Dosen Pengampu :
Drs. Masrur. M.pd.I
Kel
ompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Ittiba’.................................................................................................................3
B. Taqlid dan Tafliq...............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi umat muslim, mempelajari ilmu fiqih hukumnya adalah wajib
meskipun banyak yang menyadari akan hal tersebut. Ushul fiqh adalah salah
dasar hukum asal fiqh. Tentu saja, dalil-dalil tersebut akan bersumber dari
Dalam Ushul Fiqih ini, salah satu yang termasuk dalam ruang
oleh umat muslim. Sementara dua lainnya adalah taqlid dan talfiq. Mengingat
bahwa ilmu tersebut akan menjadikan kita sebagai hamba Allah SWT yang
mengikuti ajaran-Nya secara benar. Lalu sebenarnya, apa sih ittiba’ itu.
yaitu mengenai Ittiba’, Taqlid dan Talfiq. Dengan memahami latar belakang
diatas, kita dapat mengetahui Ilmu Ushul Fiqh dalam konteks “Ittiba’, Taqlid
dan Talfiq”
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1
2
PEMBAHASAN
A. ITTIBA’
1. Pengertian Ittiba’
bahasa Indonesia serapan yaitu iti.bak diartikan sebagai kata kerja yang
Bahasa Arab Al Munawwir kata ‚ittiba’ ‛ berasal dari kata – تبعب- تبع
dan Tbah.2
(kata bentukan) dari kata ittaba’a (عKK ) اتبyang berarti mengikuti. Ada
jejaknya dan mengiringinya. Dan kata ini berkisar pada makna menyusul,
seseorang baik itu ulama atau yang lainnya dengan didasari pengetahuan
mengatakan : “setiap orang yang engkau ikuti dengan hujjah dan dalil
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat bahasa (Jakarta:
Gramedia,2008), hal. 553
2
Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia (Surabaya:Pustaka
Progressif,1997), hal. 128
3
Ibnu Katsir
bersumber dari Rasulullah dan para sahabatnya atau yang berasal dari
para tabi’in, tetapi ittiba’ pada yang terakhir bukan sebagai kewajiban
3
Ibnu Manzhur, Lisanul Arab, ( Beirut :Dār, al-shadīr) jilid iv, hal. 350
4
Deri Adlis, Ushul Fiqh Ijtihad, Taqlid, Ittiba. 2010, http://deriaadlis.blogspot.com. (diunduh 26
Maret 2024)
4
meninggal larangannya.
Al-Badani
dari ittiba’ ini dapat disimpulkan bahwa ittiba’ adalah upaya umat
saja tanpa adanya alasan agama, melainkan terdapat dasar hukum yang
bersumber dari kitab suci Al-Quran. Nah, berikut adalah beberapa dasar
hukum akan pelaksanaan ittiba’ bagi umat muslim yang mana memang
ٱَّتِبُعو۟ا َم ٓا ُأنِز َل ِإَلْيُك م ِّم ن َّرِّبُك ْم َو اَل َتَّتِبُعو۟ا ِم ن ُدوِنِهٓۦ َأْو ِلَيٓاَء ۗ َقِلياًل َّم ا َتَذَّك ُروَن
Artinya :
“Ikuti apa yang dirutunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah
kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain Nya. Amat sedikitlah kamu
mengambil pelajaran (daripadanya)”
ُقْل ِإن ُك نُتْم ُتِح ُّبوَن ٱَهَّلل َفٱَّتِبُعوِنى ُيْح ِبْبُك ُم ٱُهَّلل َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَبُك ْم ۗ َو ٱُهَّلل َغ ُفوٌر َّر ِح يٌم
Artinya:
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
5
Azharaziz, Persoalan Tentang ijtihad, Ittiba, Taqlid, 2010 http://azharazizblog.blogspot.com. ( 24
Maret 2024)
6
َو َم ٓا َأْر َس ْلَنا ِم ن َقْبِلَك ِإاَّل ِر َج ااًل ُّنوِح ٓى ِإَلْيِه ْم ۚ َفْس َٔـُلٓو ۟ا َأْهَل ٱلِّذْك ِر ِإن ُك نُتْم اَل َتْع َلُم وَن
Artinya:
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang
yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”
َو ٱُهَّلل ُيِريُد َأن َيُتوَب َع َلْيُك ْم َو ُيِر يُد ٱَّلِذ يَن َيَّتِبُعوَن ٱلَّش َهَٰو ِت َأن َتِم يُلو۟ا َم ْياًل َع ِظ يًم ا
Artinya:
“Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang
mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-
jauhnya (dari kebenaran).”
َلْو َك اَن َع َر ًضا َقِريًبا َو َس َفًرا َقاِص ًدا ٱَّلَّتَبُعوَك َو َٰل ِكۢن َبُعَد ْت َع َلْيِهُم ٱلُّشَّقُةۚ َو َسَيْح ِلُفوَن ِبٱِهَّلل َلِو ٱْسَتَطْعَنا
َلَخ َر ْج َنا َم َع ُك ْم ُيْهِلُك وَن َأنُفَس ُهْم َو ٱُهَّلل َيْع َلُم ِإَّنُهْم َلَٰك ِذ ُبوَن
Artinya:
“Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah
diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka
mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka.
Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah: “Jikalau kami sanggup
tentulah kami berangkat bersama-sama mu”. Mereka membinasakan diri
mereka sendiri dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka
benar-benar orang-orang yang berdusta.”
Kewajiban untuk mengikuti-Nya itu adalah sesuatu yang wajib dan tidak
7
Al-Quran yang membahas mengenai kewajiban ittiba’ ini, sebut saja ada
pada surah Yunus yang diungkapkan sebanyak enam kali terutama pada
ayat 15, kemudian ada juga surah Hud yang diungkapkan sebanyak lima
Taqlid dari segi bahasa berasal dari kata qiladah yaitu yuqallidu ghairahu
biha (mengikuti pendapat orang lain). Dan dari segi istilah berarti mengikuti
pendapat orang lain (qail) dan tidak mengetahui hujjahnya atau dalilnya
(Hakim, tanpa tahun). Atau dengan pengertian lain taqlid berarti mengambil
Hanifah yaitu tidak membaca al-Fatihah bagi makmum ketika sholat, tanpa
Pengertian yang senada dengan ini juga diutarakan oleh: Al-Kamal Ibn
Imam AlHaramain dalam mazhab Syafi'I). Maksud dari pengertian ini adalah:
imam dalam semua urusan agama, sehingga dia meyakini bahwa yang
diharamkan oleh sang imam adalah haram, yang diwajibkan adalah wajib,
dan yang dimubahkan adalah mubah tanpa mengetahui dalilnya sama sekali,
6
anusi Ahmad, Sohari, Ushul Fiqh (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), hlm., 239
8
mengikuti secara taqlid tata cara berbagai madzhab, sehingga dalam satu
mendefinisakan Talfiq dengan melakukan suatu amalan dengan tata cara yang
Dalam masalah ini disyaratkan dua hal yaitu mengikuti pendapat dengan
permasalahan. Dan terkait dengan permaslahan talfiq ini, ulama fiqh juga
madzhab yang paling mudah dan ringan. Dalam istilah seperti ini disebut
tiga helai rambut. Setelah berwudhu orang tersebut bersentuhan kulit dengan
7
Rasyid Arsjad, Jurnal Studi Keislaman “Talfiq dalam Pelaksanaan Ibadah dalam Perspektif
Empat Mahdzab” Volume 1, (Juni 2015: Cendekia), hlm. 63
9
setelah berwudhu orang tersebut mengambil pendapat Imam Abu Hanifah dan
kulit tersebut tidak membatalkan wudhu. Dalam kasus ini, pada amalan
dan pendapat Imam Abu Hanifah. Dampaknya adalah amalan itu tidak dinilai
dengan kitab Allah dan Hadits maka tinggalkanlah pendapatku.” Dan Imam
Malik berkata, “Semua kita menolak dan ditolak pendapanya kecuali pemilik
kuburan ini yaitu Nabi Muhammad SAW.” Sejalan dengan pernyataan ini
dengan membawa seikat kayu dan ada seekor ular yang mematuknya
Malik, Tsaury dan Auza’y tapi ambillah dari sumber (mana) mereka
menginginkan umat ini untuk meneliti pendapat yang mereka fatwakan dan
tidak serta merta menerima pendapat mereka tanpa usaha untuk mengkritisi
pendapat itu. Di sini letak kelemahan umat islam yang terkadang fanatik pada
10
salah satu madzhab tanpa dibarengi dengan usaha untuk meneliti pendapat
hukum mereka jauh lebih layak dibanding manusia pada umumnya. Akan
lebih baik dan bijak jika kita tetap melakukan ijtihad terhadap masalah-
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ittiba’ adalah mengambil atau menerima perkataan seorang fakih atau
Secara Bahasa Talfiq berarti melipat antara yang satu dengan yang lain
B. Saran
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan
DAFTAR PUSTAKA