Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM STATUS GIZI

GIZI TERAPAN
SEMESTER 119

Anggota Kelompok :
Nabilatuz Zahra_1514622042
Naurah qurratul islam_1514622045
Anindya Indriani_1514622064
Mohammad Farhan_1514622058
Nur’Azmi Ihsan Zikri 1514622033

Tim Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dr. Nur Riska, S.Pd., M.Si.
Dr. Rusilanti, M.Si

PENDIDIKAN VOKASIONAL SENI KULINER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya, yang telah melimpahkan berkah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
ini tepat waktu.

Laporan ini disusun sebagai bagian dari tugas mata kuliah Gizi Terapan, dengan tujuan
untuk memperluas wawasan kami serta memberikan manfaat bagi para pembaca yang
berminat dalam bidang gizi.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Nur Riska,
S.Pd., M.Si. dan Ibu Dr. Rusilanti, M.Si. selaku dosen mata kuliah Gizi Terapan, atas
bimbingan, ilmu, dan pengarahan yang telah diberikan kepada kami.

Tak lupa, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman yang
telah memberikan dukungan dan kontribusi dalam penyelesaian laporan ini.

Kami sadar bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan laporan di masa
mendatang.

Akhir kata, kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi
pembaca yang tertarik dalam bidang gizi.

Jakarta, 25 November 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ I


DAFTAR ISI .................................................................................................................... II
BAB I .............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
Latar Belakang.......................................................................................................... 1
Tujuan....................................................................................................................... 1
Kegunaan ................................................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................................. 2
KAJIAN TEORI ............................................................................................................... 2
Pengertian Penilaian Status Gizi .............................................................................. 2
Klasifikasi Status Gizi ............................................................................................... 3
Macam-Macam Metode Penilaian Status Gizi .......................................................... 4
BAB III ............................................................................................................................ 6
METODE PRAKTIKUM .................................................................................................. 6
Tempat dan Waktu ................................................................................................... 6
Jumlah Sampel atau Responden .............................................................................. 6
Bahan dan Alat ......................................................................................................... 6
Metode Penilaian Status Gizi .................................................................................... 6
Instrumen Praktikum ................................................................................................. 6
Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 8
Teknik Analisis Data ................................................................................................. 8
BAB IV ............................................................................................................................ 9
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................................... 9
Hasil Praktikum ......................................................................................................... 9
Pembahasan........................................................................................................... 12
BAB V ........................................................................................................................... 14
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 14
Kesimpulan ............................................................................................................. 14
Saran: ..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 16

II
III
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Penilaian status gizi merupakan proses penting dalam menentukan keadaan gizi
individu atau kelompok. Metode penilaian ini melibatkan pengukuran antropometri,
asupan makanan, dan status biokimia. Indikator yang digunakan dalam klasifikasi
status gizi antara lain indeks massa tubuh (IMT), lingkar lengan atas (LLA), dan tinggi
badan menurut umur.

Penilaian status gizi dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan dan alat seperti
timbangan, pengukur tinggi badan, pengukur lingkar lengan atas, kalkulator, dan alat
pengambilan sampel darah. Metode penilaian meliputi pengukuran antropometri,
wawancara asupan makanan, dan pemeriksaan status biokimia. Instrumen praktikum
yang digunakan termasuk lembar observasi, kuesioner, dan alat ukur antropometri.

Data penilaian status gizi dikumpulkan melalui wawancara, pengukuran antropometri,


dan pengambilan sampel darah. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik
analisis deskriptif dan inferensial. Hasil penilaian digunakan untuk mengevaluasi
keadaan gizi individu atau kelompok, serta merencanakan menu makanan yang sesuai
dengan kebutuhan gizi. Rancangan menu ini harus memperhatikan ketersediaan dan
keamanan pangan, serta kebutuhan gizi individu atau kelompok.

Tujuan
1. Mengetahui kebutuhan nutrisi dan status gizi individu atau kelompok.
2. Merencanakan menu makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan gizi.
3. Mencegah dan mengatasi masalah gizi.
4. Meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan individu atau kelompok.

Kegunaan
1. Mengidentifikasi masalah gizi di masyarakat.
2. Dasar untuk merencanakan program gizi yang efektif.
3. Menilai efektivitas intervensi gizi yang telah dilakukan.
4. Pemantauan kesehatan masyarakat:

1
BAB II
KAJIAN TEORI

Pengertian Penilaian Status Gizi


Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat
dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih
(Almatsier, 2005).

Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh
dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau
individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih (Hartriyanti dan
Triyanti, 2007). Penilaian status gizi terdiri dari dua jenis, yaitu :

Berikut adalah beberapa konsep utama dalam pengertian penilaian status gizi:

1. Identifikasi Masalah Gizi:

Penilaian status gizi bertujuan untuk mengidentifikasi masalah gizi yang mungkin
dihadapi oleh individu atau kelompok populasi. Ini termasuk kekurangan energi,
kekurangan protein, kekurangan vitamin dan mineral, atau kelebihan nutrisi.

2. Data Antropometri:

Salah satu aspek penting dari penilaian status gizi adalah pengukuran
antropometri, seperti berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas. Data ini
membantu menilai pertumbuhan, status kelebihan berat badan atau kekurangan
berat badan, serta distribusi lemak tubuh.

3. Analisis Konsumsi Makanan:

Penilaian melibatkan evaluasi pola makan dan asupan nutrisi. Ini melibatkan
analisis konsumsi makanan harian untuk memastikan individu mendapatkan
nutrisi yang cukup dari berbagai kelompok makanan.

4. Pemeriksaan Kesehatan:

Evaluasi status kesehatan umum juga merupakan bagian dari penilaian status
gizi. Penyakit atau kondisi tertentu dapat mempengaruhi penyerapan atau
kebutuhan nutrisi, sehingga pemeriksaan kesehatan menjadi penting.

5. Pengukuran Biokimia:

2
Pemeriksaan laboratorium untuk mengukur parameter biokimia, seperti kadar
gula darah, kolesterol, kadar zat besi, dan vitamin tertentu, dapat memberikan
gambaran lebih rinci tentang status gizi seseorang.

6. Penilaian Klinis:

Pemeriksaan klinis oleh profesional kesehatan juga dapat memberikan informasi


penting tentang status gizi. Ini termasuk pemeriksaan mata, kulit, rambut, dan
tanda-tanda lain yang dapat mengindikasikan masalah gizi.

7. Monitoring dan Evaluasi:

Proses penilaian status gizi dapat melibatkan langkah-langkah pemantauan dan


evaluasi secara berkala untuk mengidentifikasi perubahan dan mengukur
efektivitas intervensi nutrisi.

8. Pengembangan Rencana Intervensi:

Berdasarkan hasil penilaian, rencana intervensi nutrisi dapat dikembangkan


untuk meningkatkan status gizi. Ini dapat mencakup perubahan dalam pola
makan, suplementasi, atau intervensi medis lainnya.

Penilaian status gizi sangat penting untuk mendukung perencanaan dan pelaksanaan
program gizi serta memberikan panduan bagi perawatan individu. Hal ini membantu
mencegah masalah kesehatan yang terkait dengan gizi dan meningkatkan kualitas
hidup.

Klasifikasi Status Gizi


1) Gizi Baik (Well Nourished) Status gizi dapat dikatakan baik apabila nilai indeks
massa tubuh seseorang mencapai 18,5 – 25,0 𝐾𝑔𝑀2. Status gizi dapat baik
apabila asupan gizi harus seimbang dengan kebutuhan gizi seseorang yang
bersangkutan. Kebutuhan gizi ditentukan oleh: kebutuhan gizi basal, aktivitas,
keadaan fisiologis tertentu, misalnya dalam keadaan sakit (Ariani, 2017).
2) Gizi Kurang (Under Weight) Status gizi dapat dikatakan kurang apabila nilai
indeks massa tubuh seseorang mencapai <18,5 𝐾𝑔𝑀2. Status gizi kurang
merupakan keadaan tidak sehat (patologis) yang timbul karena tidak cukup
makan atau konsumsi energy dan protein kurang selama jangka waktu tertentu
(Ariani, 2017).
3) Gizi Lebih (Over Weight) Status gizi dapat dikatakan lebih (gemuk) apabila nilai
indeks massa tubuh seseorang mencapai 25,1 – 27, 0 𝐾𝑔𝑀2. Status gizi lebih
apabila keadaan patologis (tidak sehat) yang disebabkan kebanyakan makan
(Ariani, 2017).

3
4) Obesitas Status gizi dikatakan lebih (obesitas) apabila nilai indeks massa tubuh
seseorang mencapai >27,0 𝐾𝑔/𝑀2. Kegemukan (obesitas) merupakan tanda
pertama yang dapat dilihat dari keadaan gizi lebih. Obesitas yang berkelanjutan
akan mengakibatkan berbagai penyakit antara lain: diabetes mellitus, tekanan
darah tinggi dan lain-lain (Ariani, 2017).
Macam-Macam Metode Penilaian Status Gizi

Metode penilaian status gizi dan klasifikasi status gizi digunakan untuk mengevaluasi
keadaan nutrisi seseorang atau kelompok. Penilaian ini melibatkan pengukuran
berbagai parameter yang mencerminkan keadaan gizi seseorang, seperti tinggi badan,
berat badan, lingkar lengan atas (LILA), dan lainnya.

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai macam-macam metode penilaian status


gizi dan klasifikasi status gizi:

1. Pengukuran Antropometri:
● Tinggi Badan: Pengukuran tinggi badan digunakan untuk menilai
pertumbuhan anak-anak dan status gizi umum. Rendahnya tinggi badan
dapat menjadi indikator kurangnya nutrisi atau gangguan pertumbuhan.
● Berat Badan: Pengukuran berat badan adalah parameter yang paling
umum digunakan dalam penilaian gizi. Berat badan ideal dibandingkan
dengan tinggi badan untuk menentukan status gizi.
2. Indeks Massa Tubuh (IMT):
● IMT adalah rasio berat badan terhadap tinggi badan. Metode ini
digunakan untuk mengklasifikasikan individu ke dalam kategori berat
badan kurang, normal, overweight, atau obesitas.
3. Lingkar Lengan Atas (LILA):
● Pengukuran LILA memberikan gambaran tentang jumlah jaringan otot dan
lemak di area lengan atas. Khususnya, LILA digunakan untuk menilai
status gizi anak-anak di bawah usia lima tahun.
4. Pengukuran Lingkar Kepala (Lingkar Kepala):
● Lingkar kepala sering digunakan untuk menilai pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan anak-anak. Perubahan signifikan dalam lingkar
kepala dapat menunjukkan masalah gizi atau kesehatan lainnya.
5. Analisis Bioimpendansi Listrik (BIA):
● BIA digunakan untuk mengukur komposisi tubuh, yaitu jumlah lemak dan
massa otot. Metode ini memberikan informasi lebih rinci tentang distribusi
lemak dan massa otot dalam tubuh.
6. Pemeriksaan Laboratorium:

4
● Pemeriksaan darah dan urin dapat memberikan indikasi tingkat nutrisi
tertentu, seperti kadar zat gizi (misalnya, besi, vitamin D) atau tanda-tanda
defisiensi nutrisi.
7. Penilaian Diet:
● Penggunaan kuesioner atau catatan makanan untuk menilai asupan
nutrisi harian. Penilaian ini membantu melihat apakah seseorang
mendapatkan nutrisi yang cukup dari berbagai kelompok makanan.
8. Klasifikasi Status Gizi:
● Klasifikasi status gizi mengelompokkan individu ke dalam kategori
berbeda, seperti gizi baik, gizi kurang, atau gizi lebih. Kriteria yang
digunakan untuk klasifikasi ini dapat bervariasi sesuai dengan parameter
yang diukur.

Penting untuk dicatat bahwa penilaian status gizi dan klasifikasi status gizi harus
dilakukan oleh profesional kesehatan yang terlatih untuk memastikan keakuratan dan
interpretasi yang benar. Selain itu, penilaian ini harus dipertimbangkan bersama dengan
informasi klinis dan medis lainnya untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang
keadaan gizi seseorang.

5
BAB III
METODE PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu


Tempat: Beranda Resto, Universitas Negeri Jakarta
Hari/tanggal: Selasa, 14 November 2023
Pukul: 13.00 WIB

Jumlah Sampel atau Responden


Jumlah responden hanya 1 (satu) orang yaitu salah satu anggota dari masing masing
kelompok.

Bahan dan Alat


Bahan dan alat yang dipakai saat praktikum pengambilan sampel yaitu :
● 1 strip check kolesterol
● 1 strip check gula darah
● 1 strip check asam urat
● 1 easy touch gula darah
● 1 easy touch kolesterol
● 1 easy touch asam urat
● Sepasang sarung tangan karet
● 1 jarum suntik
● 1 pen suntik
● 2 kapas
● 1 timbangan

Metode Penilaian Status Gizi


Metode penilaian status gizi yang digunakkan adalah penilaian antropometri dan
biokimia.Penilaian antropometri digunakkan karena penilaian antropometri merupakan
salah satu cara penilaian status gizi yang berhubungan ukuran tubuh yang disesuaikan
dengan umur dan tingkat gizi seseorang.Salah satu contoh dari penilaian antropometri
adalah indeks massa tubuh (IMT).Dan penilaian biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan
tubuh.Salah satu contoh dari penilaian biokimia adalah pengambilan sampel darah lalu
diperiksa menggunakan easy touch.

Instrumen Praktikum
Instrumen praktikum untuk penilaian status gizi seringkali melibatkan serangkaian
langkah dan alat pengukuran yang digunakan oleh mahasiswa atau peserta praktikum
untuk mengevaluasi keadaan gizi seseorang.

6
Berikut adalah contoh instrumen praktikum penilaian status gizi yang dapat digunakan:

1. Kuesioner Asupan Makanan

Desain kuesioner untuk mencatat dan mengevaluasi asupan makanan sehari-


hari peserta. Ini dapat mencakup pertanyaan tentang jenis makanan yang
dikonsumsi, frekuensi makan, dan jumlah porsi.

2. Pengukuran Antropometri

Instrumen ini melibatkan penggunaan alat pengukur seperti penggaris, pengukur


berat badan, dan pengukur lingkar lengan atas. Peserta akan mengukur tinggi
badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan mungkin parameter antropometri
lainnya pada rekan-rekan mereka.

3. Pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT)

Instrumen ini memerlukan kalkulator atau formula IMT, dan peserta akan
mengukur berat badan dan tinggi badan, kemudian menghitung IMT dengan
menggunakan rumus yang diberikan.

4. Analisis Bioimpendansi Listrik (BIA)

Jika peralatan BIA tersedia, peserta dapat menggunakan alat ini untuk mengukur
komposisi tubuh. Mereka akan belajar cara menggunakan alat dan mengevaluasi
hasilnya.

5. Pengukuran Lingkar Kepala dan Lingkar Pinggang

Instrumen ini melibatkan pengukuran lingkar kepala dan pinggang menggunakan


pita pengukur. Peserta dapat mencatat hasil pengukuran ini.

6. Pemeriksaan Klinis dan Observasi

Peserta dapat mengamati dan mencatat tanda-tanda klinis status gizi, seperti
kondisi kulit, rambut, dan kuku, serta tanda-tanda defisiensi nutrisi.

7. Penggunaan Kalkulator Nutrisi

Jika penilaian melibatkan perhitungan kebutuhan nutrisi atau analisis makanan,


peserta dapat menggunakan kalkulator nutrisi atau perangkat lunak khusus
untuk tujuan tersebut.

7
8. Penyusunan Rencana Diet

Instrumen ini dapat meminta peserta untuk menyusun rencana diet berdasarkan
kebutuhan nutrisi dan kondisi kesehatan tertentu. Ini melibatkan pengetahuan
tentang nilai gizi makanan dan kebutuhan individu.

Instrumen praktikum ini disusun agar peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan


teoritis mereka tentang penilaian status gizi ke dalam konteks praktis. Selain itu,
instrumen ini membantu peserta untuk mengembangkan keterampilan pengukuran,
analisis data, dan penyusunan rekomendasi gizi.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan pada praktikum yaitu pengambilan sampel
dari pasien lalu diobservasi dan diklasifikasikan.

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang dipakai adalah data yang didapatkan dari
pasien,diklasifikasikan kedalam kategori data status gizi yang sesuai.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Praktikum

9
a. Identitas responden
Nama : Nur Azmi Ihsan Zikri
Umur: 19 Tahun
Berat: 82.7 kg
Tinggi: 183 cm

b. BMI

Berdasarkan hasil IMT Azmi yang dihitung dengan rumus diatas adalah 24,7, maka
Azmi dikategorikan berat badan normal sesuai dengan data klasifikasi IMT dari foto
berikut:

10
c. Hasil tensi darah

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada Azmi didapatkan bahwa tekanan darah
Azmi adalah 119/ 79 mmHg. Maka tekanan darah Azmi termasuk rendah dengan 119
merupakan merupakan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik 79. Sebab,
tekanan darah normal untuk semua remaja, dewasa, dan orang dewasa yang lebih tua
adalah 120-130 mmHg untuk sistolik dan 80-85 mmHg untuk diastolik.

d. Hasil pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat

● Kadar gula darah Azmi yaitu 90 mg/ dL. Maka dapat dikatakan kadar gula darah
Azmi adalah normal, sebab hasil menunjukan kurang dari 110-140 mg/ dL.
● Kadar kolesterol Azmi yaitu 112 mg/ dL. Maka dapat dikatakan bahwa kadar
kolesterol Azmi adalah normal, sebab hasil menunjukan kurang dari 200 mg/ dL.
● Kadar asam urat Azmi yaitu 5.6 mg/ dL. Maka dapat dikatakan bahwa kadar
asam urat Azmi adalah normal karena berada pada kadar 3,5 - 7 mg/dL.

e. Data hasil komposisi tubuh

● Kadar lemak tubuh Azmi yaitu 21,1%. Maka dapat dikatakan bahwa kadar lemak
tubuh Azmi adalah berlebih. Sebab, kadar lemak tubuh normal pria usia 19 tahun
seharusnya 10-15%.

11
● Kadar lemak perut Azmi yaitu 5%. Maka dapat dikatakan bahwa kadar lemak
perut Azmi adalah sehat. Sebab, kadar lemak perut sehat yaitu 1-5%.
● Kadar air tubuh Azmi yaitu 57,8%. Maka dapat dikatakan bahwa kadar air tubuh
Azmi adalah kurang. Sebab, kadar air tubuh normal pada pria adalah 60-65%.
● Massa otot Azmi 61,4 kg. Maka dapat dikatakan bahwa massa otot Azmi berada
pada skala sangat baik. Sebab, massa otot pria yang berada pada rentang 55-64
kg berada pada skala sangat baik.
● Kebutuhan energi per hari Azmi adalah 1928 Kal.
● Usia sel Azmi adalah 22 tahun. Maka usia selnya tidak sesuai atau lebih tua
dengan usianya sekarang yaitu 19 tahun.
● Kepadatan tulang Azmi yaitu 3,4 kg. Maka kepadatan tulang Azmi adalah
normal. Sebab, tulang normal berada pada angka lebih dari -1.
● Skala tubuh Azmi adalah 8. Ini menunjukan postur fisik ramping dan berotot yang
berarti memiliki kadar lemak tubuh dibawah normal dan masa otot yang sangat
cukup.

Pembahasan
1. Latar Belakang:
Dokumen ini memperkenalkan laporan praktikum status gizi, yang merupakan bagian
dari mata kuliah Gizi Terapan. Penilaian status gizi penting untuk menentukan keadaan
gizi individu atau kelompok. Metode penilaian meliputi pengukuran antropometri,
asupan makanan, dan status biokimia.

2. Tujuan:
Tujuan dari penilaian status gizi adalah untuk mengetahui kebutuhan nutrisi dan
status gizi individu atau kelompok, merencanakan menu makanan yang seimbang
sesuai dengan kebutuhan gizi, mencegah dan mengatasi masalah gizi, serta
meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan individu atau kelompok.

3. Kegunaan:
Penilaian status gizi memiliki beberapa kegunaan, antara lain mengidentifikasi
masalah gizi di masyarakat, menjadi dasar untuk merencanakan program gizi yang
efektif, menilai efektivitas intervensi gizi yang telah dilakukan, serta pemantauan
kesehatan masyarakat.

12
4. Pengertian Penilaian Status Gizi:
Penilaian status gizi adalah proses evaluasi yang dilakukan untuk menilai keadaan
nutrisi seseorang atau kelompok populasi. Penilaian ini melibatkan identifikasi masalah
gizi, pengumpulan data antropometri, analisis konsumsi makanan, pemeriksaan
kesehatan, pengukuran biokimia, penilaian klinis, serta monitoring dan evaluasi.

5. Klasifikasi Status Gizi:


Terdapat empat klasifikasi status gizi, yaitu:
a. Gizi Baik (Well Nourished): Status gizi baik terjadi jika nilai indeks massa tubuh
(IMT) seseorang berada dalam rentang 18,5 - 25,0 kg/m². Asupan gizi harus seimbang
dengan kebutuhan gizi individu.
b. Gizi Kurang (Under Weight): Status gizi kurang terjadi jika nilai IMT seseorang
kurang dari 18,5 kg/m². Hal ini disebabkan oleh tidak cukupnya konsumsi energi dan
protein selama jangka waktu tertentu.
c. Gizi Lebih (Over Weight): Status gizi lebih terjadi jika nilai IMT seseorang berada
dalam rentang 25,1 - 27,0 kg/m². Hal ini disebabkan oleh kelebihan asupan makanan.
d. Obesitas: Status gizi obesitas terjadi jika nilai IMT seseorang lebih dari 27,0 kg/m².
Kegemukan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Pembahasan dalam dokumen tersebut memberikan pemahaman tentang pentingnya


penilaian status gizi, metode yang digunakan, tujuan, kegunaan, serta klasifikasi status
gizi. Dengan memahami hal-hal tersebut, individu atau kelompok dapat mengidentifikasi
masalah gizi, merencanakan intervensi nutrisi yang tepat, dan meningkatkan kualitas
gizi serta kesehatan secara keseluruhan.

13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Makalah ini ini merupakan laporan praktikum status gizi yang disusun sebagai bagian
dari tugas mata kuliah Gizi Terapan. Laporan ini berisi informasi tentang penilaian
status gizi, tujuan dan kegunaan penilaian, serta klasifikasi status gizi. Penilaian status
gizi melibatkan pengukuran antropometri, analisis konsumsi makanan, pemeriksaan
kesehatan, pengukuran biokimia, dan penilaian klinis. Hasil penilaian digunakan untuk
merencanakan menu makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi individu atau
kelompok, mencegah dan mengatasi masalah gizi, serta meningkatkan kualitas gizi dan
kesehatan.

Saran:

1. Meningkatkan pemahaman tentang penilaian status gizi: Penting bagi para pembaca
yang tertarik dalam bidang gizi untuk memperdalam pengetahuan tentang metode dan
teknik penilaian status gizi. Ini dapat dilakukan dengan membaca literatur terkait,
mengikuti pelatihan atau kursus, dan berdiskusi dengan ahli gizi.

2. Mengintegrasikan penilaian status gizi dalam program gizi: Bagi pihak yang terlibat
dalam perencanaan dan pelaksanaan program gizi, disarankan untuk memperhatikan
penilaian status gizi sebagai langkah awal dalam merancang intervensi yang efektif. Hal
ini akan membantu mengidentifikasi masalah gizi yang ada di masyarakat dan
mengukur efektivitas program yang telah dilakukan.

3. Meningkatkan akses terhadap pemeriksaan kesehatan dan pengukuran biokimia:


Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang status gizi seseorang,
penting untuk meningkatkan akses terhadap pemeriksaan kesehatan dan pengukuran
biokimia. Ini memerlukan kerjasama antara pihak terkait, seperti rumah sakit,
laboratorium, dan lembaga kesehatan lainnya.

4. Mengedepankan pendekatan holistik dalam penilaian status gizi: Penilaian status gizi
sebaiknya dilakukan secara holistik dengan mempertimbangkan berbagai aspek,
termasuk antropometri, asupan makanan, kesehatan umum, dan kondisi medis.
Pendekatan ini akan memberikan informasi yang lebih komprehensif dan akurat tentang
keadaan gizi seseorang.

14
5. Mengintegrasikan penilaian status gizi dalam pendidikan dan promosi kesehatan:
Dalam upaya meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan masyarakat, penting untuk
mengintegrasikan penilaian status gizi dalam pendidikan dan promosi kesehatan.
Dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya gizi yang
seimbang, diharapkan masyarakat dapat mengadopsi gaya hidup sehat dan mencegah
masalah gizi.

6. Terus melakukan penelitian dan pengembangan: Bidang gizi terus berkembang dan
membutuhkan penelitian yang terus menerus untuk meningkatkan metode penilaian,
pemahaman tentang kebutuhan gizi, dan intervensi gizi yang efektif. Diharapkan
adanya upaya penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan untuk menghasilkan
pengetahuan baru dan inovasi dalam bidang gizi.

Dengan mengimplementasikan saran-saran tersebut, diharapkan penilaian status gizi


dapat menjadi alat yang lebih efektif dalam mendukung upaya pencegahan dan
penanggulangan masalah gizi serta meningkatkan kualitas hidup individu dan
kelompok.

15
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hartriyanti & Triyanti (2007) Gizi dan kesehatan masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers

Ariani. (2017). Ilmu Gizi. Yogyakarta: Nuha Medika

Sumarlin, Rudi. 2020. Penilaian Status Gizi. Universitas Islam Negeri Alauddin.
Makassar

16

Anda mungkin juga menyukai