MEI 2023
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
MIOPATHI
Disusun Oleh :
Sitti Nur Fadila, S.Ked (K1B1 21 047)
St. Latsmi Inassyarah, S.Ked (K1B1 21 078)
Pembimbing
dr. Karman, M.Kes, Sp.S
Fakultas : Kedokteran
Telah menyelesaikan laporan kasus dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian
Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo pada Mei 2023.
Pembimbing
Nama : Tn. SN
Umur : 31 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Wakuru
No RM : 035709
A. ANAMNESIS
Anamnesis terpimpin :
Pasien datang ke poliklinik saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. H.L.M
kedua tangan dan kaki yang dirasakan sejak ± 5 tahun yang lalu. Awalnya
kedua paha terasa kram, kaku dan semakin lama terasa semakin melemah, kaki
terasa berat untuk diangkat hingga sulit untuk berjalan. Kemudian diikuti
dengan kedua tangan yang semakin lama juga semakin melemah, sehingga
penderita merasakan kesulitan untuk mengangkat tangan ke atas dan sulit untuk
batuk (-), BAK dan BAB dalam batas normal. Riwayat trauma sebelumnya (-)
B. PEMERIKSAAN FISIS
Pemeriksaan Umum
Kepala : Normocephal
Thoraks (Jantung)
Thoraks (Paru)
Abdomen
STATUS NEUROLOGI
GCS: E4M6V5
Kepala
Posisi : Di tengah
Bentuk/ukuran : Normocephal
Penonjolan : (-)
Saraf Cranialis
N.1
Penghidu : Normosmia
N.II
OD OS
N. III, IV
D S
Pupil
N.V
N.V2 : Normal
N. V3 : Normal
Istrahat/menggigit : Normal
N. VII
Tersenyum : dbn
Bersiul : dbn
N. VIII
N. IX dan N.X
a. Kualitas suara : Normal
b. Disartria : (-)
c. Sengau : (-)
d. Menelan : Normal
e. Kedudukan palatum mole, arcus pharynx dan uvula saat istrahat : Normal
Normal
N.XI
N. XII
Fasoiculasi : (-)
Atrofi : (-)
Tremor : (-)
taxia : (-)
Leher
Abdomen
Refleks kulit dinding perut : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Superior Inferior
Pergerakan ↓ ↓ ↓ ↓
Kekuatan 3 3 2 2
Tonus ↓ ↓ ↓ ↓
otot
Refleks fisiologis :
Superior Inferior
Biceps N N N N
Triceps N N N N
Radius N N N N
Ulna N N N N
KPR N N N N
APR N N N N
Klonus
Lutut : Normal
Kaki : Normal
Refleks patologik
Gordon : -/-
Schaefer : -/-
Openheim : -/-
Sensibilitas
Suhu : Normal
Stereognosis : Normal
Gangguan koordinasi :
Gangguan keseimbangan :
Itelegensia : Normal
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
D. DIAGNOSIS KERJA
Klinis : Miopathi
Topis : Muskuloskeletal
Etiologi : Idiopatik
E. DIAGNOSIS BANDING
Myastenia Gravis
F. TATALAKSANA
Terapi Medikamentosa :
G. PROGNOSIS
Qua ad vitam : Dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
penderitaan). Arti ini menyiratkan bahwa cacat utama ada di dalam otot,
neuromuskuler junction.1
primer pada fungsi dan struktur otot skelet. Miopati dibagi menjadi dua,
jarang berguna karena bisa saja disebabkan oleh kesehatan pasien secara
B. Definisi
Miopati berasal dari kata Yunani “myo” untuk otot, dan “pathy”
untuk penderita yang berarti penyakit otot. Tanda dan gejala miopati yang
sehari-hari. Nyeri otot juga merupakan gejala yang sering ditemukan dan
primer pada fungsi dan struktur otot skelet. Baik kanal, struktur maupun
metabolisme dari otot skeletal dapat terkena gangguan ini. Miopati dapat
junction, saraf perifer, atau neuron motor, melalui karakteristik klinis dan
laboratorium.6
C. Etiologi
integritas otot jaringan, dan stabilitas metabolisme yang dapat dipicu oleh
Miopati Herediter5
1) Miopati mitokondria
- Ensefalopati mitokondria, asidosis laktat, dan
strokelike syndrome (MELAS)
- Sindrom Kearns-Sayre
- Lainnya (Leber hereditary optic neuropathy; Myoclonic
epilepsy with ragged red fibers, Leigh syndrome and neuropati,
ataxia, and retinitis pigmentosa, mtDNA deletion and depletion
syndromes, Oftalmoplegia eksternal progresif kronis, dll).
2) Miopati Kongenital
3) Miopati Metabolik
4) Distrofi Otot :
- Distrofinopati (distrofi otot Duchenne, distrofi otot Becker,
fenotipe menengah)
- Distrofi otot miotonik (tipe 1 dan tipe 2)
- Distrofi otot facioscapulohumeral (tipe 1 dan tipe 2)
- Distrofi otot Emery-Dreifuss
- Limb-girdle muscular dystrophies
- Distrofi otot okulofaringeal
- Distrofi otot bawaan (yang sering terjadi terkait LAMA2,
kolagen VI, dan alfa-dystroglikan)
- Miopati distal
Miopati Didapat5
1) Toksin Miopati
2) Immune-mediated or Idiopathic Inflammatory Myopathies
3) Miopati Infeksius
- Infeksi bakteri (penyakit Lyme, pyomyositis - Staphylococcus
aureus)
- Infeksi virus (Human immunodeficiency virus (HIV), virus
Coxsackie A dan B, Influenza)
- Infeksi parasit (trikinosis, toksoplasmosis, sistiserkosis
- Infeksi jamur (Candida, Coccidiomycosis)
4) Miopati Endokrin :
- Disfungsi tiroid dan paratiroid (hipertiroidisme, hipotiroidisme,
hiperparatiroidisme)
- Disfungsi adrenal (penyakit Addison, sindrom Cushing)
5) Ketidakseimbangan elektrolit : hipokalemia dan hiperkalemia,
hiperkalsemia, hipermagnesemia, hipofosfatemia
6) Miopati terkait dengan penyakit sistemik (amiloidosis, sarkoidosis,
defisiensi vitamin D, miopati perawatan kritis, miopati eosinofilik
idiopatik, paraneoplastik)
D. Patogenesis
ringan pada masa dewasa. Mutasian pada masa dewasa. Mutasi dengan
filamen tipis pada sarkomer. Sebagai contoh lebih dari 60 mutasi yang
miopati kongenital.6
lipid.8
1) Reaksi Imun
T CD28 memiliki efek sitotoksik yang mirip dengan sel natural killer ;
sel ini merupakan sel proinflamasi dan resisten terhadap apoptosis, dan
Sitokin dihasilkan oleh sel imun, sel endotel dan sel otot dan
otot pasien dengan miositis. IL-1, TNF dan IFN merupakan sitokin
2) Reaksi Non-Imun
otot dan melemahkan otot pada keadaan dimana sel inflamasi tidak
autofagi. Jika protein ini tidak dapat dibersihkan dalam waktu yang
obat tertentu. Setelah obat dihentikan, tanda klinis dan biokimia pada
interferon-α).10
sedikit dari serat tipe I, sehingga menyebabkan serat ini lebih rentan
otot skeletal. Dalam kondisi katabolik, glutamin dan asam amino lain
jumlah besar.11
sistem organ, termasuk otot. Nyeri saat otot bekerja merupakan tanda
adrenergic.3
tidak menyebabkan tetani tetapi muscle wasting dan miopati. Hal ini
disebabkan karena sekresi hormon yang berlebihan, biasanya akibat
E. Manifestasi Klinis
bawah, pasien mengeluhkan kesulitan bangkit dari kursi yang rendah atau
toilet, bangun dari posisi jongkok, atau menaiki tangga. Gejala pada
merupakan gejala yang non spesifik, dapat episodik seperti pada miopati
metabolik, atau konstan seperti pada penyakit otot inflamasi. Akan tetapi,
nyeri otot biasanya tidak umum ditemukan pada sebagian besar penyakit
reumatologi. 6
benign, terjadi cukup sering pada orang normal, dan jarang menjadi fitur
azotemia, miksedema, dan gangguan saraf atau neuron motor atau lebih
jika urin mereka berubah warna menjadi hitam atau merah, selama atau
F. Diagnosis
1. Anamnesis
Diagnosis miopati dimulai dengan anamnesis riwayat secara
spesifik, karena dapat dipengaruhi oleh kondisi lain. Gejala yang perlu
miopati.13
Evaluasi pasien dengan suspek miopati adalah dengan diskusi
miopati. Miopati herediter muncul pada saat lahir atau awal masa kanak-
kekuatan akut yang dapat kembali normal dalam hitungan jam hingga
2. Pemeriksaan Fisik
Kekuatan otot dapat dinilai dari tes manual atau observasi fungsinya. Tes
Research Council of Great Britain) yang diperluas dan diberi nilai 0-5.
rotasi eksternal dan internal; fleksi dan ekstensi siku, fleksi dan ekstensi
pergelangan tangan; ekstensi, fleksi dan abduksi jari-jari. Kelompok otot
yang harus dites pada ekstremitas bawah termasuk fleksi, ekstensi dan
inversi dan eversi plantar, ekstensi dan fleksi jempol kaki. Seluruh otot
lutut dan fleksi panggul dinilai dalam posisi duduk, fleksi lutut dalam
decubitus.2
Selain tes otot manual, otot juga perlu diinspeksi untuk melihat
atas atau limb-girdle distribution. Otot distal bisa terkena, tapi jarang.
baik pada ekstremitas atas maupun bawah, dapat simetris dapat juga
selalu, terjadi tanpa gejala diplopia. Kelemahan wajah bisa terjadi dan
aktivitas berat. 2
Pola ini dapat diterapkan pada paralisis periodik dan kanalopati. Pada
kondisi ini kelemahan dapat terjadi selama atau setelah latihan, atau
menimbulkan pola ini. Baik otot proksimal dan otot distal dapat
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes Laboratorium :5
Darah lengkap
Nitrogen urea darah dan kreatinin serum
Electrolytes (sodium, magnesium, potassium, calcium, phosphorus)
Aspartate aminotransferase (AST), alanine aminotransferase (ALT),
lactate dehydrogenase (LDH), y-glutamyltransferase (GGT)
Pemeriksaan kreatinin kinase (CK) merupakan studi laboratorium awal
yang paling berguna dalam mengevaluasi pasien dengan suspek
miopati, akan tetapi perlu diketahui bahwa kreatinin kinase dapat pula
normal pada pasien dengan miopati (pasien dengan kondisi yang
progresinya lambat, atrofi otot jelas, atau yang menggunakan
kortikosteroid) dan meningkat pada pasien normal tanpa miopati.
miopati. Derajat peningkatan kreatinin kinase dapat memberikan
memberikan petunjuk petunjuk mengenai signifikansinya seperti
peningkatan CK yang jelas dan bertahan dapat dilihat pada pasien
dengan polimiositis yang tidak diterapi, sedangkan elevasi CK yang
minor dan transien setelah elektromiogram atau trauma otot lain.
C-reactive protein dan laju sedimentasi eritrosit
Tes Fungsi Tiroid
ANA test
Urinalisis
b. Electromyography (EMG). Perlu dipertimbangkan pada pasien dengan
suspek miopati. Studi konduksi saraf umumnya normal pada kasus
miopati, dan berguna untuk mengeksklusi kondisi neuromuskular lain
yang mirip atau terjadi bersamaan, seperti neuropati atau gangguan
transmisi neuromuscular junction. EMG juga dapat digunakan sebagai
kelanjutan dari pemeriksaan neurologis untuk menentukan otot mana
yang cocok untuk dilakukan biopsi, jika diindikasikan.2
c. Biopsi otot. Merupakan landasan dalam mendiagnosis miopati. Biopsi
dapat digunakan untuk menentukan adanya miopati inflamasi dan
membantu mendemonstrasikan bentuk spesifik dari beberapa miopati
herediter.2
G. DIAGNOSIS BANDING
periode istirahat. Otot bulbar paling sering terkena dan paling parah,
tetapi kebanyakan pasien juga mengalami beberapa tingkat kelemahan
ditandai oleh suatu kelemahan otot dan cepat lelah akibat adanya
berulang, dan semakin berat dirasakan di akhir hari. Gejala ini akan
Pada awal terjadinya Miastenia gravis, otot kelopak mata dan gerakan
menjadi ada dua atau disebut diplopia) dan turunnya kelopak mata
Miopati Didapat
Miopati Inflamasi
dewasa dengan DM, PM, dan NAM. Dosis inisial dengan DM, PM,
kondisi pasien dalam fase remisi. Terapi lain yang dapat digunakan
therapy oral dengan efek samping yang lebih sedikit. Efek samping
dapat diberikan setiap hari atau dibagi menjadi 2 kali sehari. Efek
myelosuppresion.14
level mioglobin urin, penurunan fungsi ginjal dan fungsi tiroid. Terapi
Miopati Endokrin
Miopati Herediter
Miopati Kongenital
Tidak ada terapi khusus yang tersedia untuk miopati kongenital,
namun terapi suportif yang agresif merupakan hal yang esensial dalam
kerja otot dan menyebabkan nyeri otot dan kelemahan. Pasien harus
hospitalisasi.16
Miopati Mitokondria
I. Prognosis
yang mereka alami. Pada sIBM, sebagian besar kasus mengalami progresi
terus menerus dalam beberapa tahun, kadang sangat lambat, dan tidak ada
yang dicetuskan oleh obat penting karena biasanya pasien membaik secara
sehingga tidak terjadi kerusakan otot yang lebih lanjut yang bersifat
ireversibel.6
terjadi, pada kasus yang berat dan pada pasien dengan tatalaksana yang
perjalanan klinis dan outcome jangka jangka panjang panjang pada setiap
ANALISIS KASUS
Kasus Pembahasan
tahun.
Keluhan kelemahan tiba-tiba Pada kasus ini keluhan utama pasien adalah
pada kedua tangan dan kaki lemah pada kedua kaki dan tangan, hal ini
yang lalu. Awalnya kedua paha Dimana gejala yang perlu meningkatkan
terasa kram, kaku dan semakin kecurigaan terhadap adanya miopati adalah
lama terasa semakin melemah, pola kelemahan otot, kelelahan, atrofi otot,
tangan yang semakin lama juga kelemahan, kelelahan, atrofi otot, dan serta
mengecil
Myastenia Gravis
abnormal (ptosis).
kali sehari.
keganasan.
membaik
DAFTAR PUSTAKA