Disusun oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Sosiologi Antropologi Kesehatan yang berjudul “Perspektif food choice terhadap
makanan khas daerah: Gado-Gado khas betawi dan hubungannya dengan kesehatan”
tepat pada waktunya dengan kondisi sehat fisik dan mental.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Ibu Alfiana Ainun Nisa, S.K.M., M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah
Sosiologi Antropologi Kesehatan yang telah memberikan penugasan terhadap kami.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Makalah dengan judul “Perspektif food choice terhadap makanan khas daerah:
Gado-Gado khas betawi dan hubungannya dengan kesehatan.” telah kami susun dengan
sebaik-baiknya guna memenuhi salah satu kriteria penugasan dalam mata kuliah
Sosiologi Antropologi Kesehatan. Kami harap dengan disuguhkan penugasan ini dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dan penulis selaku para penyusun.
Penulis sadar bahwasanya makalah ini jauh dari sempurna dan luput akan
kesalahan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Maka dari itu,
dengan rendah hati penulis menerima saran dan juga kritik yang sekiranya dapat
membantu penulis dalam menambah pengetahuan dan kemampuan penulis terkait
dengan penugsan atau makalah yang akan datang. Sekian dan Terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
2.1 Pengertian Perilaku Pemilihan Makanan (Food Choice) 6
2.2 Pengertian Food Behaviour 7
2.3 Perspektif Food Choice terhadap Gado Gado Betawi 8
2.4 Definisi Gado - Gado 9
2.5 Sejarah Gado - Gado 9
2.6 Faktor Budaya 10
2.7 Analisis Faktor Kesehatan 10
2.7.1. Segi Persiapan 11
2.7.2. Segi Pengolahan 13
2.7.3. Segi Penyajian 14
2.8 Kandungan Gizi yang Terdapat Dalam Gado-gado 15
BAB III 17
KESIMPULAN 17
DAFTAR PUSTAKA 18
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
4. Apa faktor budaya yang memengaruhi gado-gado?
5. Bagaimana analisis faktor kesehatan dari segi persiapan, pengolahan,
penyajian gado-gado?
6. Bagaimana analisis kandungan gizi yang terdapat pada gado-gado?
1.3 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASA
Menurut Koehler dan Leonhauser (2008), pilihan makanan (Food Choice) dapat
dibentuk dan dipengaruhi oleh tiga komponen utama seperti :
6
Model Food Choice (Koehler and Leonhauser, 2008)
Salah satu kesulitan dalam mempelajari pemilihan makanan adalah hampir tidak
mungkin untuk mengendalikan semua faktor yang mungkin mempengaruhi pilihan
dalam pengaturan pilihan makanan yang sebenarnya, seperti restoran atau ga
supermarket, atau bahkan di rumah. Oleh karena itu, sosio antropologi sebagai
sebuah disiplin ilmu berusaha untuk mempelajari serta mengendalikan perilaku
pemilihan makanan.
Makanan dalam pandangan sosial budaya memiliki makna yang lebih luas dari
sekedar sumber nutrisi, terkait dengan kepercayaan, status, prestise,
kesetiakawanan, dan ketentraman. Para ahli antropologi memandang kebiasaan
makan sebagai suatu kompleks kegiatan masak-memasak, masalah kesukaran dan
ketidaksukaran, kearifan rakyat, kepercayaan-kepercayaan, pantangan- pantangan,
dan takhayultakhayul yang berkaitan dengan produksi, persiapan, dan konsumsi
makanan. Pendeknya, sebagai suatu kategori budaya yang penting, ahli-ahli
antropologi melihat makanan mempengaruhi dan berkaitan dengan banyak kategori
budaya lainnya
7
2.3 Perspektif Food Choice terhadap Gado Gado Betawi
Gado-gado Betawi merupakan salah satu kuliner khas DKI Jakarta yang banyak
digemari oleh berbagai kalangan usia, baik masyarakat suku Betawi maupun
masyarakat luas. Gado-gado Betawi yang terdiri dari campuran berbagai jenis
sayuran, tahu, tempe, telur rebus, dan lontong yang disiram dengan bumbu kacang
ini sangat disukai oleh banyak masyarakat dan menjadi pilihan makanan karena
memiliki rasa yang lezat dan kaya akan nutrisi. Gado-gado Betawi juga menjadi
salah satu makanan khas kaya makna budaya yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat dan terdapat banyak penjual gado-gado di berbagai tempat di Jakarta,
mulai dari pedagang kaki lima hingga restoran.
Tak hanya dari aspek budaya, gado-gado Betawi juga memiliki identitas khas
yang membedakan dengan banyak gado-gado dari berbagai daerah lainnya. Gado-
gado Betawi dianggap sebagai gado-gado pertama yang paling kuno/tradisional
dengan bahannya yang mudah didapatkan. Gado-gado Betawi disebut sebagai
gado-gado kuno/tradisional dikarenakan dalam proses pembuatan dan
penyajiannya, bumbu kacang dihaluskan menggunakan ulekan hingga halus
kemudian dicampur dengan sayuran rebus langsung di dalam cobek. Hal ini
berbeda dengan proses pembuatan dan penyajian Gado-gado khas Surabaya dimana
para penjual langsung mencampur semua bahan bumbu kacang menjadi saus
kacang, lalu bumbu cair ini kemudian disiramkan ke atas sayuran rebus dan
kerupuk yang sudah ditata rapi, sehingga sering disebut gado-gado siram.
Perbedaan lainnya juga terletak pada bumbu kacang, jika pada Gado-gado khas
Surabaya menggunakan santan sebagai tambahan rasa gurih pada bumbu kacang.
Namun pada Gado-gado khas Betawi bumbu kacang tidak menggunakan santan,
melainkan hanya menggunakan bumbu kacang dengan terasi, gula Jawa, dan air
asam. Gado-gado Betawi juga terdiri dari berbagai sayuran serta bahan lain yang
umumnya mudah ditemukan. Namun pada Gado-gado khas Padang, memiliki
keunikan tersendiri dimana mie kuning ditambahkan sebagai salah satu komponen
wajib hidangan tersebut.
8
untuk dikonsumsi. Gado-gado dirasa sudah melengkapi asupan makanan harian
dengan karbohidrat berasal dari lontong atau nasi, vitamin dan mineral dari
berbagai sayuran, protein yang terkandung di dalam telur, serta kandungan lemak
di dalam bumbu kacang.
Kata “gado” memiliki arti yakni, kebiasaan orang sunda mengonsumsi sayuran
atau sesuatu tanpa nasi. Jadi, hanya dimakan saja tanpa dimasak. Umumnya, berisi
sayur-sayuran yang kemudian direbus, dan dicampur menjadi satu dengan bumbu
kacang yang dihaluskan dengan irisan telur dan kentang rebus. Akan tetapi, gado-
gado masih dapat dinikmati dengan lontong ataupun nasi sesuai dengan selera
penikmatnya. Kemudian, gado-gado merupakan makanan yang dapat dikonsumsi
kapan saja, entah itu saat sarapan, makan siang, atau bahkan makan malam.
Gado-gado dipercaya sebagai kuliner khas suku Betawi alias kota Jakarta.
Penemu sesungguhnya adalah masyarakat Kampung Tugu yang aslinya keturunan
bangsa Portugis dari daera Bangladesh, Sri Lanka dan India. Pada abad ke-17,
mereka diboyong oleh VOC ke kota Batavia dari negara-negara bekas koloni
Portugis untuk dijadikan budak mereka.
9
2.6 Faktor Budaya
Gado-gado adalah makanan dari Nusantara yang memiliki berbagai rasa yang
menyatu di lidah: asin, gurih, manis, dan pedas. Makanan Betawi ini sangat
dipengaruhi oleh budaya Tionghoa. Dapat dilihat pada gado-gado sayur-sayuran
dicampur menjadi satu, seperti yang dilakukan orang Tionghoa saat memasak
sayuran. Orang Tionghoa biasanya makan makanan mereka dengan cara yang
paling sederhana, seperti ditumis layaknya capcay.
Pada tahun 2016, gado-gado Betawi telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya
Takbenda Indonesia dan merupakan salah satu makanan khas masyarakat Betawi
yang memainkan peran penting dalam acara adat Betawi. Di pasar tradisional dan
restoran Jakarta, Gado-gado Betawi menjadi salah satu hidangan yang sering
disajikan pada acara penting seperti pernikahan, khitanan, dan acara lainnya. Oleh
karena itu, Gado-gado Betawi memainkan peran penting dalam acara adat Betawi
dan merupakan bagian dari budaya Indonesia yang kaya.
Dengan hal tersebut, Gado-gado Betawi semakin dikenal oleh masyarakat luas
dan menjadi pilihan makanan yang dapat dinikmati bagi setiap kalangan usia yang
tentunya harus diimbangi dengan kesadaran diri untuk mengonsumsi secara
secukupnya agar tidak menimbulkan berbagai permasalahan dalam aspek
kesehatan.
10
yang terdapat di dalam gado-gado. Disamping itu, mengonsumsi gado-gado
memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti:
- Kaya akan nutrisi, gado-gado yang memiliki banyak vitamin dan mineral yang
bermanfaat bagi tubuh.
- Meningkatkan kesehatan pencernaan sebab sayuran dalam gado-gado
mengandung serat yang dapat memperbaiki kesehatan pencernaan dan
mencegah sembelit.
- Gado-gado memiliki serat yang tinggi dan rendah kalori, sehingga dapat
membuat merasa kenyang lebih lama dan tidak lapar. Maka dari itu, gado-gado
dapat membantu mengontrol berat badan.
1. Bahan
11
Jika hal ini dilakukan maka manfaat gado-gado bagi kesehatan akan
maksimal dan tidak menimbulkan penyakit. Berikut adalah bahan-bahan
yang diperlukan dalam pembuatan gado-gado.
Bahan Gado-Gado
12
2. Alat
13
3. Bila semua sayuran yang kita siapkan sudah kita cuci bersih.
4. Kemudian kita nyalakan kompor. Taruh panci yang berisi air di atas
kompor, tunggu hingga air dalam panci mendidih, setelah air mendidih
lalu kita masukkan semua sayuran yang telah kita siapkan tadi. Masak
sayuran sekitar sepuluh menit.
5. Setelah sayuran terlihat matang tapi jangan terlalu layu, Lalu kita angkat
dan kita tiriskan.
6. Lalu tempe dan tahu putih ditaruh panci lalu digoreng serta rebus telur
hingga matang
7. Kemudian kita haluskan bumbu-bumbunya menggunakan ulekan yaitu
kacang halus, bawang merah, bawang putih, cabai merah, gula merah
yang telah disisir, gula merah, serta garam dan tambahkan air asam jawa
kemudian tambahkan jeruk limau agar bumbu tercampur rata.
8. Lalu campurkan semua bahan seperti kol, kentang, taoge, kentang,
tempe, tahu putih, telur, timun, labu siam, serta bumbu yang sudah
dihaluskan tadi ke dalam piring
9. Kemudian setelah semua tercampur rata taruh kerupuk dan bawang
goreng dan gado-gado siap disajikan
Semua bahan yang telah dimasak ditempatkan pada tempat yang bersih,
kering, dan tertutup. Menghindari terjadinya kontaminasi silang dalam
pengolahan gado-gado juga harus dilakukan.
14
dibawa pulang ke rumah, maka bumbu dan sayuran sebaiknya dibungkus
terpisah.
15
Gado-gado dibuat dari berbagai sayuran dan bergizi tinggi, termasuk serat
makanan, mineral, dan vitamin. Berikut ini dijabarkan bahan-bahan di dalam gado-
gado yang memiliki nutrisi yang beragam :
16
BAB III
KESIMPULAN
Perilaku pemilihan pangan atau food choice dipengaruhi oleh beberapa faktor
lain seperti faktor sosial, faktor individu, faktor psikologi, faktor kultural, kepercayaan,
status sosial dalam masyarakat, dan kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil. Motif yang
mempengaruhi perilaku pemilihan pangan dari psikologi dan ilmu pangan, yaitu
kesehatan, selera, kenyamanan, daya tarik sensorik, bahan alami, harga, pengawasan
berat badan, familiarity, etika, rasa, keyakinan, sejarah keluarga, dan rutinitas.
Gado-gado merupakan salah satu makanan khas Betawi yang berasal dari DKI
Jakarta. Kata “gado” memiliki arti yakni, kebiasaan orang sunda mengonsumsi sayuran
atau sesuatu tanpa nasi. Jadi, hanya dimakan saja tanpa dimasak. Gado-gado dipercaya
sebagai kuliner khas suku Betawi alias kota Jakarta. Gado-gado memiliki nutrisi yang
melimpah karena mengandung berbagai sayuran yang dimasak dan berbagai makanan
lain sebagai pelengkap. Gado-gado dibuat dari berbagai sayuran dan bergizi tinggi,
termasuk serat makanan, mineral, dan vitamin. Gado-gado ialah salah satu makanan
yang disukai banyak orang dari berbagai kalangan usia, baik masyarakat suku Betawi
hingga masyarakat luas. Pemilihan gado-gado sebagai makanan untuk dinikmati atau
disebut food choice yang dapat membentuk sebuah food behaviour ini tentunya
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling terkait.
17
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat Dan Makanan. (2013). Produk Pangan Budaya Indonesia & Tips
Keamanan Pangan 2a. Jakarta.
Falatehan, S. F., & Pariyasi, P. (2021). Motif dalam Perilaku Memilih Pangan dan
Hubungannya dengan Ketahanan Pangan di Komunitas Nelayan. Jurnal Sosial
Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 16(1),
103.
https://doi.org/10.15578/jsekp.v16i1.8216
Markovina, J., Stewart-Knox, B. J., Rankin, A., Gibney, M., Almeida, M., Fischer, A.,
… Frewer, L. J. (2015). Food4Me study: Validity and reliability of Food Choice
Questionnaire in 9 European countries. Food Quality and Preference, 45, 26–32.
https://doi.org/10.1016/j.foodqual.2015.05.002
Nurti, Y. (2017). Kajian Makanan Dalam Perspektif Antropologi. Jurnal Antropologi:
Isu-Isu Sosial Budaya, 19(1), 1–10. https://doi.org/1410-8356
Raats, M., & Lisette De Groot. (2016). Food for the Aging Population (pp. 26–50).
United Kingdom: Woodhead Publishing. (Original work published 2017)
Susanna, D., & Hartono, B. (2003). Pemantauan kualitas makanan ketoprak dan gado-
gado di lingkungan kampus UI Depok melalui pemeriksaan bakteriologis.
Makara Seri Kesehatan, 7(1), 21-29.
Yuniatun, T., Martini, M., Purwantisari, S., & Yuliawati, S. (2017). Hubungan Higiene
Sanitasi Dengan Kualitas Mikrobiologis Pada Makanan Gado-Gado Di
Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat,
5(4), 491-499.
18
LAMPIRAN
Berikut adalah lampiran gambar tahapan dalam pembuatan gado-gado tradisional yang
dimulai dari memasukkan bumbu-bumbu seperti kacang tanah, cabai rawit merah,
bawang putih, gula Jawa, perasan jeruk limau, asam Jawa, garam, kecap manis, air
secukupnya. Lalu melakukan pengulekan, sampai bumbu hampir terlihat halus.
19
menjadi empat. Gado-gado siap dihidangkan dengan pelengkap menambahkan
potongan telur ayam rebus, kerupuk, dan bawang goreng.
20