Anda di halaman 1dari 43

Dilematic Diagnostic:

Globulomaxillary Cyst
LAPORAN KASUS
Senin, 19 Oktober 2018
Kista
• Kavitas abnormal/patologis pada jaringan lunak maupun
keras
• Berisi cairan dan umumnya berbatas epitel
• Cenderung membesar perlahan sebagai respon dari
peningkatan tekanan hidrostatik intraluminal
• Bersifat jinak
Efek pada jaringan sekitar

White dan Pharoah, 2004


Klasifikasi
Oral and Maxillofacial Cyst
• Cysts of the jaw
• Epithelial lined
• Developmental origin
• Odontogenic
• Non-Odontogenic -> Globulomaxilary Cyst
• Inflamatory origin
• Non-epithel lined
• Cysts associated with the maxillary antrum
• Cysts of soft tissue
Insidensi
Identitas Pasien
• Nama : Woro Widati
• RM : 1 86 20 37
• Umur : 34 th
• J.Kel : Wanita
• Alamat : Magelang
• Status : BPJS
Subjektif

Benjolan di langit-langit mulut yang mulai dirasakan sekitar


6 bulan yang lalu, membesar perlahan, lalu pergi ke
dokter gigi diberi antibiotik tidak membaik. 2 minggu yang
lalu periksa ke RST Magelang lalu dirujuk ke RSS
Sudah pernah cabut gigi sekitar 2 tahun yang lalu tidak ada
komplikasi
Penyakit sistemik, konsumsi dan alergi obat di sangkal
Vital Sign
KU : Baik, CM
TD : 132/89 mmHg
N : 106 x/mnt
R : 20 x/mnt
T : Afebris
VAS :0
Intraoral

• Pembesaran pada palatum durum anterior,


lesi non-inflamatory, mukosa normal,
sewarna jaringan sekitar, konsistensi
fluktuatif, nyeri tekan (-), 75 karies dengan
pulpa terbuka
• Kalkulus tidak ada
• Plak sedang
• Sisa akar 16, 13, 24, 25, 26, 34, 36
• Mahkota PFM gigi 12, 11, 21
• Malposisi gigi 23
Shear and Speight, 2007
Gambaran
radiolusen bentuk
bulat dengan
batas garis tegas
radiopak, di area
apikal gigi 21-25
tidak
berhubungan
dengan sisa akar
gigi dan gigi
impaksi (lamina
dura intact)
Shear and Speight, 2007
Pemeriksaan Lab
Assesment
• Suspect Globulomaxillary Cyst
• Radix 16, 13, 24, 25, 26, 34, 36
Planning
• Enukleasi
Pre Operasi

• Ro thorax
• Cek Lab Darah
• Konsul Anestesi pendahuluan
• Edukasi Oral Hygiene
PENGELOLAAN H-0
1. Awasi KU, VS
2. Puasa
3. Infus RL 20 tpm 1500ml dalam 24 jam, dalam 20 tpm
4. Antibiotik profilaksis:
Drip Cefazoline 1 g/ 1 jam pre op (di OK)
5. Enukleasi dengan GA
Post Operasi
• Awasi KU, VS, perdarahan dan airway
• Infus RL 20 tpm
• Jika hemodinamik stabil atau sudah ada tanda peristalitik (+) atau sudah flatus atau
3jam post op, pasien bisa minum air putih sedikit2 dengan bantuan sendok makan
• Inisiasi Mobilisasi
• Diet Cair TKTP
• Medikasi :
• Inj. Ceftriaxone 1 g/12 jam
• inj. Ketorolac 30 mg/8jam
• inj. Ranitidin 50 mg/8jam
• inj. Dexamethason 5 mg/8jam
• inj. Asam Traneksamat 500 mg/8 jam
PENGELOLAAN POST OPERASI
(H+1)
1. Awasi KU, VS, Nyeri
2. Diet lunak TKTP
3. BLPL
4. Aff infus
5. Stop medikasi injeksi
6. Pro Kontrol ke poli BM pada H+7 post op
7. Medikasi pulang :
R/ Cefadroxil caps 500 mg No X
S2dd1
R/ Ibuprofen tab 400 mg No XV
S3dd1
epitel squamous kompleks
Stroma jaringan ikat dengan sembukan limfosit, sel plasma, histiosit, leukosit PMN

sel raksasa berinti banyak


Kesimpulan Patologi Anatomi
• Tidak ada tanda ganas
• Menyokong diagnosis globulomaxillary cyst bila klinis dan
radiologis sesuai`
Diskusi
• Asimptomatik
• Terletak di antara insisivus lateral dan kaninus maksila
• Tidak menyebabkan gigi menjadi non-vital
• Dibatasi oleh epitel skuamous bertingkat yang terinflamasi
Gambaran Radiologi
• Radiolusensi monokular dengan batas tegas, berbentuk
inverted pear shape, tidak kontak dengan gigi, namun
kadang menyebabkan akar gigi dilacerasi atau malposisi
Perdebatan
• Studi embriologi menunjukkan bahwa terjadi
penggabungan prosesus-prosesus pada wajah
• Kista globulomaksila merupakan fisural yang terbentuk
pada batas prosesus globular (premaksila dan prosesus
maksila.

Shear and Speight, 2007


Perdebatan
• 1937: Thoma pertama kali mempublikasikan istilah
globulomaksilary cyst
• 1970: Christ meneliti ulang 27 kasus globulomaksilary cyst,
ternyata tidak satupun terbukti sebagai globulomaksilary cyst
• 1975: Robinson menyatakan Tidak ditemukan sisa-sisa epitel
embrionik pada kista di sutura, kista-kista tersebut merupakan
gigi supernumerari
• 1981: Wysocki meneliti ulang 37 kasus globulomaksilary cyst,
ternyata tidak satupun terbukti sebagai globulomaksilary cyst
• Penelitian dengan mikroskop elektron telah menyangkal konsep
penggabungan embriologi di area globulomaksila
• Perkembangan maksila anterior merupakan penggabungan
pusat pertumbuhan, bukan proses penyatuan prosesus-
prosesus wajah
• Tidak ada dasar embriologis maupun patologis untuk menyebut
kista globulomaxillary
• Selama tahun 1980an para ahli berhenti menggunakan istilah
kista globulomaxilla
• 1992 terminologi kista globulomaxilla dihilangkan dari WHO
Histologic Typing of Odontogenic Tumors, Jaw Cysts, and Allied
Lesions
Kesimpulan
• Pemeriksaan histopatologis merupakan gold standard
untuk penegakan diagnosis, namun pada kasus
globulomaxillary cyst masih menjadi ambigu.
• Diagnosis definitif globulomaxillary cyst diperoleh dari
pemeriksaan klinis dan radiografis. Pemeriksaan
histopatologis berperan sebagai pemeriksaan penunjang.
Daftar Pustaka
• Dammer U, Driemel O, Mohren W, Giedl C, Reichert TE.
Globulomaxillary cysts—do they really exist? Clin Oral Invest. 2013.
• Haring P, Filippi A, Bornstein MM, Altermatt HJ, Buser D, Lambrecht JT.
The “globulomaxillary cyst” a specific entity or a myth? Schweiz
Monatsschr Zahnmed. 2006; 116(4): 380-97.
• Huston M, Baker A, Davidson M. Globulomaxillary cyst fact or fiction
— a case report. IJOMS. 2017; 46: 276.
• Omami G. Globulomaxillary Cyst: Game Over! Libyan Dent J. 2014, 4.
• Reddy LS, Jain V, Mittal S, Gupta SD. Full Moon Shaped Unusual
Appearance of a Globulomaxillary Cyst: A Case Report. J Indian Acad
Oral Med Radiol. 2017; 29: 50-2.
• Shear M, Speight. 2007. Cyst of the Oral and Maxillofacial Region.
Hong Kong: Blackwell Munsgaard.

Anda mungkin juga menyukai