Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

PENYULUHAN

POSYANDU REMAJA

Disusun oleh :
KELOMPOK 2 KELAS J
Rosa Ria, NPM 07220200009
Sri Sintawati, NPM 07220200004
Meirina Meliawati fuji harbi, NPM 7220400039

Norpika, NPM 07220200010


Risti Nur fauzi, NPM 7220200050

Shinta mayrika Alvionita,NPM 07220400036


Siti maysaropah, NPM 7220400044

Siti mariam, NPM 07220200053


Sri Herna Pinta Mahuli, NPM 07220400013
Stella endah Purnamawati, NPM 07220400034
Neng ila, NPM 7220200007

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

(STIKIM)

Jl. Harapan No. 50 Lenteng Agung Jakarta 12610

Telp (021) 78894043 – 46 Fax (021) 78894045

Web : www.stikim.ac.id. Email : stikim@stikim.ac.


LEMBAR PENGESAHAN

Penyuluhan POSYANDU REMAJA

Rabu, 14 Desember 2022

Ketua Panitia

(Rosa,Amd.Keb)

Sekretaris

(Sri Sintawati,Amd.Keb)

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

( Rita Ayu Yolandia S.ST, MKM )

Menyetujui,

Ketua STIKIM

(Dr. Astrid Novita , SKM. MKM)


I. LATAR BELAKANG

Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang


pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Menurut WHO Remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut peraturan mentri kesehatan RI Nomor
25 tahun 2014, Remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut
badan kependudukan dan keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10 -24
tahun dan belum menikah.

Masa remaja adalah masa peralihan atau masa transisi dari anak menuju masa dewasa.
Pada masa ini begitu cepat mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik itu fisik
maupun mental (BKKBN, 2022). Usia remaja biasanya memiliki rasa penasaran yang tinggi
dan cenderung berani mengambil resiko atas apa yang dilakukannya tanpa
mempertimbangkan terlebih dahulu. Apabila keputusan yang diambil dalam menghadapi
konflik tidak tepat, mereka akan jatuh kedalam perilaku bresiko dan mungkin harus
menanggung akibat jangka pendek dan jangka panjang dalam berbagai masalah kesehatan
fisik dan psikososial (Kemenkes RI,2017)

Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sehat fisik,mental, dan sosial secara utuh , tidak
semata mata bebas dari penyakit yang berkaitan dengan sistem,fungsi, dan proses
reproduksi. Kehamilan remaja berdampak negatif pada kesehatan remaja dan bayinya,juga
dapat berdampak sosial dan ekonomi.Kehamilan pada usia muda atau remaja antara lain
beresiko kelahiran prematur, meningkatkan kematian ibu dan bayi.Kehamilan pada remaja
juga terkait dengan kehamilan tidak dikehendaki dan aborsi tidak aman ( kemenkes RI,
2017 ).

Persalinan pada ibu dibawah usia 20 tahun mmemiliki kontribusi dalam tingginya angka
kematian neonatal, bayi, dan balita.Survay Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2012
Menunjukan bahwa angka kematian neonatal, Post neonatal, bayi dan balita pada ibu yang
berusia kurang dari 20 tahun lebih tinggi dibandingkan pada ibu usia 20 s/d 39
tahun.Pernikahan usia muda beresiko karena belum cukupnya kesiapan dari aspek
kesehatan, mental emosional, pendidikan, sosial ekonomi, dan reproduksi.Pendewasaan
usia juga berkaitan dengan pengndalina kelahiran karena lamanya masa subur perempuan
terkait dengan banyaknya anak yang akan dilahirkan ( Kemeneks RI, 2017 ).
Hal ini diakibatkan oleh pengetahuan remaja tentang kesehatan Reproduksi belum
memadai.Hasil SDKI 2012 menjukan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan
reproduksi belum memadai yang dapat dilihat dengan hanya 35,3 % remaja perempuan dan
31,2 % Remaja laki laki usia 15 s/d 19 tahun mengetahui bahwa perempuan dapat hamil
dengan satu kali berhubungan seksual.Begitu pula gejala PMS kurang diketahui oleh remaja.
Informasi tentang HIV relatif lebih banyak diterima oleh remaja. Menskipun hanya 9.9 %
remaja perempuan dan 10.6 % laki laki memeiliki pengetahuan komprehensif mengenai
HIV- AIDS ( Kemenkes RI, 2017).

Kompleknya permasalahan kesehatan pada remaja, tentunya memerlukan penanganan


yang komprehensif dan terintegrasi yang melibatkan semua unsur dari lintas program dan
sektor terkait. Kebijakan bidang kesehatan terkait pelayanan kesehatan remaja sebagaimana
dimaksud Permenkes Nomor 25 Tahun 2014 ditujukan agar setiap anak memiliki
kemampuan berprilaku hidup bersih dan sehat, memiliki keterampilan hidup sehat, dan
ketrampilan sosial yang baik sehingga dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara
harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkwalitas.

II. TUJUAN
a. Dasar Pelaksanaan
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Perguruan Tinggi.
2. Untuk Memenuhi Nilai Akhir Semester ganjil.
b. Maksud dan tujuan
 Meningkatkan pendidikan Keterampilan Hidup Sehat ( PKHS )
 Meningkatkan pengetahuan dan Keterampilan Remaja tentang kesehatan
reproduksi bagi remaja
 Meningkatkan Pengetahuan mengenai seks Pranikah
 Mempercepat upaya perbaikan Gizi Remaja
 Mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik
 Melakukan deteksi dini dan pencegahan Penyakit Todak Menular ( PTM )
 Meningkatkan kesadaran remaja tanggap bencana
III. HASIL YANG DIHARAPKAN
Dari kegiatan penyuluhan ini, diharapkan semua remaja dapat mengetahui pentingnya
Posyandu Remaja.
IV. SASARAN KEGIATAN
Target peserta dari penyuluhan berjumlah 50 orang, yang terdiri dari:
1. Pelajar
2. Remaja yang tidak sekolah
V. NAMA KEGIATAN
Jenis kegiatan akan dilaksanakan yakni “Penyuluhan Posyandu Remaja”
VI. TEMA KEGIATAN
Pentingnya pengetahuan tentang posyandu remaja
VII. BENTUK KEGIATAN
Adapun bentuk kegiatan adalah berupa Penyuluhan ofline dengan diselingi tanya jawab
antara pemateri dan audien.

VIII. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Seminar ini akan dilaksanakan pada:

a. Topik : Pentingnya Pengetahuan Terhadap Posyandu Remaja

b. Hari, tanggal : Rabu, 14 Desember 2022

c. Waktu : 15.00-16.00 WIB

d. Tempat : Kampus UIMA

IX. SUMBER DANA

Adapun sumber dana penyuluhan berasal dari donatur anggota kelompok. Untuk

peserta akan tidak ada perbedaan karena penyuluhan ini tidak di pungut biaya.

X. SUSUNAN KEPANITIAAN

Terlampir

XI. SUSUNAN ACARA

Terlampir

XII. PENUTUP

Demikian Proposal kegiatan Penyuluhan Posyandu Remaja Tahun 2022 ini disusun
sebagaimana mestinya dan diharapkan menjadi acuan dalam
penyelenggaraan kegiatan serta sebagai pertimbangan berbagai pihak dalam

memberikan bantuan dalam terealisasinya kegiatan ini. Segala kesalahan dalam

penyusunan proposal dikarenakan keterbatasan kemampuan kami. Untuk itu

dengan segala kerendahan hati kami sampaikan permohonan maaf dan atas

segala bantuan dan dukungan dari semua pihak kami sampaikan terima kasih.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan keberkahan untuk kita

semua sehingga kegiatan ini mendapatkan bimbingan-Nya dan dapat tercapai

hasil yang diharapkan dan dapat berguna untuk kita semua terlebih untuk

departemen dan lembaga kita tercinta.

Jakarta, 07 Desember 2022

Panitia

Anda mungkin juga menyukai