Anda di halaman 1dari 20

TUGAS FARMASI 2

FRANCISKA A.
1765050375

KEPANITERAAN FARMASI DAN FARMAKOTERAPI


PERIODE 19 OKTOBER - 30 OKTOBER 2020
FALKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
OBAT ESENSAL
Obat esensial adalah obat terpilih yang paling diperlukan untuk
pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan
rehabilitasi, yang diupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatan
sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
OBAT NON ESENSIAL
Digunakan untuk penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease),
perbekalan farmasi yang diragukan manfaatnya, perbekalan farmasi
yang mahal namun tidak mempunyai kelebihan manfaat dibanding
perbekalan farmasi lainnya. Contoh obat yang termasuk jenis obat Non-
essensial adalah vitamin, suplemen dan lain-lain
OBAT WAJIB APOTEKER (OWA)
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya
sendiri guna mengatasi masalah kesehatan yang ringan, dirasa perlu
ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan sendiri
secara tepat, aman dan rasional. Melakukan pengobatan sendiri secara
tepat, aman dan rasional dapat dicapai melalui bimbingan apoteker yang
disertai dengan informasi yang tepat sehingga menjamin penggunaan
yang tepat dari obat tersebut.

Penandaan khusus pada kemasan obat jadi golongan OWA sama seperti
pada golongan obat keras.
Peraturan mengenai Daftar Obat Wajib Apotek tercantum dalam:
• Keputusan Menteri Kesehatan nomor 347/ MenKes/SK/VII/1990
tentang Obat Wajib Apotek berisi Daftar Obat Wajib Apotek No. 1
• Keputusan Menteri Kesehatan nomor 924/ Menkes / Per / X / 1993
tentang DaftarObat Wajib Apotek No.2
• Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1176/Menkes/SK/X/1999
tentang Daftar Obat Wajib Apotek No.3
Contoh Obat Wajib Apoteker nomor 1 :
1. Mebendazole 100mg (maksimal 20 tablet, sirup 1 botol)
2. aminofilin supp (maksimal 20 tablet, sirup 1 botol)
3. salbutamol (maksimal 20 tablet, sirup 1 botol)
B S O S E T E N G A H PA D AT
Dasar Teori Terkait Bentuk Sediaan Obat Setengah Padat (Semisolid) dan Perbedaannya :

Salep Sediaan semisolid adalah sediaan


setengah padat yang dibuat untuk
Pasta tujuan pengobatan topikal melalui
kulit. Bentuk sediaan ini dapat
Krim bervariasi tergantung bahan
pembawa (basis) yang digunakan
Gel

Emulgel
SALEP
Fungsi Salep
• sebagai pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit
• sebagai bahan pelumas pada kulit
• sebagai pelindung untuk kulit
• sebagai obat luar

INDIKASI
• Dermatosis (penyakit kulit) yang kering dan tebal (proses
Contoh: salep mata kloramfenikol kronik),
• Likenifikasi, hiperkeratosis
• Dermatosis dengan skuama berlapis, pada ulkus yang telah
bersih.
Sediaan setengah padat yang
mudah dioleskan dan digunakan KONTRAINDIKASI
• Pada radang akut, terutama dermatosis eksudatii
sebagai obat luar. Bahan obatnya
harus larut atau terdispersi • pada daerah berambut dan lipatan
homogen dalam dasar salep yang
cocok (Farmakope Indonesia III)
KRIM

Menurut Farmakope Indonesia IV, krim adalah bentuk sediaan


setengah padat, mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Krim adalah
campuran W (water), O (oil), dan emulgator, dibagi menjadi 2 jenis:
1. krim W/O
2. krim O/W

Contoh: hydrocortisone cream INDIKASI


• kosmetik
•dermatosis subakut dan luas
•boleh digunakan di daerah berambut
KONTRAINDIKASI
• dermatitis madidans
GEL
Gel merupakan sediaan setengah padat yang tersusun atas dispersi
partikel anorganik kecil atau molekul organik besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan. Jika masa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang
terpisah, digolongkan sebagai sistem dua fase (gel aluminium
hidroksida).
Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topical atau
dimasukkan dalam lubang tubuh, contoh Voltaren gel, bioplasenton.
1. Stabil pada jangka waktu yang lama
2. Tampilan bagus
3. Pembawa yang tepat pada pengobatan yang ditujukan untuk
Contoh: bioplasenton kulit dan membran mukosa yang memberikan laju pelepasan
obat yang tinggi dan absorpsi yang cepat.

gel segera mencair bila berkontak dengan kulit


dan membentuk satu lapisan. absobsi perikutan
lebih baik daripada krim
PA S TA

Pasta adalah sediaan semi padat yang mengadung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pemakaian topical.
Pasta merupakan salep padat, kaku yang tidak meleleh pada suhu tubuh
dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.

INDIKASI
• dermatitis agak basah
Contoh: pasta gigi, zink oxide KONTRAINDIKASI
• dermatitis eksudati
Macam Pasta: • daerah berambut
1. Pasta berlemak
2. pasta kering
3. pasta pendingin (linimen)
BSO CAIR
Dasar Teori Terkait Bentuk Sediaan Obat Setengah Padat (Semisolid) dan Perbedaannya :

Larutan

Eliksir Sediaan cair merupakan sediaan


yang mengandung >=1 zat kimia
Mixtura yang terlarut, misal: terdispersi
ganda secara molekuler dalam pelarut
yang sesuai / campuran pelarut
Suspensi yang saling bercampur.

Emulsi
L A R U TA N

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia


terlarut, kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air
suling. Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus
memenuhi syarat yang tertera pada injectiones. Wadah harus
dikosongkan dengan cepat, kemasan boleh lebih dari 1 liter.

Keuntungan
•dosis lebih bervariasi/tepat
Jenis Larutan
•absorbsi lebih cepat
1. larutan encer •mudah pneggunaannya.
2. larutan jenuh Kerugian
3. larutan lewat jenuh •pengemasan sulirasa dan bau bahan sulit unutuk ditutupi
•tidak dapat unutk bahan yang terurai dalam bentuk larutan
ELIKSIR
Sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap,
mengandung selain obat seperti gula/ zat pemanis, zat warna, zat
pewangi dan zat pengawet yang digunakan sebagai obat dalam.
Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang
kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya
kurang efektif dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat.
Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih mampu
mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan
yang larut dalam alkohol daripada sirup

Keuntungan
•sifat hidroalkoholnya dapat
mempertahankan komponen terlarut
Kerugian
•kurang manis dan kurang kental dari sirup
MIXTURE
Campuran dimana konstituen mengandung zat padat yang tidak dapat
larut.
Bentuk sediaan cair yang terjadi dari campuran bahan padat dan bahan
cair, dimana bahan padatnya tidak larut dalam bahan cair, dengan demikian
akan nampak endapan. Agitanda berasal dari kata agitare atau dalam
bahasa Indonesia memiliki arti kocok. Dengan demikian sediaan tersebut
akan mengandung molekul-molekul tak larut yang terdispersi sesuai arah
kocokan dan diharapakn terdispersi rata.

Kerugian
Mixtura agitanda banyak
• tidak cocok untuk obat minum karena sulit diperoleh dosis
diperuntukan untuk obat luar yang seragam
seperti : antipriritus, •lama kelamaan dosis obat dapat meningkat
antimiliariasis, antifungi, dsb
SUSPENSI
Merupakan campuran obat berupa zat padat yang kemudian terdispersi
dalam cairan. Biasanya pada petunjuk penggunaan obat terdapat
keterangan: “dikocok dahulu”.

Kelebihan
– Suspensi merupakan sediaan yang menjamin stabilitas kimia dan
memungkinkan terapi dengan cairan.
– Untuk pasien dengan kondisi khusus, bentuk cair lebih disukai
dari pada bentuk padat.
Suspensi terbagi ke dalam – Suspensi merupakan sediaan yang aman, mudah di berikan
berbagai jenis berdasarkan cara Kerugian
pemakaiannya: – uspensi memiliki kestabilan yang rendah.
• Suspensi Oral – Jika terbentuk caking akan sulit terdispersi kembali sehingga
• Suspensi auriculare homogenitasnya turun.
• suspensi oftalmik – Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sukar di tuang
• suspensi topikal – Pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem
• suspensi injeksi dispersi
– Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu
EMULSI

Emulsi merupakan campuran dari zat kimia yang larut dalam minyak
dan larut dalam air. Untuk membuat obat dengan sediaan emulsi
dibutuhkan zat pengemulsi atau yang biasa disebut dengan emulgator
agar salah satu zat cair dapat terdispersi dalam zat cair yang lain.

Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
1. Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, dimana yang satu mengandung fase dispers
lebih banyak daripada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel artinya bila dikocok perlahan-
lahan akan terdispersi kembali.
2. Koalesen dan cracking (breaking) yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan
butir minyak akan koalesen (menyatu). Sifatnya irreversibel (tidak bisa diperbaiki). Hal ini dapat terjadi
karena: a. Peristiwa kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan PH, penambahan CaO / CaCL2 b.
Peristiwa fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan dan pengadukan.
3. Inversi yaitu peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe emulsi W/O menjadi O/W atau sebaliknya
dan sifatnya irreversible.
Tinjauan Pustaka
1. Penggolongan Obat Berdasarkan Vital, Esensial dan Non-Esensial.
https://kupdf.net/download/data-semua-obat-vital-esensial-non-
esensial-xls_58d4fd76dc0d60e630c3466e_pdf . Diunduh pada 17
Juni 2020.
2. Pedoman Umum. http://pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-umum.
Diunduh pada 17 Juni 2020.
3. Daftar Obat Esensial Nasional 2013.
file:///C:/Users/User/Downloads/Kepmenkes%20312-
2013%20Daftar%20Obat%20Esensial%20Nasional%202013.pdf.
Diunduh pada 17 Juni 2020.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai