Pengembangan Bahan Ajar PAI Berbasis TIK Multimedia ID Interaktif Dan Computer Based Kelompok 2 New
Pengembangan Bahan Ajar PAI Berbasis TIK Multimedia ID Interaktif Dan Computer Based Kelompok 2 New
MAKALAH
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Hanna Syahida Alawi 20220750101070
Aulia Nuris Fitriyanti 20220750101010
M. Ali Sandria 20220750101065
MAGETAN
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pengembangan
Bahan Ajar PAI Dalam Bentuk Berbasis TIK, Multimedia, ID Interaktif,
Dan Computer Based ” ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada nabi kita, nabi Muhammad SAW, yang mana
telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jaman islamiyah.
Dan tidak lupa kami berterima kasih kepada Bapak Nanang Mulyanto,
M.Pd.I, Selaku dosen pengampu Mata Kuliah Materi PAI SMP/SMA. Jika dalam
penulisan makalah tersebut terdapat kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenan
dengan materi pembahasan maupun dalam pengetikan. Kami sangat
mengharapkan kritik serta saran atas penyempurnaan makalah ini, khususnya dari
dosen pengampu.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun para pembaca guna
memperbaiki kesalahan sebagaimana semestinya.
14 Februari 2024
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Pengertian Pengembangan Bahan Ajar PAI..................................................4
B. PAI Berbasis TIK, Multimedia, ID Interaktif, dan Computer Based............5
C. 4 Persyaratan Pembelajaran ( Perencanaan, Pelaksanaan,
Penilaian,dan Tindak ) 18
D. Kegiatan Pendekatan Tatap Muka, Kegiatan Terstruktur, dan Kegiatan
Mandiri Tidak Terstruktur.......................................................,.,..........................24
BAB III PENUTUP..............................................................................................29
A. Kesimpulan.................................................................................................29
B. Saran............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada Sejarah pertumbuhan masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi
perhatian utama untuk memajukan kehidupan generasi bangsa. Karena dengan
melalui pendidikan, manusia menyadari hakikat dan martabatnya di dalam relasinya
yang tak terpisahkan dengan sesamanya. Itu berarti, pendidikan sebenarnya
mengarahkan manusia menjadi insan yang sadar diri terhadap dirinya. Ki Hadjar
Dewantara memaknai pendidikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-
anak (Nashir, 2013). Maksudnya menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak- anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik bagi manusia maupun anggota masyarakat. Pada intinya pendidikan
selalu menjadi kebutuhan setiap individu.
Kebutuhan akan pendidikan menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan
seseorang, hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan dapat menunjukkan kualitas
sumber daya yang dimiliki oleh bangsa. Dewasa ini, pendidikan telah mengalami
perkembangan yang semakin pesat, hal ini mengakibatkan adanya persaingan yang
sangat ketat di dunia pendidikan, karena itu pendidikan harus mempunyai tujuan yang
jelas yang dapat memperbaiki mutu pendidikan untuk masa depan.
Munculnya era globalisasi, telah membuka wawasan dan kesadaran
masyarakat dengan sejumlah harapan dan sekaligus kecemasan. Harapan- harapan ini
muncul karena ada perbaikan kualitas hidup dan kehidupan disatu sisi sebagai akibat
perkembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya informasi
dan komunikasi, dan disisi lain muncul juga kecemasan-kecemasan, hal ini
disebabkan oleh adanya perubahan yang terlalu cepat menyebabkan kondisi
masyarakat sulituntuk beradaptasi. Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun
belakangan ini berkembang dengan pesat, sehingga dengan perkembangan tersebut
telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi,
yang tidak lagi terbatas pada informasi media cetak dan media elektronik, tetapi juga
sumber-sumber informasi lainnya seperti informasi dari dunia maya. Salah satu
4
bidang yang
5
mendapatkan dampak yang cukup berarti dalam perkembangan riset dan teknologi
adalah bidang Pendidikan (Asmani, 2011: 24).
Salah satu bentuk pembelajaran yang diharapkan dapat mengembangkan
potensi diri peserta didik dalam proses belajar mengajar adalah dengan menggunakan
media berupa peralatan teknologi di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK). TIK termasuk di dalamnya internet, facebook, twitter, blog dan berbagai situs
media sosial lainnya tumbuh sangat pesat di Indonesia dan menjadi sarana
komunikasi yang sangat baik, menurut pengamat media sosial sampai 30 juta orang
Indonesia menggunakannya dan hampir sebagian besar pengguna adalah pelajar
(Yuswohady,2011:1)
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan Latar Belakang di atas Rumusan Masalah yang penyusun
Kana bahas pada Makalah ini adalah :
1. Pengertian Pengembangan Bahan Ajar PAI
2. PAI berbasis TIK, Multimedia, ID Interaktif, dan Computer Based
3. 4 Persyaratan Pembelajaran ( Perencanaan, Pelaksanaan, Penilaian, dan
Tindak Lanjut ).
4. Kegiatan Pendekatan Tatap Muka, Kegiatan Terstruktur, dan Kegiatan
Mandiri Tidak Terstruktur.
C. TUJUAN MAKALAH
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas maka Tujuan penyusunan Makalah
ini adalah :
1. Memahami dan Mengetahui Pengertian Pengembangan Bahan Ajar PAI.
2. Memahami dan Mengetahui PAI berbasis TIK, Multimedia, ID Interaktif,
dan Computer Based
3. Memahami dan Mengetahui 4 Persyaratan Pembelajaran
( Perencanaan, Pelaksanaan, Penilaian, dan Tindak Lanjut ).
4. Memahami dan Mengetahui Kegiatan Pendekatan Tatap Muka, Kegiatan
Terstruktur, dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
sekolah. Karena guru PAI tidak hanya mentransferkan sejumlah ilmu pengetahuan
8
kepada peserta didik, tetapi juga membina sikap, akhlak, keterampilan mereka dalam
beribadah. Sehingga harapan peran guru PAI sebagai agen pembelajaran yang
berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional dapat dilaksanakan secara
maksimal.
9
Pengembangan TIK dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat
mencakup hal dan dimensi sebagai berikut :
1
i) Menjalin kerjasama antar instansi/lembaga yang terkait untuk mendapat
dukungan (Departemen Agama, Universitas, dan madrasah/sekolah).
j) Mengembangkan jaringan informasi antar madrasah.
k) Evaluasi Perlu disiapkan rencana monitoring dan evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan atau kegagalan penerapan strategi pemecahan masalah masalah
dalam menerapkan konsep dan prinsip Teknologi Pembelajaran. Hasil evaluasi
ini sangat berguna untuk memberikan tindak lanjut berupa perbaikan
jikaterjadi kegagalan dan desiminasi jika hasilnya sesuai dengan yang telah
direncanakan.
VArsyad (2011, hlm.3) menyebutkan, ”Kata media berasal dari bahasa Latin
mediusyang berarti tengah, perantara, pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara ( ) وسائلatau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”.
Pengertian ini mengacu pada perantara yang mendistribusikan pesan dari pemberi
pesan kepada penerima pesan. Perantara dapat berbentuk alat fisik, sebagaimana
pendapat Briggs seperti dikutip oleh Ramayulis (2011, hlm. 250) yang
mendefinisikan media sebagai segala bentuk alat fisik yang dapat menyajikanpesan
yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Bahan ajar multimedia adalah media
pembelajaran yang berbasis teknologi multimedia, Asyhar (2011:172). Tujuan
penggunaan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai alat
bantu pembelajaran, yaitu: mempermudah proses pembelajaran, meningkatkan
efisiensi pembelajaran, menjaga relevansi materi dengan tujuan pembelajaran, dan
membantu konsentrasi siswa.
Dari gambaran di atas, jelaslah bahwa media sebagai sarana dan sumber
pembelajaran selalu terjadi perubahan-perubahan seiring dengan perubahan yang
terjadi pada lingkungan dan kebutuhan serta hasil temuan manusia itu sendiri. Oleh
karena itu, tidaklah bijak apabila pengelolaan pembelajaran tidak berusaha
melakukan perubahan-perubahan dalam penggunaan medianya atau menyesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan di mana proses pembelajarannya
tersebut terjadi.
1
koran), telah bertambah menjadi penyediaan dan pemberian layanan yang variatif
dan multi-sensori. Hal ini juga karena dipacu oleh semakin meluasnya kemajuan di
bidang komunikasi dan teknologi, serta dengan munculnya dinamika baru dalam
pembelajaran yang menuntut adanya media yang bervariasi dan sekarang bersifat
digital.
1
h) Kemampuan Naturalis (kemampuan mengenal flora dan fauna, dan
mencintai alam) .
Delapan kemampuan tersebut, bahkan sekarang ini telah berkembang menjadi 10
kemampuan, yaitu ditambah dengan kecerdasan emosional dan spiritual.
Leshin, dkk (1992) yang dikutip oleh Arsyad (2002) mengelompokkan media
ke dalam 5 (lima) jenis, yaitu :
a) media berbasis manusia, seperti guru, instruktur, tutor, main peran, dan lain-lain.
b) media berbasis cetakan, seperti buku, penuntun, buku kerja, majalah, jurnal,
lembaran lepas, dan lain-lain.
c) media berbasis visual, seperti buku, chart, grafik, peta, figur/gambar, transparansi,
film bingkai, slide, dan lain-lain.
d) media berbasis audio visual, seperti video, film, slide bersama tape, televisi, dan
lain-lain.
e) media berbasis komputer, seperti CAI, CBI, Video Interaktif, dan lain lain.
Adapun menurut Rudy Bretz ciri utama dari media dapat dikelompokkan
menjadi tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual dan gerak (Sadiman, 1993:20). Visual
sendiri dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis (line graphic)dan symbol yang
merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera
penglihatan. Di samping itu Bretz juga membedakan antara media siar
(telecommunication) dengan media rekam (recording), sehingga 7 (tujuh) klasifikasi
media tersebut adalah sebagai berikut :
a) Media AUDIO – VISUAL- GERAK, yaitu jenis media yang paling lengkap dalam
arti penggunaan segala kemampuan audio, Gerak, dan visual; Contohnya: TV,
Video Tape, Rekaman Film TV.
b) Media AUDIO-VISUAL-DIAM, yaitu jenis media kedua dari segi kelengkapan
kemampuannya, kecuali penampilan Gerak. Contohnya: Film Strip Bersuara,
Rekaman Still TV.
c) Media AUDIO SEMI GERAK, yaitu jenis media yang memiliki kemampuanuntuk
menampilkan suara disertai gerakan titik secara inier, jadi tidak menampilkan
secara utuh suatu gerak yang nyata; Contohnya: Media Board dan Telewriting.
d) Media VISUAL GERAK, yaitu jenis media yang memiliki kemampuan media
golongan pertama, kecuali penampilan suara (audio). Contohnya: Film Bisu
(Silent Film).
e) Media VISUAL DIAM, yaitu jenis media dengan 38kemampuan menyampaikan
1
informasi secara visual, tetapi tidak bisa menyajikan suara maupun motion
(gerak). Contoh: Facimile, halaman cetak, film stripe, gambar, microform, Video
file.
f) Media AUDIO, yaitu jenis media yang menggunakan suara semata- mata. Contoh:
Radio, Telepon, Audio Disc, audio tape.
g) Media CETAK, yaitu jenis media yang mampu menampilkan informasi berupa
alphanumeric dan Simbol-simbol tertentu saja. Contohnya: teletype, punched
paper tape, Koran, dll.
Oleh karena itu ada beberapa fungsi dari media. Fungsi-fungsi tersebut
adalah sebagai berikut:
1
kepada bentuk diskusi dan saling berbagi diantara peserta didik. Seaman
danFellenz ( 1989 ) menjelaskan bahwa :
Discussion and sharing provide learners with opportunities to reach to the ideas,
experience, insight, and knowledge of the teacher or of peer learns and to generate
alternative ways of thinking and feelings.
(Diskusi dan saling berbagi akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memberikan reaksi terhadap gagasan, pengalaman, pandangan, dan pengetahuan
guru atau kelompok, serta mencoba mencari alternatif dan berpikir. Strategi
Pembelajaran interaktif di kembangkan dalam rentang pengelompokan dan
metode- metode interaktif, yang di dalamnya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas,
diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok, dan kerja sama siswa
secara berpasangan.( Abdul, 2016:83) Pembelajaran interaktif adalah suatu
pendekatan yang merujuk pada pandangan konstruktivis. Pembelajaran interaktif
menitik beratkan pada pertanyaan siswa sebagai ciri sentralnya dengan cara
menggali pertanyaan- pertanyaan siswa. Pembelajaran interaktif merupakan proses
pembelajaran yang memungkinkan para pembelajar aktif
melibatkan diri dalam keseluruhan proses, baik secara mental maupun
fisik. Hal ini diperkuat oleh Faire dan Cosgrove dalam Harlen yang
mengemukakan pembelajaran
interaktif dirancang agar siswa mau bertanya, kemudian menemukan jawaban
mereka sendiri (Suprayekti,2008:19).
Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut
turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari hari. Salah satu dari kondisi internal
tersebut adalah motivasi. Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi
semangat, arah dan kegigihan perilaku Artinya, perilaku yang memiliki motivasi
adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama (Santrock, 2007).
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.
Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang
baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Intensitas motivasi seorang
peserta didik akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
(Abdul, 2016:84)
Berdasarkan beberapa pendapat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran interaktif dirancang untuk menjadikan suasana belajar mengajar
berpusat pada siswa agar aktif membangun pengetahuannya melalui penyelidikan
terhadap pertanyaan yang mereka ajukan sendiri. Dalam hal ini, siswa diberikan
kebebasan dan kesempatan untuk melibatkan keingintahuannya dengan cara
1
membuat pertanyaan mengenai topik yang akan dipelajari, kemudian melakukan
penyelidikan atas pertanyaan yang mereka ajukan sendiri. Pengembangan
pembelajaran interaktif dapat dilakukan guru pada semua kelompok bahasan,
dengan syarat harus memerhatikan sembilan hal, yaitu motivasi, pemusatan
perhatian, latar belakang siswa, konteksitas materi pelajaran, perbedaan individual
siswa, belajar sambil bermain, belajar sambil bekerja, belajar menemukan dan
memecahkan permasalahan, serta hubungan sosial. Dalam proses pembelajaran
yang interaktif, guru berperan sebagai pengajar, motivator, fasilitator, mediator,
evaluator, pembimbing dan pembaru. Dengan demikian kedudukan siswa dalam
kegiatan
pembelajaran didalam kelas adalah melalui peran aktif, dimana aktifitasnya dapat
diukur dari kegiatan memerhatikan, mencatat, bertanya, menjawab,
mengemukakan pendapat, dan mengerjakan tugas, baik tugas kelompok maupun
tugas individu. Dalam situasi belajar yang demikian, siswa akan mendapat
pengalaman yang berkesan, menyenangkan, dan tidak membosankan. (Abdul,
2016:85).
(Ahmad, 2005:52) syarat-syarat yang harus diperhatikan seorang guru
dalam menggunakan strategi pembelajaran interaktif, yaitu sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan harus dapat membengkitkan motivasi,
minat atau gairah belajar siswa;
2. Model pembelajaran yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk
belajar lebih lanjut, seperti melakukan interaksi dengan guru dan siswa lainnya;
3. Model pembelajaran harus mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk
memberikan tanggapannya terhadap materi yang disampaikan;
4. Model pembelajaran harus dapat menjamin perkembangan kegiatan
kepribadian siswa;
5. Model pembelajaran yang digunakan harus dapat mendidik siswa dalam teknik
belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Model yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai
dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Kelebihan pembelajaran interaktif sebagaimana dikemukakan oleh
Suprayekti (2006:28) adalah bahwa peserta didik belajar mengajukan pertanyaan,
dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaan sendiri dngan melakukan
obserasi atau pengamatan. Dengan cara seperti itu, peserta didik menjadi kritis dan
aktif belajar. Sedangkan menurut
1
Renny dalam Abdul Majid (2013:91) kelebihan pembelajaran interaktif adalah :
1.Siswa lebih banyak diberikan kesempatan untuk melibatkan
keinginannya pada obyek yang akan dipelajari.
2. Melatih siswa menungkapkan rasa ingin tahu melalui pertanyaan- pertanyaan
yang diajukan oleh seorang guru.
3. Memberikan saran abermain bagi siswa melalui sarana eksplorasi dan
Investigasi.
4. Guru sebagai fasilitator, motivator, dan perancang aktivitas belajar.
5. Menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran yang aktif.
6. Hasil belajar lebih bermakna. Kelebihan
lain dari strategi ini antara lain:
1. Peserta didik dapat belajar dari temannya dan guru untuk membangun
keterampilan sosial dan kemampuan-kemampuan;
2. Mengorganisasikan pemikiran dan pembangunan argument yang
rasional.Strategi pembelajaran interaktif kemungkinan untuk menjangkau
kelompok- kelompok dan metode interaktif. Adapun kekurangan dari strategi ini
sangat bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan
dinamika kelompok. (Abdul, 2016:86).
1
menyampaikan materi dalam pembelajaran. Dengan berbagai fitur dan aksesoris
pendukungnya, (sepert: teks,suara, gambar, video, dan animasi) dengan kelebihan
yang ada didalam perangkat computer diharapkan agar proses pembelajaran dapat
beradaptasi dengan perkembangan zaman. Oleh karna itu, media pembelajaran
berbasis terus dikembangkan untuk terus meningkatkan efektivitas dan efesiensi
pembelajaran, mendorong guru agar lebih kreatif dalam menyampaikan materi
pelajarandan mengurangi kesenjangan digital pada guru ataupun siswa era
teknologi serta memperluas wawasan keilmuan dengan memanfaatkan akses dari
media computer.
Kelebihan dan kekurangan media pembelajaran berbasis computer,
pembelajaran tersebut memiliki kelebihan dan keklemahan. Diantaranya kelebihan
computer dalam pembelajaran adalah: 1) computer bisa mengakomondasi
keragaman modalitas belajar siswa. 2) penyampaian materi lebih efektif dan
efisien.
3) tampilan lebih menarik karna bisa dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. 4)
meningkatkan minat siswa untuk belajar karna bisa menampilkan materi secara
visual, audio, dan kinestetik.
5) memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dan menimbulkan kreatifitas
siswa.
Media hasil teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-
prosesor. Berbagai jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pengajaran
umumnya dikenal sebagai computer- assisted instruction (pengajaran dengan
bantuan komputer).
1. Perencanaan
Dalam ilmu manajemen, perencanaan sering disebut dengan istilah planning
yaitu persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah- langkah penyelesaian
suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian
tujuan tertentu. Menurut Setijowati (2013: 1), mendefinisikan bahwa perencanaan
merupakan proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang
diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan
dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan.
1
Fattah (1996) dalam Sutomo (2012: 12), menjelaskan bahwa dalam setiap
2
perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang meliputi perumusan tujuan yang
ingin dicapai, pemilihan program untuk mencapai tujuan itu, dan identifikasi serta
pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas. Jadi, pada dasarnya proses
penetapan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang meliputi
perumusan tujuan, pemilihan program, dan pengaturan sumber daya yang terbatas.
Perencanaan hendaknya dibuat dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang
akan datang, sehingga tindakan atau keputusan yang diambil dapat dilaksanakan
secara efektif.
Perencanaa pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan evaluasi hasil
belajar (Hakiim, 2012: 173). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbeda
dengan silabus, meskipun dalam hal tertentu mempunyai persamaan. Kunandar
(2011: 264) menjelaskan mengenai perbedaan RPP dengan silabus, yaitu dalam
silabus terdapat hal-hal yang perlu dilakukan siswa untuk menuntaskan suatu
kompetensi secara utuh. Biasanya dalam silabus adakalanya beberapa kompetensi
yang sejalan akan disatukan menjadi satu sehingga pembagian waktu belum jelas
berapa pertemuan yang akan dilaksanakan. Pada RPP berisi mengenai prosedur
kegiatan yang akan dilaksanakan guru untuk setiap pertemuan. Hal tersebut
bertujuan untuk mencapai ketuntasan kompetensi dan tindakan selanjutnya setelah
pembelajaran selesai.
2. Pelaksanaan
Guru tidak hanya bertugas menyusun perencanaan pembelajaran tetapi juga
harus mampu melaksanakan perencanaan yang telah dibuatnya. Proses
pembelajaran yang dilaksanakan guru harus sesuai dengan apa yang tertuang
dalamperencanaan pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Proses pembelajaran merupakan kegiatan inti dari keseluruhan pelaksanaan
pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru berperan penting dalam
menyampaikan informasi dan materi pelajaran yang harus diterima dan dipahami
siswa. Jika proses pelaksanaan pembelajaran tidak berhasil 43dilaksanakan oleh
guru, maka secara otomatis hasil atau tujuan pembelajaran akan gagal (Susanto,
2015: 48).
Pelaksanaan pembelajaran di kelas rendah berbeda dengan di kelas tinggi.
Guru harus memperhatikan karakteristik siswa, baik kelas rendah maupun kelas
tinggi karena setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Proses
2
pembelajaran yang dilaksanakan guru hendaknya disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan siswa.
Proses pembelajaran yang sesuai dengan siswa kelas rendah lebih bersifat
konkret (Anitah, 2011: 2.31). Karena pada usia anak-anak, siswa lebih mudah
memahami sesuatu yang sifatnya nyata (konkret) sesuai dengan apa yang
dilihatnya. Perencanaan pembelajaran yang dibuat guru harus sesuai dengan
kemampuan siswa, bahan ajar, proses belajar, dan sistem penilaian sesuai dengan
taraf perkembangan siswa. Guru perlu mengembangkan proses belajar interaktif
yang dapat membuat siswa tertarik dan menyenangkan. Pembelajaran tematik
merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran (Prastowo, 2013: 126). Dalam proses pembelajaran siswa ikut
terlibat secara aktif memecahkan sebuah masalah, sehingga kreativitas siswa dapat
tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Proses pembelajaran di kelas tinggi dilaksanakan secara logis dan sistematis
(Anitah, 2011: 2.35). Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat membimbing
siswa dengan menggunakan pembelajaran konstruktivis yaitu mencari,
menemukan, menggolongkan, menyusun, melakukan, mengkaji, dan
menyimpulkan sendiri. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki pengalaman dan
kemampuan mengajar serta mengarahkan kegiatan siswa agar sasaran belajar dapat
dicapai melalui pembelajaran di sekolah.
Kesimpulannya, proses pembelajaran yang dilaksanakan guru harus
disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa, karena setiap siswa
memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda sehingga kebutuhan siswa dalam
pembelajaran juga tidak sama. Guru perlu mempersiapkan segala sesuatunya
dengan baik dan matang sebelum melaksanakan proses pembelajaran, sehingga
proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Miarso dalam Uno dan Mohammad (2012: 173-4) menjelaskan,
pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang
memiliki manfaat bagi siswa dan lebih berpusat pada siswa (student centered)
dengan menggunakan prosedur yang tepat. Dengan demikian, guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif. Guru
harus mampu memilih metode dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan materi yang akan disampaikan agar pelajaran yang diterima siswa lebih
mudah dipahami dan diingat oleh siswa. Siswa tidak hanya disuruh
mendengarkan,menulis, dan menghafal tetapi juga ikut aktif dan terlibat
2
langsung dalam proses
2
pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa.
Seorang guru harus mempunyai kemampuan dalam melaksanakan proses
belajar mengajar, menurut B Suryo Subroto (2002:26) kemampuan yang harus
dimiliki guru meliputi:
a) Membuka pelajaran.
b) Melaksanakan inti proses belajar mengajar, terdiri:
i. Menyampaikan materi pelajaran.
ii. Menggunakan metode mengajar.
iii. Menggunakan media/alat pelajaran.
iv. Mengajukan pertanyaan.
v. Memberikan penguatan.
vi. Interaksi belajar mengajar
c) Menutup pelajaran
3.Penilaian / Evaluasi
Menurut Oemar Hamalik (2003:171) evaluasi pembelajaran adalah evaluasi
terhadap proses belajar mengajar. Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya
tujuan dari pembelajaran perlu dilakukan usaha untuk menilai hasil belajar.
Menurut B Suryo Subroto (2002:53) penilaian hasil belajar bertujuan untuk melihat
kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pelajaran yang telah
dipelajari sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
Kemampuan guru mengevaluasi/ menilai pengajaran merurut B
Suryosubroto meliputi:
a) Melaksanakan tes.
b) Mengolah hasil penilaian
c) Melaporkan hasil penilaian
d) Melaksanakan program remidial/perbaikan pengajaran.
Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan
dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan untuk mengukur sejauh mana kompetensi
yang telah di peroleh siswa dan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran
sudah tercapai atau belum.
4. Tindak Lanjut
Menurut Mihwanudin (2011) tindak lanjut evaluasi hasil pembelajaran
2
perlu dipahami dan dilakukan oleh setiap guru. Siklus manajemen pendidikan
dilakukan lagi apakah ada yang kurang dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
dan bagaimana perbaikan yang harus dilakukan oleh pembuat kebijakan
pendidikan. Dengan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan, maka akan
memberikan pemahaman yang mendalam tentang pelaksanaan program evaluasi
pembelajaran.
Berdasarkan hasil-hasil evaluasiyang telah dilakukan, guru dapat
merancang kegiatan tindak lanjut yang perlu dilakukan baik berupa
perbaikan (remedial) bagi siswa-siswa tertentu, maupun berupa
penyempurnaan program pembelajaran. Penjelasan lebih lanjut tentang kegiatan
tersebut dapat diuraikan berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Identifikasi kelebihan dan kelemahan laporan hasil evaluasi pembelajaran.
Laporan hasil pembelajaran perlu dilihat dan dipelajari oleh
pengambil kebijakan pendidikan. Dengan melihat hasil laporan tersebut maka
dapat diidentifikasi apakah pembelajaran selama ini sudah sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Dengan mengetahui hasil laporan maka kelemahan-kelemahan yang
terjadi di dalam proses pembelajaran akan teridentifikasi secara baik.
Selain identifikasi proses pembelajaran maka dapat dilihat apakah alat
pembelajarannya sesuai dengan materi dan indikator, apakah peserta didiknya yang
memang ada masalah, hal ini perlu dilakukan analisis tersendiri.
2. Peningkatan hasil belajar.
Setelah mengetahui berbagai bentuk kegagalan yang ada maka perlu
diadakan peningkatan pembelajaran. Proses pembelajaran yang maksimal akan
mengakibatkan hasil belajar yang baik. Dengan mengetahui keberhasilan dan
kegagalan yang teridentifikasi maka dapat dilakukan kegiatan yang dapat
memaksimalkan proses pembelajaran, disesuaikan dengan faktor-faktor penyebab
keberhasilan dan kegagalan tersebut. Atau dengan kata lain, alternatif solusi yang
kita ajukan haruslah mengarah pada upaya untuk menanggulangi kegagalan dan
menguatkan pendukung keberhasilan belajar peserta didik.
3. Merancang program pembelajaran remidi (perbaikan).
Program pembelajaran remidi diberikan hanya untuk kompetensi tertentu
yang belum dikuasai oleh peserta didik. Program ini dilakukan setelah peserta
didik setelah peserta didik mengikuti tes atau ujian kompetensi tertentu, tetapi
peserta didik tersebut mendapatkan sekor nilai di bawah standar minimal yang
telah ditetapkan.
4. Merancang perancanaan, pelaksanaan, evaluasi, perbaikan program
2
pembelajaran.
Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dilacak dari keberhasilan kita
dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk melacak dimana letak kesalahan
sehingga hasil pembelajaran yang kita lakukan masih gagal, maka kita dapat
menggunakan prinsip pengelolaan kegiatan manajerial, yaitu; perencanaan,
pelaksanaan evaluasi dan perbaikan.
2
yang ingin dicapai.
Kelebihan dari pembelajaran tatap muka ialah:
a. Mendorong Siswa Giat Belajar
Dengan dilakukannya pembelajaran tatap muka akan mendorong siswa
untuk aktif mempelajari pelajaran yang disampaikan oleh guru.
b. Partisipasi Aktif Siswa dan Guru
Pada proses pembelajaran siswa secara aktif terlibat dalam
kegiatan kelas. Siswa akan aktif mengajukan pertanyaan kepada gurunya jika
mereka memiliki masalah dalam pelajarannya. Hal ini sangat penting untuk
memiliki pemahaman yang jelas tentang teori yang dibahas di kelas.
c. Komunikasi
Dengan diterapkannya pembelajaran tatap muka maka terjadilah komunikasi yang
baik antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa itu sendiri.
d. Terjadwal dengan Baik
Dalam pembelajaran tatap muka jadwal dan pelakasanaanya sekolah menjadi
teratur sehingga melatih kedispilanan siswa.
Kelemahan Model Tatap Muka
Selain memiliki kelebihan model pembelajaran tatap muka juga memiliki
kelemahan, yaitu sebagai berikut:
a. Seperti disuapi
Pada proses pembelajaran siswa terlalu tergantung pada guru mereka dalam
setiap hal yang terkait dengan pembelajaran.
b. Kegiatan Ekstra Kurikuler yang Mendistorsi Siswa
Ketika siswa mengikuti banyak kegiatan ekstrakurikuler bisa menimbulkan
kesulitan dalam berkosentrasi pada pembelajaran mereka. Karena siswa masih
sulit untuk menjaga keseimbangan pembelajarannya.
2. Kegiatan Terstruktur
Model kegiatan terstruktur diartikan sebagai suatu cara interaki belajar
2
mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta
didik disekolah ataupun di rumah secara perorangan atau kelompok”.
Langkah-langkah model pemberian tugas terstruktur yaitu:
1. Fase pemberian tugas
a) Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan tujuan
yang akan dicapai.
b) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang
ditugaskan tersebut sesuai dengan kemampuan siswa.
c) Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
d) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut
2. Langkah pelaksanaan tugas
a) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru
b) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
c) Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain.
d) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan
sistematik.
3. Fase mempertanggungjawabkan tugas
a) Laporan siswa baik lisan/tulisan dari apa yang telah dikerjakan
b) Ada tanya jawab/diskusi kelas (Yenrika Kurniati Rahayu, 2007:38)
2
dimanfaatkan untuk mengamati perkembangan belajar anak dan melihat
kedisiplinan serta tanggungjawab anak dalam menyelesaikan tugas.
Bentuk tugas mandiri terstruktur, antara lain pemberian PR, kegiatan
pengayaan, kegiatan remidial, dan kegiatan percepatan.
2
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pendapat tersebut, pengembangan bahan ajar mengarah pada
segala sesuatu yang dilakukan oleh penulis, pengajar (guru) ataupun pelajar(siswa)
untuk menyediakan sumber informasi dalam peningkatan kualitas belajar.
Teknologi informasi dan komunikasi terbukti telah memberikan dampak yang
sangat positif dalam berbagai hal, di antaranya mendukung pengambilan keputusan,
meningkatkan efisiensi dan produktivitas, menunjang aktivitas pekerjaan dan belajar,
bahkan meningkatkan kualitas hidup manusia.
Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dilacak dari keberhasilan kita
dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk melacak dimana letak kesalahan sehingga
hasil pembelajaran yang kita lakukan masih gagal, maka kita dapat menggunakan
prinsip pengelolaan kegiatan manajerial, yaitu; perencanaan, pelaksanaan evaluasidan
perbaikan..
B. SARAN
Dengan adanya penyusunan makalah ini, penyusun meyakini bahwa dalam
pembuatan makalah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penyusun
mengharapkan saran dan kritikan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.
3
DAFTAR PUSTAKA