TOKSIKOLOGI INDUSTRI dan PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA

Oleh : dr. Ayu Cahyani Noviana, M.KKK

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS 1. SIFAT FISIK BAHAN KIMA 2. SIFAT-SIFAT KIMIAWI 3. PORT dENTREE (JALAN MASUK KE DALAM TUBUH) 4. KERENTANAN INDIVIDU 5. ABSORPSI BAHAN KIMIA 6. TRANSFORMASI BIOKIMIA/METABOLIK 7. TOKSISITAS 8. EFEKTOKSIK BAHAN KIMIA 9. NILAI AMBANG BATAS PENCEGAHAN
2 I. HIPERKES

 Toksikologi

- ilmu tentang racun - ilmu yang mempelajari gangguan kesehatan akibat bahan kimia pada mahluk hidup Paracelsus : All substance are poisons, there is none which is not a poison. The right dose differentiates a poison and remedy I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI
1. PENDAHULUAN

TOKSIKOLOGI INDUSTRI ADL ILMU TENTANG RACUNRACUN YANG DIGUNAKAN, DIOLAH, DIHASILKAN ATAU DIPRODUKSI OLEH INDUSTRI. BEBERAPA ISTILAH :

RACUN ADALAH BAHAN KIMIA DALAM JUMLAH RELATIF KECIL BERBAHAYA BAGI KESEHATAN BAHKAN JIWA MANUSIA. TOKSISITAS SUATU ZAT ADL KEMAMPUAN ZAT TSB UNTUK MENIMBULKAN KERUSAKAN PADA ORGANISME HIDUP.

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI
1. PENDAHULUAN

HAZARD ADL KEMUNGKINAN SUATU ZAT UTK MENIMBULKAN GANGGUAN KESEHATAN (ADVERSE HEALTH EFFECT) PADA SAAT ZAT TSB. DIBUAT DAN DIGUNAKAN. EFEK ADALAH PERUBAHAN JARINGAN BIOLOGIS AKIBAT PEMAPARAN THD BAHAN KIMIA TOKSIK. RESPONS ADL PROPORSI POPULASI YNG MENUNJUKKAN SUATU EFEK. LD50 (Lethal Dose) SUATU BAHAN TOKSIK ADL DOSIS (mg/kg BB) YANG DIPERKIRAKAN AKAN MENYEBABKAN KEMATIAN PADA 50 % SUATU GROUP SPESIES BINATANG PERCOBAAN.

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI
1. PENDAHULUAN

LC50 (Lethal Concentration) SUATU BAHAN KIMIA TOKSIK ADALAH KONSENTRASI (ppm = part per million) YANG DIPERKIRAKAN AKAN MENYEBABKAN KEMATIAN 50% SUATU GROUP SPESIES BINATANG PERCOBAAN BILA DIHIRUP DALAM WAKTU TERTENTU. HUBUNGAN DOSIS DAN RESPONS:

K=CXt
K = KONSTANTA HABER (THE END EFFECT) C = KONSENTRASI BAHAN KIMIA (DOSIS) t = LAMA PEMAPARAN.
6 I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

1. PENDAHULUAN

ARTINYA : TOKSISITAS SUATU ZAT DITENTUKAN OLEH KUANTITAS ZAT TSB YANG MASUK KE DALAM TUBUH.

TERDAPAT HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT ANTARA DOSIS DAN RESPONS. (LIHAT KURVA HUBUNGAN DOSIS DAN RESPONS)

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI
1. PENDAHULUAN

% OF ANIMAL KILLED

100

B
50

- KURVA ZAT A > CURAM DP ZAT B - ZAT A > TOKSIK DP ZAT B

LD50 0

I. HIPERKES

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.1 SIFAT FISIK BAHAN KIMA
a. GAS ADL ZAT YANG TIDAK MEMPUNYAI BENTUK TETAP DAN MENGISI RUANG TERTUTUP SECARA SEMPURNA PADA SUHU 25 C DAN TEK. 760 mmHg. b. UAP ADL FASE GAS DR SUATU ZAT DIMANA ZAT TSB PADA SUHU 25 C DAN TEK. 760 mmHg ADL ZAT CAIR DAN PADAT.

AEROSOL ADL DISPERSI PARTIKEL-2 BERUKURAN MIKROSKOPIS DLM MEDIA GAS. AEROSOL DPT BERUPA PARTIKEL PADAT (FUME, DEBU, ASAP) AT PARTIKEL ZAT CAIR (MIST/KABUT DAN FOG)

10

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 SIFAT FISIK BAHAN KIMA SIFAT-SIFAT KIMIAWI PORT dENTREE (JALAN MASUK KE DALAM TUBUH) KERENTANAN INDIVIDU ABSORPSI BAHAN KIMIA TRANSFORMASI BIOKIMIA/METABOLIK TOKSISITAS EFEK TOKSIK BAHAN KIMIA NILAI AMBANG BATAS

11

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.1 SIFAT FISIK BAHAN KIMA * DEBU ADL PARTIKEL ZAT PADAT YANG MEMPUNYAI DIAMETER 0,1-50 MIKRON ATAU LEBIH. * ASAP ADL AEROSOL ZAT KARBON YANG BERUKURAN < 0,5 MIKRON, ASAP TERMASUK HASIL PEMBAKARAN TAK SEMPURNA ZAT YANG MENGANDUNG KARBON.

FUME ADL AEROSOL PARTIKEL ZAT PADAT YANG DIHASILKAN KARENA KONDENSASI UAP METAL YANG DIPANASKAN/DIPIJARKAN DAN BIASANYA UAP TSB MENGALAMI OKSIDASI DLM ATMOSFER.

12

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.1 SIFAT FISIK BAHAN KIMA

MIST ADL AEROSOL PARTIKEL ZAT CAIR YANG TER-JADI KARENA KONDENSASI UAP ATAU AKIBAT PEMECAHAN ZAT CAIR MENJADI BENTUK DISPERSI DENGAN CARA SPLASHING ATAU FOAMING FOG ADL SUSPENSI PARTIKEL 2 ZAT CAIR DI UDARA YANG MEMPUNYAI UKURAN KOLOIDAL DAN MAKROSKOPIK.

13

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.2 SIFAT-SIFAT KIMIAWI

BESAR MOLEKUL KONSENTRASI DAYA LARUT DAN JENIS PELARUT JENIS SENYAWA TITIK LEBUR, TITIK DIDIH, BJ TOKSIKOKINETIKA DAN TOKSIKODINAMIKA

14

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.3 PORT dENTREE (JALAN MASUK KE DALAM TUBUH)

SALURAN PERNAFASAN ( GAS, DEBU, UAP, MIST, DSB ) SALURAN PENCERNAAN ( CAIR/PADAT ) KULIT ( CAIR, UAP, DAN MIST ).

15

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.4 KERENTANAN INDIVIDU
USIA KONDISI KESEHATAN INDIVIDU HABITUASI IDIOSYNCRASI JENIS KELAMIN

16

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.5 ABSORPSI BAHAN KIMIA
a.

ABSORPSI MELALUI SAL. PERNAFASAN:

KERACUNAN BHN KIMIA DI INDUSTRI KIRA-2 90% MELALUI

SAL. PERNAFASAN.
GAS YANG MUDAH LARUT DLM AIR (AMMONIA, HCl, HF)

SEGERA TERABSORPSI SPA.

PADA

KONSENTRASI RENDAH MUNGKIN ALVEOLI PNEUMONITIS) DAN OEDEMA PARU.

SAMPAI KE

PADA KONSENTRASI TNGGI BERAKIBAT IRITASI (CHEMICAL

17

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.5 ABSORPSI BAHAN KIMIA

a.

ABSORPSI MELALUI SAL. PERNAFASAN:

GAS YANG TIDAK LARUT DALAM AIR (NO2, FOSGEN)

TIDAK MENYEBABKAN LESI MUKOSA SAL. PERNAFASAN ATAS (SPA), TETAPI PENGARUHNYA TERLIHAT PADA SAL. PERNAFASAN BAWAH (SPB).
GAS YANG KELARUTANYA DALAM AIR SEDANG (OZON,

KLOR), LESI AKAN TIMBUL DI SPA & SPB

GAS-GAS YANG TAK MENYEBABKAN IRITASI SPT CO

DISERAP CEPAT OLEH PEMBULUH DARAH.

PARTIKEL-PARTIKEL
I. HIPERKES

ZAT PADAT DAPAT MENCAPAI ALVEOLI TGT DIAMETERNYA.

18

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.5 ABSORPSI BAHAN KIMIA

b. ABSORPSI MELALUI KULIT : APABILA KULIT KONTAK DENGAN BHN KIMIA:

ZAT KIMIA BEREAKSI DENGAN KULIT (IRITASI PRIMER)

MIS. ASAM-2, BASA-2, DAN PELARUT ORGANIK.

ZAT

KIMIA SENSITISASI.

MENEMBUS

KULIT

MENYEBABKAN

MIS. FORMALDEHID, GARAM NIKEL, AS KROMAT.

ZAT KIMIA MENEMBUS KULT DAN MASUK PEMB. DARAH

- MENYEBABKAN KELAINAN SISTEMIK. MIS. ANILIN, PARATHION, DAN TEL.

19 I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.5 ABSORPSI BAHAN KIMIA

c. ABSORPSI MELALUI SAL. ALAT CERNA : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI:

PENGOSONGAN LAMBUNG DENGAN CEPAT. PERISTALTIK USUS YANG MENINGKAT MENGHAMBAT

ABSORPSI. ASAM LAMBUNG, USUS GETAH USUS, DAN MIKROFLORA USUS MEMECAH BAHAN KIMIA. MAKANAN DLM SAL ALAT CERNA MENGHAMBAT PENYERAPAN. PENCERNAAN YANG NORMAL MENINGKATKAN ALIRAN DARAH DAN ABSORPSI.
20 I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.6 TRANSFORMASI BIOKIMIA/METABOLIK
TRANSFORMASI METABOLIK BERUPA MEKANISME BIOLOGIK SEBAGAI AKSI TUBUH UNTUK MENGURANGI TOKSISITAS.
TRANSFORMASI BIOKIMIA ADALAH PROSES PENG-UBAHAN

BAHAN KIMIA MANUSIA.

MENJADI DERIVAT ASING DALAM TUBUH

UMUMNYA MENJADI DERIVAT

YANG LEBIH MUDAH LARUT DALAM AIR DAN BIASANYA KURANG/TIDAK TOKSIK.

21

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.6 TRANSFORMASI BIOKIMIA/METABOLIK

ADAKALANYA MENGHASILKAN ZAT YANG LEBIH TOKSIK

(METABOLIC TOXIFICATION) MIS. TERBENTUKNYA METABOLIT KARBON TETRAKLORIDA DARI D.D.T.

ASAM-ASAM

KUAT DAN BASA-BASA MENGALAMI BIOTRANFORMASI.

KUAT

TIDAK

BIOTRANSFORMASI BIASANYA TERJADI DI HATI. PROSESNYA:

OKSIDASI,

REDUKSI,

HIDROLISA,

DAN

KONJUGASI.
22 I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.6 TRANSFORMASI BIOKIMIA/METABOLIK

ADA

REAKSI KONJUGASI YAITU REAKSI BIOSINTETIK DIMANA SENYAWA-SENYAWA KIMIA ASING ATAU METABOLITNYA (GROUP HYDROKSIL, AMINO, CARBONYL, DAN APOXIDE) BERGABUNG DENGAN BAHAN KIMIA ENDOGEN MEMBENTUK IKATAN TAK TOKSIK.

23

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.7 TOKSISITAS
TABEL : 1 - TOKSISITAS ZAT KIMIA MENURUT LD50 DAN LC50: TOXICITY LD50/wt/kg LC50/ppm RATING DESCRIPTIVE SINGLE ORAL 4 HR INHALATION RATS RATS 1 EXTREMELY TOXIC 1 mg OR LESS < 10 2 HIGHLY TOXIC 1 50 mg 10 - 100 3 MODERATELY T.OXIC 50 500 mg 100 - 1000 4 SLIGHTLY TOXIC 0,5 5 g 1000 10.000 5 PRACTICALLY NON 5 15 g 10.000 100.000 TOXIC 6 RELATIVELY 15 g OR MORE > 100.000 HARMLESS
24 I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.8 EFEK TOKSIK BAHAN KIMIA
TABEL : 2 MILD IRRITANTS

ACETONE CALCIUM OXYDE COPPER FUME FORMALDEHYDE

FORMIC ACID HYDROGEN PEROXYDE 30% NAPTHTA, COAL TAR
25 I. HIPERKES

PHENOL PHOSPHORIC ACID PHOSPHORUS YELLOW SILVER, METAL & SOLUBLE COMPOUNDS STIRENE TURPENTINE XYLENE

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.8 EFEK TOKSIK BAHAN KIMIA
TABEL : 3 SEVERE PULMONARY IRRITANTS AMMONIA CHROMIC ACID, METAL AND INSOLUBLE SALT COTTON DUST, FLUORINE HYDRGEN CHLORIDE HYDROGEN FLUORIDE HYDROGEN SULFIDE IODINE
26 I. HIPERKES

NICKEL CARBONYL NITROGEN OXYDE OZONE PHOSGEN SULFUR DIOXYDE SULFURIC ACID TOLUEN-2, 4-DIISOCYANATE ZINC CHLORIDE FUE

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.8 EFEK TOKSIK BAHAN KIMIA
TABEL : 4 PULMONARY SENSITIZERS CASTOR BEAN POMADE COBALT, METAL FUME, DUST ENZYMATIC DETERGENTS MALEIC ANHYDRIDE METHYLENE BIPHENYL ISOSYANATE METHYL ISOCYANATE NICKEL METAL p-PHENYLENEDIAMINE
27 I. HIPERKES

PHTALIC ANHYDRIDE PLATINUM SALT POLYVINYL CHLORIDE (FUME FROM FILM WRAPPERS ASTHMA WESTERN RED CEDAR DUST WOOD PULP DUST

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.8 EFEK TOKSIK BAHAN KIMIA
TABEL : 5 PULMONARY CARCINOGENS ARSENIC AND COMPOUND BIS(CHLOROMETYL)ETHER CHROMATES ASBESTOS CHLOROMETYL METYL ETHER COKE OVEN EMISSION

28

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.8 EFEK TOKSIK BAHAN KIMIA
TABEL : 6 CENTRAL NERVOUS SYSTEM DEPRESSANTS ACETHONE BENZENE CARBON DISULFIDE CARBON TETRACHLORIDE ETHYL ALCOHOL n- HEHANE TOLUEN TURPENTINE XYLENE

29

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.8 EFEK TOKSIK BAHAN KIMIA
TABEL : 7 NEUROTOXIOUS PRODUCING PERIPHERAL NEUROPHATY ARSENIC AND COMPOUNDS CARBON DISULFIDE LEAD AND INORGANIC LEAD LEAD ARSENATE MERCURY METHYL BROMIDE

COMPOUND.

30

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.8 EFEK TOKSIK BAHAN KIMIA
TABEL : 8 AGENTS CAUSING BEHAVIOURAL CHANGES LEAD MANGANESE TOLUEN MERCURY METHYL BROMIDE

31

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.9 NILAI AMBANG BATAS MENURUT AMERICAN CONFERENCE OF GOVERNMENTAL INDUSTRIAL HYGIENISTS (ACGIH), THRESHOLD LIMIT VALUE (TLV) DAPAT DIBEDAKAN MENJADI 3:

THRESHOLD LIMIT VALUE TIME WEIGHTED AVERAGE (TLV-TWA) ADALAH KADAR RATA-RATA DARI BAHAN KIMIA YANG DIPERKENANKAN UNTUK DIPAPAR SELAMA 8 JAM SEHARI 40 JAM SEMINGGU, YANG PADA KADAR TERSEBUT HAMPIR SEMUA TENAGA KERJA DAPAT MEMAPARNYA SECARA BERULANG HARI DEMI HARI TANPA MENIMBULKAN GANGGUAN.

32

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.9 NILAI AMBANG BATAS

THRESHOLD LIMIT VALUE-SHORT TERM EXPOSURE LIMIT (TLVSTEL) ADALAH KADAR TERTINGGI BAHAN KIMIA YANG DIPERKENANKAN, YANG PADA KADAR TERSEBUT TENAGA KERJA DAPAT TERPAPAR SECARA TERUS MENERUS SELAMA TIDAK LEBIH DARI 15 MENIT DENGAN CATATAN PEMAPARAAN SELAMA 15 MENIT TERSEBUT BERLANGSUNG TIDAKLEBIH DARI 4 KALI SEHARINYA, DAN INTERVAL ANTARA 2 PERIODE PEMAPARAN PALING SEDIKIT TIDAK KURANG DARI 60 MENIT, SECARA TLV-TWA NYA TIDAK BOLEH DILAMPAUI.

33

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.9 NILAI AMBANG BATAS

THRESHOLD LIMIT VALUE-CEILING (TLV-C) ADALAH KONSENTRASI YNG TAK BOLEH DILAMPAUI, BAHKAN TIDAK BOLEH DIPAPAR SEKALIPUN DALAM WAKTU YANG SINGKAT.

HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI (C) DAN WAKTU PAPARAN (T) DENGAN NAB (TWA)NYA SECARA MATEMATIK DAPAT DIRUMUSKAN SBB:

TWA = C X T
C = KONSENTRASI ZAT T = WAKTU PEMAPARAN
34 I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.9 NILAI AMBANG BATAS

RUMUS TSB BERLAKU :

TWA DAPAT DIPERKECIL BAIK DENGAN MENURUN-KAN KONSENTRASI ZAT ATAU MEMPERPENDEK WAKTU PAPARAN. TETAPI HAL INI HANYA BERLAKU UNTUK BAHAN-BAHAN DENGAN TOKSISITAS RENDAH. TAK BERLAKU UNTUK BAHAN-BAHAN YG SANGAT TOKSIK.

35

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.10 PRINSIP-2 PENCEGAHAN

SUBSTITUSI BAHAN BERBAHAYA DENGAN BAHAN YANG TIDAK BERBAHAYA. SUBSTITUSI BENZENE DNG TOLUEN ATAU XYLENE. FOSFOR PUTIH DNG FOSFOR MERAH METHYL BROMIDE DENGAN FREON. ASBESTOS DENGAN FIBERGLASS.
LOCAL EXHAUSTER (DEBU-2) ATAU LOCAL ISOLATION SUMBER BERBAHAYA (TOTAL ENCLOSER)

36

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.10 PRINSIP-2 PENCEGAHAN

MODIFIKASI PROSES. MIS. POLES DENGAN MESIN YANG MENGHASILKAN DEBU DIGANTI DENGAN YANG MENGGUNAKAN LARUTAN (AS. NITRAT, FOSFAT DAN SULFAT)
VENTILASI UMUM YANG BAIK

PEMELIHARAAN KETATARUMAHTANGGAN YANG BAIK.

PENYEDIAAN FASILITAS SANITASI

37

I. HIPERKES

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

2. FAKTOR-2 YANG MEMPENGARUHI TOKSISITAS.

2.10 PRINSIP-2 PENCEGAHAN

PEMERIKSAAN KESEHATAN SEBELUM KERJA DAN BERKALA. PELATIHAN KARYAWAN UNTK MENGHINDARI BAHAYA- BAHAYA LINGKUNGAN KERJA. HIGIENE PERORANGAN YANG BAIK. PEMINDAHAN/ROLLING KARYAWAN DSB. PENGGUNAAN APD

38

I. HIPERKES

39

I. HIPERKES

PENANGANAN BHN BERBAHAYA

1. PENDAHULUAN

KEHARUSAN TTG PENANGANAN YANG AMAN MENCAKUP KESELAMATAN :

o o o o o

DI TEMPAT PRODUKSI ATAU DIOLAH; DI TEMPAT DIPAKAI/DIPERGUNAKAN; DIPERDAGANGKAN; DIANGKUT; DISIMPAN.

DIATUR DALAM Pasl 2 UU No. 1 TAHUN 1970.

40

I. HIPERKES

PENANGANAN BHN BERBAHAYA

1. PENDAULUAN

YANG DIMAKSUD DENGAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA ADLAH BAHAN-BAHAN TERMASUK BAHAN KIMIA DAN ORGANISME HIDUP, YANG DENGAN SIFAT-SIFATNYA, KONSENTRASI DAN KUANTITASNYA DAPAT MEMBAHAYAKAN KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKNGANN HIDUP. PERKEMBANGAN IPTEK MENUNTUT PEMBANGUNAN DALAM PENGGUNAAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA. PERKEMBANGAN DAN PEREDARAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA YANG RIBUAN JUMLAHNYA TIDAK MUNGKIN DAPAT DIBATASI/DIKONTROL, TETAPI RESIKONYA HARUS DIKONTROL. KEGIATAN YANG PERLU PENGENDALIAN DAN PENGAMANAN MELIPUTI:

41

I. HIPERKES

PENANGANAN BHN BERBAHAYA

1. PENDAHULUAN

2.

KLASIFIKASI BAHAN BERBAHAYA (PBB).

BAHAN BERBAHAYA (HAZARDOUS MATERIALS) DIKLASIFIKASIKAN SBB: Lihat juga daftar BB di toksikologi) KELAS 1 : EXPLOSIVE; KELAS 2 : GAS-GAS; . GAS MUDAH TERBAKAR . GAS-GAS INERT . GAS-GAS BERACUN . GAS-GAS KOROSIF KELAS 3 : CAIRAN MUDAH TERBAKAR; KELAS 4 : PADATAN MUDAH TERBAKAR; KELAS 5 : BHN PENGOKSID & ORGANIK PEROKSIDA. KELAS 6 : BAHAN BERACUN DAN INFEKSIUS; KELAS 7 : BAHAN RADIOAKTIF. KELAS 8 : BAHAN BERSSIFAT KOROSIF; KELAS 9 : BAHAN BERBAHAYA LAINNYA.

42

I. HIPERKES

43

I. HIPERKES

PENANGANAN BHN BERBAHAYA

1. 2. PENDAHULUAN KLASIFIKASI BAHAN BERBAHAYA

3. PENANGANAN BB
a. PENGELOMPOKAN BAHAN-BAHAN BERBAHAYA b. PENGEMASAN SESUAI DENGAN BAHAYANYA c. PEMBERIAN TANDA-2 PERINGATAN BAHAYA, LABELLING DAN PLAKAD (PLACARDING). d. DOKUMENTASI YANG TEPAT DAN BENAR DLM TRANSPORTASI. e. PROSEDUR BONGKAR MUAT YANG KETAT f. RENCANA TINDAKAN DARURAT DAN P3K. g. PENYEDIAAN ALAT PELINDUNG DIRI. h. MELENGKAPI LEMBAR DATA KESELAMATAN DARI PABRIK PEMBUAT. i. ................................
44 I. HIPERKES

PENANGANAN BHN BERBAHAYA

1. 2. PENDAHULUAN KLASIFIKASI BAHAN BERBAHAYA

3. PENANGANAN BB (Lanjutan ...........)

i. j. k. l. PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN. RANCANGAN FASILITAS KERJA YANG DIBUTUHKAN PEMERIKSAAN BERKALA PEKERJA. PENGAWASAN THD LINGKUNGAN HIDUP SECARA KHUSUS. m. PENGENDALIAN DAN PENGATURAN PEMBUANGAN (DISPOSAL). n. PENYULUHAN KEPADA MASYARAKAT.

45

I. HIPERKES

PENANGANAN BHN BERBAHAYA

1. 2. 3.

PENDAHULUAN KLASIFIKASI BAHAN BERBAHAYA PENANGANAN BB

4. TINDAKAN DARURAT DLM PENANGANAN BB

a.

b.

b. c.

UMUM 1) KOSONGKAN DAERAH BERBAHAYA. 2) HINDARI BAHAYA KRN DEPOSISI ARAH ANGIN. 3) JAUHKAN DIRI DARI DAERAH PERMUKAAN RENDAH. ALAT PELINDUNG DIRI (Lihat APD) 1) ALAT PELINDUNG DIRI (A.P.) PERNAFASAN. 2) A.P. BAHAN KIMIA/GAS. 3) SARUNG TANGAN KARET ANTI BAHAN KIMIA. 4) DLL. PENGUNGSIAN (EVACUATION) KE DAERAH AMAN. TINDAKAN P3K .....................

46

I. HIPERKES

PENANGANAN BHN BERBAHAYA

1. 2. 3.

PENDAHULUAN KLASIFIKASI BAHAN BERBAHAYA PENANGANAN BB

4.

TINDAKAN DARURAT DLM PENANGANAN BB lanjutan ......... c. TINDAKAN P3K: 1) PINDAHKAN KORBAN KE DAERAH SEGAR. 2) BERI NAFAS BUATAN BILA DIBUTUHKAN. 3) BANTU DNG.OKSIGEN BILA ASPHYXIA. 4) LAKUKAN PIJAT JANTUNG BILA JANTUNG TAK BERBAHAYA. 5) JAUHKAN PAKAIAN/PERALATAN YANG TERCEMAR. 6) BADAN DIBUAT HANGAT DAN TENANG 7) KIRIM SEGERA KE RS TERDEKAT. 8) COBA IDENTIFIKASI BAHAN BERBAHAYA/ PENYEBAB. 9) BERTINDAK CEPAT, BENAR, TENANG.

47

I. HIPERKES

PENANGANAN BHN BERBAHAYA

Penjelasan APD: ALAT PELINDUNG DIRI (APD): 1. TOPI KESELAMATAN: 2. ALAT PELINDUNG MATA (Eye Goggle) 3. ALAT PELINDUNG MUKA (Face Shield) 4. MASKER DENGAN FILTER UNTUK DEBU: 5. MASKER DENGAN FILTER UNTUK DEBU DAN GAS: 6. MASKER GAS DENGAN TABUNG PENYARING (Canister Filter) 7. MASKER GAS DENGAN UDARA BERTEKANAN DALAM TABUNG (Self Contained Breathing Apparatus): 8. KERUDUNG KEPALA Hood) : 9. KERUDUNG DENGAN ALAT PELINDUNG PERNAFASAN: 10. KERUDUNG KEPALA ANTI ASAM ALKALI: 11. SARUNG TANGAN 12. SARUNG TANGAN KARET. 13. SEPATU KESELAMATAN. 14. SEPATU KARET. 15. BAJU PELINDUNG TAHAN ASAM ATAU ALKALI (WARNA KUNING)
48 I. HIPERKES

PENANGANAN BHN BERBAHAYA

ALAT PELINDUNG DIRI:

1. TOPI KESELAMATAN
Untuk melindungi kepala thd benturan tertimpa benda-benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari kejutan listrik ataupun thd kemungkinan terkena bahan kimia berbahaya.

2. ALAT PELINDUNG MATA (Eye Goggle)

Melindungi mata thd: Benda melayang (debu); Gram (serpihan logam); Percikan bahan kimia berbahaya; Cahaya menyilaukan.

49

I. HIPERKES

PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA

3.

Untuk melidungi muka mulai dahi sampai batas leher. Pelindung muka yang tahan terhadap bahan kmia berbahaya (warna kuning). Digunakan pada tempat yang terdapat bahan asam atau alkali.

4.

MASKER DENGAN FILTER UNTUK DEBU. Untuk melindungi hidung dan mulut dari debu dan mampu menyaring debu ukuran rata-rata 0,6 mikron sampai 98%. (Warna merah).

50

I. HIPERKES

PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA

5. MASKER DENGAN FILTER UNTUK DEBU DAN GAS. Melindungi hidung dan mulut dari debu, acid gas, uap bahan organik, fumes, asap dan kabut. Mampu menyaring debu 0,6 mikron sampai 99,9% (warna kuning). Mampu menyerap gas/uap/fumes sampai 0,1 volume atau 10 x dari konsentrasi yang diijinkan.
6.

MASKER GAS DENGAN TABUNG PENYARING (Canister Filter) digunakan untuk melindungi mata, hidung dan mulut dari gas/uap/fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan.
SYARAT PEMAKAIAN ................

51

I. HIPERKES

PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA

SYARAT PEMAKAIAN :

Tidak boleh untuk pekerjaan penyelamatan korban atau dipergunakan di ruang tertutup.
Tidak boleh digunakan bila kontaminasi gas tidak dikenali atau daerah dengan kontaminasi lebih dari 1% (untuk ammonia 2%). Konsentrasi oksigen harus diatas 16%. Tabung penyaring yang digunakan harus sesuai dengan kontaminasi gas/uap/fumes.

52

I. HIPERKES

PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA

7.

MASKER GAS DENGAN UDARA BERTEKANAN DALAM TABUNG (Self Contained Breathing Apparatus) Digunakan untuk melindungi mata, hidung dan mulut dari gas/uap/fumes yang dapat menimbulkan gangguan pada keselamatan dan kesehatan. SYARAT PEMAKAIAN : Dapat digunakan pada kondisi oksigen kuran 16%. Digunakan bila kontaminan tidak bisa diserap dengan tabung penyaring kontaminan 1%. Dapat digunakan untuk penyelamatan korban. Waktu pemakaian 30 menit.

53

I. HIPERKES

PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA

8.

KERUDUNG KEPALA (Hood) Digunakan untuk melindungi seluruh bagian kepala dan muka thd kotoran bahan yang dapat membahayakan maupun yang dapat mengganggu kesehatan. KERUDUNG DGN.ALAT PELINDUNG PERNAFASAN Digunakan di daerah kerja yang berdebu, terdapat uap/gas/fumes yang tidak lebih dari 1% volume atau 10 X dari konsentrasi maksimum yang diijinkan

9.

11. SARUNG TANGAN

54

I. HIPERKES

Digunakan untuk melindungi bahaya fisik, kimia dan listrik.

tangan

terhadap

PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA

12. SARUNG TANGAN KARET

Digunakan apabila bekerja dengan bahan kimia berbahaya, korosif, dan listrik.
13. SEPATU KESELAMATAN

Digunakan melindungi kaki dari: terantuk keras atau tajam, luka bakar dari bahan kimia korosif, tertembus benda tajam, tidak terjatuh terpeleset oleh air dan minyak.
14. SEPATU KARET

Digunakan untuk melindungi kaki terhadap bahan kimia berbahaya.

55 I. HIPERKES

PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA

15. BAJU PELINDUNG TAHAN ASAM ATAU ALKALI

(warna kuning). Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan bahan kimia berbahaya, baik asam maupun alkali.

56

I. HIPERKES

THANK U 4UR ATTENTION GBUA

57

I. HIPERKES

QUIZ
NAB FAKTOR FISIK YANG BERLAKU DI

INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN NOMOR BERAPA? SELAIN BAHAYA KERACUNAN, BAHAYA APA LAGI YANG DAPAT DITIMBULKAN OLEH BAHAN KIMIA, JELASKAN MENGAPA!

58

I. HIPERKES