Proposal Sidang Skripsi Kls J - Wahyu Ningsih 07220400038
Proposal Sidang Skripsi Kls J - Wahyu Ningsih 07220400038
Oleh :
WAHYU NINGSIH
07220400038
Oleh:
WAHYU NINGSIH
NPM 07220400038
Proposal/ Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam
Sidang Proposal Program Studi Kebidanan
Fakultas Vokasi
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
Oleh:
WAHYU NINGSIH
NPM 07220400038
Telah diuji dihadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian dari
Persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh
Gelar Sarjana Terapan Kebidanan
(Ghaida Khusnul Pangestu, STR.Keb, MKeb) (Rita Ayu Yolandia, SST, MKM)
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Penggunaan buku KIA bisa optimal jika tenaga kesehatan dan kader
memastikan bahwa ibu dan keluarga paham tentang isi buku KIA. Peningkatan
pengetahuan buku KIA bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
dengan pemberian konseling yang sesuai kebutuhan ibu hamil dan secara
mendalam pada saat kunjungan kehamilan, baik di pelayanan kesehatan maupun
di masyarakat serta dilakukan evaluasi dan monitoring saat ibu hamil melakukan
kunjungan ulang (Kemenkes, 2015). Mengingat rendahnya pemanfaatan buku
KIA di kalangan ibu hamil maupun Ibu Balita maka perlu dilakukan penelitian
tentang hubungan yang mempengaruhi pemanfaatan buku KIA di Puskesmas B
sebagai salah satu Puskesmas di Kota Bogor, dimana belum pernah dilakukan
penelitian sebelumnya dengan judul ini.
Peneliti juga terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan sebagai dasar
mengapa peneliti melakukan penelitian dengan judul ini, dari 15 sampel yang
peneliti wawancara, didapatkan hasil bahwa Ibu Balita yang telah memanfaatkan
buku KIA sebanyak 45%, sedangkan yang belum memanfaatkan buku KIA
sebanyak 55%.
PAGE \* MERGEFORMAT30
DPT, Polio dan Campak termasuk catatan pemberian vitamin A, serta di bagian
belakang buku juga terdapat kartu Menuju Sehat (KMS).
2.1.3 Tujuan Buku KIA
Buku KIA adalah buku yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan KIA sehingga dapat menekan AKI dan AKB di Indonesia. Selain itu,
beberapa tujuan buku KIA adalah untuk memudahkan keluarga dalam memahami
informasi kesehatan tentang ibu dan anak yang tercantum dalam buku KIA,
memudahkan tugas Ibu untuk dapat memahami kondisi kesehatannya sendiri dan
bayinya secara mandiri, serta untuk meningkatkan praktik keluarga dan
masyarakat dalam memelihara/merawat kesehatan ibu dan anak.
2.1.4 Manfaat Buku KIA
Secara garis besar manfaat buku KIA dapat dibagi menjadi dua yaitu
manfaat umum dan khusus. Manfaat buku KIA secara umum yaitu ibu dan anak
mempunyai catatan kesehatan yang lengkap.
Sedangkan manfaat secara khusus yaitu pertama untuk mencatat dan
memantau kesehatan ibu dan anak, yang kedua adalah alat komunikasi dan
penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu, keluarga dan
masyarakat tentang paket (standar) pelayanan KIA. Ketiga merupakan alat untuk
mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak.
Keempat yaitu sebagai catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak
termasuk rujukannya (Kemenkes RI dan JICA, 2015).
2.1.5 Sasaran dan Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Sasaran buku KIA menurut Kemenkes RI dan JICA (2015) dibagi menjadi
dua kelompok sasaran, yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran
langsung dari buku KIA adalah ibu dan anak dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Ketentuan pertama yaitu setiap ibu hamil mendapat buku KIA. Ibu
akan menggunakan buku ini hingga masa nifas dan bayi menggunakan buku ini
sejak lahir sampai berumur 6 tahun. Ketentuan kedua yaitu jika bayi lahir kembar
ibu akan mendapatkan tambahan buku sesuai dengan jumlah bayi. Ketentuan
ketiga, ibu yang hamil lagi akan mendapatkan buku baru. Keempat yaitu jika buku
KIA hilang, selama masih ada persediaan buku sebaiknya ibu dan anak mendapat
ganti buku baru. Kedua sasaran tidak langsung yaitu suami, petugas kesehatan dan
kader.
2.1.6 Pemanfaatan Buku KIA
Indikator keberhasilan pemanfaatan buku KIA pada ibu balita dapat diukur
dari kesehatan anaknya. Penilaiannya dapat dilihat dari kunjungan neonatal
pertama (KN1), kunjungan neonatal lengkap (KN Lengkap), penanganan neonatus
komplikasi, cakupan pelayanan kesehatan bayi, cakupan pelayanan kesehatan
anak balita, kematian neonatus, kematian bayi, dan kematian balita (Kemenkes
RI, 2018). Data indikator kesehatan anak tersebut dipantau setiap bulannya oleh
petugas kesehatan dan ibu bayi, sehingga keberhasilan pemanfaatan buku KIA
dapat dilihat dari pencapaian indikator tersebut.
Pemanfaatan buku KIA pada Ibu Balita akan maksimal jika ibu telah
membaca dan menerapkan isi buku KIA, serta mengerti cara pengisiannya.
Petugas kesehatan wajib menjelaskan cara membaca buku KIA secara bertahap,
sesuai dengan keadaan yang dihadapi ibu, kemudian ibu memberi tanda (√)
memakai pensil atau bolpoint pada bagian yang telah dibaca dan diterapkan.
Setiap kali ibu dan anak melakukan pemeriksaan kesehatan, maka buku KIA
wajib dibawa dan ibu wajib mengisi tanda (√) sesuai dengan pelayanan yang baru
saja diperoleh ibu ataupun bayinya. Pelayanan tersebut mencakup pelayanan
pemeriksaan untuk ibu hamil (hal 16 - 22), pelayanan kesehatan ibu bersalin (hal
23 25), pelayanan kesehatan ibu nifas (hal 27-28), pelayanan kesehatan ibu
menyusi (hal 29-32), pelayanan KB (hal 33). Untuk bagian Kesehatan Anak
bagian identitas (hal 1), pelayanan kesehatan neonates (hal 7), pelayanan
imunisasi (hal 8-9), pelayanan SDIDTK (hal 10-11) , PMBA, Vitamin A dan
pemberian obat cacing (hal 12), kurva pertumbuhan (hal 13-25) , ringkasan
pelayanan MTBS (hal 27), Rujukan (hal 31), Pelayanan Bayi Baru Lahir (hal 34-
37), kondisi Balita ( hal 38 ), kesehatan Bayi, Anak Balita 6-24 bulan (hal 40-47),
pelayanan anak balita 2-3 tahun (hal 49), pelayanan anak balita usia 3-4 tahun (hal
51 ), pelayanan anak balita usia 4-5 tahun (hal 52), anak usia 5-6 tahun (hal 53),
kelas ibu balita (hal 32). Buku KIA juga digunakan sebagai sarana informasi
pelayanan KIA. Karena buku KIA dapat dijadikan sebagai pedoman untuk ibu
dalam bertanya kepada kader maupun petugas kesehatan yang berkaitan dengan
kesehatan balita.
2.1.7 Sikap Ibu terhadap Pemanfaatan Buku KIA
Sikap Ibu terhadap Pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak dapat
diamati dari kepemilikan buku KIA, membawa buku KIA saat ke fasilitas
kesehatan, membaca informasi kesehatan didalamnya menjadi determinan penting
bagi pengetahuan ibu (Sistriani, dkk. 2014). Menurut Wijhati (2019) pemanfaatan
buku KIA dinilai dari tiga aspek yaitu kegiatan membawa buku KIA saat
melakukan pemeriksaan ke pelayanan kesehatan, membaca isi buku KIA, dan
menerapkan pesan yang terdapat dalam buku KIA.
Pemanfaatan buku KIA yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara sikap ibu Balita terhadap pemanfaatan buku KIA. Ibu Balita
yang memanfaatkan buku KIA selama melakuan pelayanan kesehatan memiliki
pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak menggunakan buku KIA
(Wijhati, 2019). Ibu yang memiliki buku KIA memiliki kemungkinan 2,31 kali
lebih besar untuk melakukan pelayanan kesehatan untuk Balita nya dibandingkan
dengan ibu yang tidak memiliki buku KIA (Suparmi, dkk. 2018).
2.1.8 Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Buku KIA
Peran petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan memengaruhi frekuensi
pelayanan kesehatan Balita di fasilitas kesehatan. Semakin baik peran petugas
kesehatan maka semakin sering pula Ibu Balita membawa anaknya ke fasiltas
kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan dan pelayanan Balita.
Pengetahuan petugas akan isi, kegunaan dan manfaat buku KIA yang baik akan
membuat Ibu Balita bisa lebih memahami akan pentingnya buku KIA karena
peatugas bisa menjelaskan dengan sangat baik tentang isi Buku KIA itu sendiri.
2.1.9 Peran Suami terhadap Pemanfaatan Buku KIA
Sebagai seorang ayah, peran suami terhadap Ibu Balita yang dalam hal ini adalah
istrinya, sangat menentukan rasa sayangnya terhadap kesehatan istri dan
kesehatan Balitanya. Melalui peran suami yang baik sebagai pendamping terdekat
ibu, semakin tinggi dorongan yang didapatkan ibu Balita untuk menjaga
kesehatan Balitanya, sehingga ibu termotivasi untuk melakukan kunjungan rutin
pelayanan kesehatan Balita, baik itu di Posyandu maupun di Puskesmas.
2.2 Road map Hubungan Sikap Ibu, Peran Tenaga Kesehatan, dan Peran Suami
terhadap Pemanfaatan Buku KIA
Sikap Ibu
Variabel Peran Tenaga Kesehatan
Independen Peran Suami
Faktor predisposisi adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu
(internal) yang dapat mempermudah terjadinya perilaku atau tindakan pada diri
seseorang atau masyarakat. Faktor ini meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan
atau keyakinan, nilai-nilai dan budaya yang berhubungan dengan motivasi
individu atau kelompok untuk bertindak. Faktor predisposisi yang mempengaruhi
pemanfaatan buku KIA yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat Pengetahuan
Hal ini tidak akan diukur, karena tidak masuk dalam kategori pengukuran.
2. Sikap
Pengertiannya adalah suatu tanggapan ataupun reaksi dari setiap individu terhadap
suatu rangsangan atau lingkungan (Setiawan, 2019). Sama halnya sikap ibu
terhadap pemanfaatan buku KIA, dimana sikap yang positif mencerminkan
kepedulian ibu terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anaknya. Kepedulian
tersebut akan menimbulkan kecenderungan untuk bertindak yang dipengaruhi
oleh intensitas sikap ibu, yang dapat dibagi menjadi empat tingkatan yaitu:
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa subyek mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (obyek).
2) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang
dihadapi.
3) Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu objek, dan
menganjurkan orang lain merespon.
4) Bertanggung jawab (Responcible)
Berani mengambil risiko terhadap segala sesuatu yang dipilih berdasarkan
keyakinannya.
3. Keyakinan atau kepercayaan menurut WHO dalam Suriani sering diperoleh dari
orang tua, kakek, nenek, atau orang yang dipercaya. Hal ini berdasarkan
keyakinan atau adanya pembuktian terlebih dahulu.
4. Nilai-nilai, didalam masyarakat umum selalu berlaku nilai yang akan dijadikan
pegangan oleh setiap orang dalam menjalankan kehidupan di masyarakat.
5. Budaya merupakan perilaku, norma, kebiasaan dan nilai-nilai serta pemakaian
sumber daya yang ada di masyarakat untuk menghasilkan pola hidup yang
umumnya akan disebut dengan kebudayaan. Kebudayaan atau pola hidup selalu
berubah sesuai dengan peradaban umat manusia.
Faktor Pendukung (Enabling Faktor) adalah kemampuan/keahlian dan
semua sumber-sumber pendukung yang diperlukan untuk menciptakan atau
memungkinkan perilaku kesehatan. Sumber-sumber yang dimaksud antara lain
ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan. Faktor pendukung juga
berkaitan dengan aksesibilitas berbagai sumber daya seperti biaya, jarak dan
sarana transportasi yang ada. Faktor pendukung yang mempengaruhi pemanfaatan
buku KIA yaitu sebagai berikut:
1. Jarak Pelayanan Kesehatan
Jarak pelayanan kesehatan adalah keterjangkauan jarak yang dapat
ditempuh dari tempat tinggal responden hingga ke tempat pelayanan kesehatan.
2. Status Ekonomi Keluarga
Tingkat pendapatan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
seseorang untuk melakukan tindakan yang berhubungan dengan kesehatan.
Tingkat pendapatan akan berpengaruh terhadap status ekonomi keluarga yang
juga berpengaruh terhadap perilaku pemanfaatan buku KIA.
3. Ketersediaan Sarana
Sarana dalam hal ini adalah ketersediaan buku KIA di Puskesmas. Daerah
dengan sarana transportasi yang baik, letak yang strategis dan keadaan wilayah
yang sangat mendukung menjadikan distribusi buku semakin mudah, sehingga
buku KIA akan mudah sampai ke Puskesmas.
Faktor Pendorong adalah faktor-faktor dari luar individu yang
mendorong atau memperkuat terjadinya perubahan perilaku. Faktor ini meliputi
faktor sikap dan perilaku petugas kesehatan, termasuk juga disini undang- undang
serta peraturan-peraturan yang terkait dengan kesehatan. Faktor pendorong yang
mempengaruhi pemanfaatan buku KIA yaitu sebagai berikut:
1. Peran petugas kesehatan
Petugas kesehatan adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, dan masyarakat
(Colti dkk, 2014). Dalam hal ini, petugas kesehatan memegang peranan penting
pada pemanfaatan buku KIA karena petugas kesehatan yang memberikan buku
tersebut kepada Ibu.
Keefektifan dukungan petugas kesehatan terhadap pemanfaatan buku
KIA dapat dilihat melalui pemenuhan kewajibannya, antara lain mencatat
pelayanan kesehatan yang telah diberikan kepada ibu dan anak di buku KIA
dengan memberi tanda (√) pada pesan atau informasi yang telah dijelaskan kepada
ibu, mampu menjawab dan memberikan penjelasan setiap kali ibu meminta
penjelasan, memberikan pelayanan kesehatan, konseling, dan penyuluhan kepada
ibu terkait isi
buku KIA, serta mengetes kembali pemahaman ibu setiap selesai memberi
penjelasan dan peragaan. (Depkes RI dan JICA, 2015).
2. Peran Suami
Sebagai seorang ayah dan seorang suami, sikap suami terhadap ibu Balita, yang
dalam hal ini adalah istrinya, sangat menentukan rasa sayangnya terhadap
kesehatan istri dan Balitanya. Melalui peran suami dalam memberikan dukungan
salah satunya dengan cara membaca buku KIA bersama dan memahami ibi buku
KIA itu sendiri, juga yang berperan baik sebagai pendamping terdekat ibu.
Faktor predisposisi
Pengetahuan
Sikap
Kepercayaan
Nilai-nilai
Budaya
Faktor Pendukung
Jarak Pelayanan Kesehatan Pemanfaatan Buku
Ketersediaan Sarana
Faktor Pendorong
Peran Suami
PAGE \* MERGEFORMAT30
BAB III
METODE PENELITIAN
PAGE \* MERGEFORMAT30
mengidentifikasikan tingkatan/ derajat hubungan antara tingkat kecakapan
(Proviency level) Sikap Ibu Balita, peran tenaga kesehatan, dan peran suami
terhadap pemanfaatan buku KIA.
Tabel 2 Hubungan Antar Variabel
Y Pemanfaatan Buku KIA
X (Y)
Sikap Ibu Balita, Peran tenaga XY
kesehatan, dan peran suami
(X)
3.2.2.4 Kesimpulan
Pembuatan laporan penelitian, pada tahapan ini penulis membuat laporan
sesuai dengan data yang telah didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2013.
2. Colti S, Elvira G, Dyah Umiyarni, Purnama Sari. Fungsi Pemanfaatan Buku KIA terhadap
Pengetahuan Kesehatan Ibu dan Anak pada Ibu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol
8 No 8. Artikel Penelitian Unsoed. 2012. Hal. 353-356.
3. Depkes RI. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Departemen Kesehtan dan JICA (Japan International Coorperation Agency). 2015.
4. _____________ , 2020. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak, Jakarta: Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
5. Farida, Nita. Determinan Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas
Wanakerta Kabupaten Karawang Tahun 2015. The Southeast Asian Journal of Midwafery.
Vol 2 No 1. 2016.
6. Hanum R dan Safitri ME. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu hamil tentang
Pemanfaatan Buku KIA di Puskesmas Namu Ukur. Jurnal Bidan Komunitas. Institut
Kesehatan Helvetia. Medan. 2018. Vol 1 No. 3 hal. 152-160.
7. Irwan, Etika dan Perilaku Kesehatan, Gorontalo: CV. Absolut Media, 2017.
8. Mahayani NMD, Hernowo BS, Judistiani RTD. Pengetahuan, Sikap, dan Praktik
Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak pada Anak umur 2- 5 Tahun di Kota Denpasar.
Abstrak. 2014.
9. Mariani Nim. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu
dan Anak oleh Ibu Balita di Desa Latong Kecamatan Seunangan Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2013. Universitas Teuku Umar Meulaboh.2014.
10. Teta P R,Dr Agung S,Rahayu S, Modul Ajar Kebidanan Komunitas. Prodi D3 Kebidanan
Magetan. Poltekkes Kemenkes Surabaya. 2018.
11. Kemenkes R.I., Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta. (2018).
12. https://lp2m.uma.ac.id/2021/12/13/penelitian-korelasi-definisi-jenis-jenis-dengan-
contohnya/#:~:text=Penelitian%20korelasional%20(korelasi)%20adalah%20jenis,tanpa
%20pengaruh%20dari%20variabel%20asing.
13. PUTU AYU INTAN PARAMITHA, Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Pada Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar
Timur, Denpasar, 2016
Lampiran 1
ANGKET WAWANCARA TERSTRUKTUR
HUBUNGAN SIKAP IBU, PERAN TENAGA KESEHATAN DAN
No. Responden :
Hari/Tanggal :
A. Karakteristik Responden
Nama : …………………………………………………….…
Umur : ……………………………………………………….
Alamat : ……………………………………………………….
Jumlah Anak : ……………………………………………………….
Pendidikan Terakhir : ……………………………………………………….
Pekerjaan : ……………………………………………………….
B. Sikap Ibu
Saya akan memberikan 5 pernyataan yang berkaitan dengan sikap
Ibu dalam memanfaatkan buku KIA.
No Pertanyaan Ya Tidak
C1. Apakah petugas sudah memberikan penjelasan kepada ibu mengenai isi
buku KIA?
C2. Apakah petugas sudah menjelaskan cara mengisi buku KIA kepada
Ibu?
C3. Apakah petugas sudah menganjurkan ibu untuk menggunakan buku
KIA sebagai pedoman perawatan kesehatan anak sehari-hari?
C4. Apakah petugas merespon dengan baik semua pertanyaan ibu terkait
buku KIA?
C5. Apakah petugas pernah mengecek kelengkapan isi buku KIA ibu?
No Pertanyaan Ya Tidak
D1. Apakah suami/ keluarga sudah pernah melihat/ mengenal Buku KIA ?
D2. Apakah suami/ keluarga sudah pernah tau/ membaca isi buku KIA
bersama-sama dengan ibu?
D3. Apakah suami/ keluarga tau bahwa buku KIA sangat penting bagi ibu
dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balitanya?
D4. Apakah suami/ keluarga merespon dengan terkait adanya buku KIA?
No Pertanyaan Skor
E1. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman saat pemberian ASI
pada bayi?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Melakukan inisiasi menyusui dini (IMD)
2) Memberikan kolostrum (ASI pertama yang berwarna kekuningan)
3) Memberikan ASI Ekskluisf
E2. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman untuk menjaga agar
bayi tetap hangat?
Jika iya, apa saja yang ibu lakukan?
1) Mandikan bayi dengan air hangat
2) Selimuti dan gunakan topi, kaos kaki, kaos tangan serta pakaian
yang hangat
3) Jangan tidurkan bayi di tempat dingin atau banyak angina
E3. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman untuk merawat tali
pusar?
Jika iya, apa saja yang ibu lakukan?
1) Jangan berikan apapun pada tali pusar
2) Jaga agar tali pusar terbuka dan kering
3) Bila kotor atau basah, cuci dengan air bersih dan keringkan dengan
kain bersih.
No Pertanyaan Skor
E4. Apakah ibu sudah mengisi catatan pelayanan kesehatan bayi baru lahir yang
ada di dalam buku KIA?
Jika sudah, bagaimana cara ibu mengisi?
1) Dengan memberi tanda (√) sesuai dengan pelayanan yang sudah diperoleh
bayi.
E5. Apakah ibu memanfaatkan catatan imunisasi yang ada pada buku KIA?
Jika iya, digunakan untuk apa?
1) Untuk melihat kelengkapan imunisasi anak
2) Untuk mengetahui jadwal imunisasi anak
E6. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA untuk memantau pertumbuhan
dan perkembangan anak setiap bulannya?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Timbang berat badan anak setiap bulan di posyandu
2) Minta kader mencatat hasil penimbangan pada KMS di buku KIA
E7. Apakah ibu memanfaatkan KMS pada buku KIA?
Jika iya, bagaimana cara ibu mengetahui bahwa tumbuh kembang anak sudah
berjalan normal?
1) Dengan melihat berat badan anak naik mengikuti garis pertumbuhan
E8. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman pengasuhan anak?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Mengasuh anak dengan penuh kasih sayang
2) Sering meluangkan waktu bersama anak
3) Beri pujian jika anak berhasil melakukan hal yang baik
E9. Apakah ibu menggunakan buku KIA sebagai pedoman perawatan kebersihan
anak sehari-hari?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Mandikan anak dengan sabun dan air bersih 2 kali sehari
2) Jaga kebersihan pakaian, mainan dan tempat tidur anak
3) Gunting kuku tangan dan kaki secara teratur dan jaga kebersihannya
E10. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman perawatan gigi
anak sehari-hari?
Jika iya, apa saja bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Hindari anak dari makanan manis
2) Bersihkan gusi dan lidah bayi dengan kain lembut yang dibasahi air hangat
3) Gosok gigi balita setelah sarapan dan sebelum tidur
4) Periksakan gigi anak secara rutin 3-6 bulan sekali ke fasilitas kesehatan
E11. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman untuk menghindarkan
anak dari bahaya sehari-hari?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Hindari anak dari benda yang disangka makanan/minuman seperti obat-
obatan, racun tikus, racun serangga, minyak tanah
2) Hindari anak dari benda panas seperti kompor, seterika
3) Hindari anak dari benda berbahaya seperti pisau, gunting, colokan listrik
No Pertanyaan Skor
E12. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman merawat anak yang
sedang demam?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Jika masih menyusu, berikan ASI lebih sering
2) Beri minum lebih banyak
3) Kompres dengan air hangat, jika demam tinggi beri obat penurun panas.
E13. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman merawat anak yang
terkena diare?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Jika anak masih menyusu, berikan ASI
2) Berikan oralit
E14. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman untuk merangasang
tumbuh kembang anak?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Sering perdengarkan musik dan ajak anak berkomunikasi sejak dini
2) Latih berdiri, berjalan, dan berbicara sesering mungkin
3) Perkenalkan anak pada lingkungan sekitar
4) Sering mengajak anak bermain
E15. Apakah ibu memanfaatkan buku KIA sebagai pedoman dalam menyiapkan
makanan untuk anak?
Jika iya, apa bentuk pemanfaatan yang ibu lakukan?
1) Berikan makanan pendamping ASI seperti bubur susu, bubur tim,
bubur nasi
2) Berikan makan pada anak balita 3 kali sehari
3) Berikan makanan selingan seperti pisang, buah-buahan dan biskuit 2 kali
sehari
4) Berikan makanan yang tidak berbumbu tajam, tidak
menggunakan penyedap, pewarna dan pengawet.
Total Skor