Anda di halaman 1dari 20

Keluarga Berencana (KB)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D.IV KEBIDANAN CIREBON
2017
Definisi Keluarga berencana
• Usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang
diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program atau cara
untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).
Wanita usia dibawah 20 tahun :
Bila belum kawin menunda
perkawinan, Bila telah kawin Masa menunda
jangan hamil sebelum berusia kehamilan/kesuburan
20 tahun

Wanita berusia 20 – 30
Masa mengatur tahun untuk mengatur
kehamilan/kesuburan
kehamilan dengan jarak
kelahiran

Untuk wanita usia > 30


tahun atau sudah Masa mengakhiri
mempunyai anak dua untuk kehamilan/kesuburan
tidak melahirkan lagi
Alat Kontrasepsi Yang Sesuai Usia
• Bahwa merencanakan jumlah dan susunan keluarga akan dapat
Landasan Utama Untuk
Memberikan Pelayanan Keluarga
Berencana

menjamin dan memperhitungkan secara poleksosbudhankam


menuju upaya meningkatkan sumber daya manusia dan
kesejahteraan keluarga dalam ruang lingkup NKKBS.
• Bahwa dalam era globalisasi, kasih sayang kepada anak bukanlah
ditekankan kepada materi, tetapi lebih diutamakan pada
pendidikan dalam arti luas.
• Bahwa pendidikan yang dipakai akan mempermudah untuk dapat
ikut serta dalam pembangunan bangsa dalam arti luas.
• Bahwa pelaksanaan keluarga berencanan dapat menurunkan AKI
dan AKB dengan tercapainya well born baby and well health
mother.
Tujuan Program KB
• Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
(sulistyawati, 2013).
• menurunkan angka kelahiran yang bermakna, untuk mencapai tujuan
tersebut maka diadakan kebijakaan yang dikategorikan dalam tiga fase
(menjarangkan, menunda, dan menghentikan) maksud dari kebijakaan
tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada
usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua
(Hartanto, 2002).
Ruang Lingkup Program KB

Penyelenggaraan
pimpinan
Pengelolaan kenegaraan dan
Sumber Daya kepemerintahan.
Keserasian Manusia (SDM)
kebijakan
kependudukan

Penguatan
pelembagaan
Ketahanan dan keluarga kecil
pemberdayaan berkualitas
Kesehatan keluarga
reproduksi
Keluarga remaja
berencana
Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Usaha-usaha itu dapat bersifat sementara dan permanen .
(Wiknjosastro, 2007)

Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.
(Nugroho dan Utama, 2014)

Efektivitas (Daya Daya guna teoritis (theoretical effectiveness), yaitu kemampuan suatu cara
Guna) Kontrasepsi kontrasepsi untuk mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, apabila
kontrasepsi tersebut digunakan dengan mengikuti aturan yang benar.

Daya guna pemakaian (use effectiveness), yaitu kemampuan kontrasepsi dalam


keadaan sehari-hari dimana pemakaiannya dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti
pemakaian yang tidak hati-hati, kurang disiplin dengan aturan pemakaian dan
sebagainya
Memilih Metode Kontrasepsi
Metode kontrasepsi yang baik ialah kontrasepsi yang memiliki syarat-syarat sebagai
berikut:

Aman atau tidak berbahaya

Dapat diandalkan

Sederhana

Murah

Dapat diterima oleh orang banyak

Pemakaian jangka lama (continution rate tinggi).


Faktor-faktor Dalam Memilih Metode
Kontrasepsi
Faktor pasangan
• Umur
• Gaya hidup
• Frekuensi senggama
• Jumlah keluarga yang diinginkan
• Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
• Sikap kewanitaan
• Sikap kepriaan.

Faktor kesehatan
• Status kesehatan
• Riwayat haid
• Riwayat keluarga
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan panggul
Metode Sederhana
• Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain : Metode Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode
Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu
basal dan lendir servik.
• Metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida (Handayani,
2010)

METODE CARA KERJA KEBERHASILAN

 Baik bila disiplin


 Menghindari spermatozoa-ovum
Kondom  Kepuasan seks
 Menghindari STD
berkurang

 Bahan pembunuh spermatozoa  licin, kurang puas


Spermisida
 merepotkan  hasil gagal 10-15%

 memerlukan disiplin
 cukup baik mendekati
Pantang berkala  kerja sama baik istri/suami
keinginan hasilnya
 kombinasi dengan kondom

Koitus  menghindari pertemuan sperma  gagal sekitar 25%


interuptus dan ovum  kurang memuaskan
Metode Kontrasepsi Hormonal
• Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi.
• Kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant
(Handayani, 2010).
 mengentalkan lender  baik mendekati 100%
 menghalangi LH-ovum tidak  akne, rambut rontok
terjadi pigmentasi muka
Exluton Progesteron
 menghalangi gerak
spermatozoa
 nidasi gagal

 mendekati 100%
 menghalangi LH- ovulasi gagal
Pil kombinasi Esterogen&progesteron  akne, rambut rontok
 menstruasi lancar
pigmentasi muka

 mendekati 100%
Esterogen&progesteron  menghalangi LH- ovulasi gagal
Pil sequential  akne, rambut rontok
bertingkat  menstruasi lancar
pigmentasi muka
 mengahalang LH-
Estradiol cypionate dan ovulasi  mendekati 100%
Cyclofem
medroxyprogesteron  lendir kental  menstruasi baik
 nidasi gagal

 mendekati 100%
 menghalangi LH
 terjadi amenorea
 lendir kental gerak
Depo provera Medroxyprogesteron acetate  perdarahan berkepanjangan
spermatozoa gagal
 kembali kesuburan panjang
 nidasi gagal

 menghalangi LH  mendekati 100%


 lendir kental gerak  terjadi amenorea
Noristerat Testosteron
spermatozoa gagal  kembali kesuburan panjang
 nidasi gagal
Metode Kontrasepsi dengan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
T cu 380 A  Polietheliene  Reaksi benda asing mengganggu  Mendekati 98%
 Ion cu nidasi  Leukorea spoting
 Ion cu membunuh blastokis/embrio  Infeksi asenden PID ringan-
pada dosis tertentu berat
 Menghalangi kapasitas spermatozoa  Perhatikan sterilisasi
 Menghalangi konsepsi pemasangan
 Teknik pemasangan yang
benar
Progestasert UCD dengan  Reaksi benda asing  Mendekati 98%
progesterone  Mengentalkan lendir  Leukorea spoting
 Mengagalkan nidasi  Infeksi asenden PID ringan-
 Menstruasi lancar berat
 Perhatikan sterilisasi
pemasangan
 Teknik pemasangan yang benar
Metode Kontrasepsi Mantap
Vasektomi Memotong vas deferens  Sperma tanpa spermatozoa  Kehamilan tidak terjadi
setelah 12 kali ejakulasi  Hormonal belum jelas
 Tidak terjadi konsepsi

Tubektomi Memotong tuba dan  Menghentikan ovum yang  Kehamilan gagal


pembuluh darah berada di saluran tuba  Gangguan hormonal kerena
 Tidak terjadi konsepsi pembuluh darah ikut
terpotong
Vasektomi tuba manuaba  memotong tuba saja  mengagalkan  mendekati 100%
tanpa pembuluh pertemuan ovum dan  tanpa gangguan
darahnya spermatozoa hormone sehingga
 kombinasi uchida dan  system hormonal utuh mencapai klimakterium
teknik vasektomi alami
dengan alat
vasektomi

KB darurat  hormonal  mengagalkan konsepsi  mendekati 100%


 mekanisme IUCD ion  mengubah situasi  mual muntah
Cu untuk menghindari  hasil 80-90% tidak hamil
nidasi
 mengagalkan nidasi
Situasi KB di Indonesia
Kesiapan layanan Pokok-Pokok Pikiran Keluarga
Berencana Dalam Pembangunan
• Sesuai dengan UU RI Nomor 36 Tahun • Plato ( 427-347 SM)
2009 tentang Kesehatan, pada pasal 78 – Menyarankan agar pranata social
disebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah sebaiknya
bertanggung jawab dan menjamin direncanakan.
ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, – Pertumbuhan penduduk stabil
alat dan obat dalam memberikan sehingga terdapat keseimbangan
pelayanan keluarga berencana yang social dengan kebutuhan penduduk.
aman bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat • Ibnu Khaldun (1332-1407)
– Telah mulai membicarakan masalah
fertilitas, mortalitas, dan
pertumbuhan penduduk.
– Masalah migrasi dengan dampak
sosialnya.

Anda mungkin juga menyukai