Anda di halaman 1dari 50

Kimia farmasi analitik

analisa vitamin C,D,E,K

Oleh kelompok 3
1. Yulinda rahmi
2. Resty apriliani
3. Fia rizka auliana
4. Mona lisya anggriany

Dosen pengajar : Azimatur Rahmi


VITAMIN C
analisi vit c

• Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil dari semua vitamin
dan mudah rusak selama pemprosesan dan penyimpanan. Laju
perusakan meningkat karena kerja logam, terutama tembaga dan
besi, dan juga oleh kerja enzim. Pendedahan oksigen, pemanasan
yang terlalu lama dengan adanya oksigen, dan pendedahan terhadap
cahaya semuanya merusak kandungan vitamin C makanan. Enzim
yang mengandung tembaga atau besi dalam gugus prostetiknya
merupakan katalis yang efisien untuk penguraian asam askorbat.
Asam L-askorbat (vitamin C) adalah lakton (ester dalam asam
hidroksikarboksilat) dan diberi ciri oleh gugus enadiol, yang
menjadikannya senyawa pereduksi yang kuat (Deman, 1997).
• Berbagai macam analisis dilakukan untuk
mengetahui kadar vitamin C. Penelitian dengan
menggunakan metode spektrofotometri dilakukan
pada tahun 1966 sampai dengan tahun 1967. Pada
spektrofotometri, sample (vitamin C) diletakkan
pada kuvet yang disinari oleh gelombang yang
memiliki panjang gelombang yang mampu diserap
oleh molekul asam askorbat (Helrich, 1990). Analisis
Vitamin C juga dilakukan dengan metode titrasi 2,6
D (Dichloroindophenol) yang dimulai pada tahun
1964 dan berakhir pada tahun 1966. Pada titrasi ini,
persiapan sampel ditambahkan asam oksalat atau
asam metafosfat, sehingga mencegah logam katalis
lain mengoksidasi vitamin C (Helrich, 1990).
• Terdapat beberapa metode untuk mengetahui
kadar vitamin C pada suatu bahan pangan.
Diantaranya adalah metode titrasi dan metode
spektrofotometri. Metode titrasi dapat terdiri
dari metode titrasi iodium, Metode Titrasi 2,6 D
(Dichloroindophenol), dan Titrasi Asam-Basa.
• Metode Iodium ini paling banyak digunakan, karena
murah, sederhana, dan tidak memerlukan peralatan
laboratorium yang canggih. titrasi ini memakai
Iodium sebagai oksidator yang mengoksidasi
vitamin C dan memakai amilum sebagai
indikatornya (Wijanarko, 2002).
• Metode Titrasi 2,6 D (Dichloroindophenol) Metode
ini menggunakan 2,6 D dan menghasilkan hasil yang
lebih spesifik dari titrasi yodium. Pada titrasi ini,
persiapan sampel ditambahkan asam oksalat atau
asam metafosfat, sehingga mencegah logam katalis
lain mengoksidasi vitamin C. Namun, metode ini
jarang dilakukan karena harga dari larutan 2,6 dan
asam metafosfat sangat mahal (Wijanarko, 2002).
• Titrasi Asam-Basa Titrasi Asam Basa merupakan contoh
analisis volumetri, yaitu, suatu cara atau metode, yang
menggunakan larutan yang disebut titran dan
dilepaskan dari perangkat gelas yang disebut buret. Bila
larutan yang diuji bersifat basa maka titran harus
bersifat asam dan sebaliknya. Untuk menghitungnya
kadar vitamin C dari metode ini adalah dengan mol
NaOH = mol asam Askorbat (Sastrohamidjojo,2005).
Untuk metode spektrofotometri larutan sampel (vitamin
C) diletakkan pada sebuah kuvet yang disinari oleh
cahaya UV dengan panjang gelombang yang sama
dengan molekul pada vitamin C yaitu 269 nm. Analisis
menggunakan metode ini memiliki hasil yang akurat.
Karena alasan biaya, metode ini jarang digunakan
(Sudarmaji, 2007).
Identifikasi vit C
• Prosedur 1
1. Masukkan kedalam tabung reaksi zat yang
diuji misal asam askorbat 1%
2. Tambahkan 15 tts perekasi benedict
3. Panaskan dengan api kecil sampai mendidih
selama 2 menit
4. Perhatikan endapan yang terjadi jika terbentuk
warna hijau kekuningan sampai merah berarti
positif mengandung vit c
• Prosedur 2
1. Masukkan kedalam tabung rekasi zat yang
diuji misal asam askorbat 1%
2. Netralkan larutan (pH8) menggunakan
NaHCO3 5%
3. Tambahkan laturan FeCl3
4. Amati perubahan yang terjadi, jika terbentuk
warna merah-ungu berarti positif mengandung
vit C
SIFAT FISIKA KIMIA VITAMIN C (ASAM
ASKORBAT)

• Kristal atau serbuk putih atau agak kuning. Bila


terpapar udara, warnanya perlahan-lahan menjadi
lebih gelap. Dalam keadaaan kering, stabil di udara,
tetapi dalam larutan akan teroksidasi dengan cepat.
• Larut 1 bagian dalam 3 bagian air dan 1 bagian
dalam 40 bagian alkohol, tidak larut dalam
kloroform, dalam eter, dan dalam benzena. Simpan
dalam wadah tertutup rapat. Lindungi dari cahaya.
Sintesis vit c
• Vitamin C atau asam askorbat adalah suatu senyawa
beratom karbon 6 yang dapat larut dalam air Vitamin C
merupakan vitamin yang disintesis dari glukosa dalam hati
dari semua jenis mamalia, kecuali manusia. Manusia tidak
memiliki enzim gulonolaktone oksidase, yang sangat penting
untuk sintesis dari prekursor vitamin C, yaitu 2-keto-1-
gulonolakton, sehingga manusia tidak dapat mensintesis
vitamin C dalam tubuhnya sendiri(Padayatti, 2003).
• Di dalam tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah
(khususnya leukosit), korteks anak ginjal, kulit, dan
tulang.Vitamin C akan diserap di saluran cerna melalui
mekanisme transport aktif (Sherwood, 2000).
VITAMIN D
• Penggolongan vit d :
• Vitamin ini sendiri merupakan turunan dari molekul steroid
yang merupakan salah satu turunan dari kolesterol. Terdapat
dua bentuk aktif dari vitamin ini, yaitu vitamin D2(erkalsitriol
) dan vitaminn D3(kalsitriol).aktivasi vitamin D dilakukan
oleh hormon paratiroid. Vitamin D2 atau dikenal juga dengan
nama ergokalsiferol(bentuk tidak aktif) ini berasal dari
turunan senyawa kolesterol yang banyak ditemukan pada ragi
dan tanaman. Vitamin D3 (kolekalsiferol) sendiri berasal dari
turunan senyawa 7-dehidrokolesterol(bentuk tidak aktif).
Golongan vitamin inilah yang paling banyak ditemukan pada
kulit manusia. Pada ginjal, vitamin D dikonversi menjadi
bentuk aktif yang disebut 1,25-dihydroxycholecalciferol.
Klasifikasi Vitamin D
Beberapa bentuk dari vitamin D.
1.Vitamin D1: gabungan dari ergocalciferol dengan
lumisterol, 1:1
2.Vitamin D2: ergocalciferol atau calciferol (dari
ergosterol)
3.Vitamin D3: cholecalciferol (dari 7-
dehydrocholesterol).
4.Vitamin D4: 22-dihydroergocalciferol
5.Vitamin D5: sitocalciferol (dari 7-
dehydrositosterol)
Analisa vit d

• Metoda utama analisis kadar vitamin D


adalah secara bioassay
▫ karena ada perbedaan nilai antirachitis vitamin D
dari berbagai sumbernya
1. Analisa vitamin D dengan antimoni triklorida

• Vit D2 + D3 dengan antimoni-trikhlorida dlm


khloroform akan berwarna orange-kuning
yang segera mencapai intensitas serapan
maximum pada 500 nm
• Tachysterol memiliki sifat serupa, namun sterol
lain serta vit. A tidak memiliki sifat seperti itu .
Cont..

• Garis besar prosedur analisa


• Dimasukkan 2 ml larutan yang diuji dalam
tabung spektrometer dan ditambah 4 ml larutan
jenuh Antimoni-trikhlorida dalam khloroform
bebas air
• Ditunggu 10-15 menit dan serapannya dibaca
pada 500 nm
• Kadar vitamin D dapat dihitung dengan
persamaan kurva standar .
2. Analisa vitamin D dengan metoda Tzoni

• Bila vitamin D direaksikan dng pyrogallol dan


AlCl3 akan memberikan warna merah-ungu
• Vitamin D murni yang dilarutkan dalam alkohol
absolut, benzen, petroleum ether, khloroform
dapat ditera langsung
• Namun bila vitamin ini terlarut dalam
minyak/lemak, harus dilakukan pemisahan lebih
dahulu
3. Analisa vitamin D dengan pereaksi gliserol
dikhlorohidrin

• Vitamin D2 + D3 bereaksi dengan gliserol


dikhlorohidrin, dengan adanya asetil-khlorida
atau halida-asam lainnya
• Vitamin D2 dengan cepat membentuk warna
kuning, yang kemudian berubah hijau dlm 1
menit dan mencapai maximum dalam 15 menit,
serta akan stabil selama beberapa jam dengan
serapan maximum pada 625 nm
Identifikasi vit D
1. Masukkan 10 tts zat yang diuji misalnya minyak ikan
didalam tabung reaksi
2. Tambahkan 10 tts larutan H2O2 5%
3. Kocok campuran kira kira 1 menit
4. Panaskan diatas api kecil perlahan lahan sampai tidak
ada gelembung gelebung gas keluar. Usakahan jangan
sampai mendidih
5. Dinginkan tabung dibawah air kran
6. Lalu lakukan uji dengan pereaksi carr pice, jika
berbentuk warna jingga kuning berarti positif
mengandung vitD
Cont..

• Dengan ergosterol segera muncul warna pink pucat yang


berubah menjadi orange/ jingga dalam 15-20 menit dan
kemudian menjadi hijau-fluoresen
• Dengan 7-dehidrokholesterol tidak nampak warna pd
beberapa menit pertama kmd muncul warna pink pucat
yang akan makin intensif dalam 24 jam
• Dengan kholesterol tidak muncul warna
• Reaksi tersebut dapat membedakan antara vitamin D2 dari
ergosterol dan 7-dehidro-kholesterol; dan juga membedakan
antara ergosterol dengan 7-dehidrokholesterol
Sifat fisika dan kimia vit d
• Vitamin D dapat larut dalam minyak & lemak,
alkohol, dan propilen-glikol
• Vitamin D tidak larut dlm air
• Vitamin D relatif stabil dalam larutan minyak
tetapi akan mudah teroksidasi bila ada produk
irradiasi vitamin D dan provitamin D
• Vitamin D dapat dipengaruhi oleh cahaya serta
bersifat thermolabil
Cont…

• Vitamin D3 (7-dehidrokholesterol terakti-vasi)


berupa padatan kristalin putih, tidak berbau;
dengan titik lebur 82-83oC; dan memiliki rotasi
spesifik +83.5o dalam aseton
• Vitamin D memiliki spektrum serapan
kharakteristik maximum pada 265 nm
Proses Sintesis vit d
• Sinar matahari memang baik untuk tubuh. Terutama untuk
mengubah provitamin D menjadi vitamin D. Sinar matahari
membawa berbagai macam sinar dan radiasi. Hanya saja warna
putih cerah yang mampu ditangkap oleh mata. Jika dibiaskan
melalui prisma saja bisa menjadi warna-warna pelangi. Oleh
karena itu sinar matahari juga ada yang berjenis ultraviolet B.
Ultraviolet B inilah yang akan diserap oleh kulit yang
mengandung kolesterol. Kemudian kolesterol itulah yang
mengandung provitamin D dan akan diubah menjadi vitamin D.
Dengan cara memaparkan tubuh terkena sinar matahari selama
5 sampai 15 menit. Tentu ada resiko jika terpapar sinar matahari
terlalu lama. Dan ada baiknya terpapar sinar matahari
mengandung UV B ini sebelum jam 9 pagi khusus untuk
pembentukan vitamin D pada tubuh.
Cont..
• Pajanan sinar matahari ke kulit menginduksi konversi fotolitik dari 7-
dehydrocholesterol menjadi previtamin D3 yang diikuti oleh isomerisasi
termal vitamin D3. 

• Saat kulit terpajan sinar matahari atau sumber penyinaran artifisial tertentu,
radiasi ultraviolet memasuki epidermis dan menyebabkan transformasi 7-
dehydrocholesterol ke vitamin D3 (cholecalciferol). Panjang gelombang 290-
315 nm diabsorpsi karbon C5 dan C7-dehydrocholesterol untuk membuat
vitamin D3 yang dibuat beberapa jam setelah pajanan sinar matahari tersebut.

• Pada tahap selanjutnya, senyawa kolekalsiferol ini akan diubah menjadi


senyawa calcitriol [1,25(OH)2D3] yang merupakan vitamin D aktif di dalam
tubuh yang berfungsi sebagai endokrin/parakrin. Calcitriol diproduksi di ginjal
yang kemudian akan diedarkan ke bagian-bagian tubuh yang membutuhkan,
terutama di organ tulang dan gigi. Ketika disintesis pada ginjal, calcitriol
beredar sebagai hormon, mengatur konsentrasi kalsium dan fosfat dalam
aliran darah.
VITAMIN E
Analisa vit e
• Kelompok vitamin E terdiri dari -, -, -, dan
-tokoferol dan beberapa esternya, semisal ester
asetat dan allofanat
• Sumber alami vitamin E meliputi lembaga
gandum, lembaga beras, (pada produk bekatul)
dan minyak lettuce
• Untuk penggunaan bidang obat/kesehatan lebih
disenangi produk sintetisnya, yaitu campuran
rasemat ester dl-tokoferol-asetat
Sifat vit e
• Tokoferol berwujud minyak yg larut dlm pelarut
lipida dan tidak larut dalam air. Tokoferol resistan
terhadap asam, alkali, panas, dan cahaya nampak,
namun mudah teroksidasi dan terpangaruh oleh
cahaya UV
• Metoda analisis tokoferol didasarkan pada reduksi
kuantitatif ion ferri oleh tokoferol, kemudian ion ferro
akan membentuk reaksi warna dengan ,’-dipiridil
• Kadar tokoferol diperbandingkan dengan kurva
standar tokoferol murni
• Karoten dan lemak akan mengganggu pengukuran
tersebut
Prosedur Analisis Vitamin e HPLC
Persiapan sampel
Produk makanan umum - Tambahkan 10ml dari
6% (w / v) pyrogallol dalam etanol ke      sampel,
campuran, dan siram dengan N2 Panaskan
(70oC, 10 menit) dengan sonikasi Tambahkan
larutan KOH 2ml 60%, campurkan, dan siram
dengan N2 dan cerna selama 30 menit. 70oC
Sonicate 5 min. Dinginkan dengan suhu kamar
& tambahkan NaCl dan H2O
Cont..

• Ekstrak dengan heksana (0,1% BHT) tiga kali dan


gabungkan ekstrak heksana Tambahkan 0.5g
MgSO4 dan campuran Filter melalui aparatus filtrasi
millipore (0,45µm); encerkan volume dengan
heksana Suntikkan 20µL ke HPLC b. Minyak ikan
dan minyak sayur menyebar Tambahkan 40 ml
heksana (0,1% BHT) ke sampel 10 g dan campuran
Tambahkan 3g dari MgSO4, aduk, diamkan> 2 jam
Filter dan encerkan filtrat gabungan ke volume
dengan heksana (0,1% BHT). Suntikkan 20 µl
Parameter Kromatografi
• Kolom - Hibar RT, Lichrosorb Si60 5 m, 25,0 cm x
4,6cm     
• Fase gerak - 0,9% isopropanol dalam heksana
    Aliran - 1 mL / menit  
• Detektor - Fluorosence, Ex = 290nm dan Em =
330nm        
• Dalam fluorometer, ada kebutuhan untuk 2 pemilih
panjang gelombang: satu untuk balok eksitasi & satu
untuk balok pemancar
Sifat vit e
• Vitamin E murni tidak berbau dan tidak berwarna,
sedangkan Vitamin E sintetik yang dijual secara
komersial biasanya berwarna kuning muda hingga
kecoklatan. Vitamin E larut dalam lemak dan dalam
sebagian besar pelarut organik, tetapi tidak larut dalam
air.
Ada 4 jenis Tokoferol yang penting dalam makanan
alfa-,beta-,gamma-,delta-toko-ferol dan tokotrienol.
Karakteristik kimnia utamanya adalah bertindak sebagai
antioksidan. Tokoferol terdiri atas struktur cincin 6-
kromanol dengan rantai samping jenuh panjang 16
karbon fitol. Perbedaan antar jenis Tokoferol terletak
pada jumlah dan posisi gugus metil pada struktur cincin.
Cont…
• Tokotrienol mempunyai tiga ikatan rangkap pada rantai
samping. Perbedaan struktur ini mempengaruhi tingkat
aktivitas Vitamin E secara biologik. Tokotrienol tidak
banyak terdapat di alam dan kurang aktif secara
biologik. Alfa-tokoferol adalah bentuk Vitamin E paling
aktif, yang digunakan pula sebagai standar pengukuran
Vitamin E dalam makanan. Jumlah Vitamin E dalam
bentuk lain dinyatakan dalam bentuk tokoferol ekivalen
(TE). Bentuk sintetik Vitamin E mempunyai aktivitas
biologik 50% daripada alfa-tokoferol yang terdapat di
alam.
Cont…
• Vitamin E agak tahan panas dan asam tetapi
tidak tahan alkali, sinar ultraviolet dan oksigen.
Vitamin E rusak bila bersentuhan dengan
minyak tengik, timah dan besi. Karena tidak
larut air, Vitamin E tidak hilang karena
pemasakan dengan air. Tokoferol ester seperti
tokoferol asetat yang paling ditemukan di alam,
tidak banyak rusak karena pengolahan. Absorbs
Vitamin E berkisar antara 20-80%. Vitamin E
disimpan sebagian besar di jaringan lemak dan
selebihnya di hati.
Sintesis vit e
• Reaksi sintesis vit e merupakan reaksi asilasi Friedel-
Craft dari trimetil hidrokuinon dan isofitol
menggunakan katalis asam yang berfungsi mempercepat
reaksi.parameter baik atau tidaknya suatu katalis dapat
ditinjau dari aktivitas terhadap suatu reaksi. Faktor yang
dapat mempengaruhi aktivitas katalis adalah keasaman
dan luar permukaan katalis yang digunakan. Tingkat
keasaman katalis yang berbeda akan menghasilkan
produk yang berbeda pula. Katalis yang digunakan
dalam sintesis vit e adalah katalis homogen ( ex: ZnCl2 )
dengan kriteria sifat asam lewis yang cukup tinggi.dan
ada juga dengan katalis heterogen ( ex : MgF2) yang
lebih memberikan hasil yang tinggi
VITAMIN K
• Vitamin K adalah nama generik untuk beberapa
bahan yang diperlukan dalam pembekuan darah
yang normal. Bentuk dasarnya adalah vitamin
K1 (filokuinon), yang terdapat dalam tumbuh-
tumbuhan, terutama sayuran berdaun
hijau.Bakteri dalam usus kecil sebelah bawah
dan bakteri dalam usus besar menghasilkan
vitamin K2 (menakuinon), yang dapat diserap
dalam jumlah yang terbatas. 
Sifat-sifat vitamin K
• Merupakan golongan Naphthoquinone
• Dalam alam ada dua bentuk, yaitu : Vitamin K1
(Phytomenadione) dan Vitamin K2. Derivat aktifnya
yaitu Menaphtone (Vitamin K3). Preparat sintesisnya
yaitu vitamin K analogue (misal : Acetomenaphthone).
• Vitamin K dari alam larut dalam lemak.
• Vitamin K analogue sintesis larut dalam air.
• Stabil terhadap pemanasan dan reducing agents.
• Labil terhadap Oxidizing agents, asam kuat, alkali, dan
cahaya.
• Vitamin K1 dan K2 berwarna kuning. Vitamin K
sintesis tak berwarna
Analisa vit k
• Metoda analisis kuantitatif berdasar pada
interaksi 2,4-dinitro-fenilhidrazin dng 2-metil-
1,4-naftoquinon dng adanya ammonia alkoholis
yang membentuk warna biru s/d biru-hijau .
• Metoda lainnya didasarkan pada reduksi kata-
litik larutan quinon dlm butil alkohol dng
indikator fenolsafranin. Hasil hidroquinon
kemudian ditambah larutan Na-2,6-dikhloro-
benzeneon-indofenol dalam butil alkohol
berlebihan, yang bebas udara. Menurunnya
intersitas warna proporsional dng quinon awal
yang ada.
Sintesis vit k

• Kebanyakan sumber vitamin K didalam tubuh


adalah hasil sintesis oleh bakteri di dalam sistem
pencernaan
• Sistem pencernaan dari manusia mengandung
bakteri yang dapat mensintesis vitamin K, yang
sebagian diserap dan disimpan didalam hati.
Tubuh perlu mendapat tambahan vitamin K dari
makanan
• Ada tiga bentuk vitamin K, yaitu: (1) Vitamin K1
(phytomenadione) yang tedapat pada sayuran hijau, (2) Vitamin
K2 (menaquinone) yang dapat disintesis oleh flora usus normal
seperti Bacteriodes fragilis dan beberapa strain Escherichia coli,
(3) Vitamin K3 (menadione) merupakan vitamin K sintetis yang
sekarang jarang diberikan pada bayi yang baru lahir (neonatus)
karena dilaporkan dapat menyebabkan anemia hemolitik.
Vitamin K3 ini bersifat larut dalam air, digunakan untuk
penderita yang mengalami gangguan  penyerapan vitamin K  dari 
makanan (Sandjaja  2009).
• Nama kimia dari vitamin K1 adalah 2-metil-3fitil-1,4-
naftokuinon. Produk sintesis vitamin K3 (menadion atau 2-metil-
1,4-naftokuinon) memiliki kekuatan tiga kali disbanding vitamin
K. Dukimarol adalah senyawa antagonik terhadap vitamin K
(Winarno  1986).
Cont…
• Menadion (vitamin K3), yaitu senyawa induk seri
vitamin K, tidak ditemukan dalam bentuk alami
tetapi jika diberikan, secara in vivo senyawa ini akan
mengalami alkilasi menjadi  salah satu menakuinon
(vitamin K2). Filokuinon (vitamin K1) merupakan
bentuk utama vitamin K yang ada dalam tanaman. 
Menakuinon–7 merupakan salah satu dari rangkaian
bentuk tak jenuh polirenoid dari vitamin K yang
ditemukan dalam jaringan binatang dan disintesis
oleh bakteri dalam intestinum.
TERIMAKASIH
Pertanyaan :
• Berapa kadar normal dari vit c,d,e,k yang
diperlukan dalam tubuh ( oza)
• Bagaimana cara identifikasi vit ( shinta )
• Jelaskan identifikasi kualitatif ( ibuk )
• Sumber vit k dari alam dan dari sintesis ( refi )
Jawaban no 1
• 1. kadar vit c 200-1000mg/hari
• Kadar vit d 600 iu/hari
• Kadar vit e 100-200 iu/hari
• Kadar vit k
Jawaban no 2
• identifikasi vit c :
• Prosedur 1
1. Masukkan kedalam tabung reaksi zat yang diuji misal asam askorbat 1%
+ 15 tts perekasi benedict
2. Panaskan dengan api kecil sampai mendidih selama 2 menit
3. Perhatikan endapan yang terjadi jika terbentuk warna hijau kekuningan
sampai merah berarti positif mengandung vit c
• Prosedur 2
1. Masukkan kedalam tabung rekasi zat yang diuji misal asam askorbat 1%
2. Netralkan larutan (pH8) menggunakan NaHCO3 5%
3. Tambahkan larutan FeCl3
4. Amati perubahan yang terjadi, jika terbentuk warna merah-ungu berarti
positif mengandung vit C
CONT.. JAWABAN NO 2
• Identifikasi vit d
1. Masukkan 10 tts zat yang diuji misalnya minyak ikan
didalam tabung reaksi
2. Tambahkan 10 tts larutan H2O2 5%
3. Kocok campuran kira kira 1 menit
4. Panaskan diatas api kecil perlahan lahan sampai tidak
ada gelembung gelebung gas keluar. Usakahan jangan
sampai mendidih
5. Dinginkan tabung dibawah air kran
6. Lalu lakukan uji dengan pereaksi carr pice, jika berbentuk
warna jingga kuning berarti positif mengandung vitD
Cont… jawaban no 2
• Identifikasi vit e
• 1 ml sampel + 1 ml NaOH+1 ml Pb asetat
panaskan selama 15-20 menit dengan suhu
700C
• Jika terbentuk warna merah berarti
mengandung vit e
Cont… jawaban no 2
• Identifikasi vit k menggunakan HPLC
Jawaban no. 3
• Identifikasi vit c :
• Prosedur 1
1. Masukkan kedalam tabung reaksi zat yang diuji misal asam askorbat 1%
2. Tambahkan 15 tts perekasi benedict
3. Panaskan dengan api kecil sampai mendidih selama 2 menit
4. Perhatikan endapan yang terjadi jika terbentuk warna hijau kekuningan
sampai merah berarti positif mengandung vit c
• Prosedur 2
1. Masukkan kedalam tabung rekasi zat yang diuji misal asam askorbat 1%
2. Netralkan larutan (pH8) menggunakan NaHCO3 5%
3. Tambahkan laturan FeCl3
4. Amati perubahan yang terjadi, jika terbentuk warna merah-ungu berarti
positif mengandung vit C
Cont .. Jawaban no 3
• Identifikasi vit d
1. Masukkan 10 tts zat yang diuji misalnya minyak ikan
didalam tabung reaksi
2. Tambahkan 10 tts larutan H2O2 5%
3. Kocok campuran kira kira 1 menit
4. Panaskan diatas api kecil perlahan lahan sampai tidak
ada gelembung gelebung gas keluar. Usakahan jangan
sampai mendidih
5. Dinginkan tabung dibawah air kran
6. Lalu lakukan uji dengan pereaksi carr pice, jika berbentuk
warna jingga kuning berarti positif mengandung vitD
Cont..Jawaban no 3
• Identifikasi vit e
• 1 ml sampel + 1 ml NaOH+1 ml Pb asetat
panaskan selama 15-20 menit dengan suhu
700C
• Jika terbentuk warna merah berarti
mengandung vit e
Cont.. Jawaban no. 3
• Identifikasi vit k
• Dengan menggunakan HPLC
JAWABAN no 4
• 1. vit k1 berasal dari sayuran hijau
• 2. vit k2 berasal dari sintesa oleh flora
( keseluruhan kehidupan jenis tumbuh-
tumbuhan) di usus kita.
• 3. vit k3 merupakan vit sintetik dari menadion
dan menadiol ,dengan contoh Preparat
sintesisnya yaitu vitamin K analogue (misal :
Acetomenaphthone)

Anda mungkin juga menyukai