Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN ILMU BEDAH LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN JULI 2017


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STRUMA NODUSA NON TOKSIK

DISUSUN OLEH :
DEWI PERMATA SARI
111 2015 2230

PEMBIMBING :
dr. A. Irwansyah Achmad, Sp.B

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
 Nama Pasien : Ny. S
 Umur : 44 tahun
 Jenis Kelamin : Wanita
 Alamat : Lappawarue, Mallawa Kab. Maros
 Pekerjaan : IRT
 Agama : Islam
 Suku : Bugis
 Tanggal masuk RS : 4 Mei 2017
 Tanggal pemeriksaan : 4 Mei 2017
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Benjolan di leher


Anamnesis terpimpin :
Pasien datang ke RSUD Salewangang Maros dengan
keluhan ada benjolan di leher sejak lebih dari 10 tahun yang lalu
sebelum masuk rumah sakit. Awalnya benjolan berukuran
sebesar kelereng ukuran sedang yang kemudian tumbuh
perlahan menjadi sebesar bola pingpong. Benjolan tidak terasa
sakit. Tidak ada gangguan menelan maupun bernafas, namun
benjolan dirasakan mengganjal. Suara pasien tidak serak, tidak
ada demam, nafsu makan biasa namun porsi sedikit. Pasien
menyangkal sering berdebar - debar ataupun mudah
berkeringat. Pasien mengaku jarang gelisah, berat badannya
sukar naik. Pasien juga mengaku tinggal di daerah dengan
cukup mengkonsumsi garam dan pasien mengetahui garamnya
beryodium.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Hipertensi : disangkal
 Riwayat DM : disangkal
 Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
 Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal
 Riwayat Asma : disangkal
 Riwayat Alergi : disangkal
 Riwayat Operasi : disangkal
 Riwayat Radiasi : disangkal

Riwayat Keluarga
 Riwayat Penyakit serupa : Diakui
 Riwayat DM : disangkal
 Riwayat Hipertensi : disangkal
 Riwayat Tumor : disangkal
 Riwayat Stroke : disangkal
PEMERIKSAAN FISIS

Keadaan Umum
 Kondisi Umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis GCS : E4V5M6

Tanda Vital
 Tekanan Darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 82 x/menit, regular, kuat angkat
 Pernafasan : 22 x/menit
 Suhu : 36,5 °C
STATUS GENERALIS

Kepala Pulmo
 Eksophtalmus (-/-)  Inspeksi : simetris, gerak dada kiri =
 Conjunctiva Anemis (-/-) kanan, retraksi (-/-)
 Sklera Ikterik (-/-)  Palpasi : fremitus raba simetris kiri =
 Pupil isokor 2,5mm/2,5mm kanan, nyeri tekan (-)
 Nafas cupping hidung (-)  Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
 Sianosis (-)  Auskultasi : bunyi pernapasan
vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Leher
 Deviasi trakea (-) Cor
 Struma (+) dextra  Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
 Peningkatan JVP (-)  Palpasi : ictus cordis tidak teraba
 Pembesaran Kelenjar Limfe (-)  Perkusi : redup, batas atas ICS III kiri,
batas kanan ICS IV linea parasternalis
dextra, batas kiri ICS V linea
midclavicularis sinistra.
 Auskultasi : BJ I/II murni regular,
bising (-)
STATUS GENERALIS

Abdomen Genetalia Eksterna


 Inspeksi : datar, ikut  Tidak dilakukan
gerak napas. pemeriksaan
 Auskultasi : peristaltik
(+) kesan normal Ekstremitas
 Palpasi : massa tumor
 Edema (-/-), fraktur (-)
(-), nyeri tekan (-),
Hepar dan lien tidak
teraba
 Perkusi: timpani (+)
STATUS LOKALIS

Regio Colli Anterior


 Inspeksi : Tampak massa ukuran ± sebesar bola
pingpong, warna sama dengan kulit sekitarnya, ikut
bergerak saat menelan.
 Palpasi : Teraba massa ukuran 3 cm x 4 cm, batas
tegas, permukaan rata, konsistensi padat kenyal,
mobile, nyeri tekan (+).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Darah Lengkap Pemeriksaan Fungsi Tiroid


( 3 Mei 2017 ) ( 21 April 2017 )
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Pemeriksaan Hasil Satuan Niai Normal


WBC 5,8 x 10³ μL 4.0 – 10.0
FT4 0,92 ng/dl 0,7 - 1,56
HGB 10,9 g/dl 11.0 – 15.0 TSH Sensitif 4,23 uIU/ml 0,27 – 4,70
RBC 3,75 x μL 3.50 – 5.00
10⁶
HCT 34,3% % 37.0 – 47.0

MCV 91,6 Fl 80.0 – 100.0

MCH 29.0 Pg 27.0 – 34.0

MCHC 31,7 g/dl 32.0 – 36.0

PLT 177 x 10³ μL 150 – 400

CT 6’45” 5 – 11 menit

BT 3’35” 1 – 5 menit
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Radiologi
( 22 April 2017 )

Telah dilakukan USG Leher dengan


hasil sebagai berikut :
 Thyroid Dextra : Membesar,
ekoparenkim inhomogen, tampak
nodul dengan degenerasi kistik
didalamnya ukuran 2,60 x 2,75 cm
 Thyroid Sinistra : Bentuk ukuran
dan ekoparenkim normal
 Isthmus : Tidak menebal
 Tidak tampak pembesaran kelenjar
getah bening paracervical

Kesan : Struma nodular dextra


sugestif Colloid Nodule
DIAGNOSIS & PLANNING

DIAGNOSIS
 Struma Nodusa Non Toksik Dextra

PLANNING
 Operatif : Isthmuslobectomy Dextra
 Instruksi post operasi :
 IVFD RL 20 tpm
 Cefuroxime 750 mg/12jam/IV
 Ketorolac 30 mg/8jam/IV
 Ranitidin 50 mg/8jam/IV
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Kelainan glandula tyroid yang dapat


berupa gangguan fungsi atau perubahan
susunan kelenjar dan morfologinya.
Berdasarkan patologinya, pembesaran
tyroid umumnya disebut struma.
EPIDEMIOLOGI

Berdasarakan penelitian terhadap 634


Struma endemik sering terdapat di orang yang berusia 55-91 tahun diperiksa
daerah-daerah yang air minumnya kurang ditemukan 325 orang (51,3 %) mengalami
sekali mengandung yodium. Di Indonesia goiter multinodular non toxic, 151 orang
banyak terdapat di daerah Minangkabau, (23,8 %) goiter multinodular toxic, 27
Dairi, Jawa, Bali dan Sulawesi. orang (4,3%) Graves disease, dan 8 orang
(1,3 %) simple goiter.
ETIOLOGI
• Defisiensi sedang yodium yaitu • Jarang dan pada umumnya terjadi • Obat : Propylthiouracil, litium,
kurang dari 50 mcg/dl, Sedangkan pada preexisting penyakit tiroid phenylbutazone, aminoglutethimide,
defisiensi berat yodium adalah kurang autoimun. expectorants yang mengandung
dari 25 mcg/dl dihubungkan dengan yodium.
hypothyroidism dan cretinism. • Agen lingkungan: Phenolic dan
phthalate ester derivative dan
resorcinol berasal dari tambang batu
dan batubara.
• Makanan, sayur-mayur jenis Brassica
(misalnya, kubis, lobak cina, brussels
kecambah), padi-padian, singkong

Kekurangan iodium Kelebihan yodium Goitrogen

• Kerusakan dalam jalur biosynthetic • Riwayat radiasi selama masa kanak-


hormon kelenjar tiroid. kanak mengakibatkan nodul benigna
dan maligna.

Riwayat radiasi
Dishormonogenesis
kepala dan leher
KLASIFIKASI

Struma Struma Struma Struma


Non Toxic Non Toxic Toxic Toxic
Diffusa Nodusa Diffusa Nodusa
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Penunjang : Fungsi
Tiroid ( T3, T4,
TSH) Pemeriksaan
antibodi,
Anamnesis Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan
Radiologi
(Roentgen, USG),
Radioisotop,
Pemeriksaan FNAB
PENATALAKSANAAN

Tiroidektomi

Radioiodine

Tiroksin
PENCEGAHAN

Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola perilaku makan dan
memasyarakatkan pemakaian garam yodium.

Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti ikan laut.

Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium setelah dimasak, tidak
dianjurkan memberikan garam sebelum memasak untuk menghindari hilangnya yodium
dari makanan.

Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi.

Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di daerah endemik berat
dan endemik sedang.

Anda mungkin juga menyukai