Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BALITA PRASEKOLAH PADA


AN. A USIA 2 TAHUNDENGAN DIARE DEHIDRASI RINGAN
DI PMB ELLSY RAMAYANA PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2024

OLEH :

AYU MELISA
230707468

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA
JAKARTA
2024
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BALITA PRASEKOLAH PADA


AN. A USIA 2 TAHUNDENGAN DIARE DEHIDRASI RINGAN
DI PMB ELLSY RAMAYANA PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2024

Telah disetujui, di periksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing

( Rahayu Khairiah, SKM, SST, Bd, M.Keb)


NIDN : 0321078201
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BALITA PRASEKOLAH PADA


AN. A USIA 2 TAHUNDENGAN DIARE DEHIDRASI RINGAN
DI PMB ELLSY RAMAYANA PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2024

Tugas Stase Bayi Balita


Prasekolah

Pada Januari
2024

Pembimbing Penguji I
Profesi Kebidanan

( Rahayu Khairiah, SKM, SST, Bd, M.Keb) ( )


NIDN : 0321078201 NIDN:
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kasus
yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BALITA PRASEKOLAH
PADA AN. A USIA 2 TAHUNDENGAN DIARE DEHIDRASI RINGAN DI PMB
ELLSY RAMAYANA PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2024”. Dalam
penyusunan laporan ini penulis banyak mendapakan dukungan dari berbagai
pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Maryati Sutarno, S.Pd, SST, Bd, MARS, M.H Ketua Yayasan
Abdi Nusantara Jakarta,
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, Bd, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta,
3. Ibu Mariyani, S.SiT, Bd., M. Keb, Ketua Pendidikan Prodi Profesi Bidan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara.
4. Ibu Rahayu Khairiah, SKM, SST, Bd, M.Keb pembimbing yang telah
memberikan banyak masukan, pengarahan dan bantuan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan laporan penulis.
5. Ibu/Bapak penguji yang telah banyak memberikan masukan, pengarahan dan
bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk
kesempurnaan laporan penulis,
6. Orangtua tercinta yang selalu meluangkan waktu dan mendampingi disetiap proses
pembelajaran, dan keluarga yang telah mendoakan, memotivasi dan membantu
dengan tulus serta selalu memberi semangat kepada penulis.
Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
laporankasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan propesi kebidanan pada
khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kita semua.
Lampung, 2024
Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
PERSETUJUAN TINDAK MEDIS.........................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian........................................................................................................3
E. Ruang Lingkup Studi Kasus.........................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................................5
A. Konsep Dasar Bayi Balita Prasekolah........................................................................5
B. Diare Dehidrasi Ringan/Sedang.................................................................................15
C. Peraturan Perundang-undangan..................................................................................19
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................................23
A. Laporan Kasus dengan Metode SOAP.......................................................................23
B. Laporan Kasus dengan Metode Pathway...................................................................28
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................30
A. Pengkajian Data..........................................................................................................30
B. Menegakan Diagnose dan Masalah dan Tindakan Sgera Jika Dibutuhkan . 30
C. Asuhan Kebidanan, Rasionalisasi dan Evaluasi.........................................................30
BAB V PENUTUP................................................................................................32
A. Kesimpulan................................................................................................................32
B. Saran..........................................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa bayi balita adalah masa setelah dilahirkan sampai sebelum berumur
59 bulan, terdiri dari bayi baru lahir usia 0-28 hari, bayi usia 0-11 bulan, dan anak
balita usia 12-59 bulan. Kesehatan bayi dan balita sangat penting diperhatikan
karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mentalnya
sangat cepat. Upaya Kesehatan bayi dan balita meliputi tata laksana dan rujukan,
gizi, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, imunisasi, rehabilitasi, dan
perawatan jangka panjang pada penyakit kronis/langka, pola asuh dan stimulasi
perkembangan, serta penyediaan lingkungan yang sehat dan aman. (Kemenkes,
2022)
Diare adalah BAB yang encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa
darah dan lendir di dalam tinja. Diare akut merupakan diare tiba-tiba pada bayi
dan anak kecil selama kurun waktu kurang dari 7 hari yang sebelumnya dalam
kondisi sehat. (Fitrah, Novi Eka, 2023)
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan
yang menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Menurut WHO
dan UNICEF, terjadi sekitar 2 milyar kasus diare dan 1,9 juta anak balita
meninggal karena diare di seluruh dunia setiap tahun. Dari semua kematian
tersebut, 78% terjadi di negara berkembang, terutama di wilayah Afrika dan Asia
Tenggara. Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menyebutkan prevalensi diare untuk
semua kelompok umur sebesar 8 % dan angka prevalensi untuk balita sebesar
12,3 %, sementara pada bayi, prevalensi diare sebesar 10,6%. Sementara pada
Sample Registration System tahun 2018, diare tetap menjadi salah satu penyebab
utama kematian pada neonatus sebesar 7% dan pada bayi usia 28 hari sebesar 6%.
Data dari Komdat Kesmas periode Januari - November 2021, diare menyebabkan
kematian pada postneonatal sebesar 14%. Data terbaru dari hasil Survei Status
Gizi Indonesia tahun 2020, prevalensi diare di berada ada pada angka 9,8%.
Diare sangat erat kaitannya dengan terjadinya kasus stunting. Kejadian diare

berulang pada bayi dan balita dapat menyebabkan stunting. Berdasarkan data
Profil Kesehatan Indonesia 2020, Penyakit infeksi khususnya diare menjadi
penyumbang kematian pada kelompok anak usia 29 hari - 11 bulan. Sama seperti
tahun sebelumnya, pada tahun 2020, diare masih menjadi masalah utama yang
meyebabkan 14,5% kematian. Pada kelompok anak balita (12 – 59 balita),
kematian akibat diare sebesar 4,55%. (Kementerian Kesehatan RI, 2022)
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian


ini adalah “Asuhan Kebidanan Bayi Balita Prasekolah Pada An. A Usia 2 Tahun
Dengan Diare Dehidrasi Ringan/Sedang Di PMB Ellsy Ramayana provinsi
LampungTahun 2024”.
Kebersihan, asupan nutrisi, dan hidrasi menjadi faktor utama supaya anak
tidak mengalami diare yang berlanjut pada diare dehidrasi berat. Ini merupakan
periode emas dan tidak bisa di ulang. Penyebab terjadi Diare Dehidrasi
Ringan/Sedang pada An. N dikarenakan asupan makanan/ jajanan yang kurang
sehat dan bersih.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan dan menerapkan “Asuhan Kebidanan Bayi Balita


Prasekolah Pada An. N Usia 2 Tahun Dengan Diare Dehidrasi Ringan/Sedang
Di PMB Handayani Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2024”.
2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data pada An. A Usia 2 Tahun Dengan


Diare Dehidrasi Ringan/Sedang Di PMB Ellsy Ramayana provinsi
Lampung tahun 2024.
b. Mampu merumuskan diagnosa asuhan kebidanan bayi balita anak
prasekolah pada An. A Usia 2 Tahun Dengan Diare Dehidrasi
Ringan/Sedang Di PMB Ellsy Ramayana provinsi Lampung tahun
2024.
c. Untuk merencanakan asuhan kebidanan bayi balita prasekolah pada An.
A Usia 2 Tahun Dengan Diare Dehidrasi Ringan/Sedang Di PMB Ellsy
Ramayana provinsi Lampung tahun 2024.

d. Mampu melakukan penatalaksanaan pada An. A Usia 2 Tahun Dengan


Diare Dehidrasi Ringan/Sedang Di PMB Ellsy Ramayana provinsi
Lampung tahun 2024.
e. Mampu melakukan evaluasi pada An. A Usia 2 Tahun Dengan Diare
Dehidrasi Ringan/Sedang Di PMB Ellsy Ramayana provinsi Lampung
tahun 2024
D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan dan menerapkan “Asuhan Kebidanan Bayi Balita


Prasekolah Pada An. N Usia 2 Tahun Dengan Diare Dehidrasi Ringan/Sedang
Di PMB Handayani Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2024”.
2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data pada An. A Usia 2 Tahun Dengan


Diare Dehidrasi Ringan/Sedang Di PMB Ellsy Ramayana provinsi
Lampung tahun 2024.
b. Mampu merumuskan diagnosa asuhan kebidanan bayi balita anak
prasekolah pada An. A Usia 2 Tahun Dengan Diare Dehidrasi
Ringan/Sedang Di PMB Ellsy Ramayana provinsi Lampung tahun
2024.
c. Untuk merencanakan asuhan kebidanan bayi balita prasekolah pada An.
A Usia 2 Tahun Dengan Diare Dehidrasi Ringan/Sedang Di PMB Ellsy
Ramayana provinsi Lampung tahun 2024.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan pada An. A Usia 2 Tahun Dengan
Diare Dehidrasi Ringan/Sedang Di PMB Ellsy Ramayana provinsi
Lampung tahun 2024.
e. Mampu melakukan evaluasi pada An. A Usia 2 Tahun Dengan Diare
Dehidrasi Ringan/Sedang Di PMB Ellsy Ramayana provinsi Lampung
tahun 2024

3. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Penulisan ini merupakan pengalaman yang sangat berharga karena
dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan yang
berhubungan dengan keluhan pada bayi balita prasekolah.
b. Bagi Lahan

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan


mutu pelayanan khususnya meningkatkan mutu pelayanan dalam
melakukan asuhan kebidanan pada bayi balita prasekolah.
c. Bagi Institusi Pendidikan

Untuk menambah wawasan bagi pembaca di perpustakaan dan


berbagai masukan bagi Program Studi pendidikan profesi bidan Stikes
Abdi Nusantara Jakarta.

4. Ruang Lingkup Studi Kasus


Studi Kasus dilakukan di Kec. Cilengkrang di wilayah kerja Praktik
Mandiri Bidan pada bulan Desember 2023 – Januari 2024. Data subjektif
diambil melalui anamnesa langsung kepada orangtua pasien yaitu Ny.
“R” usia 20 tahun. Sedangkan data Objektif diambil melalui pemeriksaan
fisik dan penunjang. Kemudian berdasarkan data Subjektif dan Objektif
dapat disimpulkanlah diagnosa serta perencanaan dari diagnosa tersebut.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Bayi Balita Prasekolah


1. Pengertian Masa Bayi Balita Prasekolah
Masa bayi balita adalah masa setelah dilahirkan sampai sebelum berumur 59
bulan, terdiri dari bayi baru lahir usia 0-28 hari, bayi usia 0-11 bulan, dan anak
balita usia 12-59 bulan. Kesehatan bayi dan balita sangat penting diperhatikan
karena pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan fisik serta mentalnya sangat
cepat. Upaya Kesehatan bayi dan balita meliputi tata laksana dan rujukan, gizi,
pemantauan pertumbuhan dan perkembangan, imunisasi, rehabilitasi, dan
perawatan jangka panjang pada penyakit kronis/langka, pola asuh dan stimulasi
perkembangan, serta penyediaan lingkungan yang sehat dan aman. (Kemenkes,
2022)
Masa pra sekolah merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi
seluruhaspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan
selanjutnya, dimana 80 % perkembangan kognitif anak telah tercapai pada usia
prasekolah.Perkembangan pada anak prasekolah mencakup perkembangan
motorik, personal sosial dan bahasa. (Nurul, 2023)
2. Fisiologi Tumbuh Kembang Bayi
a. Pengertian Tumbuh Kembang
Pengertian mengenai pertumbuhan dan perkembangan adalah sebagai
berikut : Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau
dimensi tingkat sel organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang, dan
keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). (Ansori, 2019)
b. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat ditentukan oleh
masa atau waktu kehidupan anak. Secara umum terdiri atas masa prenatal dan
masa postnatal.
1) Masa prenatal
Masa prenatal terdiri atas dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus.
Pada masa embrio, pertumbuhan dapat diawali mulai dari konsepsi hingga 8
minggu pertama yang dapat terjadi perubahan yang cepat dari ovum menjadi
suatu organisme dan terbentuknya manusia. Pada fase fetus terjadi sejak usia
9 minggu hingga kelahiran, sedangkan minggu ke-12 sampai ke-40 terjadi
peningkatan fungsi organ, yaitu bertambah ukuran panjang dan berat badan
terutama pertumbuhan serta penambahan jaringan subkutan dan jaringan otot.
2) Masa postnatal
Terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa usia prasekolah, masa sekolah
dan masa remaja.
a) Masa neonatus
Pertumbuhan dan perkembangan post natal setelah lahir diawali dengan
masa neonatus (0-28 hari). Pada masa ini terjadi kehidupan yang baru di
dalam ekstrauteri, yaitu adanya proses adaptasi semua sistem organ tubuh.
b) Masa bayi
Masa bayi dibagi menjadi dua tahap perkembangan.Tahap pertama
(antara usia 1-12 bulan): pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini
dapat berlangsung secara terus menerus, khususnya dalam peningkatan
sususan saraf. Tahap kedua (usia 1-2 tahun): kecepatan pertumbuhan pada
masa ini mulai menurun dan terdapat percepatan pada perkembangan
motorik.
c) Masa usia prasekolah
Perkembangan pada masa ini dapat berlangsung stabil dan masih
terjadi peningkatan pertumbuhan dan perkembangan, khususnya pada
aktivitas fisik dan kemampuan kognitif. Menurut teori Erikson dalam
(Ansori, 2019), pada usia prasekolah anak berada pada fase inisiatif vs rasa
bersalah (initiative vs guilty). Pada masa ini, rasa ingin tahu (courius) dan
adanya imajinasi anak berkembang, sehingga anak banyak bertanya
mengenai segala sesuatu disekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila
orang tua mematikan inisiatifnya maka hal tersebut membuat anak merasa
bersalah.
Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak berada pada fase
phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan
dan laki-laki. Anak juga akan mengidentifikasi figur atau perilaku kedua
orang tuanya sehingga kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang
dewasa disekitarnya.Pada masa usia prasekolah anak mengalami proses
perubahan dalam pola makan dimana pada umunya anak mengalami
kesulitan untuk makan. Proses eliminasi pada anak sudah menunjukkan
proses kemandirian dan perkembangan kognitif sudah mulai menunjukkan
perkembangan, anak sudah mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah.
d) Masa sekolah Perkembangan
Masa sekolah ini lebih cepat dalam kemampuan fisik dan kognitif
dibandingkan dengan masa usia prasekolah.
e) Masa remaja
Pada tahap perkembangan remaja terjadi perbedaan pada perempuan
dan laki-laki. Pada umumnya wanita 2 tahun lebih cepat untuk masuk ke
dalam tahap remaja/pubertas dibandingkan dengan anak laki-laki dan
perkembangan ini ditunjukkan pada perkembangan pubertas.

B. Diare Dehidrasi Ringan/Sedang

1. Pengertian Diare

Diare adalah BAB yang encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa
darah dan lendir di dalam tinja. Diare akut merupakan diare tiba-tiba pada bayi
dan anak kecil selama kurun waktu kurang dari 7 hari yang sebelumnya dalam
kondisi sehat. (Fitrah, Novi Eka, 2023)
Diare merupakan sindroma diare akut dengan atau tanpa muntah,
yang diperkirakan penyebabnya adalah kolonisasi kuman patogen dalam saluran
pencernaan. Diare didefinisikan sebagai tinja yang tidak normal atau lebih sering
buang air besar, diare bukanlah penyakit tetapi terlihat pada kasus seperti
enteritis, regional, colitis ulserativa, diare, berbagai infeksi usus. (Fitrah, Novi
Eka, 2023)
Keluhan yang sering ditemui pada diare adalah Buang Air Besar (BAB)
dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalm sehari, frekuensui BAB kurang dari 4
kali, dan encer (diare tanpa dehidrasI). Frekuensi buang air besar 4 kali sampai 10
kali dalam bentuk encer (dehidrasi Tingkat ringan/sedang) atau dengan frekuensi
diatas 10 kali (dehidrasi tingkat berat). Diare yang berlangsung kurang dari 14
hari tergolong diare akut. Sedangkan diare persisten jika diare berlangsung
selama 14 hari atau lebih. (Fitrah, Novi Eka, 2023)
Diare merupakan gejala penyakit gastrointestinal atau ekstra gastrointestinal,
karena terjadi 4 kali lebih sering pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak-anak,
dengan sifat feses yang encer, bisa berwarna hijau atau kadang bercampur lendir
dan darah atau hanya lendir saja. (Fitrah, Novi Eka, 2023)
2. Tanda Gejala
Penyakit diare bermula dengan pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja
cair, mungkin disertai lender atau lender dan darah. Warna tinja makin lama
berubah kehujau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah
sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam
sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak
diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau
sesudah diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat
gangguan kesesimbangan asam basa dan elektrolit. Bila pasien telah banyak
kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai Nampak, yaitu berat
badan turun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada
bayi), selaput lender bibir dan mulut serta kulit tampak kering. (Yogantari, 2019)

3. Faktor Penyebab
Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti
malabsorbsi. Menurut (Wahidmurni, 2019) faktor penyebab diare adalah sebagai
berikut.
a. Faktor lingkungan Diare dapat terjadi karena seseorang tidak memperhatikan
kebersihan lingkungan dan menganggap bahwa masalah kebersihan adalah
masalah sepele. Kebersihan lingkungan merupakan kondisi lingkungan yang
optimum sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap status
kesehatan yang baik. Ruang lingkup kebersihan lingkungan di antaranya
adalah perumahan, pembuangan kotoran manusia, penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, dan pembuangan air kotor (limbah).
Faktor lingkungan yang dominan dalam penyebaran penyakit diare pada
anak yaitu pembuangan tinja dan sumber air minum. Pengelolaan tinja yang
kurang diperhatikan disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk akan
mempercepat penyebaran penyakit yang ditularkan melalui tinja seperti diare,
yang merupakan penyakit menular berbasis lingkungan. Pembuangan tinja
yang sembarangan juga akan menyebabkan penyebaran penyakit.
b. Faktor sosio demografi Faktor sosio demografi yang berpengaruh terhadap
kejadian diare pada anak yaitu pendidikan dan pekerjaan orang tua, serta umur
anak. Jenjang pendidikan memegang peranan yang cukup penting dalam
kesehatan masyarakat. Pendidikan seseorang yang tinggi memudahkan orang
tersebut dalam penerimaan informasi, baik dari orang lain maupun media
masa. Banyaknya
informasi yang masuk akan membuat pengetahuan tentang penyakit diare
semakin bertambah.
Terdapat hubungan yang signifikan dengan tingkat korelasi kuat antara
tingkat pendidikan ibu dengan perilaku pencegahan diare pada anak. Semakin
tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki, maka perilaku pencegahan terhadap
penyakit diare akan semakin baik. Tingkat pendidikan yang tinggi pada
seseorang akan membuat orang tersebut lebih berorientasi pada tindakan
preventif, memiliki status kesehatan yang lebih baik dan mengetahui lebih
banyak tentang masalah kesehatan.
Pendapatan, status sosial, pendidikan, status sosial ekonomi, risiko
cedera, atau masalah kesehatan dalam suatu kelompok populasi dapat
mencerminkan karakteristik pekerjaan seseorang. Kejadian diare lebih sering
muncul pada bayi dan balita yang status ekonomi keluarganya rendah. Tingkat
pendapatan yang baik memungkinkan fasilitas kesehatan yang dimiliki mereka
akan baik pula, seperti penyediaan air bersih yang terjamin, penyediaan
jamban sendiri, dan jika mempunyai ternak akan diberikan kandang yang baik
dan terjaga kebersihannya. Faktor sosio demografi lain yang dapat
memengaruhi kejadian diare adalah umur. Semakin muda usia anak, semakin
tinggi kecenderungan terserang diare. Daya tahan tubuh yang rendah membuat
tingginya angka kejadian diare.
c. Faktor perilaku
Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif dan kebiasaan mencuci tangan
merupakan faktor perilaku yang berpengaruh dalam penyebaran kuman
enterik dan menurunkan risiko terjadinya diare. Terdapat hubungan antara
pemberian ASI eksklusif dengan diare pada bayi dibawah 3 tahun. Bayi yang
tidak mendapat ASI eksklusif sebagian besar (52,9%) menderita diare,
sedangkan bayi dengan ASI eksklusif hanya 32,31% yang menderita diare.

4. Klasifikasi Diare
Tabel Klasifikasi Diare Berdasarkan MTBS
1. Untuk Dehidrasi
Gejala Klasifikasi Tindakan/pengobatan
Terdapat dua atau lebih Diare dehidrasi a. Jika tidak ada klasifikasih berat
tanda-tanda berikut: berat lain
a. Letargis atau tidak sadar. : Beri cairan untukdehidrasi
b. Mata cekung. berat dantablet zinc sesuai
c. Tidak bisa minum atau rencana terapi C.
malas minum. b. Jika anak mempunyaiklasifikasi
d. Cubitan kulit perut berat lain :
kembalisangat lambat - rujuk segera
- jika masih bisaminum,
berikan ASIdan larutan
oralit selama perjalanan
c. Jika anak >2 tahun danada
kolera di daerah tersebut, beri
antibiotik untuk kolera.
Terdapat dua atau lebih Diare dehidrasiringan Beri cairan, tablet zinc dan makanan
tanda- tanda berikut: /sedang sesuai rencana terapiB
Gelisah, rewel / Jika terdapat klasifikasiberat lain:
mudahmarah. Mata cekung. Rujuk segera kerumah sakit.
Haus, minum denganlahap. Jika masih bisa minum, berikanASIdan
Cubitan kulit perutkembalilambat. larutan oralit
selama perjalanan.
Nasihati kapan kembali segera.
Kunjungan ulang 3 hari jika tidak
ada perbaikan.
Tidak cukup tanda-tanda untuk di Diare tanpadehidrasi Beri cairan, tablet zincdan makanan
klasifikasikan sebagai diare sesuai rencana terapiA.
dehidrasi berat atau Nasihati kapan kembalisegera.
ringan/sedang Kunjungan ulang 3 harijika tidak ada
perbaikan

2. Jika Diare 14 hari atau lebih


Gejala Klasifikasi Tindakan/ pengobatan
a. Dengan Diare persisten a. Atasi dehidrasi
berat sebelum
dehidrasi dirujuk, kecuali ada
klasifikasiberat lain.
b. Rujuk
b. Tanpa Diare persisten a. nasihati pemberian makan
untuk diarepersisten.
dehidrasi b. Beri tablet zinc selama 10 hari
berturut-turut.
c. kunjungan ulang 3 hari.

3. Ada darah dalam tinja


Gejala Klasifikasi Tindakan/ pengobatan
Ada darah dalam tinja Disenteri a. beri antibiotik yang
sesuai
b. beri tablet zinc selama10 hari
berturut-turut.
c. nasihati kapan kembali
segera.
d. kunjungan ulang 3 hari.

5. Dampak
Penderita diare yang mengalami dehidrasi ringan-sedang bila tidak segera mendapat
penanganan secara tepat dapat jatuh ke dalam kondisi dehidrasi berat. Dehidrasi terjadi
akibat kehilangan cairan tubuh, eletrolit, dan mikronutrisi terutama bila disertai muntah-
muntah. Kondisi kekurangan cairan dan elektrolit tubuh akan mengakibatkan gangguan
proses metabolisme dalam tubuh. Kondisi dehidrasi berat dapat mengakibatkan anak
mengalami demam, kejang, hingga penurunan kesadaran akibat gangguan keseimbangan
asam basa tubuh, yaitu asidosis metabolik dan penurunan aliran darah menuju ke otak.
Kondisi dehidrasi berat yang berkelanjutan dapat mengakibatkan kematian penderita diare
terutama pada populasi bayi dan balita. (Nurhaedah et al., 2022

6. Penanganan Diare
Prinsip penanganan diare dapat dibedakan menjadi 3 antara lain dengan rehidrasi,
nutrisi dan zat besi.
a. Rehidrasi
Penatalaksanaa diare pertama adalah penggantian cairan dan elektrolit apapu
penyebab yang mendasari. Penggantian cairan didasarkan pada jumlah cairan yang
hilang selama diare. Pada tata laksana diare akan ditetapkan juga tingkat dehidrasi
untuk menentukan jumlah cairan yang diberikan. (Tusniati, 2020)
b. Nutrisi Makanan
Pada saat anak diare tidak boleh dihentikan selama diare, bahkan harus
ditingkatkan dengan tujuan untuk menghindari dampak negatif diare terhadap status
gizi anak. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal selama pemberian makan pada
balita, maka syarat pemberian makan harus dipenuhi yaitu; setelah rehidrasi 24 jam
pertama segera memberikan makanan secara oral, pemberian makanan dimulai
dengan memberikan makanan yang mudah dicerna dan porsi kecil tapi sering serta
hindari makanan yang merangsang seperti asam dan pedas. Pada bayi yang masih
konsumsi ASI harus diteruskan. Khusus untuk diare karena malabsorbsi, harus
menghindari makanan penyebab alergi. (Tusniati, 2020)
25
c. Pemberian Zinc
Zinc adalah mikronutrien penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Zinc akan
hilang dalam jumlah besar selama diare. Menggantikan zinc yang hilang penting untuk
membantu anak cepat sembuh dan sehat di bulan berikutnya. Suplemen zinc yang diberikan
selama episode diare akan mengurangi durasi dan keparahan diare dan menurunkan kejadian
diare dalam 2-3 bulan berikutnya. Untuk alasan tersebut, semua pasien dengan diare harus
segera diberikan zinc setelah diare muncul. (Tusniati, 2020)

7. Peraturan Perundang-undangan yang Berkaitan Dengan Kewenangan Bidan


1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan Pasal I
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Kesehatan adalah keadaan sehat seseorang, baik secara frsik, jiwa, maupun sosial dan
bukan sekadar terbebas dari penyakit untuk memungkinkannya hidup produktif.
2. Upaya Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat Kesehatan masyarakat dalam bentuk promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif,
dan/ atau paliatif oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,dan/atau masyarakat.
3. Pelayanan Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan dan/ atau serangkaian kegiatan
pelayanan yang diberikan secara langsung kepada perseorang atau masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat dalam bentuk promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif. (Dewan Perwakilan Rakyat RI, 2023)
2) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/320/2020
Tentang Standar Profesi Bidan Kompetensi Bidan terdiri dari 7 (tujuh) area kompetensi
meliputi:
1) Etik legal dan keselamatan klien
2) Komunikasi efektif,
3) Pengembangan diri dan profesionalisme,
4) Landasan ilmiah praktik kebidanan,
5) Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan,
6) Promosi kesehatan dan konseling

3) Permenkes No. 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan Pasal 18 :
Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki kewenangan untuk
memberikan: (Kemenkes, 2017)

a. pelayanan kesehatan ibu;


b. pelayanan kesehatan anak; dan
c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluargaberencana. Pasal 19
1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf a diberikan pada masa
sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara
dua kehamilan.
26
2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelayanan :
a. konseling pada masa sebelum hamil;
b. antenatal pada kehamilan normal;
c. persalinan normal;
d. ibu nifas normal
e. ibu menyusui; dan
f. konseling pada masa antara dua kehamilan.
3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidan
berwenang melakukan:
a. Episiotomi;
b. Pertolongan persalinan normal;
c. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;
d. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
e. Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;
f. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;
g. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi airsusu ibu eksklusif;
h. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga da postpartum;
i. Penyuluhan dan konseling;
j. Bimbingan pada kelompok ibu hamil; dan
k. Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.

Pasal 21 Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c, Bidan berwenang memberikan:
a. penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuandan keluarga berencana; dan
b. pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan. (Kemenkes, 2017)

BAB III

FORMULIR PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BALITA


PRASEKOLAH
27
A. Formulir Pencatatan Balita Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun
FORMULIR PENCATATAN BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Tanggal Kunjungan: 20 February 2024 NIK:
Alamat : Kp. Kemiling RT: 002 RW: 001 (Dareh Endemis Malaria: Ya Tidak: )
Nama Anak: Aditya (L)/P Nama Ibu: Ny. Amel Jika Ya, RDT malaria +/ (-) Umur : 2 tahun 1 bulan
BB : 11 kg PB/TB : 83 cm LILA : 13 cm Suhu :37,0 c
Anak sakit apa? Diare sudah 3 hari Kunjungan Pertama: Ya Kunjungan Ulang : -
PENILAIAN KLASIFIKA TINDAKAN
(Lingkar semua gejala yang ditemukan) SI PENGOBATAN
MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM DENGAN SEGITIGA ASESMEN GAWAT ANAK
(SAGAI)
 Apakah tidak  Penampilan tentukan:  Usaha  Sirkulasi, tentukan
bisa minum o Kejang Napas, o Pucat
atau o Tidak dapatberinteraksi tentukan: o Tampak biru
menyusu? dengan lingkungan o Tarikan (sianogsia)
 Apakah atau tidak sadar dinding dada o Gambaran kutis
memuntahka
n semua
makanan dan
o Gelisah, rewel dan
tidak dapat
ditenangkan atau mata
ke dalam
o Stridor
o Napas
marmorata (kulit
seperti mamet) STABIL -
minuman? tidak membuka cuping
 Apakah o Tidak bersuara hidung
pernah kejang atau justru o Mencari posisi
selama sakit menangis paling nyaman
ini? melengking dan monalak
berbaring

APAKAH ANAK BATUK DAN/ATAU SUKAR BERNAPAS? Ya Tidak__


 Berapa lama? hari
 Hitung napas dalam 1 menit
Napes open?
kali/menit - -
 Ada tarikan dinding dada kedalam
 Ada wheezing
 Saturasi oksigen %
Apakah ANAK DIARE? Ya _ Tidak
 Berapa lama? 3 Hari  Keadaan umum anak DIARE 1. Diberikan
 Adakah darah dalam tinja? o Letargis atau tidak sadar DEHIDRASI
oralit sebanyak 825
o Rewel/mudah marah RINGAN/
 Mata cekung SEDANG ml habis dalam 3
 Beri anak minum: jam pertama
o Tidak bisa minum atau malas minum 2. Diberikan
o Haus minum dengan lahap Tablet zinc 20
 Cubit kulit perut apakah kembalnya?
mg/hari selama 10
o Sangat lambat (>2 detik)
o Lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit) hari berturut- turut

Ibu memaksa pulang


sebelum pengobatan

selesai
dilanjutkan
dengan rencana
terapi A:
1. Berikan
Oralit, cairan
makanan atau air
matang
sebanyak anak
mau.
mengajari ibu
cara mencampur
dan memberikan
oralit,
memberikan 6
bungkus oralit
28
untuk digunakan
di rumah
memberikan
oralit/cairan
sebanyak 100-
200 ml setiap
kali buang air
besar.
memberikan
minum sedikit
tapi sering dari
gelas
Tunggu 10
menit jika anak
muntah,
kemudian beri
minum/oralit
pelan-pelan
Pemberian
cairan tambahan
sampai diare
berhenti.
2. memberikan
tablet zinc
selama 10 hari
berturut-turut
3. Pemberian
makan
- Kunjungan
ulang 2 hari jika
tidak ada
perbaikan.

-Kembali segera :
1. Tidak bisa
minum atau
menyusu
29

2. Bertambah
parah
3. Timbul
Demam
4. Tinja campur
darah
5. Malas Minum
Tanda bahaya

APAKAH ANAK DEMAM? Ya Tidak__


(anamnesisATAU teraba panas ATAU suhu >37,5℃)
Tentukan Daerah Endemis Malaria:Tinggi/Rendah/Non Edemis
Jika Daerah Non Endemis, tanyakan riwayat bepergian kedaerah endemis malaria dalam 2 minggu
terakhir dan tentukandaerah endemis sesuai tempat yang dikunjuingi
- -
 Sudah berapa lama? Hari  Lihat dan periksa adanya kaku
 Jika lebih dari 7 hari,apakah demam terjadi setiap hari? kuduk
 Apakah pemah sakit malaria atau minum obat anti  Lihat adanya penyebab lain dari
malaria? demam
 Apakah anak sakit campak dalam 3 bulan terakhir?  Lihat adanya tanda-tanda campak
saat int:
KUKAN TES MALARIA Jika tidak ada klasifikasi penyakit o Ruam kemerahan di kulit yang
berat: menyeluruh DAN
 Pada semua kasus balita sakit di daerah endemis tinggi o Terdapat salah satu tanda berikut:
malaria batuk,pilek, mata merah
 Jika tidak ditemukan penyebab pasti demam di daerah
endemis rendah malaria
Jika anak sakit campak saat ini atau dalam  Lihat adanya luka di mulut. Jika "ada",apakah
3 bulan terakhir: dalam atau luas?
 Lihat adanya nanah di mata - -
 Lihat adanya kekeruhan di kornea
Jika demam 2 hari sampai dengan 7  Periksa tanda-tanda syok,lakukan pemeriksaan Lakukan
hari,tanya dan periksa: CCTVR: Pemeriksaan darah:
o Kaki/tangan tampak pucat Hermoglobin
 Apakah demam mendadak tinggi dan
Hematokrit
terus menerus? o Waktu pengisian kapiler>2 detik
Leokosit
 Apakah badan teraba dingin? o Kaki/tangan teraba dingin Trombosit
 Apakah anak lemas/gelisah? o Nadi lemah atau tidak teraba NS.1
 Adakah mual? o Nadi cepat
 Adakah muntah?Jika ya,apakah terus  Periksa nyeri perut dan nyeri tekan perut kanan atas
menerus?  Periksa adanya klinis akumulasi cairan
 Lihat adanya

-
 Adakah nyeri perut?
 Adakah perdarahan berupa
mimisan/muntah darah atau coklat
seperti kopi/BAB berdarah/berwarna
o Perdarahan kulit(petekie),perdarahan hidung
(mimisan)
o Ikterlk
-
hitam? o Letargi.gelisah
 Apakah muncul ruam? o Sesak napas, napas cepat
 Apakah ada rasa sakit dan nyeri badan?  Periksa adanya pembesaran hepar>2 cm
 Jika tidak syok dan tidak ada perdarahan lakukan uji
 Apakah BAK terakhir ≥ 6 jam? tourniquet.Hasil uji toumiquet positif_negatif_

AKAH ANAK MEMPUNYAI MASALAH TELINGA? Ya Tidak__


 Apakah ada nyeri telinga?  Lihat adanya cairan atau nanah keluar dari
 Adakah rasa penuh di telinga?
 Adakah cairan/nanah keluar dari telinga? 
telinga
Raba adanya pembengkakan yang nyeri di
belakang telinga
- -
Jika "Ya” berapa hari? hari
30

PENILAIAN TINDAKAN/
KLASIFIKASI
(Lingkari semua gojala yang ditemukan) PENGOBATAN
MEMERIKSA STATUS GIZI DAN STATUS PERTUMBUHAN
 Jika anak berusia>6 bulan,apakah BB anak<4 kg?
 Lihat dan raba adanya edema bilatoral yang bersifat pilting
 Tentukan berat badan (BB)menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan
(TB)
o BB/PB (TB): <-3 SD Pemantauan Berat Badan
o BB/PB (TB)-3 SD sampai <-2 SD GIZI BAIK Anak Setiap Bulan
o BB/PB (TB):-2 SD sampai+1 SD
o BB/PB(TB):>+1 SD sampai+2 SD (plot pada grafik
IMT/U)
o BB/PB (TB):>+2 SD sampai +3 SD
o BB/PB(TB):>+3 SD
 Tenlukan lingkar lengan alas (LiLA)unluk umur 6 bulan alau lebih
o LiLA<11.5cm
o LiLA 11.5 cm sompai<12.5 cm
o LiLA≥12.5cm
 Jika BB/PB(TB)<-3 SD ATAU LiLA<11.5 cm,periksa komplikasi
medis:
Jika lidak ada komplikasi medis,pada anak umur<6 bulan periksa:
o Terlalu lomah untuk monyusu
o Beral badan lidak naik alau lurun
Periksa tanda-tanda stunting
o Umur<2 tahun
o Umur ≥2 tahun
o Tentukan panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) menurut umur: Pemantauan Pertumbuhan
o PB/U atau TB/U <-3 SD dan Perkembvangan
o PB/U atau TB/U <-2 SD sampai-3 SD TB NORMAL Setiap Bulan
o PB/U alau TB/U -2 SD sampai +3 SD
o PB/U atau TB/U>+3 SD
Periksa Lingkar Kepala
o LK/U>+2 SD LK NORMAL Pemantauan Pertumbuhan
dan Perkembangan Setiap
o LK/U-2 SD s.d +2SD
Bulan
o LK/U <-2 SD
MEMERIKSA ANEMIA Lakukan
Lihat adanya kepucatan pada telapak tangan,konjungtiva, ·Sangat pucat? TIDAK ANEMIA pemeriksaan Hb
bibir,lidah,bantalan kuku,apakah tampak: ·Pucat? (jika tersedia):
MEMERIKSA STATUS HIV
Apakah ibu atau anak pernah dites HIV?
JIKA YA 
Tentukan status HIV:
 Ibu:POSITIF NEGATIF 
 Anak:Tes Virolgi POSITIF -_NEGATIF -
Tes Serologi POSITIF - NEGATIF_-
Jika ibu POSITIF dan anak NEGATIF atau tidak diketahui,TANYAKAN:
 Apakah anak sedang mendapal ASI pada saal les HIV alau 6 minggu
sebelumn dilakukan les HIV? Ya Tidak MUNGKIN BUKAN Edukasi dan follow up
 Apakah anak saot ini sodang mondapat ASI? Ya Tidak INFEKSI HIV Infeksi yang terjadi
 Jika mendapat ASI,apakah ibu dan anak saat ini mendapat ARV profiaksis? Ya
Tidak
JIKA TIDAK
Lakukan tes HIV terutama jika dijumpai kondisi berikut:
Jika anak mendenta pneumonia berulang afau diare persisten bendang afau
bercak putih di rongga mulut berulang atau infeksiberat (biasanya yang membutuhkan
perawatan di RS) berulang lainnya atau gizi kurang/buruk yang tidak membaik
denganpenanganan gizi
 Jika stalus HIV ibu dan anak lidak dikelahui:les ibu
31

 Jika status HIV ibu positif dan anak tidak diketahui:tes anak

MEMERIKSA STATUS IMUNISASI


Lingkari imunisasi yang dibutuhkan hari ini,beri tanda "V" jika sudah diberikan
    
 Imunisasi yang di
HB0 BCG OPV0 OPV1 OPV2 berikan hari ini
OPV3/IPV
    Diberikan vit A han ini:
 Ya
 Tidak__

-
DPT-HB-Hib 1 DPT-HB-Hlb 2 DPT-HB-HIb 3 PCV1
PCV 2
PCV (lanjutan)


Campak Rubella Japanese Enchepalitis (lanjutan) DPT-HB-


Hib(lanjutan)Campak Rubella (lanjutan)

MEMERIKSA PEMBERIAN VITAMIN A


Dibutuhkan suplemen vitamin A: Ya Tidak 

MENILAI MASALAH ATAU KELUHAN LAIN


LAKUKAN PENILAIAN PEMBERIAN MAKAN
Jika anak berumur<2 TAHUN alauGIZI KURANG alau GIZI BURUK TANPA
KOMPLIKASI alau ANEMIA DAN anak lidak akandirujuk segerac
 Apakah ibu menyusui anak ini? Ya_Tidak
Jika "Ya,berapa kali sehari? kali
Apakah menyusui juga di malam hari? Ya Tidak
 Apukuh anak mendapal makanan alau minuman tain? Ya

- -
Tidak
Jika"Ya" makanan alau minuman apa?
Berapa kali sehari? kali
Alat apa yang digunakan untuk memberi minuman anak?
 Jika anak GIZI KURANG atau GIZI BURUK tanpa komplikasi:
Berapa banyak makanan atau minuman yang diborikan pada anak? Apakah anak
mendapat makanan tersendiri? Ya Tidak
Siapa yang membeni makan dan bagaimana caranya?
 Selama sakit ini,apakah ada perubahan pemberian makan? Ya
Tidak Kunjungan Ulang: 2 hari

Jika"Ya" bagaimana?
Nasihati kapan kembali segera
- Tidak bisa minum atau menyusu
- Bertambah parah
- Timbul Demam
- Tinja campur darah
- Malas Minum
- Tanda bahaya
Dokumentasi Dalam Bentuk Pathway Asuhan Kebidanan

Hari dan Tanggal :20 February 2024


Tempat Praktik :PMB Elssy
Nama : Ayu melisa
Program Studi :Profesi Kebidanan

MTB
S
Nama : An. Aditya
Usia : 2 Tahun

Tanda dan Gejala Patofisiologi sesuai gejala Tanda / Gejala / keluhan yang
1. Cengeng dialami pasien:
2. Gelisah Virus atau bakteri dapat masuk ke dalam tubuh Ibu datang ke PMB Ellsy tgl 20 Februari
3. Demam bersama makanan dan minuman. Virus atau bakteri 2024 pukul 09.00 wib. Ibu mengatakan
4. Nafsu makan berkurang tersebut akan sampai ke sel–sel epitel usus halus dan anaknya rewel dan gelisah saat ini, An. N
akan menyebabkan infeksi, sehingga dapat merusak sedang diare dan terlihat bagian mata
5. Tinja sel-sel epitel tersebut. Sel–sel epitel yang rusak akan mulai cekung, nafsu makan berkurang,
bercampur digantikan oleh sel-sel epitel yang belum matang ingin minum terus. Dengan pemeriksaan
lendir/darah sehingga fungsi sel–sel ini masih belum optimal. fisik
6. Berat Badan Turun Selanjutnya,vili–vili usus halus mengalami atrofi KU: lemas, kesadaran : composmentis
7. Mata Cekung yang mengakibatkan tidak terserapnya cairan dan ,BB: 11 Kg, TB: 83 Cm, S 37°C, Mata :
8. Bibir dan Mulut Kering makanan dengan baik. Cairan dan makanan yang Cekung, Conjungtiva: pucat sklera: putih,
9. Turgor kulit kembali tidak terserap akan terkumpul di usus halus dan perut : turgor kembali lambat, bising usus
1. Ringkasan Kasus tekanan osmotik usus akan meningkat. Hal ini (+), bibir kering.
menyebabkan banyak cairan ditarik ke dalam lumen
An. N usia 2 tahunusus.
dengan
Cairandiare dehidrasi
dan makanan ringan/sedangndatang
yang tidak diserap tadi ke PMB Ellsy Ramayan
akan terdorong keluar melalui anus dan terjadilah
Lampung pada tanggal
diare. 20 Februari
(Ibrahim 20242021)
& Sartika, An. A datang bersama ibunya. Ibunya mengatakan
anaknya rewel, dan gelisah, ibu khawatir karena bagian mata bayi terlihat mulai cekung,
nafsu makan berkurang, masih mau minum. Diperoleh informasidaridari
Rasionalisasi hasil
asuhan anamnesa
yang diberikan pada
Asuhan yang diberikan
1. Dengan memberitahukan hasil pemeriksaan agar dapat
An. A usia 2 tahun, KU Lemas, kesadaran composmentis,memberikan
BB: 11 Kg, pengertian
TB: 83 Cm,danSuhu: 37,
kemudahan untuk
1. Memberi tahu hasil pemeriksaan anaknya. memberikan tindakan yang sesuai dengan kebutuhan
2. Memberikan infomasikonjungtiva:
kepada ibupucat sklera:
tentang putih,
diare serta perut: turgor kembali lambat, bising usus (+), bibir tampak
pencegahan anak. (SILABAN, 2020)
dan penanganannya. 2. Dengan mengetahui segala sesuatu tentang diare,
kering.
3. Berikan informasi kepada ibu cara memberikan oralit di rumah diharapkan ibu lebih memahami kondisi anak dengan
100-200 ml setiapkali anak diare dengan cara meminumkan diare dan dapat mengambil Langkah yang tepat. (Farida,
sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/gelas/cangkir. 2019)
4. Memberikan 2. tablet
Masalah
zinc 1x1yang
selamadikaji
10 hari dan jelaskan cara 3. Dengan memberikan anak oralit dapat mencukupi
pemberian tablet zinc. kebutuhan cairan anak dan mencegah terjadinya dehidrasi
5. Anjurkan ibu untuk Bagaimana
kunjungancara
ulangmenangani
jika dalam 3Diare Dehidrasi
hari tidak ada Ringan/Sedang?
yang lebih parah. (Prasasti, 2022)
perbaikan. 4. Pemberian tablet zinc pada anak diare dapat melapisi
6. Menjelaskan 3. kepada ibu tentang
Analisa tanda bahaya diare ulang.
Kritis dinding usus sehingga diharapkan tidak terjadi diare
ulang. (Riskiyah, 2019)
Menurut (Purwanto, 2020) Diare merupakan iritasi dan 5. radang yang terjadi kunjungan
Dengan dianjurkannya di lapisan usus
ulang saat anak tidak
ada perbaikan untuk memastikan kondisi anak sampai
kecil dan lambung. Bisa terjadi dalam infeksi suatubenar-benar virus atau bakteri,
sembuh, parasit
sehingga dantidak khawatir.
orangtua
Evaluasi Asuhan Yang Diberikan: (Suwito, 2019)
menyebabkan muntah diserta diare yang sangat parah.6. Diare paling sering ditularkan melalui
Dengan menjelaskan tentang bahaya diare ulang, untuk
Ibu bersedia mengerti dan bersedia melakukan anjuran
yang diberikan bidan air dan
sertamakanan
bersediayanguntuktelah terkontaminasi. Penularannyamewaspadai
melakukan
Tindakan
terdapat terjadi dariapa selanjutnya
kontak dekat yang harus
dilakukan. (Arianti & Jaya, 2022)
kunjungan ulang dalam
denganwaktu 1 hari
individu kedepan
yang atau segera
terinfeksi. Saluran air limbah saat musim hujan bisa menyebabkan
bila tidak ada perbaikan/ perubahan.
penyebaran lebih luas yang bisa menyebabkan penyebaran melalui lalat dan hama lainnya.
Diare bisa menyebabkan dehidrasi ringan hingga berat jika tidak ditangani segera, bahkan
bisa menyebabkan kematian.
Berdasarkan ini terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan yang ada di lapangan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pengkajian data ini, didapatkan hasil data subyektif pada tanggal 20 Februari
2024 diperoleh informasi dari hasil anamnesa pada An. A usia 2 tahun, KU Lemas,
kesadaran: composmentis, BB: 11 Kg, TB: 83 Cm, Suhu: 37, konjungtiva: pucat sklera:
putih, perut: turgor kembali lambat, bising usus (+), bibir tampak kering.
Berdasarkan data subyektif & obyektif maka ditegakkan diagnosis yaitu : An. A
usia 2 th dengan diare sudah 3 hari, bayi rewel, BAB sudah 5-6 kali sehari, keadaan
umum lemas, mata mulai cekung, turgor kulit kembali lambat, masih mau minum dengan
lahap hal tersebut masuk dalam katagori diare dehidrasi ringan/sedang. Jika tidak
ditangani segera diare dehidrasi ringan/sedang ini dapat berubah menjadi diare berat dan
berpotensi menyebabkan kematian, maka dari itu Tindakan yang harus dilakukan
membawa ke tenagakesehatan, selain itu memberi orlit 100-200 ml setiap habis BAB,
berikan zinc selama 10 hari 1x1. Memberitahu hasil pemeriksaan. Memberikan informasi
kepada ibu tentang diare beserta pencegahan dan penanganannya. Berikan informasi
kepada ibu memberiakan oralit di rumah 100-200 ml setiapkali anak diare dengan
cara meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkuk/cangkir/gelas. Memberikan
tablet zinc 1x1 selama 10 hari dan jelaskan cara pemberian tablet zinc. Anjurkan ibu
melakukan kunjungan ulang jika dalam 3 hari tidak ada perbaikan. Menjelaskan kepada
ibu tentang tanda bahaya diare ulang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kasus ini menggambarkan kasus bayi balita dengan diare dehidrasi ringan/sedang.
Penegakan diagnosis dapat dilakukan dengan anamnesis, Pemeriksaan fisik, dan
penunjang. Terapi bertujuan untuk memperbaiki keadaan umum, dan menyelamatkan anak
dari maslah yang lebih berat.
Pada tahapan pengkajian An. A tanggal 20 Februari 2024, dalam pengumpulan data
melalui wawancara/anamnesa ibu sang anak menceritakan semua keluhan. Anak rewel,
terlihat lemas, mata cekung dan tidak mau makan, hanya mau minum saja. Berdasarkan
keluhan yang ada pada An. A diberikan terapi oralit sebanyak 825 ml di 3 jam pertama,
kemudian diberi Zinc 1x1 selama 10 hari, Ibu An. A meminta agar anaknya pulang
kerumah, kemudian An. A diberikan terapi A. disarankan melakukan kunjungan ulang
apabila setelah 2 hari bila ditemukan bayi lemas atau gerakan bayi berkurang, nafas cepat
≥ 60 kali/menit, suara nafas merintih, sesak nafas/sukar bernafas/ henti nafas, perubahan
warna kulit (kebiruan,kuning, pucat), malas/tidak mau menyusu atau minum, badan teraba
dingin, badan teraba demam, telapak tangan dan kaki terlihat kuning, bertambah parah.
B. Saran

Untuk mengurangi angka kejadian diare dehidrasi ringan/sedang pada bayi balita ditahun
selanjutnya maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan pengetahuan serta kemampuan dalam
penatalaksanaan pada diare dehidrasi ringan/sedang pada bayi balita secara baik
dan benar.
2. Bagi Pendidikan
Dapat melakukan asuhan yang baik dan benar pada kasus manajemen
asuhan kebidanan bayi balita pada An. N Usia 2 tahun.
3. Bagi Penelitian
Selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian yang lebih
lanjut meneliti tentang penilaian kasus diare dehidrasi ringan/sedang yang
terjadi pada anak balita usia 2 tahun dan diberikan Tindakan pertama dengan
oralit dan diberikan tablet zinc selama 10 hari 1x1.

DAFTAR PUSTAKA

Ansori. (2019). Bayi dan Perilku kesehatan. Paper Knowledge . Toward a Media
History of Documents, 3(April), 49–58.
Arianti, M., & Jaya, H. (2022). Sosialisasi Dan Edukasi Pentingnya Pengetahuan Kesehatan
Tentang Diare Pada Anak Dan Dewasa Di Wilayah Tanjung Gading Kota Bandar
Lampung. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 41–48.
https://doi.org/10.59030/jpmbd.v1i1.14
(Dinkes), D. K. B. (2019). Profil Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2019. 7823–
7830.
Farida. (2019). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Diare dan Kondisi Jamban
dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Desa Blimbing Kecamatan
Sambirejo Kabupaten Sragen Tahun 2019. 1–98. http://lib.unnes.ac.id/6789/
Fitrah, Novi Eka, M. N. dan I. M. S. (2023). No Title. In M. B. Dr. Ns. Meri Neherta (Ed.),
Pencegahan Diare Pada Balita (Pertama, p. 83).
https://www.google.co.id/books/edition/PENCEGAHAN_DIARE_PADA_BALITA
/94XeEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=diare+adalah&pg=PA10&printsec=frontco ver
Hijriani, Hera, dll. (2020). Pengetahuan Prilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Pada
Anak Dengan Diare Di Rumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten Subang. 7823–
7830.
Ibrahim, I., & Sartika, R. A. D. (2021). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Diare pada Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Indonesia.
Indonesian Journal of Public Health Nutrition, 2(1), 34–43.
https://doi.org/10.7454/ijphn.v2i1.5338
Kemenkes. (2022). Bayi dan Balita (< 5 Tahun).
Kementerian Kesehatan RI. (2022). Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular Kementerian Kesehatan. The Acceptance of Islamic Hotel Concept in
Malaysia: A Conceptual Paper, 3(July), 1–119.
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=2652619&val=2458
5&title=KLASIFIKASI PNEUMONIA MENGGUNAKAN METODE SUPPORT
VECTOR MACHINE
Martioso, Penny Setyawati, D. (2022). Persepsi Ibu Mengenai Diare Pada Anak.
Nurhaedah, N., Pannyiwi, R., & Suprapto, S. (2022). Peran Serta Masyarakat dengan
Angka Kejadian Diare. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11, 403–409.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i2.799

Nurul, F. (2023). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Pra Sekolah. In
Ardyan Arya Hayuwaskita (Vol. 1, Issue 2).
Prasasti, N. (2022). Asuhan keperawatan pada an. s dengan dangue haemoragic
fever di ruang baitunnisa 1 RSI Sultan Agung Semarang.
Purwanto, B. (2020). Diare Pada Balita. 5–29.
Riskiyah, R. (2019). Peranan Zinc Pada Penanganan Kasus Penyakit Diare Yang Dialami
Bayi Maupun Balita. Journal of Islamic Medicine, 1(1), 22–29.
https://doi.org/10.18860/jim.v1i1.4119
SILABAN, N. (2020). Laporan Tugas Akhir 2020 Laporan Tugas Akhir 2020.
Katalog.Ukdw.Ac.Id, 1–3.
Suarningsih. (2019). Latarbelakang postpartum blues. Poltekkes Denpasar, 2018, 1–
7. http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/11113/2/BAB I Pendahuluan.pdf
Suwito, B. (2019). Hubungan Konseling Dalam Penerapan Manajemen Terpadu
Balita Sakit (MTBS) Dengan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap
Pencegahan Penyakit Ispa Pada Balita Di Puskesmas Pandian Kecamatan
Kota Kabupaten Sumenep: Penelitian Cross Sectional.
Tusniati. (2020). Penanganan Diare.
Wahidmurni. (2019). BAB II Faktor penyebab Diare. 2588–2593.
Yogantari. (2019). Tanda Gejala Diare. Angewandte Chemie International Edition,
6(11), 951–952., 2, 8–20.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai