Anda di halaman 1dari 6

ALAT TANGKAP LUKAH DAN LUNTAH

KELOMPOK 2
1.MUTIARA AL FADILLAH (180716120002)
2.MAWAR (1810715120006)
3.DEWI (1810715120005)
4. NAHDIANI (1810716120005)
5. JAMIATUL HASANAH (1810716120003)
6. M.RIZQI PERDANA (1810715210002)
ALAT TANGKAP LUKAH
A. Lukah
Lukah adalah alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan. Alat tersebut
umumnya dibuat sendiri atau membeli dari pengrajin yang telah diajarkan secara
turun temurun dari orang tua ke anak begitu seterusnya hingga sekarang.
Lukah berbahan sederhana, yaitu terbuat dari serutan bambu yang dibentuk
seperti jeruji kecil, kemudian jeruji ini dibentuk sedemikian rupa menjadi tube atau
bangunan silinder yang berdiameter 20-25 cm dan panjang antara 1,5 hingga 2
meter. Di dalam silender tersebut dipasang dua bangunan kerucut yang disusun
secara seri, juga berbahan jeruji bambu.
Tujuan dari bentuk lukah yang seperti itu adalah agar ikan yang sudah masuk
tidak dapat keluar lagi melalui pintu masuk tersebut. Jarak antar jeruji bambu
bervariasi, tergantung target ikan yang ingin di tangkap, misalnya untuk ikan sepat
atau gurami jarak antar jeruji lebih rapat, namun jika untuk ikan gabus (Banjar ;
haruan), dan Lele (Banjar ;Pentet) maka jarak antar jeruji dibuat lebih renggang
tetapi dengan ukuran jeruji bambu yang sedikit lebih besar.
Lukah digunakan untuk menangkap ikan dengan cara di tempatkan di parit, selokan, atau saluran
air. Biasanya alat tradisional ini digunakan saat musim penghujan diman parit-parit atau selokan akan
dipenuhi air. Menangkap Ikan dengan Alat Tradisional Lukah jika ditelusuri lebih dalam mengandung
kearifan lokal dimana hanya ikan-ikan berukuran cukup besar yang tertangkap sedangkan anak-anak
ikan tidak, dengan demikian ketersediaan ikan tidak akan menurun secara drastis seperti halnya
menangkap ikan dengan tuba, pukat harimau atau arus listrik.

Selain Lukah ada banyak Alat tradisional contohnya lunta yang digunakan masyarakat Suku Banjar
Kalimantan Selatan untuk menangkap ikan. Sebagian mungkin juga digunakan oleh suku lain dengan
nama yang sama atau mungkin berbeda. Sayangnya keberadaan alat-alat tradisional penangkap ikan
ini kini mulai dilupakan seiring mulai merambahnya cara menangkap ikan dengan putas atau tuba dan
setrum (arus listrik)
B. LUNTA
Lunta adalah semacam jaring yang pada sisinya diberi pemberat (besi berbentuk cincin).
Kegiatan melunta ini dilaksanakan pada sungai, atau daerah lebak yang masih tergenang air,
waktunya sianghari. Melunta ini relatif mudah, hanya dengan melempar lunta secara terbuka ke
permukaan air, membiarkannya tenggelam, kemudian mengangkatnya dengan cara ditarik secara
perlahan lahan. Ikan yang ada akan terperangkap pada lunta tersebut dan diambil masih dalam
keadaan segar. Alat ini digunakan untuk menangkap ikan dengan cara menebarkannya ke dalam air.
Dalam bahasa Banjar dinamakan malunta. Lunta sama halnya dengan hancau terbuat dari benang
ayum-ayum dan rongga berbentuk belah ketupat dengan ukuran 0,5 cm – 1 cm. Kalau ringgi bentuknya
memanjang sedangkan lunta berbentuk kerucut berdiameter 3 m – 7 m.

Diujung lebarnya diberi pemberat besi berbentuk rantai


panjang (dalam istilah bahasa Banjar dinamakan cincin). Pada
ujung kerucutnya diberi tali sebagai alat bantu menarik setelah
dilemparkan.

Pada ujung kerucutnya diberi tali sebagai alat bantu menarik setelah dilemparkan.
Lunta dipakai di kawasan daerah air tawar seperti sungai ukuran kecil maupun besar dan digunakan juga di
danau. Untuk daerah yang airnya dalam biasanya memakai perahu kecil (jukung). Menggunakan lunta tidak
semudah seperti saat memakai ringgi atau hancau. Bagi pemula atau orang yang mau mencoba malunta,
kebanyakan saat lunta dilempar ke air, lunta tidak berkembang seperti kerucut.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai