Anda di halaman 1dari 17

Hipertrofi prostat

Kelompok 11

1.Nurhaliza (20024099018)
2.Sintia Margareta (20024099020)
3. Zeni Permana (20024099025)
Hipertropi prostat benigna atau pembesaran prostat
jinak merupakan penyakit pada pria tua dan jarang
ditemukan pada usia muda sebelum 40 tahun. Prostat
normal pada pria mengalami peningkatan ukuran
yang lambat dari lahir sampai pubertas, pada waktu
itu ada peningkatan yang cepat dalam ukuran, yang
kontinyu sampai usia akhir 30.
Hipertropi prostat benigna timbul dalam jaringan
kelenjar periurethal. Yang terlibat tanpa fungsi
Latar belakang penting prostat atau tanpa asal keganasan. Jaringan
kelenjar periurethal meluas dan bagian prostat yang
tertekan disebut kapsul bedah. Jaringan hiperplastik
biasa terdiri dari satu diantara lima pola histology :
stroma, fibromuskular, muscular, fibroadenomatosa.
Istilah Hipertropi sendiri sebenarnya kurang
tepat karena sebenarnya yang terjadi adalah
hiperplasi kelenjar periurethral yang kemudian
mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan
kemudian menjadi sampai bedah.
2.DASARSURAH A.PENGERTIAN
QS.As-Syu’ara(26):80 Benigna BPH (prostat hiperplasia)
َ ‫َواِ َذ‬
‫ام ِرضۡتُ َف ُه َويَشۡ ِفي ِۡن‬ adalah pembesaran atau hipertropi
jinak. Kelenjar prostatnya mengalami
Artinya : dan apabila aku sakit, Dialah pembesaran, memanjang keatas
yang menyembuhkan aku. didalam kandung kemih dan
menyumbat aliran dengan menutupi
orifisium uretra.
BPH adalah penyakit yang
disebabkan oleh penuaan. Hiperplasia
prostatic adalah pertumbuhan nodul-
nodul fibroadenomatosa majemuk
yang prostat, pertumbuhan tersebut
dimulai dari bagian periurethral
sebagai poliferasi yang terbatas dan


tumbuh dengan menekan kelenjar
normal yang tersisa.
B.ETIOLOGI
Penyakit BPH kemungkinan berkaitan dengan penuaan dan disertai dengan perubahan
hormon. Dengan penuaaan, kadar testosteron serum menurun, dan estrogen serum
meningkat. Terdapat teori bahwa rasio estrogen/androgen yang lebih tinggi akan
🕊
merangsang hiperplasia jaringan prostat.
Teori Hormonal
Dengan bertambahnya usia akan terjadi perubahan keseimbangan hormonal, yaitu
antara hormon testosteron dan hormon estrogen. Karena produksi testosteron menurun
dan terjadi konversi testosteron menjadi estrogen pada jaringan adipose di perifer,
dengan pertolongan enzim aromatase, dimana sifat estrogen ini akan merangsang
terjadinya hiperplasia pada stroma, sehingga timbul dugaan bahwa testosteron
diperlukan untuk inisiasi terjadinya proliferasi sel, tetapi kemudian estrogenlah yang
berperan untuk perkembangan stroma. Kemungkinan lain ialah perubahan konsentrasi
relatif testosteron dan estrogen akan menyebabkan produksi dan potensisasi faktor
pertumbuhan lain yang dapat menyebabkan terjadinya pembesaran prostat.
Pada keadaan normal hormone gonadotropin hipofise akan menyebabkan produksi
hormon androgen testis yang akan mengontrol pertumbuhan prostat. Dengan
bertambahnya usia akan terjadi penurunan dari fungsi testikuler (spermatogenesis) yang
akan menyebabkan penurunan yang progresif dari sekresi androgen. Hal ini
mengakibatkan hormon gonadotropin akan sangat merangsang produksi hormon
🕊
estrogen oleh sel sertoli, dilihat dari fungsional histologist, prostat terdiri dari 2 bagian
yaitu sentral sekitar uretra yang beraksi terhadap estrogen dan bagian perifer yang tidak
beraksi terhadap estrogen.
C.KLASIFIKASI
Kategori keparahan BPH berdasarkan gejala dan tanda
D.TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala yang tampak pada pasien dengan Benigna Prostat
Hipertropi:
A. Retensi urin (urine tertahan di kandung kemih, sehingga urin tidak bisa keluar).
B. Kurangnya atau lemahnya pancaran kencing.
C. Miksi yang tidak puas.
D. Frekuensi kencing bertambah terutama pada malam hari (nocturia).
E. Pada malam hari miksi harus mengejan.
F.Traasa panas, nyeri atau sekitar waktu miksi (disuria)
G.Massa pada abdomen bagian bawah.
H. Hematuria (adanya darah dalam urin).
I. Urgency (dorongan yang mendesak dan mendadak untuk mengeluarkan urin)
J. Kesulitan mengawali dan mengakhiri miksi.
K. Kolik renal (kerusakan renal, sehingga renal tidak dapat berfungsi)
L. Berat badan menurun.
M. Anemia, kadang-kadang tanpa sebab yang diketahui.
N. Pasien sama sekali tidak dapat berkemih sehingga harus dikeluarkan dengan
kateter. Karena urin selalu terisi dalam kandung kemih, maka mudah sekali
terkena cystitis dan selaputnya merusak ginjal (Arifiyanto, 2008).
E.PATOFISIOLOGI🍓
Pathway BPH (Benigna Prostatic Hiperplasia
F.PENCEGAHAN

Berikut ini dapat dapat membantu mengurangi


risiko pengenbangan BPH:
Pemeriksaan rutin
G. KOMPLIKASI
Komplikasi dapat terjadi pada hipertropi prostat adalah retens
kronik dapat menyebabkan:
• Refluk
• Vesiko
• Ureter
• Hidroureter
• Hidronefrosis
• Gagal ginjal
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pasien Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) umumnya
dilakukan pemeriksaan:
• Laboratorium meliputi ureum (BUN), kreatinin, elektrolit, dan tes
sensitivitas
• Radiologis intravena pylografi, BNO, Sistogram, retrograde, USG, CT
Scanning, cystoscopy, foto polos abdomen, indikasi sistogram retrogras
dilakukan apabila fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan secara
Lanjutan
• Prostatektomi retro pubis pembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih
tidak dibuka, hanya ditarik dan jaringan adenatous prostat diangkat melalui insisi pada
anterior kapsula prostat
• Prostatektomi parineal yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui
perineum.
I.PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
Menurut Syamhuhidjat dan De Jong (2010) dalam penatalaksanaan
pasien BPH tergantung stadium-stadium dari gambaran klinis, yaitu:
Stadium I
Pada stadium ini biasanya belum memerlukan tindakan bedah, diberikan pengobatan
konservatif, misalnya menghambat adrenoreseptor alfa seperti terazosin. Keuntungan
obat ini adalah efek positif segera terhadap keluhan, tetapi tidak mempengaruhi
proses hiperplasi prostat. Sedikitpun kekurangannya adalah obat ini tidak dianjurkan
untuk pemakaian lama.
Stadium II
Ada stadium II merupakan indikasi untuk melakukan pembedahan biasanya
dianjurkan reseksi endoskopi melalui uretra (trans uretra).
Lanjutan
Stadium III
Pada stadium III reseksi endoskopi dapat dikerjakan dan apabila dikerjakan dan apabila
diperkirakan prostat sudah cukup besar, sehingga reseksi tidak akan selesai dalam 1
jam. Sebaiknya dilakukan pembedahan terbuka. Pembedahan terbuka dapat dilakukan
melalui trans vesika, retropubik dan perineal.
Stadium IV
Pada stadium IV yang harus dilakukan adalah membebaskan penderita dari retensi urin total
dengan memasang kateter atau sistotomi.setelah itu, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
amok melengkapi diagnosis, kemudian terapi, definitive dengan Transurethral Resection
(TUR) atau pembedahan terbuka.
Pada penderita yang keadaan umunya tidak memungkinkan dilakukan pembedahan dapat
dilakukan pengobatan konservatif dengan memberikan obat penghambat adrenoreseptor
alfa. Pengobatan konservatif adalah dengan memberikan obat androgen yang menekan
produksi LH.
J.ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Tn.C, 60 tahunke RS dengan keluhan kurangnya atau lemahnya pancaran kencing,
miksi yang tidak puas, frekuensi kencing bertambah pada malam hari dimulai
dengan mengejan, saat miksi terasa panas dan disertai nyeri, kesulitan mengawali
dan mengakhiri miksi, hemeturi (+),kadang-kadang tidak bisa kencing dan
kandung kemih penuh, BB menurun, adanya massa pada abdomen.

A.Anamnesis
Hematuri (terdapat darah pada urin)
Pasien mengeluh lemahnya pancaran kencing
BAK yang tidak puas.
Sering BAK malam hari.
Sulit mengawali dan mengakhiri BAK.
Pasien menagtakan tidak bisa melakukan hubungan seksual.
Terdapat massa pada suprapubis
Takikardi
Gelisah
Tekanan darah meningkat
Ekspresi wajah cemas
Nausea dan vomiting
a.Pengkajian
1.Sirkulasi :
Peningkatan tekanan darah (efek lebih lanjut pada ginjal)
🦄
2.Eliminasi :
Penurunan kekuatan berkemih.
ketidak mampuan mengosongkan kandung kemih.
Nokturia, disuria, hematuria.
Kekambuhan UTI (Urinary Teact Infection), riwayat batu ureter.
Konstipasi
Terdapat massa abdomen dibagian bawah perut (suprapubis), hernia inguinal, hemoroid
( akibat peningkatan tekanan abdomen pada saat pengosongan kandung kemih)
3.Makanan/cairan :
Anoreksia, nausea, vomiting.
Kehilangan BB mendadak.
4.Nyeri/nyaman :
Suprapubis, panggul, nyeri belakang, nyeri pinggang belakang, intens (pada prostatitis akut).
5.Rasa nyaman :
Demam (karena infeksi)
6.Seksualitas :
Takut kencing selama kegiatan intim.
Penurunan kontraksi ejakulasi.
Pembesaran prostat 🦄
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN BPH
d.Evaluasi
1. S: Klien mengatakan nyeri sudah berkurang saat BAK, nyeri seperti ngilu,
skala nyeri 1-3, nyeri kadang-kadang. O: klien tampak rileks. A: masalah teratasi
sebagian. Dan P: intervensi dilanjutkan.
2. S: Klien mengatakan sudah mampu mengatur posisi secara mandiri walau
baru sedikit. O: klien sudah bisa mengatur posisi secara mandiri. A: masalah
teratasi sebagian. P: intervensi dilanjutkan.
3. S: Klien mengatakan panas pada bekas luka operasi sudah berkurang. O:
klien tampak rileks. A: masalah teratasi sebagian. Dan P: intervensi dilanjutkan.

K. DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/338861255/makalah-lengkap-hipertropi-
prostat-docx

https://www.google.com/url?sa=j&url=https%3A%2F%2Fblog-
ruangguru.blogspot.com%2F2017&2F05%2Fpatoffisiologi-dan –pathway-bph-doc-
dan.html%3Fm%3D1&uct=1591101258&usg=SauN9QhvMrH9HVs3KX4Kllf2Akl

https://dokumen.tips/documents/askep-bph-56b3f6261233d.html

Anda mungkin juga menyukai