Asuhan Keperawatan Berduka Kel 3
Asuhan Keperawatan Berduka Kel 3
Kelompok 3
Suciana Wulandhari 222201006
Wanda Anggun Frasetiya N. 222201008
Mansur Awali 222201009
Gustira Endani 222201023
Intan Surya Kusuma 222201024
Selia Giri Anggita 222201025
Era Rosalina 222201039
Herlina 222201040
Della Aulia Wulan Safitri 222201051
Putri Nurayu Istiqomah 222201052
Yunda Khofifah Sumariyani S. 222201064
Muhammad Fauzan 222201065
Cindy Gracia Amanda Putri 222201066
Subjektif Objektif
1. Merasa sedih 1. Menangis
2. Merasa bersalah atau 2. Pola tidur tidak berubah
menyalahkan orang lain 3. Tidak mampu berkonsentrasi
3. Tidak menerima kehilangan
4. Merasa tidak ada harapan
Subjektif Objektif
1. Mimpi buruk atau pola mimpi 1. Marah
berubah 2. Tampak panik
2. Merasa tidak berguna 3. Fungsi imunitas terganggu
3. Fobia
Edukasi :
- Jelaskan kepada
pasien dan
keluarga bahwa
sikap mengingkari,
marah, sepresi dan
menerima adalah
wajar dalam
menghadapi
kehilangan
- Anjurkan
mengidentifikasi
ketakutan terbesar
pada kehilangan
- Anjurkan
mengekspresikan
perasaan tentang
kehilangan
- Ajarkan melewati
proses berduka
secara bertahap
Dukungan Emosional
(1.09256)
Observasi :
- Identifikasi fungsi
marah, frustrasi,
dan amuk bagi
pasien
- Identifikasi hal
yang telah memicu
emosi
Terapeutik :
- Fasilitasi
mengungkapkan
perasaan cemas,
marah, atau sedih
- Buat pernyataan
suportif atau
empati selama fase
berduka.
- Lakukan sentuhan
untuk memberikan
dukungan (mis.
merangkul,
menepuk-nepuk)
- Tetap bersama
pasien dan pastikan
keamanan selama
ansietas, jika perlu
- Kurangi tuntutan
berpikir saat sakit
atau lelah
Edukasi :
- Jelaskan
konsekuensi tidak
menghadapi rasa
bersalah dan malu
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan yang
dialami (mis.
ansietas, marah,
sedih)
- Anjurkan
mengungkapkan
pengalaman
emosional
sebelumnya dan
pola respons yang
biasa digunakan
- Ajarkan
penggunaan
mekanisme
pertahanan yang
tepat
Kolaborasi :
- Rujuk untuk
konseling, jika
perlu
BAB II
RESPON DAN ASUHAN KEPERAWATAN
1) Memahami konsep kecemasan dan kehilangan sesuai LO
2) Memahami respon kecemasan dan kehilangan berbagai rentang usia
a) Kecemasan & Kehilangan Bayi
b) Kecemasan & Kehilangan Remaja
c) Kecemasan & Kehilangan Dewasa
d) Kecemasan & Kehilangan Lansia
BAYI REMAJA DEWASA LANSIA
1. Menangis 1. Takut untuk 1. perasaan bersalah 1.Hilangnya
histeris saat melakukan dengan konsentrasi
Mama, Papa, atau aktivitas sehari- menyalahkan diri akibat
pengasuhnya hari, seperti sendiri melalui kekhawatiran
keluar kamar. memulai suatu berbagai cara, dan 2. Rasa takut
2. Menangis dan percakapan, menangis untuk yang terjadi
rewel berbelanja, menurunkan tekanan terus menerus
saat Mama atau bekerja, bertemu dalam perasaan yang sehingga
pengasuh tidak orang asing, dalam. menyebabkan
berada di ruangan bersekolah, 2. reaksi syok, tidak terjadinya
yang sama ataupun berbicara yakin, tidak percaya, penurunan
dengan si Kecil. di telepon. perasaan dingin, dalam
3. Terbangun di 2. Menghindari perasaan kebal, dan melakukan
malam hari dan atau merasa bingung. aktivitas sehari-
menangis khawatir secara 3. hari,
mencari Mama berlebihan pada mengekspresikanny 3.Berkurangny
atau Papa setelah kegiatan sosial, a dengan menangis a perasaan
sebelumnya bisa seperti acara secara terus menerus kesejahteraan
tidur lelap pertemuan 4. adanya perilaku pada lansia
sepanjang malam. keluarga, pesta, obsesif yaitu sebuah
percakapan suatu perilaku yang terus
4. Menolak atau kelompok hingga mengulang-ulang Respon
susah tidur tanpa saat makan peristiwa kehilangan Kehilangan
keberadaan orang bersama orang yang terjadi. Pada Lansia
tua di dekatnya. asing. 5. berlarut dalam 4.Merasakan
5. Selalu ingin 3. Takut untuk kesedihan sampai kesulitan di
dekat dengan dievaluasi atau dengan menolak masa tuanya
Mama atau dikritik orang lain. makan dan 5.Terbatas
pengasuh sampai 4. Menghindar dan mengkonsumsi dalam
si Kecil tertidur. kerap merasa alkohol. melakukan
6. Tidak suka khawatir saat aktivitas dan
bermain melakukan sesuatu interaksi
sendiri. yang menurut ia dengan
7. Tidak mau dapat memalukan, lingkungan
berpisah dari misalnya tampil di - Merasa
Mama atau depan publik kesepian
pengasuhnya secara tidak - Lansia akan
ketika berada di kompeten, tersipu, sering jatuh
situasi dan berkeringat. sakit.
baru. 5. Takut untuk
8. Cenderung masuk ke dalam
memiliki ruangan yang
preferensi yang penuh banyak
kuat orang.
terhadap satu 6. Menghindari
orang saja bertatapan mata
dibanding karena kurangnya
bersama. yang rasa percaya diri.
lain. 7. Memiliki
9. Merasa takut perilaku yang
jika melihat orang aneh, misalnya
yang belum sering mencuci
dikenal atau tangan berkali-
belum kali.
pernah dilihatnya 8. Memiliki
. kecenderungan
obsesif terhadap
sesuatu dan tidak
terkendali.
9. Sering
overthinking dan
dihantui
mimpi yang buruk
.
Subjektif Objektif
1. Mimpi buruk atau pola mimpi 1. Marah
berubah 2. Tampak panik
2. Merasa tidak berguna 3. Fungsi imunitas terganggu
3. Fobia
Edukasi :
- Jelaskan kepada
pasien dan
keluarga bahwa
sikap
mengingkari,
marah, sepresi
dan menerima
adalah wajar
dalam
menghadapi
kehilangan
- Anjurkan
mengidentifikasi
ketakutan
terbesar pada
kehilangan
- Anjurkan
mengekspresikan
perasaan tentang
kehilangan
- Ajarkan
melewati proses
berduka secara
bertahap
Dukungan Emosional
(1.09256)
Observasi :
- Identifikasi
fungsi marah,
frustrasi, dan
amuk bagi pasien
- Identifikasi hal
yang telah
memicu emosi
Terapeutik :
- Fasilitasi
mengungkapkan
perasaan cemas,
marah, atau sedih
- Buat pernyataan
suportif atau
empati selama
fase berduka.
- Lakukan
sentuhan untuk
memberikan
dukungan (mis.
merangkul,
menepuk-nepuk)
- Tetap bersama
pasien dan
pastikan
keamanan
selama ansietas,
jika perlu
- Kurangi tuntutan
berpikir saat
sakit atau lelah
Edukasi :
- Jelaskan
konsekuensi
tidak
menghadapi rasa
bersalah dan
malu
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan yang
dialami (mis.
ansietas, marah,
sedih)
- Anjurkan
mengungkapkan
pengalaman
emosional
sebelumnya dan
pola respons
yang biasa
digunakan
- Ajarkan
penggunaan
mekanisme
pertahanan yang
tepat
Kolaborasi :
Rujuk untuk konseling,
jika perlu
DIAGNOSA 2
Subjektif Objektif
1. Menyatakan hidupnya terasa 1. Menolak berinteraksi denfgan
tidak /kurang tenang orang terdekat/memimpin spritrual
2. Mengeluh tidak dapat 2. Tidak mampu beraktivitas (misal
menerima (kurang pasrah) menyanyi, mendengarkan musik,
3. Merasa bersalah menukis)
4. Merasa terasing 3. Koping tidak efektif
5. Menyatakan telah diabaikan
4. Tidak berminat pada alam/literatur
spiritual
- Anjurkan berinteraksi
dengan keluarga, teman,
dan/atau orang lain
- Anjurkan berpartisipasi
dalam kelompok
pendukung
- Ajarkan metode
relaksasi, meditasi, dan
imajinasi bimbingan
Kolaborasi:
- Atur kunjungan dengan
rohaniawan
(mis.ustaz,pendeta,romo,
biksu)
ASUHAN KEPERAWATAN KECEMASAN DAN KEHILANGAN PADA
USIA REMAJA
Subjektif Objektif
1. Merasa bingung 1. Tampak gelisah
2. Merasa khawatir dengan akibat 2. Tanpa tegang
dari kondisi yang di hadapi 3. Sulit tidur
3. Sulit berkonsentrasi
Edukasi :
- Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
- Informasikan
secara faktual
mengenai
diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
- Anjurkan keluarga
untuk tetap
Bersama pasien,
jika perlu
- Anjurkan
melakukan
kegiatan yang
tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
- Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
- Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
- Latih Teknik
relaksasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu
Subjektif Objektif
4. Merasa sedih 4. Menangis
5. Merasa bersalah atau 5. Pola tidur tidak berubah
menyalahkan orang lain 6. Tidak mampu berkonsentrasi
6. Tidak menerima kehilangan
7. Merasa tidak ada harapan
Subjektif Objektif
5. Mimpi buruk atau pola mimpi 11. Marah
berubah 12. Tampak panik
6. Merasa tidak berguna 13. Fungsi imunitas terganggu
7. Fobia
Edukasi :
- Jelaskan kepada
pasien dan
keluarga bahwa
sikap mengingkari,
marah, sepresi dan
menerima adalah
wajar dalam
menghadapi
kehilangan
- Anjurkan
mengidentifikasi
ketakutan terbesar
pada kehilangan
- Anjurkan
mengekspresikan
perasaan tentang
kehilangan
- Ajarkan melewati
proses berduka
secara bertahap
Dukungan Emosional
(1.09256)
Observasi :
- Identifikasi fungsi
marah, frustrasi,
dan amuk bagi
pasien
- Identifikasi hal
yang telah memicu
emosi
Terapeutik :
- Fasilitasi
mengungkapkan
perasaan cemas,
marah, atau sedih
- Buat pernyataan
suportif atau
empati selama fase
berduka.
- Lakukan sentuhan
untuk memberikan
dukungan (mis.
merangkul,
menepuk-nepuk)
- Tetap bersama
pasien dan pastikan
keamanan selama
ansietas, jika perlu
- Kurangi tuntutan
berpikir saat sakit
atau lelah
Edukasi :
- Jelaskan
konsekuensi tidak
menghadapi rasa
bersalah dan malu
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan yang
dialami (mis.
ansietas, marah,
sedih)
- Anjurkan
mengungkapkan
pengalaman
emosional
sebelumnya dan
pola respons yang
biasa digunakan
- Ajarkan
penggunaan
mekanisme
pertahanan yang
tepat
Kolaborasi :
- Rujuk untuk
konseling, jika
perlu
DIAGNOSA 2
Masalah Keperawatan : Ansietas (D.0080)
Definisi : Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan Tindakan untuk menghadapi ancaman.
Penyebab :
1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Krisis maturasional
4. Ancaman terhadap konsep diri
5. Ancaman terhadap kematian
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan
7. Disfungsi sistem keluarga
8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
9. Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)
10. Penyalahgunaan zat
11. Terpapar bar ya lingkungan (mis, toksin, polutan, dan lain-lain)
12. Kurang terpapar informasi
Subjektif Objektif
1. Merasa bingung 1. Tampak gelisah
2. Merasa khawatir dengan akibat 2. Tampak tegang
dari kondisi yang di hadapi 3. Sulit tidurr
3. Sulit berkonsentrasi
Subjektif Objektif
1. Mengeluh pusing 1. Frekuensi nafas meningkat
2. Anoreksia 2. Frekuensi nadi meningkat
3. Palpitasi 3. Tekanan darah meningkat
4. Merasa tidak berdaya 4. Diaphoresis
5. Tremor
6. Muka tanpak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorintasi pada masa lalu
Edukasi
- Jelaskan
prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
- Informasikan
secara faktual
mengenai
diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
- Anjurkan
keluarga untuk
tetap Bersama
pasien, jika perlu
- Anjurkan
melakukan
kegiatan yang
tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
- Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
- Latih
penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
- Latih Teknik
relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu
Subjektif Objektif
1. Merasa binggung 1. Tampak gelisah
2. Merasa khawatir dengan akibat 2. Tambapk tegang
dari kondisi yang di hadapi 3. Sulit tidur
3. Sulit berkonsentrasi
Subjektif Objektif
1. Mengeluh pusing 5. Frekuensi nafas meningkat
2. Anoreksia 6. Frekuensi nadi meningkat
3. Palpilasi 7. Tekanan darah meningkat
4. Merasa tidak berdaya 8. Diaphoresis
9. Tremor
10. Muka tanpak pucat
11. Suara bergetar
12. Kontak mata buruk
13. Sering berkemih
14. Berorintasi pada masa lalu
Edukasi
- Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
- Informasikan
secara faktual
mengenai
diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
- Anjurkan keluarga
untuk tetap
Bersama pasien,
jika perlu
- Anjurkan
melakukan
kegiatan yang
tidak kompetitif,
sesuai kebutuhan
- Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
- Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
- Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
- Latih Teknik
relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu
DIAGNOSA 2
Masalah Keperawatan : Resika Harga Diri Rendah Situasional (D.0102)
Definisi : Beresiko mengalami evaluasi atau perasaan
negative terhadap diri sendiri atau kemampuan klien sebagai respon terhadap diri
sendiri atau kemampuan klien sebagai respon terhadap situasi saat ini.
Faktor Resiko :
1. Gangguan gambaran diri
2. Gangguan fungsi
3. Gangguan peran social
4. Harapan tidak realistis
5. Kurang pemahaman terhadap situasi
6. Penurunan control terhadap lingkungan
7. Pennyakit fisik
8. Perilaku tidak sesuai dengan nilai setempat
9. Kegagalan
10. Perasaan tidak beradaya
11. Riwayat kehilangan
12. Riwayat pengabaian
13. Riwayar penolakan
14. Riwayat penganiayaan (mis. Fisik, psikologi, seksual)
15. Transisi perkembangan
1. Cedera traumatis
2. Pembedahan
3. Kehamilan
4. Kondisi baru terdiagnosis (mis. Diabetes militus)
5. Stroke
6. Penyalahgunaan zat
7. Demensia
Hasan, A. B. P., Dwiartyani, A., & Arief, H. (2021). Gambaran proses grieving
pada dewasa awal yang mengalami kehilangan anggota Keluarga akibat virus
covid-19. Psikologi Prima, 4(1), 20-32.
K. Shear dan H. Shair. (2022) “Attachment, loss, and complicated grief,” Dev.
Psychobiol., vol. 47, no. 3, hal. 253–267
http://repository.unika.ac.id/13294/5/12.60.0248%20Christina%20Thiveny%20Pu
trianti%20BAB%20IV.pdf u.