri Salsabila

5 Persiapan lokasi Ikpal H & Yusup M

12
DAFTAR PUSTAKA

Afita Rokhimawaty, N. (2020).HUBUNGAN BERAT BADAN


LAHIR DENGAN STATUS GIZI BAYI UMUR 1-6
BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BUARAN, KOTA PEKALONGAN (Doctoral dissertation,
Universitas Airlangga).

Anoraga, S. B., Wijanarti, S., & Sabarisman, I. (2021).


PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGEPRESAN
TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK BUBUK
KAKAO SEBAGAI BAHAN BAKU MINUMAN
COKLAT. JURNAL PERTANIAN CEMARA, 15(2), 20-28.

(PENGERTIAN MINUMAN COKLAT).


https://scholar.google.com/scholar?q=PENGARUH%20SUHU%2
0DAN%20WAKTU%20PENGEPRESAN%20TERHADAP%20M
UTU%20ORGANOLEPTIK%20BUBUK%20KAKAO%20SEBAGAI%20BAH
AN%20BAKU%20MINUMAN%20COKLAT#d=gs_cit&t=1672936925541&u
=%2Fscholar%3Fq%3Dinfo%3ARZax
bmQ_EX8J%3Ascholar.google.com%2F%26output%3Dcite%26s
cirp%3D0%26hl%3Did. Di akses pada 21 September 2023. Pukul 11.45

Erfan Dias , Nuraida Lilis, dan Giriwono Edi Puspo. (2021).

RISIKO PAPARAN KADMIUM DARI COKELAT


BATANG PADA KONSUMEN DI INDONESIA(RISK
OF CADMIUM EXPOSURE FROM CHOCOLATE
BARS ON CONSUMERS ININDONESIA. Penel Gizi
Makan 2021, 44(2):59-70
PENELITIAN GIZI DAN MAKANAN(The Journal of
Nutrition and Food Research). file:///C:/Users/lenovo-
pc/Downloads/5056- Article%20Text-41099-1-10-
20211231%20(1).pdf. Di akses pada 21 September 2023.
Pukul 19.34

https://repository.unair.ac.id/86141/1/abstrak.pdf. Di akses pada 21


September 2023. Pukul 22.33.

Indarti, E., Arpi, N., & Budijanto, S. (2020).Kajian pembuatan


cokelat batang dengan metode tempering dan tanpa
tempering. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanin
Indonesia,
5(1).https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C
5&q=
https%3A%2F%2Fjurnal.unsyiah.ac.id%2FTIPI%2Farticle%
2Fvie w%2F996&btnG= . Di akses pada 21September
2023. Pukul 15.19

Jordan,S.2021.Why does chocolate make us happy?

13
https://www.sciencefocus.com/the-human-body/why-does-
chocolate-make-us-happy/. Diakses pada 21 September
2023. Pukul 11.42

Pemerintah Daerah Pati (2019). Manfaat Gula aren BagiKesehatan.


https://www.kebumenkab.go.id/index.php/web/news_detail/2/235
5. Di akses pada 21 September 2023. Pukul 15.57

Slodia, M. R., Ningrum, P. T., & Sulistiyani, S. (2022). Analisis


Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian
Stunting diKecamatan Cepu, Kabupaten Blora,Jawa
Tengah.https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=
0%2C5
&q=https%3A%2F%2Frepository.unej.ac.id%2Fhandle%2F1
2345 6789%2F106026&btnG=. Di akses pada 21
September 2023. Pukul 15.44

Susanti, N., Priharwanti, A., & Vianti, R. A. (2022). STRATEGI

AKSELERASI PENURUNAN STUNTING WILAYAH


PESISIR KABUPATEN PEKALONGAN. Pena Jurnal
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,36(1),49-57.

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q
=h
ttps%3A%2F%2Fjurnal.unikal.ac.id%2Findex.php%2Fpena%
2Far ticle%2Fview%2F1917&btnG=. Di akses pada 21
September 2023. Pukul 15.51
Universitas gajah mada (2018). Bahagia dengan Cokelat.

https://kanalpengetahuan.tp.ugm.ac.id/menara-
ilmu/2018/1313- bahagia-dengan-cokelat.html. Di akses
pada 21 September 2023. Pukul 12.30

World Health Organization, 2021. Stunting prevalence among

children under 5 years of age (%). [online] Available at:


<https://www.who.int/data/gho/data/indicators/indicator-

details/GHO/gho-jme-stunting-prevalence>

[Di akses pada 2 Oktober 2023 pukul 18:00].

World Health Organization, 2020. Stunting in a nutshell.

<https://www.who.int/news/item/19-11-2020-stunting-in-a-
nutshell>

[online]. Diakses pada 2 oktober 2023 pukul 19:00

Sari, M. T., Daryanto., & Oesmani, M. (2020). Maternal

Characteristics And Knowledge On The Risk Of Childhood

14
Stunting At Simpang Kawat Community Health Center,
Jambi. The 7th International Conference on Public Health
Solo, Indonesia. 279-284. Diakses pada 2 Oktober pukul
20:00

https://doi.org/10.26911/the7thicph-FP.03.32

Wolf, J., Prüss‐Ustün, A., Cumming, O., Bartram, J., Bonjour, S.,

Cairncross, S., ... & Higgins, J. P. diakses pada 2 oktober


pukul 21:00

(2022). Systematic review: assessing the impact of drinking water and

sanitation on diarrhoeal disease in low‐and middle‐income


settings: systematic review and meta‐regression. Tropical
medicine & international health, 19(8), 928-942. diakses pada
2 oktober 22:00 Kemenkes RI, 2020. Buletin: Situasi balita
pendek (Stunting) di Indonesia. 1st ed. Jakarta: Pusat Data
dan Informasi Kemenkes RI, pp.26-28.. diakses pada 2
oktober 22:30

Kemen PPPA, 2020. PANDEMI COVID-19, STUNTING MASIH

MENJADI TANTANGAN BESAR


<https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2929/
pandemi-covid-19-stunting- diakses pada 2 oktober 23:00

LPPM IPB, 2020. Guru Besar IPB University Mengabdi Temukan

Penyebab Kenaikan Angka Stunting. diakses pada 2 oktober


23:30

<https://lppm.ipb.ac.id/guru-besar-ipb-university-mengabdi-temukan

penyebab-kenaikan-angka-stunting-di-Indonesia- diakses pada


3 oktober pukul 06:00

MCA Indonesia. (2019). Stunting dan Masa Depan Indonesia.

Millennium Challenge Account - diakses pada 3 oktober


pukul 06:30

Indonesia, 2020 2–5. Retrieved from www.mca-indonesia.go.id

diakses pada 3 oktober pukul 07:00

Sustainable, T., & Goals, D. (2017. The sustainable development

goals report 2019 The


https://doi.org/10.29171/azu_acku_pamphlet_k3240_s878_20
19 diakses pada 3 oktober pukul 07:30

15

Anda mungkin juga menyukai