Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN SIKAP IBU, PERAN TENAGA KESEHATAN


DAN PERAN SUAMI DALAM PEMANFAATAN BUKU
KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PADA IBU BALITA DI
PUSKESMAS B KOTA BOGOR.
TAHUN 2023

Oleh :
WAHYU NINGSIH
07220400038

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU


FAKULTAS VOKASI
PROGAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Proposal Penelitian


HUBUNGAN SIKAP IBU, PERAN TENAGA KESEHATAN DAN PERAN
SUAMI DALAM PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK
(KIA) PADA IBU BALITA DI PUSKESMAS BONDONGAN KOTA BOGOR.
TAHUN 2023

Oleh:
WAHYU NINGSIH
NPM 07220400038

Proposal/ Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam
Sidang Proposal Program Studi Kebidanan
Fakultas Vokasi
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

Jakarta, 06 Juli 2023


Menyetujui,
Pembimbing Tugas Akhir

(Ghaida Khusnul Pangestu, STR.Keb, MKeb)


HALAMAN PENGESAHAN

Menerangkan Skripsi dengan Judul


HUBUNGAN SIKAP IBU, PERAN TENAGA KESEHATAN DAN PERAN
SUAMI DALAM PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK
(KIA) PADA IBU BALITA DI PUSKESMAS BONDONGAN KOTA BOGOR.
TAHUN 2023

Oleh:
WAHYU NINGSIH
NPM 07220400038

Telah diuji dihadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian dari
Persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh
Gelar Sarjana Terapan Kebidanan

Jakarta, 06 Juli 2023


Mengesahkan,

Pembimbing Tugas Akhir Penguji

(Ghaida Khusnul Pangestu, STR.Keb, MKeb) (Rita Ayu Yolandia, SST, MKM)

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan

(Retno Sugesti, S.ST, MKes)


RINGKASAN
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat


Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Penelitian dengan judul “Hubungan Sikap
Ibu, Peran Tenaga Kesehatan dan Peran Suami dalam Pemanfaatan Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada Ibu Balita di Puskesmas Bondongan Kota
Bogor Tahun 2023” Laporan ini penulis ajukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan Diploma IV kebidanan dan untuk memperoleh gelar
Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb) di Universitas Indonesia Maju (UIMA)
Jakarta.
Dalam penyusunan laporan individu ini penulis banyak mendapatkan
kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari semua pihak hal itu dapat teratasi. Pada
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih secara khusus kepada
pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dan
telah memberikan pengarahan, perhatian serta nasihat yang begitu berharga dalam
penyusunan awal sampai dengan selesainya laporan ini. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Drs.H.Jacub Chatib selaku Ketua Universitas Indonesia Maju (UIMA)
2. Dr. dr. H. M. Hafizurrachman, MPH sebagai Pembina Universitas Indonesia
Maju (UIMA)
3. Dr. Astrid Novita, SKM., MKM. Selaku Rektor Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
4. Susaldi, S.ST., M.Biomed. Selaku Wakil Rektor I Universitas Indonesia Maju
(UIMA)
5. Dr. Rindu, SKM., M.Kes. Selaku Wakil Rektor II Universitas Indonesia Maju
(UIMA)
6. Hidayani., AM.Keb. SKM., M.KM. Selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju (UIMA)
7. Hedy Hardiana S.Kep, MKM. Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju (UIMA)
8. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes. Selaku Koordinator Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju
(UIMA)
9. Ghaida Khusnul Pengestu, STR.Keb, MKeb Selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan proposal ini
10. Seluruh Dosen, Staf dan Pegawai Program Studi Sarjana Terapan Fakultas
Vokasi Universitas Indonesia Maju atas dukungan dan kerjasamanya selama
penyusunan skripsi ini
11. dr. Dyah Julis Kristiyanti, MKM selaku Kepala Puskesmas Bondongan Kota
Bogor dan teman-teman Bidan yang telah memberikan ijin serta
bimbingannya selama Penulis menyusun skripsi ini
12. Keluarga tercinta, Mamah dan Mimih, suami “Muchamad Wajihuddin” dan
putri tersayang “Afra Syakira Alfatina” yang selalu memberikan perhatian,
semangat dan dukungan selama proses penyusunan skripsi ini
13. Semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan
proposal yang tidak dapat saya sebutkan satu-satu
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Proposal ini jauh dari
sempurna oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dan sempurnanya laporan Asuhan Kebidanan ini sehingga dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Penulis

Bogor, 06 Juli 2023


DAFTAR ISI
PAGE \* MERGEFORMAT3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan pembangunan kesehatan pada tahun 2020-2024, yaitu meningkatkan
status kesehatan masyarakat. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang ditandai dengan menurunnya angka kematian ibu, angka
kematian bayi, prevalensi kekurangan gizi dan prevalensi stunting, Kementerian
Kesehatan telah menetapkan langkah-langkah yang selanjutnya dirumuskan
menjadi indikator - indikator yang relevan dalam mengukur capaian kinerjanya.
Faktor yang mendukung pencapaian indikator di tingkat nasional salah satunya
adalah Peningkatan pengetahuan, peran, dan dukungan keluarga dan masyarakat
melalui kegiatan kelas ibu hamil dan Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K), dan Distribusi buku KIA, sebagai sarana
pencatatan pelayanan kesehatan dan media KIE kesehatan ibu dan anak untuk ibu
dan keluarga sampai ke masyarakat (Kemenkes RI, 2020).
Indonesia telah merumuskan beberapa kebijakan untuk menekan Angka
Kematian Ibu (AKI) serta mendukung peningkatan kesehatan dan kelangsungan
hidup ibu dan bayi baru lahir. Pemerintah juga telah membentuk beberapa
kebijakan tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu dan anak salah satunya
dengan menggunakan buku KIA sebagai pencatatan pelayanan ibu dan anak serta
bahan informasi kesehatan bagi ibu dan keluarga (Oktarina, dkk, 2013) .
Berdasarkan data tahun 2022 yang didapatkan penulis, cakupan
pemanfaatan buku KIA di Indonesia sebanyak 80% (kemenkes, 2022), di Kota
Bogor 75% (Dinkes Kota Bogor, 2020), sedangkan di Puskesmas Bondongan
sendiri 77% (PKM Bondongan,2022) , yang mana masih belum mencapai target
yaitu 100%. Sedangkan hasil survey awal melalui wawancara singkat dengan
pengelola program KIA di Puskesmas Bondongan, pemanfaatan Buku KIA masih
rendah, dimana hal ini dapat dibuktikan dengan capaian indicator KIA yang masih
belum mencapai target, seperti cakupan KN3 76,16% dan K4 adalah 73, 63%. Hal
ini menunjukkan bahwa pemanfaatan Buku KIA di lokasi penelitian belum
mencapai target sasaran yakni 100%.
PAGE \* MERGEFORMAT3

Penggunaan buku KIA bisa optimal jika tenaga kesehatan dan kader
memastikan bahwa ibu dan keluarga paham tentang isi buku KIA. Peningkatan
pengetahuan buku KIA bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
dengan pemberian konseling yang sesuai kebutuhan ibu hamil dan secara
mendalam pada saat kunjungan kehamilan, baik di pelayanan kesehatan maupun
di masyarakat serta dilakukan evaluasi dan monitoring saat ibu hamil melakukan
kunjungan ulang (Kemenkes, 2015). Mengingat rendahnya pemanfaatan buku
KIA di kalangan ibu hamil maupun Ibu Balita maka perlu dilakukan penelitian
tentang hubungan yang mempengaruhi pemanfaatan buku KIA di Puskesmas B
sebagai salah satu Puskesmas di Kota Bogor, dimana belum pernah dilakukan
penelitian sebelumnya dengan judul ini.
Peneliti juga terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan sebagai dasar
mengapa peneliti melakukan penelitian dengan judul ini, dari 15 sampel yang
peneliti wawancara, didapatkan hasil bahwa Ibu Balita yang telah memanfaatkan
buku KIA sebanyak 45%, sedangkan yang belum memanfaatkan buku KIA
sebanyak 55%.

1.2 Urgensi Penelitian


Berdasarkan laporan tahunan tahun 2022 didapatkan cakupan pemanfaatan
buku KIA di Kota Bogor 75 % dan di Puskesmas Bondongan 77 %, dengan
merujuk hasil cakupan tersebut, penulis akhirnya memutuskan untuk membuat
penelitan dengan judul “Hubungan Sikap Ibu, Peran Tenaga Kesehatan dan Peran
Suami dalam Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada Ibu Balita
di Puskesmas B Kota Bogor Tahun 2023”.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi pemanfaatan buku kesehatan
ibu dan anak (KIA) pada ibu balita di wilayah kerja Puskesmas B Kota Bogor.
PAGE \* MERGEFORMAT3

1.3.2 Tujuan Khusus


1) Mengetahui gambaran pemanfaatan terhadap pemanfaatan Buku KIA di
Puskesmas B Kota Bogor Tahun 2023.
2) Mengetahui hubungan sikap Ibu terhadap pemanfaatan Buku KIA di
Puskesmas B Kota Bogor Tahun 2023.
3) Mengetahui hubungan peran petugas kesehatan terhadap pemanfaatan Buku
KIA di Puskesmas B Kota Bogor Tahun 2023.
4) Mengetahui hubungan peran suami terhadap pemanfaatan Buku KIA di
Puskesmas B Kota Bogor Tahun 2023.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Praktis
1. Bagi Puskesmas. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian
dalam meningkatkan promosi kesehatan tentang pemanfaatan buku KIA bagi
Ibu Balita di Kota Bogor, khususnya wilayah kerja Puskesmas B yang
meliputi 3 Kelurahan.
2. Bagi Masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan keluarga atau masyarakat dalam pemanfaatan buku KIA yang
baik dan benar.
3. Bagi Institusi Pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai informasi bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan
peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang terutama bagi
mahasiswa yang akan melakukan penelitian tentang Hubungan Sikap Ibu,
Peran Tenaga Kesehatan dan Peran Suami dalam Pemanfaatan Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada Ibu Balita.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan cakupan indikator pelayanan
KIA di Kota Bogor pada umumnya dan di Puskesmas B pada khususnya dapat
mencapai target yang ditetapkan oleh Kota yaitu 100%, termasuk cakupan
pelayanan kesehatan Balita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


2.1.1 Definisi Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Buku KIA adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu mulai dari hamil,
bersalin, nifas, dan catatan kesehatan anak mulai dari bayi baru lahir hingga
balita, serta berbagai informasi cara merawat kesehatan ibu dan anak. (Kemenkes
RI, 2015). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
284/Menkes/SK/III/2004 tentang buku KIA, menyatakan buku KIA merupakan
alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu
dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan informasi yang penting bagi
ibu dan keluarga dan masyarakat menegenai pelayanan kesehatan ibu dan anak
termasuk rujukannya dan paket (standar) pelayanan KIA, gizi, imunisasi, dan
tumbuh kembang balita (Kementerian Kesehatan, 2016).
2.1.2 Isi Buku KIA
Menurut Kemenkes RI (2015), pada dasarnya isi buku KIA terdiri dari 2
bagian yaitu bagian pertama untuk ibu dan selanjutnya bagian untuk anak. Bagian
untuk ibu berisi tentang identitas keluarga, catatan pelayanan kesehatan ibu hamil,
penyuluhan pemeriksaan kehamilan secara teratur, penyuluhan perawatan
kehamilan sehari-hari dan makanan ibu hamil, tanda bahaya pada ibu hamil,
persiapan melahirkan, tanda kelahiran bayi dan proses melahirkan, cara menyusui
dan perawatan ibu nifas, tanda bahaya pada ibu nifas, cara ber-KB, catatan
kesehatan ibu bersalin dan bayi baru lahir, dan yang terakhir blangko surat
keterangan lahir.
Bagian untuk anak berisi tentang identitas anak, tanda bayi lahir sehat dan
perawatan bayi baru lahir, tanda bahaya pada bayi baru lahir, perawatan bayi
sehari- hari, tanda bayi dan anak sehat serta perawatan anak sehari-hari,
perawatan anak sakit, cara pemberian makan pada anak, cara merangsang
perkembangan anak, cara membuat MP-ASI (Makanan Pengganti Air Susu Ibu),
catatan pelayanan kesehatan anak, catatan imunisasi mencakup Hepatitis B, BCG,

PAGE \* MERGEFORMAT30
DPT, Polio dan Campak termasuk catatan pemberian vitamin A, serta di bagian
belakang buku juga terdapat kartu Menuju Sehat (KMS).
2.1.3 Tujuan Buku KIA
Buku KIA adalah buku yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan KIA sehingga dapat menekan AKI dan AKB di Indonesia. Selain itu,
beberapa tujuan buku KIA adalah untuk memudahkan keluarga dalam memahami
informasi kesehatan tentang ibu dan anak yang tercantum dalam buku KIA,
memudahkan tugas Ibu untuk dapat memahami kondisi kesehatannya sendiri dan
bayinya secara mandiri, serta untuk meningkatkan praktik keluarga dan
masyarakat dalam memelihara/merawat kesehatan ibu dan anak.
2.1.4 Manfaat Buku KIA
Secara garis besar manfaat buku KIA dapat dibagi menjadi dua yaitu
manfaat umum dan khusus. Manfaat buku KIA secara umum yaitu ibu dan anak
mempunyai catatan kesehatan yang lengkap.
Sedangkan manfaat secara khusus yaitu pertama untuk mencatat dan
memantau kesehatan ibu dan anak, yang kedua adalah alat komunikasi dan
penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu, keluarga dan
masyarakat tentang paket (standar) pelayanan KIA. Ketiga merupakan alat untuk
mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak.
Keempat yaitu sebagai catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak
termasuk rujukannya (Kemenkes RI dan JICA, 2015).

2.1.5 Sasaran dan Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Sasaran buku KIA menurut Kemenkes RI dan JICA (2015) dibagi menjadi
dua kelompok sasaran, yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran
langsung dari buku KIA adalah ibu dan anak dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Ketentuan pertama yaitu setiap ibu hamil mendapat buku KIA. Ibu
akan menggunakan buku ini hingga masa nifas dan bayi menggunakan buku ini
sejak lahir sampai berumur 6 tahun. Ketentuan kedua yaitu jika bayi lahir kembar
ibu akan mendapatkan tambahan buku sesuai dengan jumlah bayi. Ketentuan
ketiga, ibu yang hamil lagi akan mendapatkan buku baru. Keempat yaitu jika buku
KIA hilang, selama masih ada persediaan buku sebaiknya ibu dan anak mendapat
ganti buku baru. Kedua sasaran tidak langsung yaitu suami, petugas kesehatan dan
kader.
2.1.6 Pemanfaatan Buku KIA
Indikator keberhasilan pemanfaatan buku KIA pada ibu balita dapat diukur
dari kesehatan anaknya. Penilaiannya dapat dilihat dari kunjungan neonatal
pertama (KN1), kunjungan neonatal lengkap (KN Lengkap), penanganan neonatus
komplikasi, cakupan pelayanan kesehatan bayi, cakupan pelayanan kesehatan
anak balita, kematian neonatus, kematian bayi, dan kematian balita (Kemenkes
RI, 2018). Data indikator kesehatan anak tersebut dipantau setiap bulannya oleh
petugas kesehatan dan ibu bayi, sehingga keberhasilan pemanfaatan buku KIA
dapat dilihat dari pencapaian indikator tersebut.
Pemanfaatan buku KIA pada Ibu Balita akan maksimal jika ibu telah
membaca dan menerapkan isi buku KIA, serta mengerti cara pengisiannya.
Petugas kesehatan wajib menjelaskan cara membaca buku KIA secara bertahap,
sesuai dengan keadaan yang dihadapi ibu, kemudian ibu memberi tanda (√)
memakai pensil atau bolpoint pada bagian yang telah dibaca dan diterapkan.
Setiap kali ibu dan anak melakukan pemeriksaan kesehatan, maka buku KIA
wajib dibawa dan ibu wajib mengisi tanda (√) sesuai dengan pelayanan yang baru
saja diperoleh ibu ataupun bayinya. Pelayanan tersebut mencakup pelayanan
pemeriksaan untuk ibu hamil (hal 16 - 22), pelayanan kesehatan ibu bersalin (hal
23 25), pelayanan kesehatan ibu nifas (hal 27-28), pelayanan kesehatan ibu
menyusi (hal 29-32), pelayanan KB (hal 33). Untuk bagian Kesehatan Anak
bagian identitas (hal 1), pelayanan kesehatan neonates (hal 7), pelayanan
imunisasi (hal 8-9), pelayanan SDIDTK (hal 10-11) , PMBA, Vitamin A dan
pemberian obat cacing (hal 12), kurva pertumbuhan (hal 13-25) , ringkasan
pelayanan MTBS (hal 27), Rujukan (hal 31), Pelayanan Bayi Baru Lahir (hal 34-
37), kondisi Balita ( hal 38 ), kesehatan Bayi, Anak Balita 6-24 bulan (hal 40-47),
pelayanan anak balita 2-3 tahun (hal 49), pelayanan anak balita usia 3-4 tahun (hal
51 ), pelayanan anak balita usia 4-5 tahun (hal 52), anak usia 5-6 tahun (hal 53),
kelas ibu balita (hal 32). Buku KIA juga digunakan sebagai sarana informasi
pelayanan KIA. Karena buku KIA dapat dijadikan sebagai pedoman untuk ibu
dalam bertanya kepada kader maupun petugas kesehatan yang berkaitan dengan
kesehatan balita.
2.1.7 Sikap Ibu terhadap Pemanfaatan Buku KIA
Sikap Ibu terhadap Pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak dapat
diamati dari kepemilikan buku KIA, membawa buku KIA saat ke fasilitas
kesehatan, membaca informasi kesehatan didalamnya menjadi determinan penting
bagi pengetahuan ibu (Sistriani, dkk. 2014). Menurut Wijhati (2019) pemanfaatan
buku KIA dinilai dari tiga aspek yaitu kegiatan membawa buku KIA saat
melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan, membaca isi buku KIA, dan
menerapkan pesan yang terdapat dalam buku KIA.
Pemanfaatan buku KIA yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara sikap ibu Balita terhadap pemanfaatan buku KIA. Ibu Balita
yang memanfaatkan buku KIA selama melakuan pelayanan kesehatan memiliki
pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak menggunakan buku KIA
(Wijhati, 2019). Ibu yang memiliki buku KIA memiliki kemungkinan 2,31 kali
lebih besar untuk melakukan pelayanan kesehatan untuk Balita nya dibandingkan
dengan ibu yang tidak memiliki buku KIA (Suparmi, dkk. 2018).
2.1.8 Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Buku KIA
Peran petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan memengaruhi frekuensi
pelayanan kesehatan Balita di fasilitas kesehatan. Semakin baik peran petugas
kesehatan maka semakin sering pula Ibu Balita membawa anaknya ke fasiltas
kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan dan pelayanan Balita.
Pengetahuan petugas akan isi, kegunaan dan manfaat buku KIA yang baik akan
membuat Ibu Balita bisa lebih memahami akan pentingnya buku KIA karena
peatugas bisa menjelaskan dengan sangat baik tentang isi Buku KIA itu sendiri.
2.1.9 Peran Suami terhadap Pemanfaatan Buku KIA
Sebagai seorang ayah, peran suami terhadap Ibu Balita yang dalam hal ini adalah
istrinya, sangat menentukan rasa sayangnya terhadap kesehatan istri dan
kesehatan Balitanya. Melalui peran suami yang baik sebagai pendamping terdekat
ibu, semakin tinggi dorongan yang didapatkan ibu Balita untuk menjaga
kesehatan Balitanya, sehingga ibu termotivasi untuk melakukan kunjungan rutin
pelayanan kesehatan Balita, baik itu di Posyandu maupun di Puskesmas.
2.2 Road map Hubungan Sikap Ibu, Peran Tenaga Kesehatan, dan Peran Suami
terhadap Pemanfaatan Buku KIA

Hubungan Sikap Ibu, Peran Tenaga


Kesehatan, dan Peran Suami pada Ibu
Balita di Puskesmas B Kota Bogor
terhadap Pemanfaatan Buku KIA
Pemanfaaatan Buku KIA bisa dilihat
dari capaian indikator program KIA
Puskesmas B yang masih belum
mencapai target, dilihat dari cakupan
pelayanan kesehatan Balita 85,7%
Penelitian Sekarang dari target Kota Bogor yaitu 100%

Hubungan Sikap Ibu, Peran


Tenaga Kesehatan dan Peran
Suami dalam Pemanfaatan Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
pada Ibu Balita di Puskesmas B
Penelitian Sebelumnya Kota Bogor. 2023
Colti S. Fungsi Pemanfaatan Buku KIA terhadap Pengetahuan
Kesehatan Ibu dan Anak pada Ibu. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional. Vol 8 No 8. Artikel Penelitian Unsoed. 2012
Hanum R dan Safitri ME. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu hamil
tentang Pemanfaatan Buku KIA di Puskesmas Namu Ukur. Jurnal
Bidan Komunitas. Institut Kesehatan Helvetia. Medan. 2018. Vol 1 No.
3 hal. 152-160.
Mahayani NMD, Hernowo BS, Judistiani RTD. Pengetahuan, Sikap,
dan Praktik Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak pada Anak
umur 2- 5 Tahun di Kota Denpasar. Abstrak. 2014.

2.3 Kerangka Teori


2.3.1 Teori Green
Dalam perilaku kesehatan berdasarkan Preced Model (Green, 1991) dalam
Notoatmodjo (2014) menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3
faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong.
Fa
kto
r Tingkat Pengetahuan
Pr Sikap (Menerima, Merespon, Menhargai, Bertanggung jawab)
edi
Fa
sp
kto
osi Jarak Pelayanan Kesehatan
r
si Status Ekonomi Keluarga
Pe
nd Ketersediaan Sarana
Fa
uk
kt
un
or Peran Petugas Kesehatan
g
Pe Peran Suami
nd
or
on
g

Sikap Ibu
Variabel Peran Tenaga Kesehatan
Independen Peran Suami

Variabel Pemanfaatan Buku KIA


Dependen

Faktor predisposisi adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu
(internal) yang dapat mempermudah terjadinya perilaku atau tindakan pada diri
seseorang atau masyarakat. Faktor ini meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan
atau keyakinan, nilai-nilai dan budaya yang berhubungan dengan motivasi
individu atau kelompok untuk bertindak. Faktor predisposisi yang mempengaruhi
pemanfaatan buku KIA yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat Pengetahuan
Hal ini tidak akan diukur, karena tidak masuk dalam kategori pengukuran.
2. Sikap
Pengertiannya adalah suatu tanggapan ataupun reaksi dari setiap individu terhadap
suatu rangsangan atau lingkungan (Setiawan, 2019). Sama halnya sikap ibu
terhadap pemanfaatan buku KIA, dimana sikap yang positif mencerminkan
kepedulian ibu terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anaknya. Kepedulian
tersebut akan menimbulkan kecenderungan untuk bertindak yang dipengaruhi
oleh intensitas sikap ibu, yang dapat dibagi menjadi empat tingkatan yaitu:
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa subyek mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (obyek).
2) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang
dihadapi.
3) Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu objek, dan
menganjurkan orang lain merespon.
4) Bertanggung jawab (Responcible)
Berani mengambil risiko terhadap segala sesuatu yang dipilih berdasarkan
keyakinannya.
3. Keyakinan atau kepercayaan menurut WHO dalam Suriani sering diperoleh dari
orang tua, kakek, nenek, atau orang yang dipercaya. Hal ini berdasarkan
keyakinan atau adanya pembuktian terlebih dahulu.
4. Nilai-nilai, didalam masyarakat umum selalu berlaku nilai yang akan dijadikan
pegangan oleh setiap orang dalam menjalankan kehidupan di masyarakat.
5. Budaya merupakan perilaku, norma, kebiasaan dan nilai-nilai serta pemakaian
sumber daya yang ada di masyarakat untuk menghasilkan pola hidup yang
umumnya akan disebut dengan kebudayaan. Kebudayaan atau pola hidup selalu
berubah sesuai dengan peradaban umat manusia.
Faktor Pendukung (Enabling Faktor) adalah kemampuan/keahlian dan
semua sumber-sumber pendukung yang diperlukan untuk menciptakan atau
memungkinkan perilaku kesehatan. Sumber-sumber yang dimaksud antara lain
ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan. Faktor pendukung juga
berkaitan dengan aksesibilitas berbagai sumber daya seperti biaya, jarak dan
sarana transportasi yang ada. Faktor pendukung yang mempengaruhi pemanfaatan
buku KIA yaitu sebagai berikut:
1. Jarak Pelayanan Kesehatan
Jarak pelayanan kesehatan adalah keterjangkauan jarak yang dapat
ditempuh dari tempat tinggal responden hingga ke tempat pelayanan kesehatan.
2. Status Ekonomi Keluarga
Tingkat pendapatan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
seseorang untuk melakukan tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.
Tingkat pendapatan akan berpengaruh terhadap status ekonomi keluarga yang
juga berpengaruh terhadap perilaku pemanfaatan buku KIA.

3. Ketersediaan Sarana
Sarana dalam hal ini adalah ketersediaan buku KIA di Puskesmas. Daerah
dengan sarana transportasi yang baik, letak yang strategis dan keadaan wilayah
yang sangat mendukung menjadikan distribusi buku semakin mudah, sehingga
buku KIA akan mudah sampai ke Puskesmas.
Faktor Pendorong adalah faktor-faktor dari luar individu yang
mendorong atau memperkuat terjadinya perubahan perilaku. Faktor ini meliputi
faktor sikap dan perilaku petugas kesehatan, termasuk juga disini undang- undang
serta peraturan-peraturan yang terkait dengan kesehatan. Faktor pendorong yang
mempengaruhi pemanfaatan buku KIA yaitu sebagai berikut:
1. Peran petugas kesehatan
Petugas kesehatan adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, dan masyarakat
(Colti dkk, 2014). Dalam hal ini, petugas kesehatan memegang peranan penting
pada pemanfaatan buku KIA karena petugas kesehatan yang memberikan buku
tersebut kepada Ibu.
Keefektifan dukungan petugas kesehatan terhadap pemanfaatan buku
KIA dapat dilihat melalui pemenuhan kewajibannya, antara lain mencatat
pelayanan kesehatan yang telah diberikan kepada ibu dan anak di buku KIA
dengan memberi tanda (√) pada pesan atau informasi yang telah dijelaskan kepada
ibu, mampu menjawab dan memberikan penjelasan setiap kali ibu meminta
penjelasan, memberikan pelayanan kesehatan, konseling, dan penyuluhan kepada
ibu terkait isi
buku KIA, serta mengetes kembali pemahaman ibu setiap selesai memberi
penjelasan dan peragaan. (Depkes RI dan JICA, 2015).
2. Peran Suami
Sebagai seorang ayah dan seorang suami, sikap suami terhadap ibu Balita, yang
dalam hal ini adalah istrinya, sangat menentukan rasa sayangnya terhadap
kesehatan istri dan Balitanya. Melalui peran suami dalam memberikan dukungan
salah satunya dengan cara membaca buku KIA bersama dan memahami ibi buku
KIA itu sendiri, juga yang berperan baik sebagai pendamping terdekat ibu.

2.4 Kerangka Konsep

Faktor predisposisi

Pengetahuan

Sikap

Kepercayaan
Nilai-nilai
Budaya

Faktor Pendukung
Jarak Pelayanan Kesehatan Pemanfaatan Buku

Status Ekonomi KIA

Ketersediaan Sarana

Faktor Pendorong

Peran Petugas Kesehatan

Peran Suami

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti


2.5 Definisi Operasional
Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pemahaman dan
pengukuran setiap variabel yang ada dalam penelitian. Adapun definisi
operasional dari penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 1.1 Definisi Operasional Penelitian


N Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
o Operasional Data
1 Pemanfaatan Pemanfaatan Angket Wawancara 1. efektif Nominal
Buku KIA diukur dengan Wawancara (skor ≥75%)
oleh Ibu balita menjawab 15
pertanyaan 2. Tidak
yang berkaitan efektif
dengan (< 75%)
aktivitas
penggunaan
buku KIA
sebagai
pedoman
perawatan
kesehatan
dan tumbuh
kembang anak
sehari-hari.
2 Sikap Ibu Respon yang Angket 1. Sikap Nominal
Balita diberikan Ibu Wawancara Wawancara Positif (skor
Terhadap terkait ≥75% -
Pemanfaatan pemanfaatan 100%)
Buku KIA buku KIA, 2. Sikap
diukur dari 5 negative
pertanyaan. (skor <75%)
3 Peran Petugas Segala bentuk Angket Wawancara 1. Peran Nominal
Kesehatan dukungan atau Wawancara Petugas baik
pemberian (≥75%)
informasi dari 2. Peran
petugas Petugas
kesehatan kurang baik
terhadap Ibu (<75%)
Balita, diukur
dengan 5
pertanyaan
4 Peran Suami Segala bentuk Angket Wawancara 1. Peran Nominal
dukungan atau Wawancara Suami baik
peran suami (≥75%)
yang 2. Peran
mendampingi suami kurang
Ibu dalam baik (<75%)
pemanfaatan
buku KIA,
diukur dengan
5 pertanyaan
2.6 Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan antara sikap Ibu, peran tenaga kesehatan, dan peran suami terhadap
pemanfaatan buku KIA pada Ibu Balita di Puskesmas B tahun 2023.

PAGE \* MERGEFORMAT30
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Korelasional, tiga
jenis penelitian korelasional telah diidentifikasi:
Korelasi positif: Hubungan positif antara dua variabel adalah ketika
peningkatan satu variabel menyebabkan kenaikan variabel lainnya.
Penurunan satu variabel akan menyebabkan penurunan variabel lainnya.
Dalam penelitian ini bisa dilihat sikap ibu Balita, peran tenaga kesehatan,
dan peran suami dalam memanfaatkan buku KIA positif dengan hasil
cakupan KIA yang mencapai target.
Korelasi negatif: Korelasi negatif secara harfiah merupakan
kebalikan dari hubungan positif. Jika terjadi kenaikan pada salah satu
variabel, maka variabel kedua akan menunjukkan penurunan dan
sebaliknya. Misalnya, berpendidikan mungkin berkorelasi negatif dengan
tingkat kejahatan ketika peningkatan satu variabel menyebabkan penurunan
variabel lain dan sebaliknya. Jika tingkat pendidikan di suatu negara
ditingkatkan, itu dapat menurunkan tingkat kejahatan. Harap dicatat bahwa
ini tidak berarti bahwa kurangnya pendidikan mengarah pada kejahatan. Ini
hanya berarti bahwa kurangnya pendidikan dan kejahatan diyakini memiliki
alasan yang sama – kemiskinan.
Tidak ada korelasi: Pada tipe ketiga ini, tidak ada korelasi antara
kedua variabel. Perubahan pada satu variabel belum tentu melihat perbedaan
pada variabel lainnya. Misalnya, menjadi jutawan dan kebahagiaan tidak
berkorelasi. Peningkatan uang tidak mengarah pada kebahagiaan.
3.1.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian korelasional
yang pada dasarnya adalah terdapat dua variabel yakni variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah sikap Ibu
Balita, peran tenaga kesehatan, dan peran suami. Sedangkan variabel terikat
(X) adalah pemanfaatan buku KIA. Koefisien korelasi yang dihasilkan

PAGE \* MERGEFORMAT30
mengidentifikasikan tingkatan/ derajat hubungan antara tingkat kecakapan
(Proviency level) Sikap Ibu Balita, peran tenaga kesehatan, dan peran suami
terhadap pemanfaatan buku KIA.
Tabel 2 Hubungan Antar Variabel
Y Pemanfaatan Buku KIA
X (Y)
Sikap Ibu Balita, Peran tenaga XY
kesehatan, dan peran suami
(X)

3.1.2 Populasi dan Sampel


3.1.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian . Populasi dalam penelitian
ini adalah ibu balita yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas B Kota
Bogor. Populasi yang diambil adalah Ibu Balita yang datang ke Posyandu
sejumlah 70 Ibu selama 6 bulan, periode bulan Januari sampai dengan
Bulan Juni 2023.
3.1.2.2 Sampel Penelitian
Sugiyono (2010: 118) menyatakan bahwa Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 174) sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti.
Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling.
Sampel yang diambil adalah 30 Ibu Balita di Kelurahan B, 30 Ibu Balita di
Kelurahan E, dan 40 Ibu Balita di Kelurahan C, hal ini dikarenakan jumlah
Ibu Balita yang relatif banyak. Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh
Arikunto (134: 2006) bahwa “Untuk ancer-ancer, maka apabila subjeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.”
3.1.3 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas B Kota Bogor.

3.2 Prosedur Penelitian dan Tahapan Penelitian


3.2.1 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yaitu langkah-langkah yang dipakai untuk
mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan di
dalam penelitian ini, dengan pembahasannya tentang lokasi dan subjek
populasi/sampel penelitian, desain penelitian (tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap pelaporan) dan justifikasi, definisi operasional,
instrument penelitian, proses pengembangan instrument, teknik
pengumpulan data dan alasan rasionalnya , dan analisis data.
3.2.2 Tahapan Penelitian
Tahap-tahap pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan awal penelitian
hingga sampai dengan penyusunan lapoaran akhir. Sebagai sumber rujukan,
peneliti mengacu pada tahapan penelitian yang diungkap oleh Arikunto
(2006: 22), yaitu :
3.2.2.1 Pembuatan rancangan penelitian
Langkah-langakah dalam tahapan ini adalah memilih masalah, studi
pendahuluan, merumuskan masalah, dan menentukan variabel dan sumber
data.
Memilih Masalah
Pada tahap ini penulis melakukan observasi awal dengan
menggunakan pedoman wawancara kepada 15 Ibu Balita yang ada di
wilayah Puskesmas B Kota Bogor, didapatkan hasil bahwa Ibu Balita yang
memanfaatkan buku KIA baru 45%, sehingga dengan studi awal inilah,
maka penulis memilih melakukan penelitian ini. Selanjutnya penulis
melakukan persiapan, dimana merupakan tahap awal dalam melakukan
penelitian.
Langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu penyusunan proposal
yang berisi rancangan penelitian, pada langkah ini peneliti dibimbing oleh
dosen pendamping yang kemudian disetujui dan selanjutnya dapat
dikembangkan oleh penulis baik sesuai dengan teori maupun metode
penelitian yang digunakan.
Setelah proposal disetujui, berdasarkan masalah yang ditemukan
maka penulis memilih Ibu Balita yang tinggal di wilayah Kerja Puskesmas
B untuk menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu Kelurahan B,
Kelurahan E, dan Kelurahan C.
Pada tahap persiapan ini juga penulis mempersiapkan lembar
pedoman wawancara dan pedoman observasi serta mempersiapkan surat izin
penelitian dari instansi terkait demi kelancaran penelitian penulis
selanjutnya.
Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan yang dilakukan penulis adalah adalah tahap penggalian
informasi data secara mendalam dari pihak-pihak yang terkait. Dengan
pegangan pedoman wawancara dan pedoman observasi yang dibuat pada
tahap persiapan penulis mengenal objek lebih dalam. Dalam pedoman
wawancara dan pedoman observasi peneliti menggunakan pertanyaan-
pertanyaan dan panduan observasi yang sesuai dengan tujuan dan
pertanyaan penelitian yang disetujui oleh dosen pembimbing. Setelah data
yang diperlukan terkumpul maka dilaksanakanlah analisis data.
Merumuskan Masalah
Penulis melakukan kegiatan triangulasi data yang merupakan
pengecekan atau pemeriksaan dari data yang diperoleh agar memperoleh
keabsahan data. Hal ini dilakukan dengan mengecek kebenaran informasi
yang didapat dari informan kepada orang lain atau pihak-pihak yang ada
kaitannya dengan informan. Tujuannya yaitu untuk membandingkan
informasi yang didapat agar ada jaminan tentang kebenarannya. Pada tahap
ini juga dilakukan perbandingan antara hasil observasi dengan wawancara
serta membandingkannya dengan informasi yang didapatkan dari orang lain
yang dekat dengan responden. Penulis juga melakukan referensi dari lima
penelitian sebelumnya yang mengambil judul penelitian serupa.
Penulis menyusun laporan hasil pengumpulan data yaitu hasil
observasi dan wawancara. Setelah penyusunan laporan ini maka didapatkan
hasil penelitian dalam menyusun laporan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan maksud dan tujuan penelitian yang kemudian disusun
secara sistematis berdasarkan prosedur pelaporan.
Menentukan Variabel dan Sumber Data
Penulis mengambil variabel bebas dari penelitian ini yaitu Pemanfaatan
Buku KIA oleh Ibu Balita, sedangkan variabel terikat yaitu Sikap Ibu Balita,
peran tenaga kesehatan, dan peran suami dalam pemanfaatan buku KIA.
Data awal didapatkan dari observasi awal kepada Ibu Balita yang ada
dikelurahan B sejumlah 15 ibu. Sumber data keluaran yang penulis ambil
yaitu dari total hasil wawancara kepada Ibu Balita yang ada di wilayah kerja
Puskesmas B Kota Bogor tahun 2023.
3.2.2.2 Pelaksanaan penelitian
Langkah dalam tahapan ini adalah menentukan dan menyusun instrumen,
mengumpulkan data, analisis data kemudian menarik kesimpulan.
Menentukan dan Menyusun Instrumen
Pengukuran pemanfaatan buku KIA dapat diukur dengan
menjawab 15 pertanyaan, yang berkaitan dengan sikap Ibu dalam
penggunaan buku KIA sebagai pedoman perawatan kesehatan dan tumbuh
kembang anak.
a. Tindakan memanfaatkan buku KIA diberi skor 1, jika jumlah jawaban 1
b. Tindakan memanfaatkan buku KIA diberi skor 2, jika jumlah jawaban 2-3
atau jawaban maksimal
c. Tidak memanfaatkan buku KIA diberikan skor 0
Dan selanjutnya dari jawaban tersebut akan diberikan penilaian
efektif memanfaatkan yaitu ≥75% dan tidak efektif memanfaatkan <75%
berdasarkan penelitian Yayu, dkk (2015), frekuensi pemanfaatan buku KIA
yang dimanfaatkan sebanyak 42 responden (60%) dan yang tidak
dimanfaatkan sebanyak 28 responden (40%). Penelitian serupa juga
mendapatkan hasil 57 orang (70,4%) efektif dalam pemanfaatan buku KIA
dan 24 orang (29,6%) tidak efektif dalam pemanfaatan buku KIA
(Noviyanti, 2015).
Pengukuran sikap dapat dilakukan melalui wawancara kepada
Ibu Balita, menggunakan 5 pertanyaan yang berkaitan dengan pemanfaatan
buku KIA. Untuk memberikan skor pada sikap menggunakan skala
Guttman.
a. Jawaban setuju diberi skor 1
b. Jawaban tidak setuju diberi skor 0
Klasifikasi sikap yaitu sikap positif jika didapat skor ≥75% dan sikap
negative jika didapat skor <75%.
Keefektifitas peran petugas kesehatan kepada Ibu Balita
terhadap pemanfaatan buku KIA dapat dilihat melalui pemenuhan
kewajibannya, antara lain mencatat pelayanan kesehatan yang telah
diberikan kepada ibu dan anak di buku KIA dengan memberi tanda (√) pada
pesan atau informasi yang telah dijelaskan kepada ibu, mampu menjawab
dan memberikan penjelasan setiap kali ibu meminta penjelasan,
memberikan pelayanan kesehatan, konseling, dan penyuluhan kepada ibu
terkait isi buku KIA, serta mengetes kembali pemahaman ibu setiap selesai
memberi wawancara kepada ibu balita, dengan menggunakan 5 pertanyaan
yang berkaitan dengan pemanfaatan buku KIA. Untuk memberikan skor
pada peran petugas kesehatan menggunakan skala Guttman.
a. Jawaban Ya diberi skor 1
b. Jawaban Tidak diberi skor 0
Keefektifiasan peran suami kepada Ibu Balita terhadap
pemanfaatan buku KIA dapat dilihat melalui pemenuhan kewajibannya,
antara lain mengenal, membaca, menganggap penting, merespon, dan
mengecek bersama ibu tentang isi buku KIA kelengkapan pencatatan dan
lain sebagainya. Wawancara kepada ibu balita, dengan menggunakan 5
pertanyaan yang berkaitaan dengan pemanfaatan buku KIA. Untuk
memberikan skor pada peran suami menggunakan skala Guttman.
a. Jawaban Ya diberi skor 1
b. Jawaban Tidak diberi skor 0
Mengumpulkan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara kepada ibu balita
menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara terstruktur. Instrumen
berisikan pertanyaan terkait dengan identitas responden, sikap ibu, dan
dukungan petugas kesehatan terhadap pemanfaatan buku KIA. Responden
harus menandatangani informed consent sebelum bersedia di wawancarai
dan setelah itu peneliti membacakan pertanyaan yang ada pada instrumen.
Setelah selesai melakukan wawancara, data yang didapatkan kemudian
dianalisis oleh penulis.
Teknik pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara:
1) Editing (pemeriksaan data) merupakan proses pengecekan jumlah
instrumen, kelengkapan data yang diantaranya kelengkapan identitas,
lembar instrumen dan kelengkapan isian instrumen, sehingga apabila
terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera oleh peneliti.
2) Coding (pemberian kode) merupakan kegiatan pengklasifikasian jawaban
responden menurut macamnya agar mudah diperiksa. Klasifikasi ini
dikerjakan dengan jalan memberi tanda pada masing-masing jawaban
dengan kode-kode tertentu menurut kategori.
3) Entry data (memasukkan data) merupakan suatu proses memasukkan data
yang telah dikumpulkan kedalam database komputer.
4) Cleaning data yaitu merupakan tahap pembersihan data menggunakan
software yang bertujuan untuk mengecek kembali data yang dimasukkan
dan kode yang telah diberikan benar dan lengkap.
5) Tabulating (penyusunan data) merupakan proses penyusunan dan
penghitungan data hasil pengkodean yang terhitung dalam masing-masing
kategori, cara ini memasukkan data dari item pertanyaan dalam kotak yang
disediakan.
3.2.2.3 Analisis Data
1) Analisis Univariat
Analisis Univariat dilakukan untuk melihat gambaran deskriptif dari
masing- masing variabel yang diteliti. Variabel yang dianalisis secara
deskriptif adalah variabel bebas (pengetahuan dan sikap ibu, serta dukungan
petugas kesehatan) dan variabel tergantung (pemanfaatan buku KIA) dalam
bentuk distribusi dan persentase dari tiap variabel.
2) Analisis Bivariat
Analisis Bivariat menggunakan uji chi-square dengan derajat kemaknaan
95%, untuk menganalisis hubungan antara sikap ibu, dan dukungan petugas
kesehatan terhadap pemanfaatan buku KIA.
3) Analisis Multivariat
Analisis Multivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara satu variabel
tergantung dengan seluruh variabel bebas, sehingga dapat diketahui variabel
bebas yang paling dominan pengaruhnya terhadap pemanfaatan buku KIA
dengan menggunakan uji Regressi Poisson.

3.2.2.4 Kesimpulan
Pembuatan laporan penelitian, pada tahapan ini penulis membuat laporan
sesuai dengan data yang telah didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2013.
2. Colti S, Elvira G, Dyah Umiyarni, Purnama Sari. Fungsi Pemanfaatan Buku KIA terhadap
Pengetahuan Kesehatan Ibu dan Anak pada Ibu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol
8 No 8. Artikel Penelitian Unsoed. 2012. Hal. 353-356.
3. Depkes RI. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Departemen Kesehtan dan JICA (Japan International Coorperation Agency). 2015.
4. _____________ , 2020. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak, Jakarta: Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
5. Farida, Nita. Determinan Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas
Wanakerta Kabupaten Karawang Tahun 2015. The Southeast Asian Journal of Midwafery.
Vol 2 No 1. 2016.
6. Hanum R dan Safitri ME. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu hamil tentang
Pemanfaatan Buku KIA di Puskesmas Namu Ukur. Jurnal Bidan Komunitas. Institut
Kesehatan Helvetia. Medan. 2018. Vol 1 No. 3 hal. 152-160.
7. Irwan, Etika dan Perilaku Kesehatan, Gorontalo: CV. Absolut Media, 2017.
8. Mahayani NMD, Hernowo BS, Judistiani RTD. Pengetahuan, Sikap, dan Praktik
Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak pada Anak umur 2- 5 Tahun di Kota Denpasar.
Abstrak. 2014.
9. Mariani Nim. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu
dan Anak oleh Ibu Balita di Desa Latong Kecamatan Seunangan Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2013. Universitas Teuku Umar Meulaboh.2014.
10. Teta P R,Dr Agung S,Rahayu S, Modul Ajar Kebidanan Komunitas. Prodi D3 Kebidanan
Magetan. Poltekkes Kemenkes Surabaya. 2018.
11. Kemenkes R.I., Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta. (2018).
12. https://lp2m.uma.ac.id/2021/12/13/penelitian-korelasi-definisi-jenis-jenis-dengan-
contohnya/#:~:text=Penelitian%20korelasional%20(korelasi)%20adalah%20jenis,tanpa
%20pengaruh%20dari%20variabel%20asing.
13. PUTU AYU INTAN PARAMITHA, Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Pada Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Timur, Denpasar, 2016
Lampiran 1
ANGKET WAWANCARA TERSTRUKTUR
HUBUNGAN SIKAP IBU, PERAN TENAGA KESEHATAN DAN

DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMANFAATAN

BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PADA IBU BALITA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS B KOTA BOGOR

No. Responden :
Hari/Tanggal :
A. Karakteristik Responden
Nama : …………………………………………………….…
Umur : ……………………………………………………….
Alamat : ……………………………………………………….
Jumlah Anak : ……………………………………………………….
Pendidikan Terakhir : ……………………………………………………….
Pekerjaan : ……………………………………………………….

B. Sikap Ibu
Saya akan memberikan 5 pernyataan yang berkaitan dengan sikap
Ibu dalam memanfaatkan buku KIA.

No Pernyataan Setuju Tidak


Setuju
B1. Buku KIA harus dibawa serta setiap kali melakukan pemeriksaan ke
pelayanan kesehatan
B2. Buku KIA menjadi pedoman ibu untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak
B3. Buku KIA dapat meningkatkan pengetahuan ibu mengenai kesehatan
dan pola asuh anak
B4. Buku KIA menjadi pedoman ibu untuk melakukan perawatan anak
sehari-hari
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju
B5. Buku KIA menjadi pedoman ibu dalam menyiapkan makanan untuk
Anak

C. Dukungan Petugas Kesehatan


Saya akan memberikan 5 pertanyaan yang berkaitan dengan dukungan
petugas kesehatan kepada Ibu terkait pemanfaatan buku KIA.

No Pertanyaan Ya Tidak
C1. Apakah petugas sudah memberikan penjelasan kepada ibu mengenai isi
buku KIA?
C2. Apakah petugas sudah menjelaskan cara mengisi buku KIA kepada
Ibu?
C3. Apakah petugas sudah menganjurkan ibu untuk menggunakan buku
KIA sebagai pedoman perawatan kesehatan anak sehari-hari?
C4. Apakah petugas merespon dengan baik semua pertanyaan ibu terkait
buku KIA?
C5. Apakah petugas pernah mengecek kelengkapan isi buku KIA ibu?

D. Dukungan Suami/ Keluarga


Saya akan memberikan 5 pertanyaan yang berkaitan dengan dukungan suami/ keluarga terkait
pemanfaatan Buku KIA

No Pertanyaan Ya Tidak
D1. Apakah suami/ keluarga sudah pernah melihat/ mengenal Buku KIA ?

D2. Apakah suami/ keluarga sudah pernah tau/ membaca isi buku KIA
bersama-sama dengan ibu?

D3. Apakah suami/ keluarga tau bahwa buku KIA sangat penting bagi ibu
dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balitanya?

D4. Apakah suami/ keluarga merespon dengan terkait adanya buku KIA?

D5. Apakah suami/ keluarga pernah mengecek bersama ibu tengtang


kelengkapan isi buku KIA bagi balitanya?
E. Pemanfaatan Buku KIA
Saya akan memberikan 15 pertanyaan yang berkaitan dengan perilaku ibu dalam
pemanfaatan buku KIA.

No Pertanyaan Skor

E1. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman saat pemberian ASI
pada bayi?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Melakukan inisiasi menyusui dini (IMD)
2) Memberikan kolostrum (ASI pertama yang berwarna kekuningan)
3) Memberikan ASI Ekskluisf
E2. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman untuk menjaga agar
bayi tetap hangat?
Jika iya, apa saja yang ibu lakukan?
1) Mandikan bayi dengan air hangat
2) Selimuti dan gunakan topi, kaos kaki, kaos tangan serta pakaian
yang hangat
3) Jangan tidurkan bayi di tempat dingin atau banyak angina
E3. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman untuk merawat tali
pusar?
Jika iya, apa saja yang ibu lakukan?
1) Jangan berikan apapun pada tali pusar
2) Jaga agar tali pusar terbuka dan kering
3) Bila kotor atau basah, cuci dengan air bersih dan keringkan dengan
kain bersih.
No Pertanyaan Skor

E4. Apakah ibu sudah mengisi catatan pelayanan kesehatan bayi baru lahir yang
ada di dalam buku KIA?
Jika sudah, bagaimana cara ibu mengisi?
1) Dengan memberi tanda (√) sesuai dengan pelayanan yang sudah diperoleh
bayi.
E5. Apakah ibu memanfaatkan catatan imunisasi yang ada pada buku KIA?
Jika iya, digunakan untuk apa?
1) Untuk melihat kelengkapan imunisasi anak
2) Untuk mengetahui jadwal imunisasi anak
E6. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA untuk memantau pertumbuhan
dan perkembangan anak setiap bulannya?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Timbang berat badan anak setiap bulan di posyandu
2) Minta kader mencatat hasil penimbangan pada KMS di buku KIA
E7. Apakah ibu memanfaatkan KMS pada buku KIA?
Jika iya, bagaimana cara ibu mengetahui bahwa tumbuh kembang anak sudah
berjalan normal?
1) Dengan melihat berat badan anak naik mengikuti garis pertumbuhan
E8. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman pengasuhan anak?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Mengasuh anak dengan penuh kasih sayang
2) Sering meluangkan waktu bersama anak
3) Beri pujian jika anak berhasil melakukan hal yang baik
E9. Apakah ibu menggunakan buku KIA sebagai pedoman perawatan kebersihan
anak sehari-hari?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Mandikan anak dengan sabun dan air bersih 2 kali sehari
2) Jaga kebersihan pakaian, mainan dan tempat tidur anak
3) Gunting kuku tangan dan kaki secara teratur dan jaga kebersihannya
E10. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman perawatan gigi
anak sehari-hari?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Hindari anak dari makanan manis
2) Bersihkan gusi dan lidah bayi dengan kain lembut yang dibasahi air hangat
3) Gosok gigi balita setelah sarapan dan sebelum tidur
4) Periksakan gigi anak secara rutin 3-6 bulan sekali ke fasilitas kesehatan
E11. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman untuk menghindarkan
anak dari bahaya sehari-hari?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Hindari anak dari benda yang disangka makanan/minuman seperti obat-
obatan, racun tikus, racun serangga, minyak tanah
2) Hindari anak dari benda panas seperti kompor, seterika
3) Hindari anak dari benda berbahaya seperti pisau, gunting, colokan listrik
No Pertanyaan Skor

E12. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman merawat anak yang
sedang demam?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Jika masih menyusu, berikan ASI lebih sering
2) Beri minum lebih banyak
3) Kompres dengan air hangat, jika demam tinggi beri obat penurun panas.
E13. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman merawat anak yang
terkena diare?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Jika anak masih menyusu, berikan ASI
2) Berikan oralit
E14. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman untuk merangasang
tumbuh kembang anak?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Sering perdengarkan musik dan ajak anak berkomunikasi sejak dini
2) Latih berdiri, berjalan, dan berbicara sesering mungkin
3) Perkenalkan anak pada lingkungan sekitar
4) Sering mengajak anak bermain
E15. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman dalam menyiapkan
makanan untuk anak?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Berikan makanan pendamping ASI seperti bubur susu, bubur tim,
bubur nasi
2) Berikan makan pada anak balita 3 kali sehari
3) Berikan makanan selingan seperti pisang, buah-buahan dan biskuit 2 kali
sehari
4) Berikan makanan yang tidak berbumbu tajam, tidak
menggunakan penyedap, pewarna dan pengawet.
Total Skor

Anda mungkin juga menyukai