Anda di halaman 1dari 13

IDENTIFIKASI

Salmonella sp PADA MAKANAN


JAJANAN
DI SDN 02 CIPONDOH KOTA
TANGERANG

Kelompok 7
Morfologi dan Klasifikasi Salmonella sp.
 Salmonella sp. merupakan bakteri fakultatif yang
mempunyai sifat Gram negatif, berbentuk batang
dan mempunyai flagel perithrik untuk bergerak
 Salmonella sp. mudah tumbuh pada media yang
sederhana dan hampir tidak pernah
memfermentasikan laktosa atau sukrosa serta
membentuk asam dan kadang menghasilkan gas
dari glukosa dan manosa
 Salmonella sp tumbuh pada suasana aerob dan
fakultatif anaerob pada suhu 15 – 41˚C dengan
suhu pertumbuhan optimum 37,5˚C.
 Sebagian besar Salmonella sp. menghasilkan H2S
Gambar 1 Salmonella sp. yang memiliki flagel perithrik dengan
menggunakan mikrograf elektron

Gambar 2 Uji TSIA (A) Agar miring asam/dasar agar asam, dengan
gas tanpa H2S. (B) Agar miring basa/ dasar agar asam, tanpa gas, H2S
positif. (C) Agar miring basa / dasar agar basa, tanpa gas dan
tanpaH2S. (D) Tabung tanpa inokulasi bakter
Klasifikasi Salmonella sp.

 Kingdom : Bacteria
 Divisi : Proteobacteria
 Kelas : Gamma proteobacteria
 Ordo : Enterobacteriales
 Famili : Enterobacteriaceae
 Genus : Salmonella
 Spesies : Salmonella typhi, Salmonella
paratyphi A, Salmonella thyphimurium, Salmonella
choleraesuis, Salmonella enteriditis
Patofisiologi
Penularan Salmonella sp

 Food (makanan)
 Fingers (Jari tangan/kuku)
 Fomitus (Muntah)
 Fly (lalat)
 Feces
Patogenitas
Penyakit yang disebabkan oleh spesies Salmonella
No. Bakteri Penyakit

1 Salmonella typhi Thypoid fever, Salmonella bacteremia

2 Salmonella paratyphi A,B Parathypoid fever, Salmonella bacteremia


dan C
3 Salmonella choleraesuis Salmonella bacteremia

4 Salmonella typhimurium Salmonella gastroenteritis

5 Salmonella enteritidis Salmonella gastroenteritis

6 Salmonella haidar Salmonella gastroenteritis

7 Salmonella heidelberg Salmonella gastroenteritis

8 Salmonella agona Salmonella gastroenteritis

9 Salmonella virchow Salmonella gastroenteritis

10 Salmonella seftenberg Salmonella gastroenteritis

11 Salmonella indiana Salmonella gastroenteritis

12 Salmonella newport Salmonella gastroenteritis

13 Salmonella anatum Salmonella gastroenteritis


Cemaran Makanan Jajanan
 Cemaran faktor biologis
Nilai ambang batas maksimal mikroorganisme pada makanan
Kisaran Batas Maksimum per
No Jenis Mikroba
g/ml

1 Escherichia coli 0 - 103

2 Staphylococcus aureus 0 - 5x103

3 Clostridium perfringens 0 - 102

4 Vibrio cholerae Negatif

5 Vibrio parahaemoliticus Negatif

6 Salmonella Negatif

7 Enterococci 102 - 103

8 Kapang 50 - 104

9 Kamir 50

10 Coliform faecal 0 - 102


Lanjutan cemaran makanan

 Cemaran faktor kimia


Kisaran Batas Maksimum Cemaran Logam

Kisaran Batas Maksimum per


No Cemaran Logam
Mg/Kg

1 Arsen (As) 0,1-1

2 Timbal(Pb) 0,1-10

3 Tembaga (Cu) 0,1-150

4 Seng (Zn) 2-100

5 Timah (Sn) 40

6 Raksa (Hg) 0,03-0,5


Lanjutan cemaran makanan

 Cemaran faktor fisik

Cemaran fisik dapat berasal dari bahan


pangan itu sendiri, dari penjual makanan
tersebut berupa rambut dari penjual, dari
lingkungan sekitar tempat berjualan seperti
serpihan kayu, potongan bagian tubuh
serangga, pasir, batu atau didapat dari alat
makannya maupun tahap pengemasannya
seperti pecahan kaca, isi staples dan lainnya
Lanjutan cemaran makanan

 Cemaran radiasi
Radiasi membahayakan manusia adalah radiasi
nuklir. Radiasi nuklir juga bisa berbahaya
apabila mengenai tumbuhan, ternak, perikanan,
air dan terutama mengenai manusia. Namun
dalam pengemasan makanan masih digunakan
radiasi nuklir disebut juga dengan teknik
radiasi. Jika dilakukan sesuai dengan
persyaratan pemerintah dengan prosedur yang
baik penggunaan teknik radiasi tersebut aman
untuk makanan
Identifikasi Salmonella sp
 tahap pra-pengkayaan nonselektif untuk
menghomogenisasi sampel
 Tahap pengkayaan selektif
 Penanaman pada media selektif
 Konfirmasi berdasarkan uji biokimia
 Uji serologis
Tahapan pewarnaan Gram pada bakteri Gram positif dan Gram negatif

Hasil pewarnaan Gram berwarna merah yang menunjukan


Gram negatif
Kesimpulan
 Identifikasi Salmonella sp pada makanan
jajanan bertujuan untuk menilai kualitas
makanan secara biologis
 Untuk menentukan makanan tersebut
dapat dikomsumsi atau tidak
 Untuk mengetahui status kesehatan pada
anak-anak SD.

Anda mungkin juga menyukai