Anda di halaman 1dari 8

PEMISAHAN SENYAWA

SAPONIN

Kelompok III :
1. Alwi S. Hasan
2. Muhammat Nur Salam
3. Supriadi Masi
4. Dina Putriani Saprudin
5. Ria Riona Syarif
Pengertian Saponin
Saponin merupakan suatu glikosida yaitu campuran
karbohidrat sederhana dengan aglikon yang terdapat pada bermacam-
macam tanaman (Kirk and Othmer, 1967). Glikosida adalah senyawa
yang terdiri dari glikon (Glukosa, fruktosa,dll) dan aglikon (senyawa
bahan aalam lainya).
Saponin = gula + sapogenin

Glikon aglikon

Saponin memiliki karakteristik berupa buih, sehingga ketika


direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang
dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan tidak tarut
dalam eter,
Klasifikasi Saponin
Saponin diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia menjadi dua
yaitu saponin steroid dan triterpenoid.
1. Saponin steroid

Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C27) dengan


molekul karbohidrat. Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan
satu aglikon yang dikenal sebagai sapogenin.
Salah satu contoh saponin jenis ini adalah Asparagosida (Asparagus
sarmentosus)

2. Saponin tritetpenoid
Saponin tritetpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul
karbohidrat.
Salah satu jenis contoh saponin ini adalah asiatosida.
Senyawa ini terdapat pada tumbuhan Gatu kola yang
tumbuh didaerah India. Senyawa ini dapat dipakai sebagai
antibiotik.
Pemisahan Senyawa Saponin
Saponin dapat dipisahkan dengan cara :
1. Ekstraksi
2. Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kolom

Pemisahan
dengan KLT

Eluen Kloroform:Metanol:Air (13:7:2)


Pemisahan
dengan Klt
preparatif

Pemisahan dengan KLT preparatif digunakan


eluen dengan perbandingan yang sama
dengan yang digunakan pada kromatografi
lapis tipis sebelumnya yaitu
kloroform:metanol (13:7:2). Hasil noda yang
didapat dianaliis di bawah sinar UV 254 nm
dan didapatkan hasil noda berwarna gelap
keunguan.
Identifikasi
menggunakan
uv-vis

Tahap awal yang dilakukan untuk menentukan panjang


gelombang maksimum adalah dengan melarutkan isolat
yang didapat dengan menggunakan alkohol 96%
sebanyak 100 ml, kemudian diambil 1 ml dan diencerkan
dilabu ukur 100 ml menggunakan alkohol 96% hingga
tanda batas. Setelah pengenceran 5 kali kemudian
diperoleh nilai absorbansi tertinggi yaitu 0,713 pada
panjang gelombang 211 nm.

Anda mungkin juga menyukai