Anda di halaman 1dari 33

PERSALINAN NORMAL

(KALA I- IV)
Oleh:

Muhammad Ade Indrawan 150100019


Kinanti Triandani 150100074
Elana Susantanaa 110100389

Pembimbing: dr. M. Yusuf Rachmatsyah, M.Ked(OG), Sp.OG(K)


PERSALINAN NORMAL
PERSALINAN
 Proses dimana bayi, plasenta, selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
 Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (37-42
minggu) tanpa disertai adanya penyulit.

Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi menyebabkan Persalinan Normal


perubahan serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta • Usia kehamilan aterm
secara lengkap (37-42 minggu)
Kala 1 • Persalinan terjadi spontan
• Presentasi Vertex
Kala 2
Persalinan dibagi • Berlangsung tidak lebih dari
dalam 4 Kala Kala 3 18 jam
• Tidak ada komplikasi pada ibu
Kala 4 atau janin
PERSALINAN
Kehamilan Normal memerlukan 280 hari dari HPHT  280 hari = 40 wga = 9 bulan 10 hari

Naegele Score
Taksiran Tanggal Persalinan (TTP) = 280 hari dari HPHT

Hari+7 Bulan-3 Tahun+1

Pretem : < 37 minggu


Aterm : 37 minggu 0/7hari – 41 6/7hari
Posterm : > 42 minggu
Kontraksi
Persalinan Sesungguhnya vs Persalinan Palsu
Persalinan
Persalinan Sesungguhnya Palsu
 Kontraksi uterus dengan interval  Kontraksi uterus dengan interval
teratur dan reguler ireguler
 Interval antar kontraksi secara  Nyeri kebanyakan di perut bagian
bertahap semakin pendek bawah
 Intensitas dan durasi kontraksi  Tidak ada perubahan interval dan
meningkat secara bertahap intensitas kontraksi
 Penipisan dan dilatasi dari serviks  Tidak ada perubahan serviks
 Terjadi penurunan (descent) pada
janin
KALA 1
PERSALINAN KALA I
• Kala I dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm)

• Tanda dan gejala kala I :


- Ibu merasa mulas mau melahirkan
- Memastikan adanya kontaksi (HIS)
- Adanya keluar lendir yang bercampur dengan darah dari kemaluan ibu
- Memastikan adanya penipisan, pendataran, dan pembukaan pada serviks

• Proses kala I terbagi dalam 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif
PERSALINAN KALA I
Fase Laten : fase pembukaan servix dari 0 – 3 cm dan memakan waktu ± 8 jam
- Dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm
- Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik
- Tidak terlalu mules

Fase aktif : pembukaan lebih cepat,


- Kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit
- Lama kontraksi 40 detik atau lebih dan mules
- Pembukaan dari 4 cm sampai lengkap (10cm)
- Terdapat penurunan bagian terbawah janin
Fase aktif terbagi dalam :
a. Fase akselerasi (fase percepatan) dari pembukaan 3-
4 cm dicapai dalam 2 jam
b. Fase kemajuan maksimal, dari 4-9 cm, memakan
waktu 2 jam
c. Fase decselerasi (kurangnya kecepatan) dari
pembukaan 9-10 mencapai waktu 2 jam.
KALA 2
KALA II
Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi

Durasi : Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravidae dan 30 menit hingga 1 jam pada multiparae

Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:


 Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva vagina dan sphincter anus membuka
 Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
 His lebih kuat dan lebih cepat (frekuensi 3 -4 x/10 mnt, lama
 Kontraksi 45 – 60 detik, kuat)
 Pembukaan lengkap (10 cm )

Pemantauan
• tenaga mengedan dan kontraksi uterus; janin (penurunan presentasi janin & kembali normalnya detak jantung bayi setelah kontraksi); dan kondisi ibu
KALA II
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan (proses kelahiran bayi)

Power Passage Passange Phychology Penolong


r

His ibu atau kekuatan mengejan ibu Keadaan jalan lahir, Psikologis meliputi: Peran dari penolong
Faktor janin, meliputi :
• Semakin lama bertambah kuat mempunyai kedudukan • Letak melibatkan psikologis persalinan dalam hal
• 3-4x dalam 10 menit penting dalam proses • Presentasi ibu, emosi dan ini adalah
• 40-60 hingga 90 detik/kontraksi persalinan untuk • Sikap persiapan intelektual, mengantisipasi dan
• Amplitudo 40-60 mmHg mencapai kelahiran bayi • Posisi pengalaman bayi menangani komplikasi
• Terjadi setiap 2-3 menit sebelumnya, kebiasaan yang mungkin terjadi
• Menghasilkan kemajuan Maternal Pelvis *bagian yang paling besar dan keras adat, dukungan dari pada ibu dan janin
• Inlet (>12cm) orang terdekat pada
persalinan yang baik •
pada janin adalah kepala janin,
Midpelvis (>10cm) sehingga posisi dan besar kepala dapat
kehidupan ibu
• Outlet (>10 cm) mempengaruhi jalan persalinan.
Cardinal movements
Mekanisme
Persalinan Normal gerakan utama yang dilakukan janin saat kepala
memasuki jalan lahir yang tidak lurus, sebagai akibat
bentuk anatomisnya dan penyesuaian kepala terhadap
(Cardinal Movements) ukuran-ukuran panggul yang berbeda-beda pada tiap
tingkatan bidang panggul.
Cardinal movements

1. Engagement
2. Descent
3. Flexion
4. Internal rotation
5. Extension
6. Restitution and external rotation
7. Expulsion
1. ENGAGEMENT

Turunnya kepala bayi secara biparietal


diameter (biasanya wajah bayi
menghadap kebagian kanan ibu)
karena pintu atas panggul memiliki
bagian transversal lebih lebar dari
muka-belakang, sedangkan kepala
bayi lebih lebar muka belakang
dibanding biparietal (kiri-kanan  Pemeriksaan luar  kepala sudah terfiksasi pada panggul
kepala).  Pemeriksaan dalam  bagian terendah berada pada atau di bawah
H III atau station 0, setinggi spina
ischiadica.
2. DESCENT

Kepala bayi masuk kedalam


 Pada primigravida, majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke
rongga pelvis atau disebut dalam rongga panggul, dan biasanya baru muncul pada kala II,
sementara pada multigravida, majunya kepala terjadi bersamaan
juga lightening. Kepala bayi dengan turunnya kepala.
mulai menyesuaikan diri
(moulage) terhadap jalan  Terjadi karena adanya tekanan dari cairan ketuban, tekanan dari
kontraksi fundus, kontraksi dari otot-otot abdominal, dan
lahir. melurusnya badan janin
3. FLEXION

Fleksi: kepala bayi menekuk/Tunduk,


sehingga dagu menempel ke dada.
Gerakan ini bersamaan dengan
descent(akibat adanya tahanan dari
bagian lunak jalan lahir)  Posisi dari
ukuran terkecil dari diameter kepala  Fleksi merupakan respon pasif kepala
bayi berada didalam rongga panggul. terhadap tahanan panggul pada saat
kepala turun, karena ada tekanan dari
serviks, dinding panggul, dan otot-otot
(Ukuran terkecil = lingkaran yang dasar panggul.
terbentuk antara ubun-ubun besar di
bagian depan dan belakang kepala
(suboccipitobregmatic))
4. INTERNAL ROTATION
PUTAR PAKSI DALAM

Terjadi saat kepala mencapai dasar


 Pemutaran bagian depan sedemikian
rupa sehingga bagian terendah dari
panggul (hal ini untuk mengakomodasi
bagian depan memutar ke depan ke
perubahan ukuran panggul karena pada bawah simfisis.
dasar panggul diameter terbesarnya
adalah diameter depan-belakang)

 Saat bagian terendah kepala janin telah


Kepala bayi yang sebelumnya
melewati station 0, kepala akan
menghadap ke kanan ibu menjadi mengalami hambatan oleh kedua
menghadap ke bagian belakang ibu. tonjolan spina ischiadica kiri dan kanan,
sehingga akan mengalami putaran
Sedangkan badan tetap pada posisi
paksi dalam.
menghadap kanan ibu.
5. EXTENSION

Setelah rotasi interna sempurna,


maka selanjutnya kepala bayi
akan keluar dari vagina
secara berturut-turut
kepala, muka dan dagu.

 Akibat tekanan dari uterus dan tekanan dari dinding panggul dan simfisis.
6. EXTERNAL ROTATION
PUTARAN PAKSI LUAR
Setelah kepala bayi diluar,
maka kepala akan kembali
keposisi semula yaitu
menghadap ke bagian
kanan ibu, menyesuaikan
dengan badan yang masih
berada dalam rahim.
 Kepala memutar kembali ke arah punggung bayi untuk menghilangkan
torsi leher yang terjadi karena putaran paksi dalam, disebut putaran
Istilah lain dari rotasi
restitusi (putaran balasan=putaran paksi luar).
eksternal adalah restitusi
7. EXPULSION

 Segera setelah rotasi eksterna, bahu depan


akan tampak dibawah simfisis dan perineum
Selanjutnya bahu depan akan diregang oleh bahu belakang, dan
dengan datangnya his maka bahu depan akan
(bahu kanan) bayi lahir, lahir, demikian juga diikuti keluarnya bahu
belakang dan bagian tubuh lainnya.
diikuti bahu belakang
(bahu kiri), badan, dan kaki
bayi
 Kelahiran bagu dapat terjadi spontan, tetapi
sering memerlukan bantuan tangan.
KALA 3
KALA III
• Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit
• Pada kala III persalinan, otot uterus mengalami involusi segera setelah bayi
lahir. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan implantasi
plasenta. Plasenta akan menekuk, menebal, kemudian terlepas dari
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus
atau bagian atas vagina
Langkah-Langkah Manajemen Aktif Kala III :
1. Pemberian suntikan oksitosin

 Tujuan pemberian suntikan oksitosin dapat menyebabkan uterus berkontraksi dengan kuat dan

efektif sehingga dapat membantu pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan darah.

 Lakukan palpasi abdomen untuk memastikan tidak ada kemungkinan bayi lain (undiagnosed

twin) di dalam uterus

 Pemberian suntikan oksitosin dilakukan dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir.

 Suntikan oksitosin dengan dosis 10 IU IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar (aspektus

lateralis). 
2. Pelepasan plasenta

 Pindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva, satu tangan
ditempatkan diatas simfisis untuk merasakan, tanpa melakukan masase. Bila
plasenta belum lepas tunggu hingga uterus bekontraksi

 Apabila uterus bekontraksi maka tegangkan tali pusat ke arah bawah, lakukan
tekanan dorso-kranial hingga tali pusat makin menjulur dan korpus uteri
bergerak ke atas menandakan plasenta telah lepas dan dapat dilahirkan
 Setelah plasenta lepas anjurkan ibu untuk meneran agar plasenta terdorong keluar melalui

introitus vagina

 Lahirkan plasenta dengan mengangkat tali pusat ke atas dan menopang plasenta dengan

tangan lainnya untuk meletakkan dalam wadah penampung

* ** Karena selaput ketuban mudah sobek, pegang plasenta dengan keua tangan dan secara

lembut putar plasenta hingga selaput ketuban terilin menjadi satu. Lakukan penarikan

dengan lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan selaput ketuban


3. Masase uterus
 Segera setelah plasenta lahir,
lakukan masase fundus uteri secara
sirkuler menggunakan bagian palmar
4 jari tangan kiri hingga kontraksi
uterus baik (fundus teraba keras)
KALA 4
KALA IV (Observasi)
 Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam
setelah proses tersebut.

• Pantau TD, HR, tinggi fundus, kandung kemih dan


Observasi yang darah yang keluar setiap 15 menit selama 1 jam
harus dilakukan pertama dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua.
pada kala IV • Masase uterus untuk membuat kontraksi menjadi
baik setiap 15 menit selama satu jam pertama dan
Selama 2 jam post setiap 30 menit selama 1 jam kedua.
partum • Pantau temperatur tubuh setiap jam dalam dua
jam pertama pasca persalinan.
• Nilai perdarahan
THANK
YOU
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai