Anda di halaman 1dari 3

NAMA : PRATIWI SUDIRMAN

KELAS : MIPA
PRODI : PPG PRAJABATAN 2024 GEL. I
MATA KULIAH : DESIGN THINKING

SEL.08.2-T2-8

AKSI NYATA TOPIK 2 DESIGN THINKING

Double Diamond : Pengembangan Empati terhadap Peserta Didik


1. Bagaimana intensitas dan dinamika proses yang dirasakan pada fase
empati?
Fase empati merupakan fase pertama dalam pendekatan Design
Thinking. Dalam fase empati, yang harus diamati ada 3 hal, meliputi
karakteristik subyek (dalam pendidikan subyek yang dimaksud adalah peserta
didik, guru pengampu/wali kelas, orangtua/wali peserta didik, dan warga
sekolah yang kemungkinan berkaitan langsung dengan peserta didik),
peristiwa apa saja yang dialami oleh peserta didik, dan masalah apa saja
yang dihadapi oleh peserta didik sehingga mempengaruhi kualitas pendidikan
mereka di sekolah. Dari kegiatan pengamatan yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa pada fase ini saya berusaha untuk masuk dan
mengetahui bagaimana pengalaman dan dunia belajar peserta didik.
Meskipun tidak 100% merasakan apa yang dirasakan pada saat peristiwa
yang diceritakan terjadi, tetapi saya bisa merasakan pengalaman-
pengalaman lampau yang pernah dialami oleh peserta didik dengan cara
memposisikan diri saya sebagai peserta didik yang berbagi cerita tersebut.
2. Apa hal baru yang didapatkan setelah menggunakan teknik empati pada
Design Thingking?
Hal baru yang saya dapatkan setelah menggunakan teknik empati ini,
yaitu saya menjadi pribadi yang lebih peka terhadap apa yang dialami dan
dibutuhkan (penyelesaian masalah) oleh peserta didik, baik dalam sekolah,
luar sekolah, ataupun dalam keluarga mereka, yang mana kepekaan ini
merupakan kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang guru untuk
merancang pembelajaran yang baik bagi peserta didiknya, dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi serta pengalaman belajar mereka
sebelumnya. Dengan menerapkan teknik empati, yaitu observing, engaging,
dan empathising, sebagai seorang observer(guru), secara jelas saya bisa
membayangkan dan menempatkan diri saya sebagai peserta didik tersebut
dalam kejadian masa lampau, dan ketika saya tarik/bawa kembali ke masa
kini, saya menjadi bisa menentukan bagaimana seharusnya hal yang saya
lakukan dengan belajar dari pengalaman masa lampau tersebut.
3. Adakah hal yang membuat Anda bersemangat selama proses perkuliahan?
- Dari proses perkuliahan yang dirancang oleh Dosen Pengampu
Proses perkuliahan yang didesain dengan suasana nyaman (santai tapi
serius) dan terarah (memiliki tujuan-tujuan/target yang harus
diselesaikan), membuat saya menjadi tidak merasa terbebani meskipun
harus mengerjakan tugas banyak, karena saya bisa memanajemen waktu
untuk menyelesaikannya. Selain itu proses perkuliahan yang dilakukan
dengan cara berdiskusi (baik antar mahasiswa ataupun mahasiswa
dengan dosen) membuat proses dinamika menjadi aman, nyaman tanpa
takut terjadi miss komunikasi. Perkuliahan yang disertai ice breaking,
misalnya permainan sulap, membuat pikiran menjadi jernih, dan membuat
semangat dalam mempelajari materi menjadi meningkat.
- Dari segi kebutuhan sebagai pendidik
Mata kuliah Design Thinking merupakan mata kuliah yang baru pelajari
saat ini, dengan memahami materi yang diberikan dapat mengarahkan
perasaan untuk berempati dan pikiran yang berpikir dengan spontan
menyelesaikan permasalahan yang ada. Sebagai pendidik, kemampuan
untuk peka, mengerti perasaan peserta didik, dan dapat membawa
pembelajaran sesuai dengan situasi kondisi akibat pengalaman yang
pernah dialami peserta didik merupakan kemampuan utama yang harus
dimiliki demi pembelajaran yang aman, nyaman, dan memenuhi
kebutuhan peserta didik. Dengan mengikuti perkuliahan Design Thinking
membantu saya untuk menumbuhkan kemampuan yang saya perlukan
sebagai pendidik.
4. Adakah suasana yang membuat Anda malas ketika berproses?
Dalam proses belajar tentu wajar jika seseorang pernah merasa malas.
Suasana malas ini muncul ketika saya kurang dalam tidur (setelah
begadang), atau ketika banyak tagihan tugas yang harus saya selesaikan.
Maka dari itu untuk menghindari suasana malas ini, saya melakukan
manajemen waktu supaya bisa tidur cukup dan menyelesaikan tugas segera
sehingga tidak menumpuk. Selain itu saya juga mewujudkan suasana senang
dalam hati, contohnya dengan melakukan hal yang saya suka, mendengarkan
musik, atau membaca, sehingga bisa segera mengembalikan semangat untuk
berproses dalam perkuliahan ini.
5. Apakah materi pada topik ini mengubah pandangan Anda terhadap diri
sendiri, teman, dan lingkungan khususnya lingkungan pendidikan?
Iya materi pada topik ini mengubah pandangan saya, terkhusus pada
lingkungan pendidikan karena pada tahap empati ini saya menjadi lebih peka
terhadap masalah yang ada pada lingkungan siswa serta memberikan
fasilitas kepada siswa apa hal yg siswa butuhkan. saya menjadi lebih peduli
pada perasaan peserta didik terkait apa yang mereka rasakan, dan tau apa
yang sedang mereka alami sehingga memunculkan reaksi spontan yang bisa
menyelesaikan masalah yang mereka alami dan menciptakan ruang aman
bagi peserta didik untuk tidak merasa trauma.
6. Adakah pembelajaran pada topik ini yang membantu Anda ketika mengajar
di sekolah nanti?
Tentu pembelajaran pada topik ini sangat membantu saya dalam
mengajar di sekolah nantinya. Dengan melakukan teknik pada fase empati ini,
saya menjadi mengenal peserta didik saya, dan tau bagaimana situasi yang
terjadi pada peserta didik, sehingga saya bisa mengambil tindakan yang tepat
(menentukan arah/proses pembelajaran/memperlakukan peserta didik
dengan tepat) untuk menyikapi kondisi yang dialami peserta didik pada suatu
waktu.
7. Apa harapan yang muncul setelah menjalani proses perkuliahan ini?
Harapan saya setelah menjalani proses perkuliahan ini adalah semoga
saya bisa menerapkan ilmu yang saya dapatkan dari mata kuliah Design
Thinking ini dengan baik, baik dalam dunia pendidikan ataupun dalam
berproses di masyarakat, sehingga saya dapat memberikan dan menciptakan
lingkungan serta hal positif bagi orang lain.

Anda mungkin juga menyukai