Anda di halaman 1dari 10

MINYAK KEMIRI

MINYAK KEMIRI

Sejarah

Kemiri berasal dari Maluku dan tersebar ke


Polynesia, India, Filipina, Jawa, Australia dan
kepulauan Pasifik, India Barat, Brazil dan Florida.

Kemiri (Aleurites moluccana) adalah tumbuhan yang


bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dari
rempah-rempah. Tumbuhan ini masih sekerabat
dengan singkong dan termasuk dalam suku
Euphorbiaceae.
Tanaman kemiri berpohon besar dengan tinggi 25-40 m,
beranting banyak, mempunyai tunas muda yang tertutup rapat
oleh bulu yang berwarna putih keabu-abuan atau coklat. Daun
muda berlekuk tiga atau lima, sedang daun tua, berbentuk bulat
dengan ujung meruncing. Daun tersebut mempunyai kelenjar
berwarna hijau kekuningan.

Minyak kemiri dikenal dengan istilah  ”lumbang” di negara


Filipina atau candle nut oil di beberapa negara-negara lainnya.
Manfaat

Sifat kimia fisika

Sifat-sifat Fisika-Kimia Minyak Kemiri adalah:

Karakteristik Nilai
Bilangan penyabunan 188 - 202
Bilangan asam 6,3 - 8
Bilangan Iod 136 - 167
Bilangan Thiocyanogen 97 - 107
Bilangan hidroksil Tidak ada
Bilangan Reichert-Meissl 0,1 - 0,8
Bilangan Polenske Tidak ada
Indeks bias pada 25 oC 1,473 - 1,479
Komponen tidak tersabunkan 0,3 - 1 persen
Bobot jenis pada 15 oC 0,924 - 0,929
Komposisi

Komposisi Kimia Minyak Kemiri

Asam lemak Jumlah (%)

Asam lemak jenuh


          Asam palmitat 55
          Asam stearat 6.7
Asam lemak tak jenuh  
         Asam oleat 10.5
         Asam linoleat 48.5
         Asam linolenat 28.5
Minyak kemiri mempunyai sifat-sifat khusus, dimana minyak ini
mudah mengering bila dibiarkan di udara terbuka. Oleh karena
itu minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak pengering
dalam industri minyak dan varnish.

Sifat minyak kemiri yang dihasilkan, antara lain dipengaruhi oleh


Metode ekstraksi dan mutu bahan bakunya, pemasakan biji
kemiri, sehingga dalam melakukan pemasakan biji kemiri
memerlukan metode yang tepat sehingga hasil dapat optimal.
Kemiri yang akan diekstrak harus digerus dulu
hingga halus, karena untuk mempermudah ,minyak
nabati yang ada dalam buah kemiri terekstrak oleh
pelarut yang digunakan. Ini berhubungan dengan
ukuran partikel yang semakin kecil sehingga
memperluas bidang sentuh supaya lebih mudah
terekstrak. Pelarut yang biasa digunakan dalam
proses ekstraksi adalah eter. Eter digunakan sebagai
pelarut karena memiliki tingkat kepolaran yang relatif
sama dengan minyak yang akan diekstrak yaitu sama-
sama merupakan senyawa nonpolar.
Setelah itu, memulai pemanasan dan mengekstraksi larutan
hingga 5 kali sirkulasi. Semakin banyak jumlah sirkulasi maka
akan memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh
minyak yang lebih banyak. Setelah proses ekstraksi dilakukan,
proses selanjutnya adalah pemisahan pelarut dari minyak yang
diperoleh dengan cara destilasi, dimana pelarutnya akan
menguap terlebih dahulu karena memiliki titik didih yang
lebih rendah. Sebelum sirkulasi berlangsung pemasanasan
dihentikan, kemudian pelarut yang terpisah dikeluarkan dari
alat soxhlet. Residu yang diperoleh yang agak pekat diuapkan
agar pelarut pada minyak benar-benar sudah habis. Minyak
yang tidak berbau eter lagi, kemudian ditimbang dengan
menggunakan neraca analitik. Minyak yang diperoleh
berwarna kuning. Massa jenis yang diperoleh dari praktek
hampir sama dengan massa jenis teori.
Minyak nabati pada kemiri dapat diekstrak dengan
menggunakan soxhlet memakai pelarut eter.
Kadar minyak yang diperoleh dari hasil ekstraksi
dengan lebih banyak sirkulasi menghasilkan minyak
nabati yang dihasilkan bisa lebih banyak.
Peningkatan waktu pemasakan berpengaruh sangat
nyata terhadap rendemen, berat jenis, tranmisi, kadar
asam lemak bebas dan bilangan iod minyak yang
dihasilkan.
SEKIAN

DAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai