Anda di halaman 1dari 28

BAB VIII

KOMUNIKASI DALAM
KONSELING

Psikologi Konseling
Dr. Al. Suhadi, M.Pd.,

1
PENGANTAR

 Konseling pada dasarnya melibatkan komunikasi antara


dua pihak yaitu konselor dan klien (konseli) yang
berlangsung dalam situasi konseling.
 Dalam hubungan ini konselor dituntut untuk menunjang
pelaksanaan konseling. Salah satu keterampilan yang
diperlukan oleh konselor adalah keterampilan
berkomunikasi secara dialogis khususnya dengan klien.
 Komunikasi dialogis pada dasarnya merupakan salah
satu bentuk komunikasi interaktif antara satu pihak
dengan pihak lain melalui penciptaan suatu situasi dalam
upaya untuk memperoleh informasi yang diperlukan
dalam pembuatan keputusan secara tepat.

2
APAKAH KOMUNIKASI ITU ?
 Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pemindahan informasi
antara dua orang manusia atau lebih dengan menggunakan symbol-
simbol bersama. Komunikasi sekurang-kurangnya melibatkan dua
partisipan yaitu pemberi dan penerima.
 Secara umum proses komunikasi sekurang-kurangnya mengandung lima
unsur yaitu pemberi, pesan, media, penerima, dan umpan-balik. Agar
proses komunikasi dapat berlangsung secara efektif, maka sekurang-
kurangnya harus mengandung hal-hal sebagai berikut :
 Pertama, ada gagasan yang ingin disampaikan oleh pemberi dalam hal
ini konselor;
 kedua, gagasan itu harus dinyatakan dalam suatu bentuk untuk
dikirimkan (encode);
 ketiga, ada alat untuk menyampaikan pesan (media); keempat,
gangguan-gangguan pesan harus dihindari; kelima, pesan harus sampai
diterima oleh pihak penerima; keenam, adanya penafsiran secara tepat
oleh pihak penerima (decode); ketujuh, adanya tindak lanjut dari
penerima (menyimpan pesan, melakukan tindakan, atau memberi
umpan-balik kepada pengirim).

3
KETRAMPILAN-KETRAMPILAN
KOMUNIKASI
 Ketrampilan pertama : PENGHAMPIRAN
 Penghampiran (attending), merupakan keterampilan dasar
dalam setiap proses komunikasi yang bersifat dialogis
karena penghampiran seolah-olah merupakan pembuka
pintu pertama untuk memulai suatu komunikasi dialogis.
Ketrampilan penghampiran merupakan ketrampilan
berkomunikasi melalui isyarat-isyarat verbal dan non-
verbal sehingga memberikan kemungkinan para mitera
memberikan perhatian kepada pembicara pada tahap
paling awal.
 tahap paling awal.
 Secara psikologis, penghampiran merupakan suatu
situasi yang memberikan suasana hubungan yang
sedemikian rupa dimana klien merasa dirinya diterima,
merasa dekat, merasa penting, dan dihargai martabatnya
4
Ketrampilan penghampiran dapat dikembangkan
melalui berbagai cara seperti :
- Ungkapan salam dan sapaan yang penuh sopan, dengan
nada suara yang baik,
- Penampilan diri dengan postur (perawakan) fisik yang
meyakinkan,
- Gerakan fisik yang disertai dengan perhatian secara
menyeluruh,
- Pengakuan, sentuhan, dan kontak fifik yang sederhana
dan penuh perhatian, disertai
dengan sikap yang menunjukkan bahwa kehadiran
konselor sebagai sesuatu yang akan
memberikan makna bagi klien,
- Memelihara kontak mata secara menyeluruh dan tepat
sesuai dengan situasi dan topik
bahasan,
- Mengamati dan menyimak dengan penuh perhatian. 5
Ketrampilan kedua : EMPATI
 Berempati kepada pihak lain merupakan ketramoilan dasar dalam
berkomunikasi terutama komunikasi dialogis. Empati mempunyai
makna sebagai suatu kesediaan untuk memahami orang lain baik
yang nampak maupun yang terkandung khususnya dalam aspek
perasaan, pikiran, dan keinginan. Secara psikologis, empati dapat
menunjang berkembangnya suasana hubungan yang didasari atas
saling pengertian, suasana rasa diterima dan dipahami, dan
kesamaan diri.
 Ketrampilan empati dapat dilakukan dengan memberikan respon
dalam bentuk :
 sikap menerima dan memahami ungkapan klien, misalnya dengan
gerak mata, anggukan, gerak tangan, air tangan, air muka, dsb.
 memberikan perhatian yang mendalam terhadap ungkapan klien,
 pernyataan yang menggambarkan ungkapan suasana perasaan yang
diungkapkan,
 memberikan dukungan terhadap ungkapan tertentu.

6
Ketrampilan ketiga :
MERANGKUMKAN
 Sebagai wujud sikap penerimaan kita terhadap ungkapan
tersebut, maka ketrampilan yang diperlukan adalah
ketrampilan merangkumkan. Ketrampilan ini dinyatakan dalam
bentuk pemberian respon dengan membuat rangkuman
secara tepat terhadap semua materi yang diungkapkan.
 Ketrampilan merangkumkan dapat dilakukan dengan cara-
cara seperti :
 Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan
ungkapannya secara lengkap,
 Menunjukkan sikap memberikan perhatian dan menyimaknya dengan
penuh perhatian,
 Membuat catatan-catatan seperlunya untuk merangkum pembicaraan,
 Pada akhir klien menyampaikan ungkapannya, konselor memberikan
respon dalam bentuk menyampaikan rangkuman pembicaraan.

7
Ketrampilan keempat : BERTANYA
 Ketrampilan bertanya merupakan ketrampilan yang cukup
penting dan strategis dalam komunikasi konseling, sebab
dapat menentukan kelancaran proses konseling. Mengajukan
pertanyaan secara baik dapat memulai suatu hubungan,
memelihara hubungan, membangkitkan rasa pengakuan dan
kepedulian. Pertanyaan yang baik dapat merangsang orang
lain untuk lebih terbuka, kreatif, dan berkeinginan untuk
berbagi informasi atau pengalaman.
 Dalam komunikasi konseling ada dua macam bentuk
pertanyaan, yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan
tertutup. Pertanyaan terbuka dapat membantu klien dalam :
(1) memulai perbincangan, (2) meminta penjelasan lebih
lanjut, (3) memberikan contoh, dan (4) memusatkan pada
perasaan klien. Pertanyaan tertutup merupakan pertanyaan
yang jawabnya sudah pasti dan biasanya bersifat faktual.

8
(lanjutan)
 Ketrampilan bertanya dapat dikembangkan
dengan memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :
 Perhatikan suasana konseling dan klien,
 Kuasai materi yang berkaitan dengan pertanyaan,
 Ajukan pertanyaan dengan cara yang jelas dan
terarah, serta tidak keluardari topik pembahasan,
 Segera berikan respon balikan terhadap jawaban
pertanyaan yang diajukan, dengan sikap
 yang baik dan empatik.
9
Ketrampilan kelima : KEJUJURAN (
GENUINENESS )
 Berkomunikasi secara jujur dan asli merupakan
ketrampilan komunikasi konseling yang amat penting.
Dengan ketrampilan ini konselor dapat menyatakan
perasaannya mengenai perasaan klien dengan cara
yang sedemikian rupa sehingga klien dapat menerima
tanpa ada rasa ketersinggungan. Ketrampilan kejujuran
dapat membantu untuk berbagi perasaan terhadap apa
yang dikatakan atau dilakukan klien, dan tetap menjaga
hubungan baik.
 Respon yang diberikan oleh konselor terhadap
ungkapan klien yang bersifat genuine (asli/jujur) adalah
respon dengan cara yang ikhlas dan jujur secara
emosional dan secara langsung menyatakan perasaan
sendiri.

10
Untuk mengembangkan ketrampilan kejujuran ada
empat kondisi yang harus diperhatikan yaitu :

- Ungkapan perasaan yang sebenarnya,


- Kejadian tertentu yang membuat perasaan
itu,
- Alasan mengapa berperasaan seperti itu,
- Pengaruh perasaan itu terhadap kegiatan
selanjutn

11
Ketrampilan keenam : ASERTIF
 Asertif adalah suatu tindakan dalam memberikan respon kepada tindakan
orang lain dalam bentuk mempertahankan hak azasi sendiri yang
mendasar tanpa melanggar hak azasi orang lain yang mendasar.
 Ketrampilan asertif mencakup ketrampilan untuk menyatakan pikiran dan
perasaan dengan cara jujur dan sopan, dan menghargai hak asasi orang
lain.
 Dengan demikian klien akan merasa tetap berada pada hak azasi dan
martabatnya. Ketrampilan ini dapat dikembangkan melalui ungkapan
non-verbal dan verbal.
 Cara non-verbal dilakukan dengan : kontak mata yang baik, membagi
waktu secara baik, penampilan dengan tenang, ekspresi muka yang
ceria, penampilan postur (perawakan) dengan baik.
 Cara verbal dapat dilakukan dengan : ungkapan perasaan dan
kepercayaan secara jujur dan langsung, menyatakan berpihak pada hak
klien yang benar, menyatakan rasa hormat dan empati pada klien,
mengambil inisiatif dalam kontak antar pribadi, menawarkan alternatif,
dan menggunakan suara yang jelas dan menyenangkan.

12
Ketrampilan ketujuh : KONFRONTASI
 Ketrampilan konfrontasi digunakan untuk memberikan
respon terhadap pesan seseorang yang mengandung
pesan ganda yang tidak sesuai atau saling bertentangan
satu dengan lainnya. Dalam komunikasi konseling,
ketrampilan konfrontasi merupakan cara konselor untuk
membetulkan titik perbedaan atau pertentangan berbagai
situasi.
 Dalam menerapkan ketrampilan konfrontasi ini hendaknya
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Konselor hendaknya memiliki pemahaman yang tepat dan bersikap
empati dan jujur,
 Harus diperhitungkan agar klien mau menerimanya dan tidak
memberikan pertahanan atau perlawanan,
 Harus bersesuaian dengan situasi dan kondisi makalah,
 Harus singkat dan tepat sasaran.

13
Ketrampilan kedelapan : PEMECAHAN MASALAH
 Ketrampilan pemecahan masalah sangat diperlukan dalam
komunikasi konseling untuk membantu klien dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
 Ada tujuh tahapan yang dapat ditempuh dalam pemecahan
masalah, yaitu :
1. Menjajagi masalah, yaitu tahapan di mana melalui dialog antara
konselor dan klien menetapkan masalah yang dihadapi.
2. Memahami masalah, yaitu tahap untuk lebih mempertegas masalah
yang sesungguhnya berserta aspek-aspek yang terkait seperti latar
belakang, alas an, tujuan sumber-sumber terkait.
3. 3. Membatasi masalah, yaitu tahapan untuk bersama-sama
menetapkan batas-batas masalah baik dari dimensi waktu maupun
ruang, serta sumber-sumber daya penunjangnya.

14
4. Menjabarkan alternatif, yaitu konselor dan klien
bersama-sama melakukan “curah pendapat”
(brainstorming) untuk menjabarkan berbagai
alternatif kemungkinan pemecahan masalah.
5. Mengevaluasi alternatif, yaitu menilai setiap alternatif
yang telah dikembangkan dalam tahap 4 di atas.
Setiap alternatif dievaluasi satu persatu dilihat dari
kekuatan, kelemahan, peluang, sumber daya, dan
prioritasnya.
6. Memilih alternatif terbaik, yaitu menetapkan alternatif
yang dipandang paling tepat berdasarkan hasil
evaluasi dalam langkah 5.
7. Menerapkan alternatif, yaitu tahapan melaksanakan
alternatif yang dipandang paling
 baik dalam bentuk tindakan nyata.
15
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
 Komonikasi antar pribadi merupakan proses pemberian dan
penerimaan pesan antara dua atau diantara orang-orang
dalam kelompok kecil melalui satu saluran atau lebih,
dengan melibatkan beberapa pengaruh dan umpan balik.
 Dalam proses konseling, komunikasi antar pribadi
memungkinkan terjadinya interaksi yang bersifat pribadi
antara konselor dan konseli. Komunikasi antar pribadi
ditandai dengan : (1) perkiraan berdasarkan informasi
psikologis, (2) interaksi berdasarkan pengetahuan yang
lebih jelas, dan (3) interaksi berdasarkan aturan yang dibuat
secara pribadi. Maksud komunikasi antar pribadi ialah untuk
: (1) menentukan diri sendiri, (2) menemukan dunia luar, (3)
membentuk dan memelihara hubungan yang bermakna
dengan orang lain, (4) mengubah sikap dan perilaku sendiri
dan orang lain, (5) bermain dan hiburan, (6) memberi
bantuan.

16
Prinsip-prinsip komunikasi antar pribadi :
1. Kita tidak mungkin terhindar dari kehidupan tanpa
komunikasi
2. Semua komunikasi merujuk kepada isi dan hubungan
diantara partisipan
3.Komunikasi bergantung pada pertukaran antar partisipan
atas dasar kesamaan sistem tanda dan makna
4. Setiap orang berkomunikasi menggunakan rangsangan
dan respon berdasarkan sudut pandangannya sendiri
5. Komunikasi antar pribadi dapat merangsang timbulnya
saling meniru atau saling melengkapi perilaku antara
individu yang satu dengan lainnya

17
Persepsi dalam komunikasi antar pribadi

 Persepsi adalah proses individu menjadi sadar


dan memberi makna terhadap obyek dan
peristiwa di luar dirinya melalui bermacam alat
dria. Persepsi mendasari proses komunikasi
antar pribadi.
 Persepsi dipengaruhi oleh beberapa factor
antara lain : (1) harapan individu, (2) kesan
pertama, (3) kesan kelompok, (4) derajat
kesamaan perilaku orang lain, (5) konsistensi
(ketetapan) perilaku dalam berbagai situasi, (6)
motivasi internal dan eksternal.
18
Menyimak dalam komunikasi antar
pribadi

 Menyimak dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang


diwujudkan dalam bentuk proses mengirimkan kembali
kepada pembicara mengenai pikiran kita mengenai
makna isi dan perasaan pembicara.
 Fungsi menyimak dalam komunikasi antar pribadi adalah
sebagai bentuk memperoleh : rasa senang, informasi,
dan bantuan. Sedangkan maksud menyimak adalah
untuk : (1) membuat pendengar mengecek pemahaman
secara tepat, (2) menyatakan penerimaan perasaan
pembicaraan, (3) merangsang pembicara agar
memperluas perasaan dan pikiran, (4) memberitahukan
kepada pembicara mengenai reaksi pendengar, (5)
memberikan bimbingan kepada pembicara untuk
menyesuaikan isi pesan-pesannya.

19
Keefektifan komunikasi antar
pribadi
 Keefektifan komunikasi antar pribadi
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Keterbukaan, yaitu kesediaan membuka diri,
mereaksi kepada orang lain, merasakan pikiran dan
perasaan orang lain
2. Empati, yaitu menghayati perasaan orang lain
3. Mendukung, yaitu kesediaan secara spontan untuk
menciptakan suasana yang bersifat mendukung
4. Positif, yaitu menyatakan sikap positif terhadap diri
sendiri, orang lain, dan situasi

20
(lampiran)
5. Keseimbangan, yaitu mengakui bahwa kedua belah pihak
mempunyai kepentingan yang sama, pertukaran komunikasi
secara seimbang
6. Percaya diri, yaitu merasa yakin kepada diri sendiri, bebas dari
rasa malu
7. Kesegaran, yaitu untuk segera melakukan kontak disertai rasa
suka dan berminat
8. Manajemen interaksi, yaitu mengendalikan interaksi untuk
memberikan kepuasan kepada kedua belah pihak, mengelola
pembicaraan dengan pesan-pesan yang baik dan konsisten
9. pengungkapan, yaitu keterlibatan secara jujur dalam berbicara
dan menyimak baik secara verbal maupun non-verbal
10. Orientasi kepada orang lain, yaitu penuh perhatian, minat, dan
kepedulian kepada orang lai

21
MEMBUKA DIRI
 Membuka diri merupakan tindakan dengan menunjukkan diri sendiri
sehingga membuat oleh orang lain jadi mengenal diri sendiri. Suatu
tindakan dapat disebut membuka diri apabila memiliki karekteristik : (1)
diri sendiri sebagai isi, (2) disengaja, (3) diarahkan kepada orang lain,
(4) jujur, (5) membuka pikiran, (6) berisi informasi yang tidak terdapat
dalam sumber lain, dan (7) berlangsung dalam suasana keakraban.
 Membuka diri dilakukan dengan berbagai alas an antara lain : (1)
katarsis, yaitu sebagai upaya untuk melepaskan informasi diri, (2)
klarifikasi diri, yaitu memberikan penjelasan mengenai keyakinan,
pendapat, pikiran, sikap, dan perasaan diri dengan menceritakan kepada
orang lain, (3) validasi diri, yaitu untuk memperoleh persetujuan dari
orang lain, (4) pertukaran, yaitu untuk mengajak orang lain membuka
dirinya juga, (5) pembentukan impresi (kesan), yaitu untuk membuat
kesan tertentu tentang diri sendiri, (6) pemeliharaan dan peningkatan
hubungan, yaitu untuk membuat hubungan dengan orang lain menjadi
lebih baik dan berkembang, (7) kontrol sosial, yaitu meningkatkan
pengendalian terhadap orang lain dan situasi di mana diri sendiri
berhubungan dengan orang lain, (8) manipulasi, yaitu melakukan
pembukaan diri dengan diperhitungkan sebelumnya untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
22
PERILAKU KOMUNIKASI NON-
VERBAL
 Komunikasi non-verbal merupakan bentuk komunikasi
yang ikut mewarnai corak konseling sebagai suplemen,
komplemen, dan substitusi komunikasi verbal. Beberapa
aspek perilaku komunikasi non-verbal :
1. Perilaku komunikasi non-verbal dengan menggunakan
waktu :
a. Rekognisi (pengenalan/pengakuan) : ketepatan waktu atau
mengulur waktu dalam
mengenal kehadiran orang lain atau dalam memberikan respon
terhadap komunikasi mereka,
b. Prioritas :
Sejumlah waktu yang digunakan untuk berkomunikasi dengan seseorang
Sejumlah waktu yang relatif yang digunakan untuk topik-topik yang
berbeda

23
2. Perilaku komunikasi non-verbal dengan
menggunakan badan :
a. Kontak mata (terutama dalam mengatur hubungan)
b. Mata
 berkilauan
 meneteskan air mata
 membelalak
 posisi kelopak mata
c. Kulit
 pucat
 berkeringat
 kemerah-merahan
 tegak bulu roma

24
d. Postur tubuh
 bersemangat
 berbungkuk
 tangan bersilang
 menyilangkan kaki
 duduk menghadapi orang lain
 mengankat kepala
 posisi tubuh untuk menghindari orang lain

25
 Ekspresi wajah dalam ,menampilkan perasaan
 f. Tangan dan isyarat bahu
 g. Perilaku membebani / menyakiti diri
 menggigit kuku
 menggaruk-garuk
 menekan ibu jari
 menarik rambut
 menggosok atau memukulkan tangan
 h. Perilaku repetitive (mengulang-ulang) sebagai pertanda
kepanikan
 menghentak-hentak kaki, atau memukul-mukul dengan jari
 berjalan bolak-balik
 gemetar
 mempermainkan kancing, rambut, atau baju

26
 i. Petunjuk atau perintah
 membunyikan jari
 meletakkan jari ke bibir
 menunjukkan
 membeberkan jari
 mengangkut bahu
 melambaikan tangan
 mengangguk dalam pengenalan
 mengedipkan mata
 mengangguk tanda setuju

27
28

Anda mungkin juga menyukai