Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sestu Wilujeng Ngabdiningsih

Kelas/NIM : 22.1 IPA-A / 2202114485


Mata Kuliah : Design Thinking
Dosen Pengampu : Dr. Sanusi, M.Pd.

AKSI NYATA

1. Bagaimana intensitas dan dinamika proses yang Anda rasakan pada fase
empati?

intensitas dan dinamika proses yang saya rasakan pada fase empati adalah ketika
menjadi pewawancara yang mewawancarai narasumber terkait pembelajaran IPA.
Hasil yang kami dapatkan adalah pembelajaran IPA ini adalah pembelajaran yang
menarik dan seru jika dikemas menggunakan percobaan-percobaan sederhana
dan diikuti dengan diskusi. Adapaun hal yang menjadi kesulitan para siswa, jika
siswa menemui pembelajaran IPA yang ada kaitannya dengan hitungan atau
rumus-rumus yang ana mereka harus memahami lebih dalam pengaplikasiannya
kedalam soal. Kemudian, yang saya rasakan dalam fase empati ketika
mewawancarai peserta didik, saya sebagai pendidik bisa lebih memahami
karakteristik siswa dalam hal belajar dan motivasi dari siswa tersebut, sehingga
bisa menjadi modal dalam keberhasilan daam proses KBM.

2. Apa hal baru yang Anda dapatkan setelah menggunakan teknik empati
pada Design Thinking?

Hal baru yang saya dapatkan dalam menggunakan teknik empati dalam design
thinking ini memberikan pengalaman baru dalam hal mewawancarai siswa
menggunakan teknik In Deep Interview saya mampu menggali narasumber
dengan runtut, menyiapkan pertanyaan dengan urut sesuai tahapan-tahapan,
sehingga siswa merasa nyaman sehingga lebih terbuka dalam menjawab
pertanyaan dan merasa tidak ada batasan yang ditakutkan. Karena proses
penggiringan dari pertanyaan satu ke pertanyaan lagi dengan runtut, tidak
terkesan seperti menginterogasi.

3. Adakah hal yang membuat Anda bersemangat selama proses perkuliahan?

Hal yang membuat saya bersemangat dalam proses perkuliahan adalah


mendapataan banyak ilmu dan pengalaman baru dalam proses perkuliahan PPG
ini. Ilmu dan pengalaman baru ini merupakan sebagai bekal kami sebagai pendidik
untuk kedepannya ketika sudah terjun mengajar di sekolah-sekolah. Dalam
perkuliahan design thinking fase empati ini, adalah bekal awal untuk seorang guru,
agar bisa mengetahui karakteristik siswa masing-masing sehingga mampu
merancang pembelajaran yang bermakna dan asesmen yang efektif.

4. Adakah suasana yang membuat Anda malas ketika berproses?

Ada. Yaitu ketika kami melakukan proses wawancara ke narasumber dengan


menggunakan In Deep Interview yang didalamnnya sudah kami rinci pertanyaan-
pertanyaan sesuai dengan tahapan-tahapan. Sebelum melakukan wawancara,
kami harus membangun kedekatan ataupun bounding antara pewawancara dan
narasumber, agar narasumber narasumber merasa nyaman dengan kami.
Kemudian ketika hasil dari wawancara tidak sesuai dengan apa yang kami
harapkan, tapi inilah namanya berproses apapun hasilnya harus kita terima.
5. Apakah materi pada topik ini mengubah pandangan Anda terhadap diri sendiri,
teman, dan lingkungan khususnya lingkungan pendidikan?

Iya. Karena materi empati ini selain sebagai modal awal kita sebagai pendidik
untuk menggali karakteristik siswa dan mengetahui apa yang dibutuhkan siswa.
Dengan topik fase empati ini sangat penting dalam mengetahui suatu persoalan
yang dihadapi oleh diri sendiri, teman, lingkungan, terutama lingkungan
pendidikan. Karena dengan kita mengetahui persoalan yang terjadi, maka kita juga
akan mengetahui solusi apa yang harus kita lakukan dalam mengatasi
permasalahan tersebut.

6. Adakah pembelajaran pada topik ini yang dapat membantu Anda ketika
mengajar di sekolah nanti?

Iya ada. Pembelajaran pada topik empati ini saya jadikan pedoman bagaimana
cara saya untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing siswa. Sehingga
saya mengetahui apa keunggulan ataupun kelemahan dari masing-masing
peserta didik. Serta apa yang dibutuhkan ataupun dihrapkan mereka dalam proses
pembelajaran, sehingga proses pembelajaran bisa berjalan lancar, dan tujuan dari
pembelajaran kita bisa tercapai dan tertransfer dengan baik.

7. Apa harapan yang muncul setelah menjalani proses perkuliahan ini?

Harapan setelah menjalani perkuliahan topik fase empati ini adalah, saya bisa
memiliki empati yang tinggi ke peserta didik serta bisa mengaplikasikan fase
empati ini ke dalam proses pembelajaran kelak ketika saya sudah terjun sebagai
seorang pendidik di satuan pendidikan untuk mengetahui karakteristik dari
masing-masing siswa dalam proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai