Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DEPRESI

1. Aan Ardiansyah
2. Agustian
3. Agus Arianto Putra
4. Aprilia Trisnawati
5. Pirda Meriyani
6. Anggi Geopani
7. Deska Fitri Yussa

8. Devi Anggarini
9. Heri Wibowo
10. Marlia Tanjungan
11. Tri Priyo
12. Septina Yolanda
13. Wawan Sevrilian
14. Yantika Indrawati
KELOMPOK 3
A. Pengertian Lansia

Menurut UU No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia menyatakan bahwa lanjut usia (lansia) adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.

B. Batasan Umur Lansia


Batasan umur lansia menurut WHO (dalam Sunaryo,2016) dibagi menjadi empat bagian yaitu :
1. Usia pertengahan : 45-59 tahun
2.Lanjut usia : 60 – 74 tahun
3. Lanjut usia tua : 75- 90 tahun
4.Usia sangat tua : diatas 90 tahun

Depresi menurut WHO (2010) merupakan suatu gangguan mental umum yang ditandai dengan
C. Depresi mood tertekan, kehilangan kesenangan atau minat, perasaan bersalah atau harga diri rendah,
gangguan makan atau tidur, kurang energi,dan konsentrasi yang rendah.
D Menurut Kaplan & Sadock (2010 )penyebab terjadinya depresi sebagai berikut :

1. Faktor Biologis

2. Faktor Ginetik

3.Faktor Psikososial

4. Faktor Kepribadian

Faktor Psikodinamik Depresi


E. Tanda dan Gejala

Gejala utama meliputi :


1. Perasaan depresif atau perasaan tertekan
2. Kehilangan minat dan semangat
3. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah

Gejala lain meliputi :


1. Konsentrasi dan perhatian berkurang
2. Perasaan bersalah dan tidak berguna
3. Tidur terganggu
4. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
5. Perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri
6. Pesimistik
7. Nafsu makan berkurang
F. Tingkat Depresi

Ringan
Sedang Berat

G.Gambaran klinis depresi pada usia lanjut


Gambaran klinis depresi pada usia lanjut dibandingkan dengan pasien yang lebih muda berbeda, usia lanjut
cenderung meminimalkan atau menyangkal mood depresinya dan lebih banyak menonjolkan gejala
biologisnya, disamping mengeluh tentang gangguan memori, juga pada umumnya kurang mau mencari
bantuan psikiater karena kurang dapat menerima penjelasan yang bersifat psikologis untuk gangguan depresi
yang mereka alami
H. Pemeriksaan Diagnostic
Menggunakan Kuisioner Beck Depression Inventory:
Para responden akan mengisi 21 pertanyaan, setiap pertanyaan memiliki skor 1 s/d 3, setelah responden menjawab
semua pertanyaan kita dapat menjumlahkan skor tersebut, Skor tertinggi adalah 63 jika responden mengisi 3 poin
keseluruhan pertanyaan. Skor terendah adalah 0 jika responden mengisi poin 0 pada keseluruhan pertanyaan. Total
dari keseluruhan akan menjelaskan derajat keparahan yang akan dijelaskan di bawah ini.
1-10 = normal
11-16 = gangguan mood ringan
17-20 = batas depresi borderline
21-30 = depresi sedang
31-40 = depresi berat
>40 = depresi ekstrim

I.Penatalaksanaan Depresi pada Lanjut Usia

2. Terapi Psikologi
1. Terapi Fisik
a. Psikoterapi
a. Obat b. Terapi kognitif
b. Terapi Elektrokonvulsif (ECT) c. Terapi keluarga
d. Relaksasi
e. Dukungan Keluarga
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK LANSIA DENGAN DEPRESI

1. PENGKAJIAN
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal pukul 10.00 WIB di panti wredha wana seraya Kotabumi . Data diperoleh
dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi.
Keterangan :
= meninggal
= laki-laki masih hidup
= perempuan masih hidup
= hubungan perkawinan
= lansia
= tinggal serumah

B. Riwatat Perkerjaan : klien pensiunan PNS


C. Riwayat Rekreasi : Klien suka berladang
D. Riwayat Lingkungan Hidup : tempat tinggal permanen, bersih klien tinggal Bersama 8 lansia yang lain
E. Sistem Pendukung : Pengurus Panti
F. Status Kesehatan : Klien memiliki sakit Hipertensi , konsumsi obat hipirtensi : Amplodipine Besylate
H. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Pengkajian pemenuhan kebutuhan dari oksigenasi, cairan dan elektrolit, Nutrisi,Eliminasi,Aktivitas,Personal Hygine,Rekreasi tidak
mengalami masalah hanya pada pengkajain istirahat dan tidur klien mengeluh sulit tidur klien hanya istirahat 3-4 jam sehari.

Pengkajian psikologis seperti persepsi klien,Konsep Diri,Emosi,Adaptasi, Mekanisme Pertahanan Diri : klien mengatakan memilih
tinggal di panti dikarenakan tidak ingin menjadi beban anaknya krena lansia sudah tidak berkerja dan memilii dana untk mecukupi
kebutuhan hidupnya, klien mengatakna menyesal dan tidak berguna, klien menceritakan smebari menangis, klien mampu
beradaptasi dengan lingkungan namaun klien lebih memeilih untuk membaca buku dikamar, mekanisme koping klien yaitu
Rasionalisasi

I. Pengakajain system : tidak ditemukan masalah


4.Pengkajian Spiritual
Klien beragama Hindu. Klien sembahyang 2 kali sehari di kamar . Klien juga sering berdoa
terutama mendoakan anaknya.
2. Prioritas Masalah Keperawatan
a. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Kronis berhubungan dengan ketidakefektifan koping individu ditandai
dengan Klien mengatakan tidak berguna dan merasa bersalah kepada anaknya karena semenjak ia bangkrut anaknya
yang menanggung semua kebutuhannya selain itu ia juga merasa bersalah kepada almarhum istrinya karena dulu
sering menghamburkan uang untuk kepentingan pribadinya. Hal tersebut telah dirasakan klien dari 5 tahun yang lalu
dan skala depresi klien : 20 (Depresi Berat)
b. b. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan factor psikologis (Depresi) ditandai dengan Klien hanya dapat tidur 3-4
jam karena susah memejamkan mata dan terkadang teringat dengan anaknya yang menderita akibat dirinya, klien
tampak lesu dan tampak adanya kantung mata.

3. Rencana Keperawatan Terlampir dihalaman 30-32

4. Implemetasi dan Evaluasi Terlampir dihalaman 33-38


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai