Anda di halaman 1dari 38

C A S E R E P O R T

F R A C T U R E M E TA C A R PA L D I G I T I V
M A N U S D E X S T R A

A G U N G S U P R I YA D I , S . K E D

Pembimbing :
dr. Bunar wan , Sp. OT

K E PA N I T R A A N K L I N I K I L M U P E N YA K I T B E D A H
R U M A H S A K I T U M U M D A E R A H K A R A N G A N YA R
FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H
S U R A K A R TA
2018
I D E N T I TA S PA S I E N

NAMA A L A M AT
Ny. T Nayan, Wonopolo,
Tasikmadu, Karanganyar

JENIS KELAMIN TGL MASUK RUMAH SAKIT


Perempuan 12 September 2018

UMUR TGL PEMERIKSAAN


34 Tahun 12 September 2018
KELUHAN UTAMA
Nyeri pada jari kelingking
tangan kanan
R I WAYAT P E N YA K I T S E K A R A N G

Pasien datang ke IGD RSUD/POLI Karanganyar dengan keluhan


nyeri pada jarin kelingking tangan kanan setelah terjatuh dari
sepeda. Pasien mengatakan nyeri bertambah ketika digerakkan,
membengkak, tidak ada luka terbuka. Tidak ada riwayat trauma
kepala saat terjatuh.
R I WAYAT P E N YA K I T D A H U L U

HIPERTENSI DIABETES TRAUMA RIW OPERASI ASMA ALERGI OBAT

DISANGKAL DISANGKAL DISANGKAL DISANGKAL DISANGKAL DISANGKAL


R I WAYAT P E N YA K I T K E L U A R G A

PENYAKIT PENYAKIT
DIABETES HIPERTENSI JANTUNG GINJAL ASMA ALERGI OBAT

DISANGKAL DISANGKAL disangkal DISANGKAL DISANGKAL DISANGKAL


SISTEM CEREBROSPINAL
Gelisah (-), Lemah (-), Demam (-), pusing (-)

SISTEM CARDIOVASKULER
ANAMNESIS nyeri dada (-), terasa ada yang menekan (-),
berdebar-debar (-), keringat dingin (-)

SISTEM SISTEM RESPIRATORIUS


Sesak Nafas (-) , Batuk (-)

SISTEM GASTROINTESTINAL
Nyeri perut (-), mual (-), muntah (-), BAB sulit (-)

SISTEM GASTROURINARIUS
BAK sulit (-), sedikit (-), nyeri saat BAK (-)
AIRWAY
Tidak ada gangguan jalan nafas

BREATHING
PRIMARY Pernafasan 20 x/mnt

SURVEY CIRCULATION
TD 130/90 Nadi 100 x/mnt

DISABILITY
GCS E4 V5 M6

EXPORSURE
Suhu 36,8 C
SECONDARY SURVEY
LOOK FEEL MOVE
Deformitas (+): terdapat Nyeri tekan setempat (+), Gerakan aktif dan pasif
penonjolan abnormal dan sensibilitas (+), suhu terhambat, sakit bila
angulasi (+), tak tampak rabaan hangat, krepitasi digerakkan, gangguan
sianosis pada bagian distal (+), kapiler refil < 2 detik persarafan tidak
lesi (normal) pada metacarpal ada, tampak gerakan
digiti V manus dexstra. terbatas (+), keterbatasan
pergerakan jari-jari tangan
(karena terasa nyeri saat
digerakkan).
PEMERIKSAAN FISIK

KEADAAN UMUM Lemas

Compos Mentis
KESADARAN GCS E4V5M6

Tekanan Darah : 130/90 mmHg


VITAL SIGN
Nadi : 100x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,8oC
Saturasi oksigen : 99%
Mulut :
Mata : Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-),
Normocephal ,Konjungtiva pucat (-/-), lidah simetris, lidah tremor (-), tonsil T1-T1,
sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), faring hiperemis (-), stomatitis (-), mukosa
pupil isokor (3mm/3mm), oedem pucat (-), gusi berdarah (-), papil lidah
palpebra (-/-) atrofi (-).
Leher :
Pembesaran Kel Thyroid (-) JVP tidak Cor :
meningkat, pembesaran KGB (-)nyeri I: Ictus Cordis tidak tampak
tekan (-),benjolan (-), leher kaku (-). P: Ictus iktus cordis kuat angkat (-)
P: batas jantung kesan tidak melebar
A: bunyi jantung I-II intensitas normal, irama
Paru : jantung reguler, bising (-) Gallop (-)
I : permukaan dada ka= kiri
P: Fremitus taktil kanan=kiri Abdomen :
P: sonor/sonor Inspeksi : DP=DD, asites (-)
A: SDV (+/+), RBH (-/-), RBK (-/-) Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-) di regio
Ekstremitas Superior : epigastrik, H/L tidak teraba
Oedem (+/-), akral dingin (-/-),
Ekstremitas Superior :
eritema palmaris (-/-)
Oedem (-/-), akral dingin (-/-), eritema
palmaris (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,7 12,3-15,3 Low 1 2
Hematokrit 39,5 35-43 Normal
Leukosit 14,01 5,5-15,5 Normal S e p t e m b e r
Trombosit
Eritrosit
199
4,59
229-553
3,6-5,2
Low
Normal
2 0 1 8
MPV 6,9 6,5-12.00 Normal
PDW 16,2 9,0-17,0 Normal
INDEX
MCV 86,1 82,0-92,0 Normal
MCH 25,5 27,0-31,0 Low
MCHC 29,6 32,0-37,0 Low
HITUNG JENIS
Gran% 83,9 50,0-70,0 High
Limfosit% 27,8 25,0-40,0 Normal
Monosit% 3,5 3,0-9,0 Normal
Eosinofil% 0,3 0,5-5,0 Low
Basofil% 0,3 0,0-1,0 Normal
Clotting time 3,00 2-8 Normal
Bleeding time 1,00 1-3 Normal
GULA DARAH
Gula Darah Sewaktu 119 70-150 Normal
GINJAL
Creatinin 0,74 0,5-0,9 Normal
Ureum 23 10-50 Normal
SEROLOGI
HbsAg (Rapid) Non Reaktif Non Reaktif
HIV Non Reaktif Non Reaktif
R O M E TA C A R PA L
KESAN
Fraktur oblique di regio 1/2
medial metacarpal digiti V
manus, Allignment dan posisi
kurang baik terdapat
Pemendekan tulang (+)
RESUME

Seorang perempuan 34 tahun datang ke IGD RSUD Karanganyar


dengan kulhan nyeri pada jari tangan kanan setelah terjatuh dari
sepeda. Pasien mengatakan nyeri bertambah ketika digerakkan,
membengkak, tidak ada luka terbuka.
Primary survey tidak terdapat kelainan. Secondary survey
metacarpal digiti V manus dexstra terdapat nyeri tekan, Krepitasi (+)
deformitas dengan penonjolan abnormal dan angulasi (+), gerakan
aktif dan pasif terhambat karena terasa nyeri saat digerakkan
DIAGNOSIS

Fracture Metacarpal Digiti V Manus Dexstra


P E N ATA L A K S A N A A N
1. Non operatif
Reposisi
Imobilisasi
Fiksasi: pemasangan gips
Infus RL 18 tpm
Inj. Ceftriaxon 1g / 12 jam
Inj. Santagesik 500 mg / 12 jam

2. Operatif
Reposisi Terbuka dan Fiksasi Interna : ORIF
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Histologi Tulang Metacarpi dan Phalanges

Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan


deposit mineral.Sel-selnya terdiri atas 3 jenis
yaitu osteoblast, osteosit dan
osteoklas.Osteoblas berfungsi dalam
pembentukan tulang dengan mensekresikan
matriks tulang. Matriks terdiri atas 98% kolagen
dan 2% substansi dasar (glukosaminoglikan,
asam polisakarida).Matriks merupakan kerangka
dimana garam-garam mineral anorganik
ditimbun.Osteosit adalah sel dewasa yang
terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan
terletak dalam osteon (unit matriks tulang).
Osteoklas adalah sel multinuclear (berinti
banyak) yang berperan dalam penghancuran,
resorpsi dan remodeling tulang (Carlos
Junqueira,1998).
DEFINISI
F R A K T U R M E TA C A R PA L Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
tekanan yang berlebihan.Trauma yang menyebabkan tulang patah
dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.Dimana
trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan
terjadi fraktur pada daerah tekanan.Trauma tidak langsung apabila
trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur,
misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur
pada clavicula, pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap
utuh (
Trauma yang menyebabkan tulang
patah dapat berupa trauma langsung,
misalnya benturan pada lengan bawah
yang menyebabkan patah tulang radius
dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak
langsung, misalnya jatuh bertumpu pada

ETIOLOGI tangan yang menyebabkan tulang


klavikula atau radius distal patah.
Fraktur tidak selalu disebabkan oleh
trauma yang berat; kadang-kadang
trauma ringan saja dapat menimbulkan
fraktur bila tulangnya sendiri terkena
penyakit tertentu
KLASIFIKASI

FRAKTUR TERTUTUP
•Biasanya akibat benda tumpul

FRAKTUR TERBUKA
•terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar karena
adanya perlukaan kulit
MEKANISME INJURI
Beban axial atau cedera “jamming”
• sering berkelanjutan selama olahraga bola atau terjadi
mendadak yang dilakukan selama kegiatan sehari-hari seperti
untuk menangkap benda jatuh. Pola yang sering dihasilkan dari
mekanisme ini yaitu fraktur articular terbagi atau fraktur
kompresi metaphyseal
Fraktur diaphyseal dan dislokasi
• Fraktur diaphyseal dan dislokasi sendi biasanya membutuhkan
komponen pembengkokan dalam mekanisme cedera , yang
dapat terjadi saat ball handling sport atau ketika tangan terjebak
oleh obyek dan tidak dapat bergerak dengan seluruh lengan.
J E N I S F R A K T U R M E TA C A R PA L

fraktur pollex
Integritas pollex dengan carpometacarpal joint jauh lebih penting
daripada sendi lain di dalam fungsi tangan. Fraktur intraartikular atau
subluksasi atau dislokasi persisten dapat menyebabkan keterbatasan
gerak, nyeri, dan kelemahan menggenggam dan pegangan

23
J E N I S F R A K T U R M E TA C A R PA L

Bennett Fraktur
Proyeksi medial dari ibu jari dasar metakarpal dimana ligamentum
volar obliqe tetap menempel di tempat . Perbaikan dengan traksi
mudah dilakukan , tetapi sulit untuk mempertahankan

24
TYPE FRAKTUR METACARPAL

Tipe Fraktur Caput Metacarpal

1. Epiphyseal (all nondisplaced Salter-Harris type III)


2.Ligamentous avulsions
3. Osteochondral slices
4. Three-part fractures occurring in different planes(sagittal, coronal, axial)

5. Communicated fractures
6. Boxer’s fractures with extension into joint
7. Fractures with substance loss
8. Occult compression fractures with subsequent avascular necrosis

25
Fraktur Collum Metacarpal

Fraktur collum metacarpal (Boxer’s fracture) sering terjadi,


biasanya melibatkan metacarpal IV dan V. Fraktur ini terjadi
bila tangan sedang dikepalkan dan memukul benda padat
dan terangulasi apexnya ke dorsal. Kontroversi untuk
pengobatan yang optimal untuk Boxer’s fracture masih
terjadi, dimana melibatkan non-operative treatment sampai
beberapa teknik intenal fiksasi

26
Fraktur basis metakarpal

Fraktur dasar jari kedua, ketiga, dan keempat umumnya jarang terjadi dislokasi dan
lebih sering berhubungan dengan ligamentum avulsi. Terapi dengan plinting dan
gerakan awal dalam banyak kasus. The Bennett fraktur reverse adalah fraktur-
dislokasi dasar kelima metacarpal.Metakarpal tersebut dipindahkan proksimal oleh
tarikan ulnaris ekstensor karpi. Tingkat perpindahan terbaik dipastikan melalui
radiograf dengan tangan pronasi 30 derajat dari sepenuhnya supinated
(anteroposterior) posisi. Fraktur ini sering memerlukan intervensi bedah dengan ORIF

27
KOMPLIKASI

Malunion dengan subluksasi persisten dapat berkembang menjadi artritis sendi


carpometacarpal. reduksi hendaknya tidak dilakukan setelah 6 minggu. Untuk malunion
yang didapatkan sebelum perubahan degeneratif ditemukan, GIACHINO merupakan
teknik untuk osteotomy korektif. Ketika artritis degeneratif telah terjadi, arthrodesis atau
artroplasti disarankan.

28
D E R A J AT F R A K T U R T E R B U K A
Derajat Luka Kerusakan Jaringan Fraktur
I Luka akibat tusukan fragmen Sedikit kerusakan jaringan, tidak terdapat tanda Fraktur simpel, transversal, oblik
tulang, bersih, ukuran < 1 cm trauma yang hebat pendek atau sedikit kominutif

II Luka > 1 cm, sedikit Kerusakan jaringan sedang, tidak ada avulsi Dislokasi fragmen tulang jelas
terkontaminasi kulit
III Luka lebar, rusak hebat, Kerusakan jaringan hebat termasuk otot, kulit, Kominutif, segmental, fragmen
kontaminasi hebat dan struktur neurovaskuler tulang ada yang hilang
IIIa Luka lebar dan rusak hebat Jaringan lunak cukup menutup tulang yang Kominutif atau segmental yang
patah hebat
IIIb Luka lebar dan rusak hebat, Kerusakan hebat dan kehilangan jaringan, Kominutif yang hebat
kontaminasi hebat terdapat pendorongan periosteum, tulang
terbuka

IIIc Luka lebar dan rusak hebat, Kerusakan arteri yang memerlukan perbaikan Kominutif yang hebat
kontaminasi hebat tanpa memperhatikan tingkat kerusakan
jaringan lunak
B E R D A S A R K A N G A R I S F R A K T U R N YA ,
F R A K T U R J U G A D A PAT D I B A G I M E N J A D I

Keterangan :
A. Fisura tulang disebabkan oleh cedera tunggal
hebat atau oleh cedera terus-menerus yang
cukup lama, seperti juga ditemukan pada
retak stress pada struktur logam
B. Patah tulang sederhana oblik/serong
C. Patah tulang sederhana tranversal/lintang
D. Patah tulang komunitif oleh cedera hebat
E. Patah tulang segmental karena cedera hebat
F. Patah tulang dahan hijau “greenstick”,
periosteum tetap utuh
G. Patah tulang kompresi akibat kekuatan besar
pada tulang pendek atau epifisis tulang pipa
H. Patah tulang impaksi, kadang juga disebut
inklavasi
I. Patah tulang impresi
J. Patah tulang patologis akibat tumor tulang
atau proses destruktif lain
KLASIFIKASI FRAKTUR

The Power of PowerPoint | thepopp.com 31


JENIS FRAKTUR DAN CONTOH
T U L A N G YA N G T E R K E N A
Jenis Fraktur Contoh Tulang
Fisura Diafisis Metatarsal
Oblik Diafisis Metakarpal
Tranversal Diafisis Tibia
Komunitif Diafisis Femur
Segmental Diafisis Tibia
Greenstick Diafisis radius pada anak
Kompresi Korpus vertebra thorakal XII
Impaksi Epifisi radius distal, kolum femur lateral
Impresi Tulang tengkorak
Patologis Tumor diafisis humerus, korpus vertebra

32
DIAGNOSIS
Anamnesis

Pada anamnesis biasanya didapatkan adanya riwayat trauma, baik yang hebat maupun
trauma ringan diikuti dengan rasa nyeri dan ketidakmampuan untuk menggunakan ekstremitas
Nyeri, memar, dan bengkak merupakan gejala umum namun tidak dapat dibedakan dengan
gejala cedera jaringan lunak.Adanya deformitas jauh lebih sugestif.
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan awal perlu diperhatikan adanya tanda syok, anemia atau
perdarahan, kerusakan organ lainnya dan faktor predisposisi seperti pada fraktur
patologis. Pada pemeriksaan lokal, dilakukan tiga hal penting yakni inspeksi/look,
palpasi/feel, dan pergerakan/move

34
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan radiologis berupa foto polos dapat digunakan untuk


menentukan keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur. Pemeriksaan
radiologis dilakukan dengan prinsip rule of two: dua posisi, dua sendi,
dua anggota gerak, dua trauma, dua kali dilakukan foto.

35
PROSES PENYEMBUHAN
FRAKTUR

36
37
THANK YOU!
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai