Anda di halaman 1dari 20

- Mata Kuliah Psikologi Kebidanan

- Program Studi Program Studi Pada STIK Bina


Husada (PSKB).
- Beban Studi 2 (Dua) SKS.
- Dosen Pengempu
Illustri,S.Psi.,M.kes
Bahan Kajian
- Di Himpun Oleh mhs Wayan Widya Ariantika
KESIMPULAN YANG DAPAT DI AMBIL DARI ARTIKEL DI ATAS
YAITU:

Menurut Scheier, Carver, dan Bridges optimisme didefinisikan sebagai


kecenderungan individu tentang ekspektasi atau pengharapan positif di masa
depan.
1. Menurut Schulman dalam Gillham, Shatte, Reivich, & Seligman,
seseorang yang optimis akan cenderung terkait dengan prestasi akademik
yang tinggi di perguruan tinggi tinggi, dan meningkatkan produktifitas
kerja.
2. Orang yang optimis juga lebih memiliki keyakinan tentang 135 Sugiarti A
Musabiq dan Eko Aditya Meinarno, Optimisme sebagai Prediktor
Psikologis pada Mahasiswa Kebidanan masa depan yang membawa
mereka untuk melanjutkan upaya menuju tujuan yang diharapkan
walaupun dalam pencapaiannya terdapat beberapa kesulitan .
3. Melihat adanya pengaruh positif dari optimisme pada kehidupan, maka
penting bagi seorang individu untuk memiliki optimisme.

Salah satu kelompok individu yang dirasa penting untuk memiliki optimisme
dan menjadi sorotan dalam penelitian ini adalah mahasiswa kebidanan.Oleh
karena itu, optimisme sebagai konstruk psikologi yang memiliki pengaruh positif
pada kehidupan individu penting untuk dimiliki kebidanan siswa guna mengatasi
hambatan-hambatan dalam dunia kebidanan.

Oleh karena itu, perlu adanya penelitian untuk mengetahui seberapa besar
peran optimisme dalam mempengaruhi aspek-aspek lain pada diri mahasiswa
kebidanan yang juga berkontribusi membantu mahasiswa keluar dari
permasalahan yang ada pada bidan profesinya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang akan dijawab melalui
penelitian ini adalah "Apakah terdapat hubungan antara optimisme dan harga diri,
efikasi diri keputusan karir (CDSE), hardiness, dan resiliensi pada mahasiswa
program Diploma III kebidanan?" Self-harga diri Aspinwall dan Taylor
menjelaskan bahwa harga diri mampu meningkatkan motivasi dan keseluruhan
berkaitan dengan tingkat kegigihan atau ketekunan yang mengarah pada tujuan.10
Beberapa penelitian sebelumnya juga menyebutkan bahwa optimisme dan harga
diri secara signifikan mengurangi positif antara 0.48 sampai 0.67 pada siswa
tingkat akhir maupun siswa baru.11 Seligman dalam Gillham, Shatte, Reivich, &
Seligman juga menjelaskan bahwa munculnya optimisme pada diri individu
tergantung dari explanatory style atau cara seorang individu menjelaskan
peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka.12 Seligman13 berpendapat bahwa
ternyata explanatory style yang mempengaruhi optimisme kemunculannya
terbentuk berdasarkan cara pandang 136 Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.

Career Decision Self-Efficacy (CDSE) Keyakinan seseorang akan kemampuan


yang dimilikinya (self-efisiensi) merupakan penyebab kausal yang mempengaruhi
secara langsung tujuan dan tindakan dalam pemilihan karir meliputi keputusan
karir (career Decision), disebut juga efikasi diri pengambilan keputusan karir
(CDSE).15 Scheier dan Carver mengatakan bahwa ekspektasi positif terhadap
hasil yang akan dicapai, diharapkan berjalan seiringan dengan keyakinan dalam
usaha yang dilakukan secara terus menerus untuk mempertahankan dan
menyokong harapan positif yang dimiliki.16 Kuatnya keterkaitan kedua faktor ini
terbukti dalam penelitian Creed, Patto , dan Bartrum, yang menemukan bahwa
siswa yang memiliki tingkat optimisme tinggi, memiliki perencanaan dan
eksplorasi karir yang tinggi, lebih mampu dalam menentukan keputusan karir dan
lebih memiliki tujuan karir.17 Hardiness Dalam menghadapi berbagai tekanan
dalam hidup dibutuhkan sifat optimis dan tangguh (hardy) dalam diri setiap
individu.

Resiliensi didefinisikan sebagai kemampuan individu dalam mengatasi stres


dan kesulitan seperti keadaan normal sebelumnya tanpa adanya perasaan negatif
yang dirasakan oleh individu tersebut.22 Resiliensi juga penting dimiliki karena
bermanfaat untuk menghadapi, mengatasi, dan memperkuat diri individu dalam
mengatasi kesulitan yang terjadi dalam hidup agar tetap dapat menjalankan fungsi
sosial dan pribadi dengan efektif.23 Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
meminimalkan dampak stres yang dirasakan oleh individu, khususnya mahasiswa
pogram Diploma III Kebidanan adalah memiliki optimisme dan resiliensi dalam
diri individu. Optimisme dan resiliensi mampu membantu individu untuk
menghadapi situasi yang menyulitkan dirinya dan memiliki ekspektasi yang
positif untuk masa depan
KESIMPULAN YANG DAPAT DI AMBIL DARI ARTIKEL DI ATAS
YAITU:

Selain faktor lingkungan dan sosial, faktor biologi juga berperan dalam
pengendalian rasa cemas pada ibu hamil.Hormon endorfin adalah hormon yang
dilepaskan saat manusia merasa senang dan mampu memberikan efek nyaman
serta mengurangi rasa sakit.
Metode yang digunakan untuk memperoleh data pada analisis penelitian ini
adalah observasi dan kuesioner, sedangkan dilakukan dengan deksriptif
kualitatif.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa kenyamanan psikologis pada ruang
bersalin dipengaruhi oleh warna, pencahayaan, tata ruang dan sirkulasi,
pemilihan furnitur, serta penghawaan.
Permasalahan psikologis yang parah seperti kecemasan selama kehamilan,
ketakutan melahirkan dan kecemasan setelah melahirkan, berkaitan dengan
paparan permasalahan kebidanan mengenai pencapaian neonatal yang buruk
pada bayi dan ibu.
Penelitian ini diharapkan mampu menemukan standar interior ruangan yang
secara visual menyenangkan bagi pasien sehingga dapat menjadi masukan
mengenai desain rumah ideal bersalin yang mampu menjamin kenyamanan
psikologis pasiennya.
Rumah Sakit Bersalin Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
rumah sakit bersalin adalah rumah sakit yang secara spesifik memberikan
pelayanan kepada ibu hamil, ibu yang akan melahirkan serta menangani
permasalahan kesehatan anak-anak berusia di bawah lima tahun.
Fungsi Fasilitas Kebidanan Rumah sakit adalah fasilitas penyedia layanan
kesehatan, yaitu medis umum dan spesialis, pelayanan medis, pelayanan
instansi, pelayanan rawat inap, dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatannya.
Proses ini diawali dengan kontraksi yang menyebabkan perubahan bentuk
serviks dan berakhir ditandai dengan keluarnya plasenta. Sedangkan persalinan
menurut Saifuddin (2001), adalah proses keluarnya janin yang terjadi pada
waktu yang mencukupi yaitu 37 minggu sampai dengan 42 minggu, proses
persalinan terjadi secara spontan ditandai dengan munculnya bagian belakang
kepala bayi dan berlangsung sekitar 18 jam tanpa memberikan komplikasi pada
ibu maupun bayi.
Psikologis Sebagai Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan Perubahan
psikologis lebih sering dialami oleh wanita dengan kehamilan pertama kali.
Dalam bahasa Inggris, dikutip dari Cambridge Dictionary Online, nyaman atau
comfort (ˈkəmfərt) didefinisikan sebagai perasaan menyenangkan saat rileks dan
bebas dari rasa sakit dan dapat juga diartikan sebagai keadaan merasa lebih baik
setelah merasa sedih atau khawatir, atau sesuatu yang membuat Anda merasa
lebih baik dengan cara ini, Maka dari itu, sulit untuk mendefinisikan
kenyamanan, Tidak ada pengukuran yang pasti terkait kenyamanan karena
respon yang dihasilkan tiap individu berbeda-beda.Dari jenis-jenis rangsangan
ini kemudian mengisi beberapa elemen ruang dalam yang mempengaruhi
psikologis ibu hamil.

Anda mungkin juga menyukai