Anda di halaman 1dari 6

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

TOPIK 2

DESIGN THINKING

Disusun Oleh :

Kelompok PPL SMPN 32 Padang (Kelompok 2) :

1. Gusni Arya Putri

2. Helen Tri Ariesta

3. Ilham Oktavian

4. Johan Dharma Surya Sihite

5. Mahdalena Harahap

6. Melfi Andini

PPG IPS ROMBEL 4

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU

PRAJABATAN KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2024
Instruksi : Bersama kelompok, lakukan IDI pada subjek (peserta didik yang memenuhi
kriteria extremes Anda). Anda dapat berbagi tugas dengan rekan sekelompok dan mewawancara
4-6 peserta didik yang mewakili extremes dari beberapa lensa. Rekamlah proses wawancara
dengan audio recorder atau kamera video. Segera setelah selesai melakukan IDI, catatlah hal-hal
berikut:

Refleksi Wawancara
Wawancara dilakukan kepada peserta didik kelas IX yang diambil secara acak. Berikut
adalah hasil wawancara yang telah dilaksanakan :
1) Apa pikiran yang paling dominan muncul saat Anda melakukan wawancara?
Jawab : Pikiran dominan yang muncul saat melakukan wawancara adalah sebagai berikut
1. Narasumber pertama, belum melakukan atau terlihat motivasi dalam pembelajaran IPS
dilihat dari tidak adanya upaya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan terkait kesulitan
jika ada materi yang tidak di mengerti, untuk kepedulian orang tua, mereka memberikan
kebebasan kepada anaknya dan anaknya memilih usaha belajar mandiri tanpa mengikuti
leas atau kegiatan tambahan yang dapat membantu peserta didik tersebut meningkatkan
kemampuan kognitifnya
2. Narasumber kedua, belum melakukan atau terlihat motivasi dalam pemebalajaran IPS
dilihat dari tidak adanya upaya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan terkait adanya
ketidakpahaman materi, untuk kepedulian orang tua sudah terlihat dari menyarankan untuk
mengikuti les, tetapi peserta didik tersebut yang belum ingin memulainya, jika dilihat dari
keputusan tersebut, ia dapat dikatakan tidak memiliki motivasi pada bidang pelajaran yang
sulit baginya.
3. Narasumber ketiga, sudah sangat terlihat korelasi antara aksi nyata dan tujuan berupa cita-
cita yang akan dicapai. Korelasi terbentuk dengan adanya usaha peserta didik dan kepedulian
orang tua untuk memberikan fasilitas yang dibutuhkan bahkan waktu yang diberikan kepada
anaknya (peserta didik) untuk membantu kesulitan yang ditemui.
4. Narasumber ketiga, tidak memiliki motivasi belajar IPS tetapi ia mampu mendapatkan
nilai yang baik serta walaupun tidak ada korelasi antara pemilihan jurusan IPS dengan cita-
citanya, tetapi ia memiliki keseriusan dan tanggung jawab dalam memilih sesuatu dilihatdari
nilai yang dicapainya selama bersekolah di SMP.
5. Narasumber kelima, sudah sangat termotivasi dalam mata pelajaran IPS, ia memiliki
pengetahuan terhadap dirinya akan kekuranganya dalam berhitung dengan melakukan les dan
membeli buku bersama orang tua untuk mengatasi kesulitan yang dialaminya.
6. Narasumber keenam, kurang memiliki motivasi dalam pembelajaran IPS, ia memiliki
tujuan sebagai tentara wanita yang menurutnya tidak memiliki hubungan dengan mata
pelajaran IPS. Namun, ia tetap memberikan usaha yang maksimal sebagai seorang pelajar
selama proses pembelajaran di kelas.
2) Apa perasaan yang paling dominan muncul saat Anda melakukan wawancara?
Jawab : Perasaan dominan yang ditemui adalah proses pembelajaran IPS secara garis besar
peserta didik berpendapat mereka termotivasi, tetapi saya khawatir mereka tidak termotivasi
dilihat dari usaha dan upaya yang dilakukan ketika menjawab pertanyaan lanjutan seperti
ketika pengambilan jurusan SMA mereka memilih IPS, tetapi pada jenjang SMP mereka
tidak memberikan usaha lebih untuk keluar dari masalah atau hambatan dilihat dari pendapat
mereka yang tidak suka berhitung dalam hal ini pastinya akan terorganisir di jurusan IPS
yang mereka ambil saat SMA. Jika dibandingkan dengan narasumber ketiga, perasaaan yang
paling dominan adalah rasa percaya diri dengan terstruktur antara tujuan berupa cita-cita
dengan usaha yang dimulai dari kelas 7 SMP, dan terealisasi hasil usaha tersebut di kelas 8
SMP dengan merah prestasi di bidang akademik. Berdasarkan motivasi belajar peserta didik
narasumber ketiga, akan memberikan kelegaan ketika ia memilih jurusan IPS pada jenjang
SMA yang akan di tuju setelah lulus SMP.
3) Hal baru apa yang Anda temui setelah mewawancara? Apakah asumsi Anda sebelumnya
sudah tervalidasi? Ceritakan hasilnya.
Jawab : Asumsi saya peserta didik belum menyadari bahwa ia termotivasi atau tidak, tindak
nyata motivasi terjadi bila ada aksi terhadap sesuatu dalam hal ini adalah motivasi belajar
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPS), dilihat dari narasumber pertama mengatakan
bahwa ia termotivasi tetapi dari proses wawancara ia tidak memberikan upaya atau usaha
nyata dalam menghadapi proses belajar IPS saat ia menemui kesulitan, ditambah ia akan
mengambil jurusan IPS, dikhawatirkan keputusan tersebut akan mempersulit peserta didik
untuk keluar dari belenggu hambatan yang tidak terselesaikan. Asumsi saya yang awalnya
mereka telah memahami diri sendiri dengan mengetahui keurangan dan kelebihan sehingga
dapat berfokus kepada usaha menggali potensi pada kelebihan yang mereka miliki, tetapi
asumsi tersebut sangat mengkhawatirkan dikarenakan berdasarkan kesimpulan yang ditarik
dari hasil wawancara, peserta didik belum mengenali arti dari motivasi yang benar, dan
mereka belum memiliki pola pikir yang matang untuk menuju mencapai tujuan jangka
panjang dalam hal ini adalah cita-cita mereka. Dikhawatirkan, peserta didik pada narasumber
pertama dan kedua salah mengambil langkah untuk mencapai tujuan dengan tetap mengambil
jurusan IPS di SMA tetapi tidak memiliki motivasi yang seharusnya mereka miliki jika benar
akan melanjurtkan untuk mendalami mata pelajaran IPS di SMA.

Selanjutnya, setelah beberapa waktu, cermati kembali rekaman wawancara Anda. Catatlah
berbagai informasi yang Anda rasa penting dari wawancara tersebut.

Catatan :

 Narasumber 1 : Peserta didik belum memiliki tujuan jangka panjang yang tepat dalam
mengukur pencapaian tujuan jangka panjang berupa cita-cita yang terkolerasi dengan
mata pelajaran yang memotivasi dalam belajar, motivasi yang bias (dilihat dari kesulitan
atau hambatan mata pelajaran IPS tetapi peserta didik menganggap pemiligan jurusan IPS
saat SMA akan mendukung cita-citanya hanya dengan usaha yang biasa-biasa saja tanpa
usaha yang lebih maksimal seperti belajar tambahan di rumah atau mengikuti les)
ini juga terikut dengan pemilihan jurusan ketika memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya yaitu sekolah menengah atas (SMA), di khawatirkan peserta didik belum
menuntaskan terkait solusi untuk menghadapi mata pelajajaran IPS, akan kesulitan
menghadapi mata pelajaran IPS yang ada pada jurusan IPS. Selain itu, dilihat dari
kepedulian orang tua, peserta didik mendapat perhatian kepada kondisi anak tanpa
mendalami situasi yang dialami peserta didik, misalnya dengan tidak membantu peserta
didik menemukan solusi efektif terhadap hambatan dalam mendapatkan nilai yang
meningkat pada mata pelajaran IPS.
 Narasumber 2 : Berdasarkan hasil catatan narasumber kedua, peserta didik hampir sama
keluhannya terhadap mata pelajaran IPS, ia mengatakan bahwa ia termotivasi dalam
pembelajaran IPS, dan ingin melanjutkan jenjang SMA dengan memilih jurusan IPS,
tetapi dilihat kemampuan kognitif, ia memerlukan bantuan untuk menyelesaikan
permasalahan dalam berhitung khusunya pada materi fisika yang ditemui pada IPS
Terpadu di jenjang SMP. Usaha yang diberikan untuk dapat dikatakan termotivasi, dirasa
belum tepat, karena ia hanya berupaya memperhatikan penjelasan guru di kelas seperti
yang diketahui waktu belajar yang sangat terbatas tentunya peserta didik harus memiliki
usaha lain seperti belajar tambahan dengan membuat jadwal belajar di rumah atau
mengikuti les. Tetapi peserta didik tersebut tidak mengambil usaha demikian, sehingga
dikhawatirkan peserta didik tersebut belum memahami diri sendiri apakah benar ia
memiliki motivasi dalam pebelajaran IPS. Selain itu, kepedulian orang tua narasumber
memiliki kepedulian yang kurang mendalam yang terkait kepada proses pembelajaran di
sekolah, orang tuanya memberikan pertanyaan mendalam terhadap apa yang dilalui atau
kegiatan anaknya, hanya saja peserta didik tersebut yang tidak terbuka dengan
memberitahu orang tua terhadap kesulitan yang dialami peserta didik, diketahui orang
tuanya telah memberikan upaya untuk menyarankan anaknya ikut les bahasa inggris yang
menjadi poin orang tuanya memberikan respon terhadap kesulitan yang dialami anaknya.
Hanya saja peserta didik tersebut hingga wawancara berlangsung, belum melakukan les
tersebut karena dari peserta didik tersbeut belum ingin melakukannya, jika dikaitkan
dengan mata pelajaran IPS yang menjadi hambatannya adalah pada materi fisika dengan
adanya hitung-hitungan, jika peserta didik tersebut tersebuka dengan orang tuanya,
mereka kemungkinan akan menyarankan anaknya untuk ikut les.
 Narasumber 3 : Peserta didik memiliki motivasi yang nyata dari jawaban yang diberikan
pada saat wawancara. Peserta didik memiliki tujuan jangka panjang terkait cita-cita yaitu
arsitek yang telah diukur dengan kemampuan dan kesukaannya dalam menghitung.
Dalam jawaban peserta didi tersebut memiliki prestasi yang telah tercapai selama
bersekolah di SMP, ia menjelaskan suka dan tertarik pada mata pelajaran IPS sejak kelas
8 SMP. Korelasi yang dijelaskan sangat jelas ia ingin mencapai cita-citanya sebagai
arsitek dengan usaha dan kemampuan yang ada. Sehingga peserta didik mengambil
langkah dengan mengambil jurusan IPS di SMA serta medapat dukungan dari orang tua,
ia menjelaskan orang tua sering membantu ketika menemui kesulitan dalam tugas
atau kegiatan pembelajaran dengan belajar bersama ayanya yang berprofesi sebagai
seorang guru. Berdasarkan jawaban dari peserta didik, orang tuanya selalu memonitor
anaknya setiap hari dan memberikan nasihat kepada anaknya agar semangat menjalani
hari-harinya sebagai pelajar. Usaha orang tua memberikan yang terbaik kepada anaknya
juga dapat dilihat dari menuntun anaknya belajar dimalam hari dan memfasilitasi
anaknya untuk ikut les jika anaknya membutuhkan hal itu, maka dapat dikatakan orang
tua peserta didik terbuka akan kebutuhan dan membantu kesulitan yang dialami peserta
didi tersebut, sesuai dengan kepribadian peserta didik tersebut yang terbuka terhadap
kesulitan yang dialaminya.
 Narasumber 4 : Peserta didik memiliki ketertarikan dengan mata pelajaran IPS walaupun
tidak memiliki motivasi dalam belajar. Hal ini dikarenakan peserta didik tersebut tidak
memiliki usaha dalam proses pembelajaran IPS, ia mengatakan bahwa IPS adalah materi
yangs sulit, untuk ketertarikan berasal dari proses belajar menggunakan media belajar dan
kegiatan praktikum, dilihat dari gaya belajarnya, peserta didik tersebut memiliki gaya
belajar kinestetik yang tidak suka menghafal dan mengerjakan soal perhitungan. Untuk
cita-cita yang menjadi tujuan jangka panjang, ia ingin menjadi pengusaha, tetapi pada
pemilihan jurusan SMA ia memilih jurusan IPS, menurut peserta didik pemilihan jurusan
IPS agar ia terlatih memiliki pola berpikir ilmiah dan memiliki situasi belajar yang
mendukung agar tetap fokus untuk meraih cita-cita yang akan di capai.Berdasarkan
kepedulian orang tua, peserta didik mengatakan bahwa orang tuanya selalu memonitor
peserta didik dengan menanyakan kegiatan belajar dan hambatan yang ditemui, orang
tuanya juga menawarkan untuk mengikuti proses belajar di luasr sekolah dengan les,
tetapi peserta didik tersebut tidak mengambil kesempatan tersebut dan memilih belaajar
mandiri di rumah, jika dilihat dari pretasi akademinya, ia adalah salah satu peserta didik
yang memiliki nilai yang baik di bidang IPS walaupun ia menemui kesulitan tetapi ia
gigih dengan mandiri menyelesaikannya dengan belajar dengan teman sebangkunya yang
memiliki prestasi akdemik yang baik pula.
 Narasumber 5 : Peserta didik tidak memiliki motivasi belajar IPS dikarenakan sulit
dilihat dari kurang aktif saat belajar di kelas.Dilihat dari kepedulian orang tua sangat
tinggi intensitasnya, dilihat dari orang tua yang ingin tahu apa saja kegiatan anaknya
hingga memberikan bantuan ketika ada tugas yang sulit pada mata pelajaran IPS. Untuk
mata pelajaran IPS yang memberikan penyebab kurang termotivasi adalah adanya materi
ekonomi yang merujuk kepada hitung-hitungan, tetapi jika merujuk kepada materi
geografi peserta didi tersebut sangat berminat dan termotivasi ketika ada kegiatan belajar
mandiri atau tugas kelompok yang berikatan dengan mata pelajaran IPS. Melihat dari
tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik tersebut dilihat dari tujuan jangka pendek
dengan memberikan yang terbaik pada tugas-tugas yang diberika guru dan cita-cita
sebagai guru kesenian yang memiliki korelasi dengan jurusam IPS dengan alasan adanya
praktek kepraktikum. Dari gaya belajar peserta didik yang kinestetik sesuai dengan
upaya yang
dilakukan dengan mengikuti les dan memfasilitasi buku pelajaran IPS yang disarankan
oleh kedua orang tuanya sebagai bentuk memberikan kepedualiannya.
 Narasumber 6 : Peserta didik masih berupaya belajar secara mandiri ketika menemui
kesulitan dalam pembelajaran IPS, jika dihubungkan dengan kepedulian orang tua yang
tidak menyarankan untuk mengikuti les yang memberikan dukungan untuk selalu
mengingatkan untuk belajar dirumah untuk mengulangi pelajaran yang sudah
dilaksanakan. Berdasarkan tujuan jangka panjang yaitu cita-cita yang ingin menjadi
tentara wanita, peserta didik lebih berfokus dan termotivasi untuk menyiapkan persiapan
menuju seleksi. Untuk proses pembelajaran IPS, peserta didik cukup aktif di kelas
dengan bertanya dengan guru walaupaun kurang berusaha berdiskusi lebih dalam ketika
menemui kesulitan misalnya bertanya dengan teman sejawat sebagai bentuk usaha yang
dilakukan peserta didik keluar dari belenggu kesulitan yang dialaminya. Berdasarkan
pernyataan peserta didik yang mengatakan ia tidak suka dengan mata pelajaran IPS telah
diketahui oleh orang tuanya, respon yang diberikan oleh orang tuanya juga memberikan
kepercayaan diri kepada anaknya untuk tetap semangat belajar di sekolah walaupun tidak
sempurna namun tetap mengupayakan usaha terbaik sebagai seorang pelajar.

Anda mungkin juga menyukai