Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMBAHASAN SEPUTAR SHOLAT


Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Studi Fikih Terapan
Dosen Pengampu : DR. H. Jaenal Arifin M. Ag.

Disusun Oleh :
Kelompok 2 / Kelas C2 HKI
1. Jannatan Kurniadi Sahbana ( 2320110082 )
2. Raditia Huda Saputra ( 2320110083 )
3. Nabila Raiza Zachro ( 2320110084 )

PROGAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
KATA PENGANTAR

1
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, Wasshalatu Wassalamu Ala Rasulillah Wa’alaa Alihii
Wamawwalah. Segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta alam, yang telah
memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami
kelompok 2 bisa menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan baik dan
lancar. Tak lupa, sholawat dan salam tidak lupa kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, semoga kelak kita diakui sebagai umat-Nya dan mendapatkan
syafaat-Nya di yaumil- kiamah nanti.

Kami bersyukur dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah


Studi Fikih Terapan dengan topik pembahasan tentang Sholat. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata
kuliah Studi Fikih Terapan, yaitu Bapak DR. H. Jaenal Arifin M.Ag. yang telah
memberikan dukungan serta ilmunya, sehinggga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan cukup baik.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada teman
teman sekalian. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kehilafan, baik dari isinya maupun strukturnya, oleh karena itu kami sangat
mengharap kritik dan saran positif untuk perbaikan di kemudian hari.

Terima kasih.

Kudus, 6 Maret 2024

Penyusun

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL....................................................................................................1

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...............................................................................................5

C. Tujuan Penulisan.................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................6

A. Pengertian Sholat ...............................................................................................6

B. Dasar Hukum Sholat...........................................................................................7

C. Syarat Dan Rukun Sholat....................................................................................8

D. Tujuan Dan Hikmah Sholat...............................................................................11

E. Macam – Macam Sholat....................................................................................12

F. Waktu Dalam Sholat...........................................................................................13

G. Hukum Meninggalkan Sholat............................................................................14

BAB III PENUTUP.....................................................................................................15

KESIMPULAN...........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai Ummat Muslim kita wajib iman terhadap Allah SWT. Salah satu
bentuk rasa iman kita kepada Allah SWT, adalah dengan melaksanakan perintah-Nya,
dan menjauhi semua larangan-Nya. Bentuk perwujudan kita sebagai seorang hamba
adalah dengan melaksankan sholat. Sholat merupakan perwujudan interaksi kita
sebagai hamba kepada Allah SWT. Melalui perantara sholat lah, kita dapat langsung
terhubung kepada Rabb kita. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa sholat
merupakan tiang agama, artinya apabila tiang itu sampai roboh, maka semua
bangunan akan hancur, begitupun dengan sholat, apabila ditinggalkan maka amal
ibadah lainya menjadi tak sempurna. Tak hanya itu sholat merupakan satu-satunya
ibadah yang diperintah Allah SWT langsung tanpa perantara wahyu yang
disampaikan Jibril, yang mana nabi muhammad saw sendirilah yang langsung
menghadap Allah SWT melalui peristiwa Isra’ Mi’raj. Oleh karena itu, ibadah sholat
sangat penting untuk dipelajari bagi setiap Ummat Muslim, khususnya generasi
milenial zaman sekarang, yang banyak melalaikan sholat.

B. Rumusan Masalah

4
1. Apa Definisi Sholat ?
2. Apa Dasar Hukum Sholat ?
3. Apa Syarat Dan Rukun Sholat ?
4. Apa Tujuan Dan Hikmah Sholat ?
5. Apa Dasar Hukum Meninggalkan Sholat ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Makna Dari Sholat
2. Mengetahui Dasar Hukum Sholat
3. Mengetahui Apa Saja Syarat Sah Dan Rukun Sholat
4. Mengetahui Apa Saja Tujuan Dan Hikmah Dari Sholat
5. Mengetahui Dasar Hukum Orang Yang Meninggalakan Sholat

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat
Sholat merupakan rukun Islam kedua setelah kalimat syahadat, menurut etimologi
sholat berasal dari kata as-sholah yang berarti do’a, dan secara istilah sholat
mempunyai arti beribadah kepada Allah SWT yang didalamnya ada perkataan dan
perbuatan yang di lakukan secara khusus seperti ruku’, sujud, berdiri tegak dan
menghadap kiblat, dibuka dengan takbir dan di akhiri dengan salam. Shalat
menghubungkan seorang hamba kepada penciptanya, dan Shalat merupakan wujud
penghambaan dan kebutuhan diri kepada Allah SWT. Dari sini maka, shalat dapat
menjadi media permohonan, pertolongan dalam menyingkirkan segala bentuk
kesulitan yang ditemui manusia dalam perjalanan hidupnya.
Sholat merupakan inti dari semua ibadah, Allah SWT telah mewajibkan Sholat
dengan perantara Nabi Muhammad SAW lewat peristiwa Isra Mi’raj, dan karena hal
itulah yang membuat sholat berbeda dngan syariat lain. Rasulullah SAW bersabda :

‫ َفَم ْن َأَقاَم َها َفَقْد َأَقاَم الِّدْيَن َو َم ْن َتَر َك َها َفَقْد َهَد َم الِّدْيَن‬، ‫الَّصالُة ِع َم اُد الِّدْيَن‬
“Sholat adalah tiang agama, maka siapa yang mendirikan sholat makai a
menegakkan sendi sendi agama, dan siaapa ynag meninggalkan sholat, berarti ia
telah meruntuhkan sendi sendi agama.”. Maka tegakkan tiang tiang agama itu, agar
kita tidak termasuk sebagai orang yang meruntuhkan agama. Dan karena hal itu
menunjukkan betapa agung dan wajibnya kedudukan sholat di sisi allah. Tak hanya
itu, Allah SWT juga berfirman dalam Q.S Taha ayat 14 :

‫ِاَّنِنْٓي َاَنا ُهّٰللا ٓاَل ِاٰل َه ِآاَّل َاَن۠ا َفاْع ُبْد ِنْۙي َو َاِقِم الَّص ٰل وَة ِلِذ ْك ِر ْي‬
“Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku
dan tegakkanlah shalat untuk mengingat-Ku”.

6
Itu mengartikan bahwa ibadah yang paling utama dalam Islam adalah sholat,
karena apabila telah sempurna sholat seorang hamba, maka sempurnalah amalan
ibadah lainya. Sholat merupakan satu-satunya ibadah yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW tanpa perantara Malaikat Jibril. Dari penjelasan tersebut dapat
kami tarik kesimpulan mendasar tentang definisi Sholat. Sholat adalah proses ibadah,
mendekatkan diri kepada Sang Kholiq, sebagai perwujudan rasa iman dan takwa kita
sebagai seorang hamba-Nya.1

B. Dasar Hukum Sholat


Ibadah sholat merupakan ibadah yang langsung diperintahkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW, untuk disamapaikan dan diajarkan kepada Ummat-
Nya, artinya sholat merupakan ibadah yang sangat penting untuk dilaksanakan.
Mengerjakan Sholat bagi setiap muslim yang sudah baligh hukumnya Fardlu A’in,
artinya tidak dapat diwakilkan dan wajib melaksanakanya selama masih
menghembuskan nafas. Dasar hukum tentang melaksanakan sholat sudah banyak
diterangkan dalam Al-Quran maupun Al-Hadist, berikut ini kami berikan beberapa
contohnya :

‫ َش َهاَد ُة أْن َال ِاٰل َه ِاَّال ُهللا َو َأَّن‬:‫ ُبِنَي اإْل ْس اَل ُم َع َلى َخ ْم ٍس‬: ‫َقاَل الَّنِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫ َو َح ُّج اْلَبْيِت َو َص ْو ُم َر َم َض اَن‬،‫ َو إْيَتاُء الَّز َك اِة‬،‫ َو إَقاُم الَّص اَل ِة‬،‫ُمَحَّم ًدا َر ُسْو ُل ِهللا‬.
Artinya : “ Nabi Muhammad SAW bersabda, Islam dibangun atas lima hal, bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sungguh Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke baitullah, dan puasa Ramadhan. ”
Hadis ini diriwayatkan oleh imam Ahmad, imam Al-Bukhari, imam Muslim, dan
imam At-Tirmidzi dari sahabat Ibnu Umar R.A.

1
Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, Penerjemah, Khairul Amru Harahap
dan Faisal Saleh, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007)

7
Imam An-Nawawi Al-Bantani menjelaskan bahwa kesimpulan dari hadis tersebut
adalah ibadah itu adakalanya ibadah qauli (ucapan), yakni syahadat. Dan adapula
ibadah ghairu qauli (bukan ucapan), yakni ibadah tarki (ibadah yang harus
meninggalkan sesuatu), yakni puasa, ibadah fi’li atau badani’ (ibadah fisik) yakni
shalat, ibadah mali (ibadah materi) yakni zakat, dan ibadah badani wa maali (ibadah
yang terdiri dari fisik dan harta) yakni haji. Allah SWT berfirman dalam Q.S
Al-‘Ankabut ayat 45:

‫ۤا‬ ‫ٰل‬ ‫ٰل َۗة‬


‫ُاْتُل َم ٓا ُاْو ِح َي ِاَلْيَك ِم َن اْلِكٰت ِب َو َاِقِم الَّص و ِاَّن الَّص وَة َتْنٰه ى َع ِن اْلَفْح َش ِء َو اْلُم ْنَك ِر‬
‫َۗو َلِذ ْك ُر ِهّٰللا َاْك َبُر َۗو ُهّٰللا َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعْو َن‬

Artinya : “ Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab Al-Qur’an yang telah diwahyukan


kepadamu dan tegakkanlah Shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan
keji dan mungkar. Sungguh, mengingat shalat itu lebih besar keutamaannya daripada
ibadah yang lain. Allah SWT mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa, sholat mampu menghindarkan kita dari
perbuatan keji dan mungkar. Dalam ayat tersebut berarti jika sholat kita baik, benar
dan khusyuk, hal tersebut membuat nurani kita paham akan segala perintah dan
larangan yang diperintahkan untuk tidak dilakukan. Dan sholat merupakan ibadah
yang paling utama diantara ibadah lainya. Sholat menjadi dasar dan pedoman dari
setiap aktifitas kehidupan manusia. Karena sholat adalah amalan yang pertamakali
akan dihisap di akhirat kelak. Oleh karena itu sholat merupakan ibadah yang mengatur
segala aktifitas baik itu diperintahkan maupun dilarang oleh Allah SWT. Aktifitas
manusia berhubungan dengan Allah sebagai Tuhan penciptannya yang disebut

8
habluminallah sedangkan aktifitas yang berhubungan dengan manusia disebut
habluminannas.2
C. Syarat Dan Rukun Sholat
Sholat merupakan Ibadah yang special, oleh karena itu, sholat memiliki ketentuan-
ketentuan dalam menunaikanya. Seperti halnya kita dalam berjuang untuk
mendapatkan hati seorang yang kita cintai, kita pasti melalui beberapa rintangan dan
syarat yang harus kita penuhi untuk mendapatkan hatinya. Begitu pula dengan sholat
kita harus mematuhi dan menjalani beberapa syarat dan rukun untuk dapat
memperoleh Ridho Allah SWT. Adapun syarat-syarat sholat di bagi menjadi dua yaitu
syarat wajibnya sholat dan syarat sahnya sholat :3
1. Syarat Wajib Sholat
 Muslim atau Islam
Seseorang yang mempunyai agama selain islam tidak di wajibkan untuk
sholat.
 Berakal
Seseorang yang hilang akalnya/gila tidak di wajibkan untuk sholat bahkan
untuk ibadah lainya, dan tidak ada qada apabila ia telah waras dari gilanya.
 Baligh/Dewasa
Tidak di wajibkanya sesoraang anak kecil yang belum baligh untuk
menunaikan sholat, namun jika sudah menginjak umur 7 tahun alangkah
baiknya jika sudah di ajarkan untuk melaksanakan sholat.
 Bersih dari haid dan nifas
Tidak di wajibkanya seorang wanita yang sedang menjalani masa haid dan
nifas untuk sholat sampai mereka bersih dari kedua darah tersebut.
 Sehat Panca Indra
2
Islampedia.id, Pengertian Sholat (Dalil,Tujuan,Dan Hukum), https://islamipedia.id/sholat/pengertian-
sholat-dalil-tujuan-dan-dasar-hukum/, Diakses pada : Sabtu 16 Maret 2024 Pukul 14.00 WIB.

3
Ahmad Mudjab Mahalli, Hadis-hadis Ahkam Riwayat Asy-Syafi'i: Thaharah dan Shalat, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2003.

9
Tidak di wajibkan seseorang yang memiliki gangguan kesehatan panca
indranya, seperti buta, ataupun tuli. Tapi apabila seseorang tersebut mampu
melaksanakan Sholat itu tetap menjadi pahala tersendiri baginya.
2. Syarat Sah Sholat
 Waktunya telah tiba. Sholat tidak di wajibkan untuk di laksanakan sebelum
waktunya tiba, sebagaimana kaum muslimin berijma’ bahwa sholat lima
waktu memiliki waktunya masing-masing yang khusus, dan tidak akan di
terima jika melakukan sholat selain pada waktunya.
 Suci dari hadas besar dan hadas kecil. Seseorang yang mau sholat di
haruskan untuk suci dari hadas kecil maupun hadas besar, yang
menyebabakan tidak diterimanya Sholat.
 Suci badan, tempat, dan pakaian dari najis. Seseorang yang mau sholat di
haruskan untuk suci atau bersih badanya dari najis, begitupun pula dengan
tempat dan pakaian di haruskan untuk bersih dari najis.
 Menutup aurat. Di haruskanya menutup aurat ketika mau melaksanakan
sholat. Cara menutup aurat bisa dengan sesuatu yang dapat menghalangi
terlihatnya warna kulit, aurat laki-laki itu di antara pusar sampai lutut,
sedangkan aurat perempuan ada di seluruh badanya kecuali kedua telapak
tangan dan muka.
 Menghadap kiblat (ka’bah). Sholat tidak bisa di katakan sah apabila tidak
menghadap kiblat (ka’bah). Ahmad Sarwat dalam bukunya mengemukakan
jika sholat tidak mengarah ke kiblat yakni Ka’bah, di kota Makkah, maka
sholatnya tidak sah. 4

4
Sulaiman Rasjid. Fiqih Islam Hukum Fiqih Lengkap, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012.

10
Selanjutnya adalah rukun shalat, merupakan segala perkataan atau perbuatan di
dalam shalat yang apabila tidak di lakukan, maka shalatnya tidak sah. Dalam Mazhab
Imam Syafi’i memaparkan bahwa ada 13 rukun shalat yang harus di pelajari dan di
terapkan. Antara lain :5

1. Niat
2. Berdiri tegak bagi yang mampu
3. Takbiratul ihram
4. Membaca surat Al-Fatihah
5. Ruku’
6. I’tidal
7. Dua kali sujud
8. Duduk di antara dua sujud
9. Duduk tahiyat
10. Membaca tasyahud
11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW
12. Mengucapkan salam (seraya menoleh ke kanan dengan keadaan masih duduk
duduk)
13. Tertib, mengerjakan rukun-rukun itu semua secara tertib

D. Tujuan Dan Hikmah Sholat


Sholat memiliki beberapa tujuan dan hikmah dalam kehidupan, diantaranya
mendekatkan diri kepada Allah SWT, menaati perintah-Nya dan menjauhkan kita dari
perbuatan dosa. Sholat menjadi pedoman dari setiap aktifitas kehidupan manusia,
karena sholat merupakan ibadah yang pertama kali dihisab di akhirat kelak. Berikut
ini kami rangkumkan beberapa tujuan dan hikmah sholat.

5
Imran Efendy Hasibuan, Shalat Dalam Perspektif Fikih dan Tasawuf, (Pekanbaru: CV. Gema Syukran
Press, 2008), cet. ke-2, hal. 84-85.

11
a) Tujuan melaksanakan sholat
 Mendekatkan diri kepada Allah SWT
Sholat adalah sarana untuk mempererat hubungan kita dengan Allah. Melalui
sholat, kita dapat terhubung langsung dengan-Nya, karena tujuan diciptakanya
manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya.
 Menambah keimanan dan taqwa kepada Allah SWT
Sholat dilakukan lima kali sehari. Ini berarti kita memiliki kesempatan untuk
bertobat dan kembali kepada Allah setiap saat. Dalam kesibukan dunia, sholat
memperkuat akidah dan keimanan kita pada Allah SWT.
 Menyucikan Jiwa dan Menjaga Kedamaian
Saat sujud, kita merendahkan diri dan mencium tanah, Ini mengingatkan kita
akan kerendahan kita di hadapan Sang Pencipta. Sholat memberikan
ketenangan lahir dan batin, serta membersihkan jiwa kita.
 Menjaga Diri dari Perbuatan Dosa
Dengan melaksanakan sholat maka kita dapat mencegah perbuatan dosa,
karena sholat membuat kita ingat kepada Allah SWT.

b) Hikmah melaksanakan sholat


 Ketakwaan: Sholat memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT dan
meningkatkan kesadaran akan keberadaan-Nya.
 Kedisiplinan: Sholat mengajarkan kedisiplinan waktu dan rutinitas harian.
 Kesehatan: Gerakan dalam sholat membantu menjaga kesehatan tubuh dan
melancarkan peredaran darah.
 Kesatuan Umat: Sholat berjamaah mempererat ikatan antar-muslim dan
memperkuat persaudaraan.6

E. Macam - Macam Sholat


6
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddqi, pedoman sholat,Semarang, PT Pustaka Rizki Putra, 2006

12
Sholat memiliki 2 jenis yang mendasari kewajiban setiap muslim, yaitu sholat
wajib atau fardhu dan sholat sunah. Sholat fardhu merupakan sholat yang wajib
dikerjakan oleh setiap ummat muslim, sedangkan sholat sunah merupakan sholat yang
dikerjakan atas dasar Nabi pernah menjalankanya, artinya sholat tersebut tidak wajib
tapi yang menjalankanya akan mendapatkan pahala yang berlimpah. Berikut kami
rangkumkan macam-macam jenis sholat.7
a) Sholat Fardhu
 Sholat Subuh
 Sholat Dzuhur
 Sholat Ashar
 Sholat Maghrib
 Sholat Isya’

b) Sholat Sunah
 Sholat Jama’ah
 Sholat ‘Idain ( Sholat di 2 hari raya )
 Sholat Istisqo
 Sholat Tahiyatul Masjid
 dll

F. Waktu Dalam Sholat


Sholat juga memiliki waktu yang berbeda dalam melaksanakanya, seperti sholat
fardhu yang dikerjakan 5 kali dalam sehari semalam. Dan ada juga sholat yang
dikerjakan pada saat situasi khusus, seperti sholat sunah gerhana bulan. Allah SWT
berfirman dalam Q.S An-Nisa ayat 103 :

‫ِاَّن الَّص ٰل وَة َك اَنْت َعَلى اْلُم ْؤ ِمِنَنْي ِكٰت ًبا َّم ْو ُقْو ًتا‬
7
Murthadha, Mutohhari & M. Baqie. 1993. Pengantar Ushul Fiqih & Ushul Fiqhi

13
Artinya : “Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah
ditentukan atas orang-orang mukmin.”

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa waktu dalam melaksanakan sholat sudah
ditentukan oleh Allah SWT, pada setiap waktunya. Jadi dapat kita pahami bahwa
setiap hari kita dapat melaksanakan sholat 5 waktu dari mulai terbit fajar yaitu sholat
subuh, pertengahan siang sholat dzuhur, sampai terbenamya matahari dengan
melaksankan sholat maghrib dan isya’. Dan ada beberapa waktu khusus dalam
mengerjakan sholat sunah, misalnya sholat istisqo, sholat gerhana, dll.

G. Hukum Meninggalkan Sholat


Meninggalkan sholat secara sengaja merupakan sebuah dosa besar, tak ada alasan
bagi setiap muslim tidak melaksanakan sholat. Ibnu Qayyim Al Jauziyah rahimahullah
mengatakan : “ Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu
dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari
dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman
keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah
serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.” Jumhur ulama mengatakan bahwa
meninggalkan sholat hukumya haram dan hal itu dapat menyebabkan seseorang
mendapatkan dosa besar. Sebagaimana disampaikan dalam suatu hadist

‫ِإَّن َبْيَن الَّرُج ِل َو َبْيَن الِّش ْر ِك َو اْلُك ْفِر َتْر ُك الَّص َالِة‬
“Sesungguhnya (pembatas) antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran
adalah meninggalkan shalat." (HR. Muslim, no. 82)

Hadits tersebut menyimpulkan bahwa hukum meninggalkan sholat disamakan dengan


seseorang yang berbuat kesyirikan, yang perbuatan tersebut merupakan suatu
perbuatan yang dibenci dan dilaknat Allah SWT.

BAB III

14
PENUTUP

KESIMPULAN
Jadi setelah kami memaparkan tentang beberapa pokok materi mengenai sholat,
kita tiba saatnya kami menyimpulkan isi makalah ini. Jadi yang dimaksud sholat
adalah proses ibadah, mendekatkan diri kepada Sang Kholiq, sebagai perwujudan rasa
iman dan takwa kita sebagai seorang hamba-Nya. Sholat secara Bahasa berasal dari
kata ‫ َص اَل ة‬yang artinya .doa
Mengerjakan Sholat bagi setiap muslim yang sudah baligh hukumnya Fardlu A’in,
artinya wajib dan tidak dapat diwakilkan, hukum tentang melaksanakan Sholat sudah
banyak diterangkan dalam Al-Quran maupun Al-Hadist. Sholat memiliki beberapa
rukun dari mulai niat hingga salam serta dilakukan secara tertib. Syarat sah dan wajib
melaksanakan sholat diantaranya adalah seorang muslim yang sudah baligh, suci dari
hadast kecil maupun besar, dan paham terhadap rukun melaksanakan sholat. Sholat
memiliki banyak manfaat dalam kehidupan diantaranya Sholat memperkuat hubungan
kita dengan Allah SWT dan meningkatkan kesadaran kita sebagai seorang muslim.
Sholat terdiri dari 2 macam, yaitu sholat wajib atau fardhu dan sholat sunah, keduanya
memiliki waktu pelaksanaan yang berbeda sesuai waktu yang telah ditentukan oleh
Allah SWT. Dan terakhir hukum bagi orang yang meninggalkan sholat merupakan
haram, tetapi masih belum bisa dikatakan seorang itu kafir saat meninggalakan sholat.

DAFTAR PUSTAKA

15
Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, Penerjemah, Khairul
Amru Harahap dan Faisal Saleh, Jakarta, Pustaka Azzam, 2007.

Islampedia.id, Pengertian Sholat Dalil, Tujuan, Dan Hukum,


https://islamipedia.id/sholat/pengertian-sholat-dalil-tujuan-dan-dasar-hukum/.
Diakses pada : Sabtu 16 Maret 2024 Pukul 14.00 WIB.

Ahmad Mudjab Mahalli, Hadis-hadis Ahkam Riwayat Asy-Syafi'I, Thaharah dan


Shalat, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam Hukum Fiqih Lengkap, Bandung, Sinar Baru
Algensindo, 2012.
Imran Efendy Hasibuan, Shalat Dalam Perspektif Fikih dan Tasawuf, (Pekanbaru:
CV. Gema Syukran Press, 2008), cet. ke-2, hal. 84-85.

Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddqi, pedoman sholat,Semarang, PT Pustaka


Rizki Putra, 2006

Murthadha, Mutohhari & M. Baqie. 1993. Pengantar Ushul Fiqih & Ushul Fiqhi

Muhammad Abduh Tuasikal, Hukum Meninggalkan Sholat, Buletin Muslim Id, At


Tauhid edisi V/21

16

Anda mungkin juga menyukai