Anda di halaman 1dari 10

REGISTRASI PRAKTIK BIDAN

OLEH :
FAZA AULIA 1926030019
WIDIA NOVA LIZA 1926030009
RISI WINITA 1926030001
CITRA FINANDIA 2026041103
WENI ASTUTI 2026041104
DEFINISI BIDAN Pengertian Bidan Indonesia
• Seseorang yang telah menyelesaikan • Dengan memperhatikan aspek sosial
program Pendidikan Bidan yang budaya dan kondisi masyarakat
diakui oleh negara serta Indonesia, maka Ikatan Bidan
memperoleh kualifikasi dan diberi Indonesia (IBI) menetapkan bahwa
izin untuk menjalankan praktik bidan Indonesia adalah: seorang
kebidanan di negeri itu. Dia harus perempuan yang lulus dari
mampu memberikan supervisi, pendidikan Bidan yang diakui
asuhan dan memberikan nasehat pemerintah dan organisasi profesi di
yang dibutuhkan kepada wanita wilayah Negara Republik Indonesia
selama masa hamil, persalinan dan serta memiliki kompetensi dan
masa pasca persalinan ( post partum kualifikasi untuk diregister, sertifikasi
period ), memimpin persalinan. dan atau secara sah mendapat
lisensi unttk menjalankan praktik
kebidanan.
PERMENKES TENTANG REGISTRASI DAN
PRAKTEK BIDAN
Pengertian praktek bidan
• Praktek Kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik
pada perempuan yang menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin
/ bayinya, masa antara dalam lingkup praktek kebidanan juga termasuk
pendidikan kesehatan dalam hal proses. reproduksi untuk keluarga dan
komunitasnya.

Pelaporan dan registrasi


• Permenkes nomor 900/MENKES/SK/VII/2002

Masa bakti
• Masa bakti bidan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Wewenang bidan
• Kepmenkes 900 tahun 2002
Pencatatan dan pelaporan dan Pembinaan dan pengawasan

Kepmenkes RI NO. 1464/Menkes/X2010


• Sebagaimana telah ditetapkan oleh Kepmenkes RI
NO. 1464/Menkes/X2010 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik bidan pada bab VI pasal
20 mengenai pencatatan dan pelaporan.

Kepmenkes RI NO. 1464/Menkes/X2010


• Kepmenkes RI NO. 1464/Menkes/X2010 tentang
izin dan penyelenggaraan praktek bidan pada Bab
V pasal 20 sampai pasal 24 mengenai
pembimbingan dan pengawasan
Ketentuan Pidanaan
Tidak Memberi • Ayat (1) menentukan bahwa “Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau
tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas
Pertolongan pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan pertolongan
pertama terhadap pasien yang dalam keadaan gawat darurat sebagaimana
Pertama Kepada dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp.200.000.000,00
Pasien (dua ratus juta rupiah).

Tanpa Izin • Pasal 191 menentukan bahwa setiap orang yang tanpa izin melakukan
Melakukan Praktik praktik pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan alat dan
teknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat (1) sehingga
Pelayanan mengakibatkan kerugian harta benda, luka berat atau kematian dipidana
Kesehatan dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Tradisional

• Pasal 192 menentukan bahwa setiap orang yang dengan sengaja


Memperjual Belikan memperjual belikan organ atau jaringan tubuh dengan dalih apapun
Organ atau Jaringan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Tubuh Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Ketentuan Pidanaan
Bedah Plastik dan • Selanjutnya Pasal 193 menentukan bahwa setiap orang yang dengan sengaja
Rekonstruksi Untuk melakukan bedah plastik dan rekonstruksi untuk tujuan mengubah identitas
seseorang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 diancam dengan pidana
Mengubah penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Identitas Seseorang

• Aborsi dilarang oleh UU, kecuali berdasarkan indikasi


kedaruratan medis atau kehamilan akibat perkosaan yang dapat
Aborsi menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.Itupun
hanya dapat dilakukan setelah persyaratan yang ditentukan UU
dipenuhi.

• Darah sangat penting peranannya bagi kesehatan seseorang. UU


Memperjual menentukan bahwa pelayanan darah merupakan upaya
pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia
Belikan Darah sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak
untuk tujuan komersial.
Ketentuan Pidanaan
Bagi Yang Melanggar Larangan • Pasal 195 menentukan setiap orang yang dengan sengaja memperjual belikan
darah dengan dalih apapun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (3)
Tersebut Diancam Dengan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
Pidana banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

• Pasal 196 menentukan bahwa setiap orang yang dengan sengaja


memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan
Tindak Pidana Kefarmasian yang tidak memenuhi standard dan/atau persyaratan keamanan, khasiat
dan/atau Alat Kesehatan atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat
(2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Memproduksi atau • ayat (1) menentukan bahwa setiap orang yang dengan sengaja
Memasukkan Rokok ke  dalam memproduksi atau memasukkan rokok ke dalam wilayah NKRI dengan
Wilayah NKRI Tanpa tidak mencantumkan peringatan kesehatan berbentuk gambar
Mencantumkan Peringatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 dipidana dengan pidana penjara
Kesehatan dan Pelanggaran paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
Pawasan Tanpa Rokok
Ketentuan Peralihan Tentang Surat
Penguasaan Dan Izin Praktek
• PASAL 25
– (1). Bidan yang telah mempunyai SIPB berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan Nomor
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan dan Peraturan Mentri Kesehatan
Nomor HK. 02.02/Menkes/149/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan dinyatakan
telah memiliki SIPB berdasarkan Peraturan ini sampai masa berlakunya berakhir.
• PASAL 26
– Apabila Majelis Kesehatan Indonesia (MTKI) dan Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) belum
dibentuk dan/atau  belum dapat melaksanakan tugasnya maka dengan registrasi bidan maka
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 900/Menkes/
SK/VII/2002  tentang Registrasi dan Praktek Bidan.
• PASAL 27
– Bidan yang telah melaksanakan kerja di fasilitas pelayanan kesehatan sebelum ditetapkan peraturan
ini harus memiliki SIKB berdasrkan peraturan ini paling selambat-lambatnya 1 (satu) tahun sejak
Peraturan ini ditetapkan.
• PASAL 28
– Bidan yang telah berpendidikan dibawah Diploma lll (D lll) Kebidanan yang telah menjalankan praktik
mandiri harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan ini Selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak
Peraturan ini ditetapkan.
KESIMPULAN
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang terakreditasi, memiliki
kualifikasi untuk deregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk praktek
kebidanan yang diakui sebagai seorang professional yang bertanggung jawab, bermitra dengan
perempuan dalam memberikan dukungan, Asuhan dan nasehat yang diperlukan selama
kehamilan persalinan dan nifas, memfasilitasi kelahiran atas tanggung jawabnya sendiri serta
memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan anak.

Dalam KEPMENKES RI No.900/Menkes /SK/VII/2002,BAB V pasal 14 mengenai Praktik Bidan


yaitu dalam menjalankan praktiknya bidan berwenang untuk memberikan pelayanan yang
meliputi;pelayanan kebidanan,pelayanan keluarga berencana,serta pelayanan kesehatan
masyarakat.Sedangkan dalam KEPMENKES RI No.369/MENKES/SK/III/2007

Keputusan mentri kesehatan mengenai registrasi dan praktek bidan dapat di golongkan atas
beberapa bab, diantaranya tentang pencatatan dan pelaporan, pembinaan dan pengawasan,
ketentuan pidana, serta ketentuan peralihan tentang surat penugasan dan ijin praktek
semuanya telah tercantum dalam Permenkes RI  No.1464/ Menkes/X/2010 dan Permenkes RI
No.900/Menkes/SK/VII/2002.

Anda mungkin juga menyukai