MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi Tugas
Mata Kuliah Filsafat Ilmu
HABIBATUZ ZUHRO
NIM: 20192001480211
Dosen Pembimbing:
H. M. Zainur Rofi’, M.Pd.I.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Hierarki Ilmu.........................................................................................3
B. Indra......................................................................................................4
C. Akal.......................................................................................................5
D. Intuisi.....................................................................................................6
E. Wahyu...................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma merupakan elemen primer dalam progress sains. Seorang
ilmuwan selalu bekerja dengan paradigma tertentu, dan teori-teori ilmiah
dibangun berdasarkan paradigma dasar. Melalui sebuah paradigma seorang
ilmuwan dapat memecahkan kesulitan-kesulitan yang lahir dalam kerangka
ilmunya, sampai muncul begitu banyak anomali yang tidak dapat dimasukkan
ke dalam kerangka ilmunya sehingga menuntut adanya revolusi paradigmatik
terhadap ilmu tersebut. Menurut Kuhn, ilmu dapat berkembang secara open-
ended (sifatnya selalu terbuka untuk direduksi dan dikembangkan). Kuhn
berusaha menjadikan teori tentang ilmu lebih cocok dengan situasi sejarah
dengan demikian diharapkan filsafat ilmu lebih mendekati kenyataan ilmu dan
aktifitas ilmiah sesungguhnya. Menurut Kuhn ilmu harus berkembang secara
revolusioner bukan secara kumulatif sebagaimana anggapan kaum rasionalis
dan empiris klasik sehingga dalam teori Kuhn faktor sosiologis historis serta
psikologis ikut berperan.
Paradigma membantu seseorang dalam merumuskan tentang apa yang
harus dipelajari, persoalan apa yang harus dijawab dan aturan apa yang harus
diikuti dalam menginterpretasikan jawaban yang diperoleh.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian paradigma?
2. Bagaimana paradigma pengembangan ilmu pengetahuan?
C. Tujuan Permasalahan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian paradigma.
2. Untuk memahami bagaimana paradigma pengembangan ilmu pengetahuan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paradigma
Paradigma menurut Thomas S. Kuhn adalah suatu asumsi dasar dan
asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga menjadi
sumber hukum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga
sangat menentukan sifat, ciri, serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
Thomas S. Kuhn berpendapat bahwa perkembangan atau kemajuan
ilmiah bersifat revolusioner, bukan kumulatif. Revolusi ilmiah pertama-tama
menyentuh wilayah paradigma, yaitu cara pandang terhadap dunia dan contoh
prestasi atau praktik ilmiah konkret.
Menurut Kuhn cara kerja paradigma dan terjadinya revolusi ilmiah dapat
digambarkan ke dalam tahap-tahap sebagai berikut. Pertama, paradigma
membimbing dan mengarahkan aktivitas ilmiah dalam masa ilmu normal
(normal science). Paradigma yang dipergunakan sebagai bimbingan atau
arahan aktivitas ilmiah dinamakan anomali. Anomali adalah suatu keadaan
yang memperlihatkan adanya ketidakcocokan antara kenyataan dengan
paradigma yang dipakai. Kedua, menumpuknya anomali menimbulkan krisis
kepercayaan dari para ilmuwan terhadap paradigma, dan menyebabkan
paradigma mulai diperiksa dan dipertanyakan. Dan para ilmuwan mulai
keluar dari jalur ilmu normal. Ketiga, para ilmuwan bisa kembali lagi pada
cara-cara ilmiah yang sama dengan memperluas dan mengembangkan suatu
paradigma tandingan yang dipandang bisa memecahkan masalah dan
membimbing aktivitas ilmiah berikutnya. Proses peralihan dari paradigmma
lama ke paradigma baru inilah yang dinamakan revolusi ilmiah.
Dalam masalah yang populer istilah paradigma berkembang menjadi
terminologi yang mengandung konotasi pengertian sumber nilai, kerangka
pikir, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu
2
perkembangan, perubahan, serta proses dalam suatu bidang tertentu termasuk
dalam bidang pembangunan, reformasi maupun dalam pendidikan.1
1
Drs. Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015),
hlm. 157-158.
3
alam semesta bukan sebagai pusatnya, melainkan sebagai bagian yang
sistematik dari alam yang diolahnya.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberikan dasar-dasar
moralitas manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
Pembangunan ilmu pengetahuan harus didasarkan pada hakikat tujuan
demi kesejahteraan umat manusia.
3. Sila Persatuan Indonesia, pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan
demi kesejahteraan umat manusia, termasuk di dalamnya kesejahteraan
bangsa Indonesia. Pengembangan ilmu pengetahuan hendaknya harus
dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran bangsa, serta
keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia di Dunia.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, para ilmuwan mendasari pengembangan
ilmu pengetahuan secara demokratis. Artinya, setiap ilmuwan haruslah
memiliki kebebasan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain itu
ilmuwan harus menghormati dan menghargai kebebasan orang lain dan
harus memiliki sifat yang terbuka, artinya terbuka untuk dikritik, dikaji
ulang maupun dibandingkan dengan penemuan teori lainnya.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pengembangan ilmu
pengetahuan haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan
kemanusiaan yang menyangkut keseimbangan dirinya dengan Tuhan,
dengan sesama manusia atau bangsa Indonesia, dan dengan alam
lingkungannya.2
2
Ibid., hlm. 161-162.
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paradigma menurut Thomas S. Kuhn adalah suatu asumsi-asumsi dasar
dan asumsi teoritis yang umum, sehingga menjadi sumber hukum, metode,
serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat,
ciri, serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
Dalam masalah yang populer istilah paradigma berkembang menjadi
terminologi yang mengandung konotasi pengertian sumber nilai, kerangka
pikir, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu
perkembangan, perubahan, serta proses dalam suatu bidang tertentu termasuk
dalam bidang pembangunan, reformasi maupun dalam pendidikan.
Di Indonesia, pengembangan ilmu pengetahuan ialah berdasarkan
kepada Pancasila, kepada Sila yang 5 (lima). Ilmu pengetahuan dibedakan
menjadi tiga golongan, antara lain:
1. Ilmu Alam, objeknya adalah benda-benda alam. Cabang-cabang dari
ilmu alam ini antara lain: astronomi, fisika, biologi, ekologi, fisika,
geologi, geografi, ilmu bumi, dan fisika.
2. Ilmu Sosial, objeknya adalah manusia dan lingkungannya. Cabang-
cabang tersebut adalah antropologi, ekonomi, geografi, hukum,
linguistik, pendidikan, politik, psikologi, sejarah, dan sosiologi.
3. Ilmu Terapan, adalah penerapan pengetahuan dari satu atau lebih bidang-
bidang.
5
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, M.A., H. Endang Saifuddin. 2004. Wawasan Islam. Jakarta: Gema Insani.
Rusliana, S.Fil.I., M.Si., Lu. 2015. Filsafat Ilmu. Bandung: PT. Refika Aditama.