Abses Otak
Pembimbing :
dr. Jeane Novita Abas, Sp.S, M.Kes
Oleh :
dr. Virginia F. Liempepas
Internsip Angkatan VI
RSUD Prof. Dr. Aloei Saboe
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn. IY
• Umur : 23 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : Desa Motolohu, kec.
Randangan
• Pekerjaan : Guru
• Status: Belum menikah
• Masuk RS : 12 April 2019
Anamnesis
Keluhan Utama
• Nyeri kepala
Status
Generalis
Status
Neurologis
Status Generalis
• KU : Tampak sakit sedang
• GCS : E4V5M6
• Tanda Vital:
TD: 110/80 mmHg
HR : 90 x/m
RR: 22 x/m
SB : 37.1 oC
SpO2 : 99%
Kepala :
Mata : conj. anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), tampak eksoftalmus
Ekstremitas :
Akral hangat (+/+), nadi teraba kuat, perfusi <2detik, Edema (-/-)
Tanda rangsang meningeal
- Kaku kuduk : (-)
- Kernig : (-)
- Brudzinski I : (-)
Nervus Kranialis
• N. I (olfaktorius) : tidak dievaluasi (pasien tidak
ada keluhan gangguan penciuman)
• N. II (optikus)
Tajam penglihatan :
- Visus : kesan menurun
- Melihat double
Lapangan penglihatan: normal
N. III (okulomotorius), N. IV (trokhlearis), N. VI
(abdusen)
• Nystagmus: -/-
• Exophtalmus : kesan +/+
• N. V (trigeminus): dalam batas normal
• N. VII (fasialis) : dalam batas normal
• N. VIII (vestibule-kokhlearis): tidak
dievaluasi
• N. IX (glosofaringeus) : tidak dievaluasi
• N. X (vagus) : tidak ada gangguan
menelan
• N.XI (aksesorius) : dalam batas normal
• N. XII (hipoglosus) : dalam batas normal
Pemeriksaan Motorik, Refleks
• Kekuatan otot :
• Refleks Fisiologis :
• Sensibilitas :
Pemeriksaan Penunjang
Parameter 12/04/19
Leukosit 8.000/uL
Trombosit 300.000/uL
Hematokrit 34,0%
Chlorida 95 mEg/l
SGOT 10 U/L
SGPT 22 U/L
GDS 91 mg/dl
Diagnosa Kerja
Cephalgia kronik
et causa susp.
SOL intrakranial
Cephalgia
kronik adalah
nyeri kepala
yang terjadi Tumor dan abses serebral
lebih dari tiga merupakan contoh dari space
bulan, yang occupying lesion yang
mengalami menimbulkan nyeri kepala
pertambahan oleh karena terjadinya
dalam derajat kompresi jaringan otak
berat, frekuensi, terhadap tengkorak sehingga
dan durasinya meningkatkan tekanan
serta dapat intrakranial.
disertai
munculnya Nyeri kepala hilang timbul
defisit danUntuk diagnosis
semakin memberatpasti SOL
neurologis yang intrakranial dibutuhkan
Mual, muntah
lain selain nyeri pemeriksaan penunjang :
Penglihatan ganda
kepala. CT Scan Kepala atau MRI
CT-Scan Kepala
12 April 2019
(tanpa Kontras)
Kesan :
Multiple lesi di lobus
parietalis dextra serta di
lobus frontalis sinistra,
disertai perifokal oedema
mengarah ke multiple
abscess cerebri
CT-Scan Kepala
Kontras
18 April 2019
(dengan Kontras)
Kesan :
Sesuai gambaran multiple
abses cerebri bilateral
dominant dextra
Diagnosa
Abses Otak
Abses otak merupakan infeksi dalam parenkim otak, yang dapat
disebabkan oleh berbagai macam organisme, baik bakteri, fungi,
protozoa maupun parasit.2
• Radiologi
Confirmed Abses Otak
– Ct-Scan
– MRI
Parameter 12/04/19 15/04/19 19/04/19 20/04/19 27/4/19 03/5/19
Chlorida 95 mEg/l 90
SGOT 10 U/L
SGPT 22 U/L
GDS 91 mg/dl
LED (mm/jam) 62 29
Anti-Toxoplasma Negatif
CD4 83
tetapi penyebab lain, seperti infeksi,
Anti-HIV Non- penyakit autoimun, terapi
imunosupresif, limfoma, pneumonia,
reaktif tuberculosis, sepsis, dan bentuk
idiopatik perlu dipertimbangkan.
Idiopathic CD4
lymphocytopenia (ICL)
adalah kondisi langka
yang ditandai dengan
defisit yang tidak dapat
dijelaskan dari sel T
CD4
Penyakit CMV simtomatik pada individu dengan gangguan
sistem imun, infeksi primer atau reaktivasi virus laten dapat
menyebabkan infeksi oportunistik dari berbagai sistem organ
seperti pneumonia, hepatitis, ensefalitis, mielitis, kolitis, uveitis,
retinitis, dan neuropati.
ENSEFALITIS RETINITIS
Ensefalitis CMV merupakan manifestasi klinis yang timbul akibat infeksi CMV
terhadap sistem saraf. Insidens ensefalitis CMV jauh lebih tinggi pada pasien
dengan CD4 < 50 sel/μL.
Abses Otak
Infeksi CMV
dan Infeksi Rubella
Pasien direncanakan untuk Ct-scan ulang untuk melihat progresivitas
penyakit, tapi pada hari ke-28 perawatan, kondisi pasien mengalami
perburukan. Pasien mengalami penurunan kesadaran dan SpO2 menurun,
mengindikasikan ancaman gagal napas kemudian pasien meninggal.